Вы находитесь на странице: 1из 31

METODE PELAKSANAAN

Bilamana kami selaku kontraktor penyedia jasa ditetapkan sebagai pemenang


pada kegiatan dan pekerjaan tersebut diatas maka kami akan menyiapkan
langkah kerja sebagai berikut :
a. mengurus administrasi pelelangan ( SPPBJ, SPMK, Kontrak )
b. setelah mendapatkan SPMK dan kontrak kita akan membuat surat
pemberitahuan akan dimulainya pekerjaan kepada instansi yang terkait
dengan kegiatan ini .
c. memotret lokasi calon gedung posisi 0 % dari depan,samping,belakang
d. menyiapkan peralatan yang dibutuhkan ( mobilisasi peralatan ) yaitu, alat
transportasi dan alat-alat untuk melaksanakan pekerjaan sesuai yang
dibutuhkan dan yang disyaratakan .
e. menyiapkan tenaga –tenaga kerja yang sudah ahli dibidangnya disesuaikan
dengan jumlah,dan kompetensinya
f. membuat rencana jadwal pelaksanaan dilapangan paling lambat 7 hari
setelah menerima SPMK
g. menugaskan Site Manager yang akan membawahi pelaksana lapangan dan
h. mempersiapkan dana yang cukup untuk pelaksanaan , sehingga pekerjaan
bisa berjalan lancar .
i. mempersiapkan buku harian proyek yang berisi buku informasi dan buku
komunikasi
j. membuat direksi keet dan brak untuk penyimpanan material
k. menyediakan PPPK di lokasi pekerjaan
l. memasang papan nama

URUTAN KERJA PELAKSANAAN :

Pengukuran/uitset/bouwplank ------ Masa waktu pembangunan/pelaksanaan -


------ finishing ------ bangunan baru ------ diserahkan proyek
Evaluasi/(BA.serah terima I ) ------ Masa pemeliharaan kalender ----Evaluasi ke
II ( BA serah terima ke II ) ------ diserahkan kepada pemberi tugas

Setelah kami pelajari dari dokumen Gambar Kerja maka kami dapat
menyimpulkan bahwa Kegiatan-kegiatan pekerjaan dalam proyek ini terbagi
dalam beberapa kelompok bangunan dan kelompok pekerjaan seperti tersebut
dibawah ini

A. REHABILITASI GEDUNG TERMINAL LAMA (72 M2)


a. pekerjaan persiapan
b. pekerjaan dinding
c. pekerjaan lantai
d. pekerjaan atap
e. pekerjaan plafond
f. pekerjaan pengecatan
g. pekerjaan pintu
h. pekerjaan instalasi

B. REHABILITASI GEDUNG BENGKEL/AAB


a. pekerjaan lantai
b. pekerjaan atap
c. pekerjaan plafond
d. pekerjaan pengecatan

C. REHABILITASI GEDUNG KANTOR


a. pekerjaan lantai
b. pekerjaan plafond
c. pekerjaan pintu
d. pekerjaan pengecatan

D. GEDUNG PKP-PK LAMA


a. pekerjaan dinding
b. pekerjaan lantai
c. pekerjaan plafond
d. pekerjaan pintu
e. pekerjaan pengecatan
WORK FLOW PELAKSANAAN PEKERJAAN
Secara garis besar alur kerja dari kegiatan-kegiatan utama dari setiap
kelompok bangunan dapat digambarkan dengan diagram dibawah ini :

SPMK

Pekerjaan
Persiapan

Pekerjaan
Pengukuran

Pekerjaan
Tanah

Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan


Pasangan Beton Atap

Pekerjaan Pekerjaan
Plesteran Plafond

Pekerjaan
Pintu / Jendela

Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan


Lantai/Dinding Sanitasi/Utilitas Mekanikal/Elektrik
al

Pekerjaan
Pengecatan

Serah Terima/FHO

Dimana dalam pelaksanaan pekerjaan untuk setiap kelompok bangunan


sedikit berbeda kondisinya maka akan disesuaian langkah kerjanya,misalnya
untuk Kelompok GEDUNG UTAMA ( DUA LANTAI ) dengan Kelompok
Bangunan CANOPY, SERTA sanagt berbeda dengan kelompok kegiatan REHAB
RUANG AULA,dermikian juga akan berbeda dengan Bangunan REHAB ATAP
DAN PLAFOND 4 BANGUNAN LAMA karena Untuk Kelompok GEDUNG UTAMA
( DUA LANTAI ) kelompok ini adalah bangunan 2 (dua) lantai apalagi bahwa
pekerjaan ini adalah pekerjaan Rehab Berat maka kegiatan pekerjaan akan
sangat bergantung dengan kondisi yang ada pada bangunan tersebut.

Dalam pelaksanaan pekerjaan nanti kami akan sangat berhati-hati dalam


penanganannya.karena secara arsitektur bangunan ini adalah bangunan
dengan arsitektur tradisonal
Hal – hal diatas merupakan strategi dan pelaksanaan yang pada garis besarnya
merupakan upaya mencapai suatu hasil kerja yang berkwalitas ,yang dapat
diandalkan serta optimal dalam hasil yang berkwalitas yang baik pada
umumnya termaksud dalam Rencana Kerja dan syarat – syarat (RKS )
,Bestek,dan dikuatkan dengan berita acara Risalah Penjelasan Pekerjaan (
Aanvoelling ) yang dinyatakan dengan gambar rencana pelaksanaan dimana
kedua nya merupakan tujuan yang diinginkan oleh pihak penyelenggara
pekerjaan .

Dokumen –dokumen tersebut merupakan cerminan dari apa yang dikehendaki


pihak penyelenggara pekerjaan dan pengguna ( user ) dimana pihak –pihak
tersebut dalam mengelola dimasa yang akan datang . Spesifikasi –spesifikasi
yang tertuang dalam dokumen –dokumen tersebut merupakan bagian
pedoman pelaksanaan yang menentukan pada tiap pelaksanaan dan gerak
langkah pelaksanaan proyek . Tujuan akhir yang akan dicapai adalah
pekerjaan yang berhasil guna dan berdaya guna serta hal tersebut tidak
mungkin dicapai dengan sejalan dengan sistim pengerjaan dan dapat sesuai
apa yang dikehendaki user melalui konsultan pengawas dan konsultan
perencana tanpa adanya kerjasama antara kontraktor dan penyelanggara
pekerjaan . kerja sama disini adalah yang bersifat koordinatif .
BAGIAN II
FAKTOR – FAKTOR KORELATIF

Dalam melaksanakan pekerjaan yang berhasil perlu diperhatikan faktor –


faktor yang berlokasi didalamnya yaitu :
1. Faktor yang dapat dikendalikan ( Contractor factor )
2. Faktor yang tidak dapat dikendalikan ( Uncontrafabel factor )
Faktor tersebut sangat perlu diperhatikan untuk pekerjaan agar dapat berhasil
harus didukung beberapa hal antara lain :

A. Faktor tenaga kerja


B. Faktor bahan
C. Faktor peralatan
D. Faktor kelancaran pembiayaan
E. Faktor perencanaan pekerjaan
F. Faktor pengawasan kerja

A. Faktor Tenaga Kerja


Penanganan sumber daya manusia dari tenaga kasar (pekerja) sampai
tenaga teknik merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ,karena hal tersebut merupakan bagian integral dari jalannya
kegiatan secara keseluruhan , tanpa terkecuali. Keberhasilan suatu
pekerjaan ditentukan juga oleh factor tenaga kerja yang professional
dan penempatannya yang sesuai dengan keahliannya . Selain hal
tersebut diatas hal juga penting diperhatikan adalah kreatifutas dan
respon dari tenaga kerja dalam menerima dan melaksankan perintah
yang diberikan dan lini komando diatasnya sehingga dapat menjadi
tumpuan aliran garis perintah bisa berjalan dengan baik . Mandor (
foreman ) sangat berpengaruh dalam pelaksanaan manajemen tenaga
kerja , terutama dengan pelaksanaan berhubungan dengan mengatur
tenaga kerja berkeahlian ( skilled labour ) .dan pelaksanaan manajemen
tenaga kerja kasar ( unskilled labour , mandor bertindak sebagai
pelaksana manajemen tenaga kerja secara langsung , maka diperlukan
mandor yang cakap yang melaksanakan pengaturan tenaga kerja dengan
baik . Untuk itu masalah teknik diperlukan tenaga kerja yang memiliki
keahlian teknik (engineering) .

Komunikasi yang bersifat konsolidatif juga diperlukan seorang mandor


dalam menyelesaikan masalah teknik .Secara keseluruhan dapat digaris
bawahi selain memiliki tenaga ahli yang cukup juga diperlukan pengatur
tenaga kerja yang menguasai manajemen tenaga kerja sehingga memiliki
kemampuan berkomunikasi dan membaca segala macam gambar yang
bersifat teknik .

B. Faktor bahan
Bahan sebagai obyek kerja sangat berperan penting dalam melaksanakan
pekerjaan spesifikasi yang diinginkan tidak akan tercapai walaupun
sudah menggunakan tenaga ahli tanpa didukung bahan yang
berkwalitas. Pemilihan bahan yang tepat dan sesuai RKS memiliki
berbagai keuntungan karena dengan menggunakan bahan yang tepat
akan menghemat kerja yang tidak diinginkan seperti pembongkaran
pekerjaan karena tidak sesuai dengan spesifikasi atau pembuangan
bahan itu sendiri Sehingga dapat juga menyebabkan devisa hitungan
konstruksi yang dihitung oleh konsultan manajemen konstruksi .
Bagan pelaksanaan pengaturan dilakukan berdasarkan suatu alur yang
berhubungan dengan garis besar pelaksanaan secara mendasar adalah
sebagai berikut :
1. Pemilihan bahan dasar
2. Pengelolaan awal bahan digudang atau workshop
3. Quality control checking / pengawasan mutu bahan telah diproses .
4. Pengiriman delivery
5. Pengecekan dilokasi / Cros chek setelah sampai dilokasi.

C. Faktor peralatan
Peralatan sangat diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan, hal ini
berhubungan dengan optimalisasi tenaga kerja dan bahan , dengan
peralatan yang memadai,bahan yang terbuang akan berkurang,ketepatan
waktu pelaksanaan akan dapat ditingkatkan,hemat tenaga kerja dan
keselamatan kerja terjamin. Penggunaan peralatan cukup berpengaruh
dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga efektifitas alur kerja dapat
dijaga dengan baik ( efisien ) Mobilisasi peralatan baik yang menyewa
atau milik sendiri dilakukan dengan perencanaan yang baik, sehingga
pada saat mulai pelaksanaan sudah siap dilokasi.

D. Faktor pembiayaan
Untuk keberhasilan pekerjaan tidak terlepas dari keuangan maka kita
harus menyusun rencana keuangan dengan baik . Rencana disini sangat
berhubungan dengan cash flow yang baik dengan aliran keuangan yang
baik selain mendukung kerja secara keseluruhan . Sumber dana yang
bisa digunakan selain modal sendiri juga pinjaman dari perbankan dan
uang muka pekerjaan .

Pekerjaan Persiapan
Yang termasuk pekerjaan pendahuluan yaitu :
 Uitzet/Bouwplank
 Dokumentasi dan Administrasi
 Papan Nama Proyek
 Bongkar bangunan lama dan pembersihan

Kerja yang baik tidak akan terlepas dari perencanaan yang baik, dan
perencanaan yang baik tentunya akan memperhatikan faktor yang
dikendalikan dalam perencanaan .
Pelaksanaan pekerjaan bisa baik dan tertata tidak lepas dari keterlibatan
pekerjaan persiapan, dimana pekerjaan persiapan merupakan fondamen untuk
pekerjaan selanjutnya dengan pelaksanaan persiapan pekerjaan yang baik
merupakan kelancaran pekerjaan selanjutnya. Selain hal tersebut selaku
pemborong juga melaksanakan kegiatan-kegiatan pendukung yang tetap harus
dilakukan unt6uk kemajuan pekerjan,yaitu pekerja-pekerjan tersebut di bawah
ini ,yaitu :

Inventarisasi bahan
Bahan yang akan digunakan dihitung dan direkapitulasi dalam satu lembar
yang memuat seluruh kebutuhan bahan yang akan digunakan . Bahan yang
diinventirisasi tersebut kemudian dipilah – pilah menjadi bagian – bagian
tertentu yang akan dimasukan dalam antrian pembelian . antrian pembelian ini
akan menjadi dasar dalam pelaksanaan pembelian yang nantinya akan
digunakan pedoman oleh bagian logistik .

Pengadaan Bahan
Setelah tersusun antrian pembelian , maka dilanjutkan dengan realisasi
pembelian , dasar dari pembelian ini diperoleh antrian pembelian. Pembelian
ini disesuaikan dengan waktu dan kebutuhan. Pembelian disesuaikan dengan
waktu yang tepat sehingga alur pembayaran dapat sesuai dan tidak diperlukan
biaya penggudangan dan biaya yang dikeluarkan karena pembelian barang
yang tertunda ( Capital gain loss ) .

Pembuatan los kerja /brak


Los kerja ini selain digunakan untuk menempatkan gambar kerja juga
dilakukan untuk melakukan pengamanan bahan yang terpaksa harus
diletakkan di lokasi pekerjaan, untuk efisiensi pengangkutan setempat .

Faktor Pengawasan Kerja


Agar hasil kerja dapat mencapai sasaran yang lebih optimal , maka dilakukan
monitoring secara ketat sehingga setiap hambatan yang muncul dilapangan
segera dapat diatasi dan tidak mengganggu tahapan pekerjaan berikutnya.

Pengawasan kerja disini menyangkut :


 Sistim penggunaan tenaga kerja
 Sistim penggunaan peralatan kerja
 Sistim pengiriman bahan material
 Sistim pelaksanaan / teknik kerja setiap komponen pekerjaan
 Pengendalian pekerjaan agar sesuai dengan ketentuan yang telah
digariskan dalam dokumen pelaksanaan
 Pengendalian terhadap K3
 Pengendalian waktu pelaksanaan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


( K3 )

Dalam pelaksanaan kegiatan ini kami sebagai pemborong juga akan


mengimplentasikan program Kesehatan dan keselamatan kerja apabila
ditunjuk sebagai Pemenang dari kegiatan ini.Dalam kegiatan ini kami akan
melaksanakan /menerapkan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (
K3 ) di lapangan dari awal dimulainya kegiatan sampai dengan Penyerahan
Pekerjaan,dari proses
1) Perencanaan
Yang berisi Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya
2) Pemenuhan perundang-undangan dan persayartan lainnya,daftar
perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan
dipenuhi dalam melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :
a) Undang-undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b) Undang-undang No 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
c) Peraturan Menteri PU No 09/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) Konstruksi
Bidang PU
3) Sasaran K3 dan Program K3
Sasaran K3
a) Tidak ada kecelakaan yang berdampak korban jiwa ( Zero Fatal Accident )
b) Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80 %,
c) Semua pekerja wajib menggunakan APD yang sesuia dengan bahaya dan resiko
pada setiap pekerjaannya masing-masing

Program K3
d) Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 ( APD,
Rambu-rambu,,spanduk,poster,pagar pengaman,dsb ) secara konsisten
e) Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan tata cara kerja
berbahaya
f) Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

Organisasi K3
Dalam pelaksanaan penerapan Manajemen K3 perlu ditempatkan tenaga kerja
/petugas K3 ( penanggung jawab K3 )

Penanggung Jawab K3

Emergency/Kedaruratan P3K Kebakaran

BAGIAN III
ADMINISTRASI PROYEK

Guna mendukung kelancaran pekerjaan dilapangan perlu dipersiapkan


administrasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain :

 Dokumen pelaksanaan ,Gambar kerja,RKS dan Anvulling


 Tata laksana / Time Schedule
 Buku Tamu
 Buku informasi dan komunikasi
 Buku catatan khusus
 Buku blanko pelaporan /ijin

Buku – buku tersebut selain digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan


juga dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi antara unsur-unsur
pembangunan maupun pihak –pihak terkait . Buku – buku tersebut disimpan
dalam kantor kerja lapangan / brak kerja yang dilengkapi peralatan
pendukung .

BAGIAN IV
TEAM KERJA KONTRAKTOR

Sebagaimana kita ketahui bersama salah satu keberhasilan suatu pekerjaan


sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang disiapkan untuk
melaksanakan pekerjaan dimaksud.Tenaga pelaksana yang terlibat dalam
kegiatan pembangunan ini sendiri dari berbagai personil yang tergabung
dalam satu team work dengan tugas dan tanggungjawab sesuai posisi jabatan
dari masing – masing personil yang terlibat.
METODE PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
SETIAP TAHAP PEKERJAAN

Disini akan dijelaskan tentang pelaksanaan pekerjaan baik dari sisi teknis baik
dari lingkup pekerjaan,syarat khusus dan syarat umum, standart material
material dan persyaratan pekerjaan,pelaksanaan pekerjaan serta methoda
pelaksanaannya yang dimulai dengan pekerjaan persiapan dan dilanjutkan
dengan dengan pekerjaan berikutnya ( yang menggambarkan secara umum
urutan-urutan setiap pekerjaan dalam suatu pekerjaan konstruksi bangunan
,tetapi seperti disebutkan di atas tabel 01 bahwa kegiatan ini terbagi dalam
kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan lokasi seperti tabel tersebut
,yang mana setiap kegiatan akan sedikit banyak terdapat perbedaan item
pekerjaan, namun secara garis besar masih bisa digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan item pekerjaan,dan kondisi
masing-masing kelompok bangunan tersebut) yaitu meliputi :

PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan secara kelompok masuk dalam kelompok kegiatan
Rehab,Bangunan Induk,tetapi pada prakteknya dilapangan untuk mengatur
semua kelompok-kelompok kegiatan bangunan,seperti pekerjaan
pengukuran,listrik dan air kerja,pembongkaran atap/plafond dan pembuangan
puing bekas bongkaran,serta pekerjaan pembersihan lokasi.
Pekerjaan persiapan merupakan langkah awal keberhasilan suatu proyek,
dalam tahap persiapan sangat berpengaruh langsung pada pelaksanaan
proyek selanjutnya dikarenakan dalam proses persiapan ini menunjukan
kesiapan dan kemampuan suatu perusahaan dalam pengelolaan
proyek.Tahapan persiapan terbagi menjadi 3 bagian utama meliputi hal hal
dibawah ini.

PEKERJAAN PENGUKURAN
Mengingat bahwa proyek ini merupakan rekondisi khususnya di
pekejaan BANGUNAN 2 ( DUA ) LANTAI yang merupakan langkah awal
untuk menentukan titik – titik kolom yang mana merupakan daya dukung
suatu bangunan yang dalam implementasinya perlu akurasi dalam pengukuran
dan kecermatan dalam menentukan koordinat dan elevasi menjadi patokan
dalam keberhasilan pembangunan proyek ini, bila terjadi perbedaan antara
gambar dan pelaksanaan di lapangan maka akan segera didiskusikan
dengan pengawas lapangan ,perencana dan user untuk diambil keputusan yang
tepat.

PENGADAAN DAN MOBILISASI


Tahap awal untuk proyek dapat terlaksana tentunya elemen-elemen
pelaksanaan harus diadakan dan siap untuk bekerja. Tahapan ini termasuk
dengan serah terima lapangan dengan pemilik pekerjaan, perijinan dan
mobilisasi sumber daya. Di tahapan ini jadwal mobilisasi sudah harus fix dan
menjadi pegangan pelaksana proyek.Penyusunan Sumber Daya Manusia (SDM)
/ Organisasi Project adalah point interest dalam pekerjaan ini menyangkut
strategi eksekusi dan planning yang akan dituangkan kedalam Schedulle
Lapangan dengan mengacu kepada Schedulle Master .
Pekerjaan sudah terencana dan bisa diminimalisir kesalahan yang akan terjadi
baik dari segi biaya ataupun jadwal/waktu pelaksanaan.Akses mobilisasi
material yang dibutuhkan perlu strategi jelas dan keputusan yang tepat, dalam
pelaksanaan ini yaitu mengingat kondisi waktu yang sangat terbatas pekerjaan
di atas yaitu dengan waktu 4 bulan ( seratus dua puluh ) hari kalender, hal ini
perlu perhatian yang serius kapan harus mulai ditentukan mobilitasnya
sehingga tiba di site sesuai dengan schedulle yang telah direncanakan (lihat
dalam subpenjelasan masing-masing pekerjaan dalam metode kerja ini) Aspek
tahapan ini sangat berpengaruh terhadap kesinambungan pekerjaan
kedepannya karena menunjukan kesiapan dari semua unsur yang terkait
seperti Owner, Konsultan Pengawas dan Kontraktor

FASILITAS PENUNJANG PROYEK


Fasilitas yang akan diadakan sebagai sarana penunjang operasional akan
mencakup dan tidak terbatas pada hal dibawah ini :
1. Direksi Keet sebagai kantor lapangan diperlukan untuk pengawasan dan
site office dan meeting koordinasi yang rutin setiap minggu ataupun
setiap bulannya. Direksi keet diperlukan dengan luasan minimum 4 m x
8 m ditunjang dengan sarana kursi dan meja dan buku tamu sebagai
korespendensi di lapangan dalam menunjang kegiatan sehari-hari.
2. Fasilitas penyimpanan material dan workshop adalah penunjang project
untukmengamankan peralatan kerja dari cuaca maka workshop minimum
keperluan gudang sekitar 12 M2 dengan lahan untuk material curah
ditempatkan sekitar bangunan yang tidak mengganggu akses mobilitas itu
sendiri selain itu gudang / workshop harus dibuat sedemikian rupa tidak
terganggu oleh cuaca dan aman terhadap bahaya-bahaya lainnya yang akan
terjadi. Persiapan terpal harus terencana mengingat akan memasuki
musim penghujan nantinya.
3. Sarana Air bersih dan drainase serta penerangan kerja diperlukan untuk
mengantisipasi pekerjaan malam bila diperlukan dan penerangan
keseharian yang diperlukan. Unsur lain yang perlu diperhatikan adalah
penyediaan sarana pekerjaan yang berupa fasilitas penerangan dan
penyediaan air kerja /bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan
serta
4. Membuat jalan masuk yang mampu dan layak untuk keluar masuknya
angkutan material.
5. Keamanan sangat diperlukan mengingat lahan yang luas dan terbuka akan
memudahkan hal-hal yang tidak terduga bisa terjadi. Perlunya koordinasi
dengan pihak berwenang dan wargasetempat sangat dibutuhkan
6. Administrasi dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan harian mingguan
dan bulanan.
7. Pengamanan lokasi kerja dan bangunan yang ada dekat lokasi dari
kerusakan akibat pembangunan, menentukan dan menetapkan tempat
yang cocok dan memungkinkan untuk meletakan dan menyimpan barang
material .

8. Pembersihan lahan tidak semata-mata menghilangkan ganguan-gangguan


fisik areal seperti akar pohon atau batu-batu besar atau bangunan lama
saja tetapi lebih mendalam lagi adalah tanah jelek .Secara teknis tanah
jelek harus dibuang keluar karena akan mempengaruhi daya dukung tanah
untuk pondasi. Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal
pekerjaan saja tetapi secara berkala dan menjadi kegiatan rutinitas proyek
itu sendiri. Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara
baik puing atau sampah sangat diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan
proyek tidak terganggu oleh penumpukan-penumpukan yang tidak
beraturan .
9. Pembentukan kondisi lahan / Elevasi Bangunan perlu disepakati di awal
project karena pertimbangan lokasi perencanaan yang sudah ada sehingga
bangunan tidak tinggi sebelah atau t idak sinkron serta tidak terjadi jalan
lebih tinggi dari bangunan.
10. Implementasi dari prinsip keamanan, dan kesehatan kerja secara maksimal
diterapkan dalam kegiatan ini,dengan mencoba membuat Pra RK3K yang
secara maksimal akan mengimplementasikan metode yang memenuhi
persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaannya.

Pekerjaan persiapan ini merupakan langkah awal dalam pelaksanan


pembangunan ini ini yang merupakan penyediaan penyiapan lapangan
/lokasi kerja yang baik dan siap dibangun. Sebelum memulai suatu pekerjaan
yang ada, pertama yang dilakukan adalah pengecekan lokasi untuk mengetahui
kondisi lapangan secara detail, guna menentukan langkah – langkah kerja yang
berkaitan dengan pelaksanaan proyek, baik menyewa maupun milik sendiri .
Persiapan lapangan yaitu kegiatan yang mendukung kelancaran pekerjaan
tersebut antara lain
Termasuk pekerjaan persiapan disini adalah

 Pengukuran atau Uitzet/Bouwplank


 Dokumentasi dan administrasi
 Papan Nama Proyek
 Bongkar bangunan lama dan pembersihan
Jumlah waktu yang kita alokasikan untuk melaksanakan pekerjaan ini selama
1 minggu atau 6 hari kalender hari dimulai pada minggu 1 ,dengan rincian
a. Uitzet dan Bouwplank,dikerjakan pada Minggu I dengan waktu
pelaksanaan 6 hari
b. Membersihkan lokasi dilakukan pada Minggu I selama 4 hari
c. Papan Nama Pekerjaan,dikerjakan pada Minggu I dengan waktu
pelaksanaan 1 hari
d. Pembuatan Direksi Keet dan Brak Kerja dilakukan selama 4 hari dan
dilakukan pada minggu I
e. Listrik dan Air Kerja dilaksanakan setiap saat sepanjang waktu
pelaksanaan proyek.
f. Bongkaran bangunan lama akan dikerjakan pada minggu II s.d Minggu
ke III dan pembersihan akan dilakukan pada akan dilakukan secara
periodek disesuaikan dengan kondisi lapangan

PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan tanah dan pasir meliputi pekerjaan galian tanah,pekerjaan
urugan tanah kembali bekas galian,dan pekerjaan urugan pasir, yang
ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi proyek siap untuk
pekerjaan selanjutnya ( Sesuai dengan yang tertera dalam BOQ dan
Gambar Kerja )

2. Pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana pekerjaan
tanah,pasir dan galian tanah yang menjelaskan bagian-bagian bangunan
yang akan digali,diberi urugan dan sebagainya, alat-alat yang digunakan,
lokasi penimbunan material galian dan waktu pembongkaran, serta
rencana antisipasi terhadap resiko yang timbul dari pekerjaan
pembongkaran ini.

3. Penimbunan Bekas Galian.


Penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana penempatan
sementara bekas galian rencana antisipasi terhadap resiko yang timbul
dari pekerjaan penimbunan bekas galian ini.serta merencanakan
pembuangan bekas galian dimana akan diatur waktu pelaksanaan,dan
penyediaan alat angkut yang memadai.

4. Pembuangan Bekas Galian.Keluar Lokasi


Penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana dan pelaksanaan
pekerjaan pembuangan bekas galiann,serta rencana antisipasi terhadap
resiko yang timbul dari pekerjaan pembuangan bongkaran ini.serta
merencanakan pembuangan bekas bongkaran dimana akan diatur waktu
pelaksanaan,dan penyediaan alat angkut transportasi yang memadai.
5. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan Galian tanah dll Dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis
dengan mengacu pada gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil
pekerjaan yang baik yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu
tepat biaya, dimana dalam pengerjaannya berdasarkan urutan-urutan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan urutan-urutan di bawah ini
yaitu :
i. Galian tanah biasa,dilakukan setelah proses pengukuran ( uitzet /
Bouwplank ) dan pembersihan lokasi selsai dilakukan
ii. Urugan Pasir Bawah Pondasi dilakukan setelah pekerjaan galian
selesai dilakukan dan dihaluskan sesuai dengan ukuran dan
dimensinya penampang dan kedalamannya dan disesuaikan
dengan gambar kerja maka segera pekerjaan urugan pasir
dilakukan dengan rata dengan ketebalan yang sama dan sesuai
dengan gambar kerja.
iii. Urugan tanah kembali dilakukan setelah pekerjaan pondasi batu
kali, selesai dikerjakan dan siap untuk dilakukan pengurugan
tanpa mengganggu kekuatn pondasi secara struktur.

b. Untuk pekerjaan tanah peralatan yang diperlukan adalah alat


angkut,transportasi,gerobak,keseran,stamper,cangkul,sekop ,dll
c. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
sesuai dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta
dipersiapkan pula alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi
adanya resiko dari pekerjaan ini.
d. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.

PEKERJAAN BONGKARAN

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan bongkaran meliputi pekerjaan bongkaran yang ditunjukkan
pada gambar rencana hingga lokasi proyek siap untuk pekerjaan
selanjutnya ( Sesuai dengan yang tertera dalam BOQ dan Gambar Kerja )

2. Pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana pekerjaan
bongkaran yang menjelaskan bagian-bagian bangunan yang akan
dibongkar, alat-alat yang digunakan, lokasi penimbunan material bekas
bongkaran dan waktu pembongkaran, serta rencana antisipasi terhadap
resiko yang timbul dari pekerjaan pembongkaran ini.

3. Penimbunan Bekas Bongkaran.


Penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana penempatan
sementara bekas bongkaran rencana antisipasi terhadap resiko yang
timbul dari pekerjaan penimbunan bekas bongkaran ini.serta
merencanakan pembuangan bekas bongkaran dimana akan diatur waktu
pelaksanaan,dan penyediaan alat angkut yang memadai.

4. Pembuangan Bekas Bongkaran.Keluar Lokasi


Penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana dan pelaksanaan
pekerjaan pembuangan bekas bongkaran,serta rencana antisipasi
terhadap resiko yang timbul dari pekerjaan pembuangan bongkaran
ini.serta merencanakan pembuangan bekas bongkaran dimana akan
diatur waktu pelaksanaan,dan penyediaan alat angkut transportasi yang
memadai.

5. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan bongkaran dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis dengan
mengacu pada gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil
pekerjaan yang baik yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu
tepat biaya, dimana dalam pengerjaannya berdasarkan urutan-urutan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan urutan-urutan di bawah ini
yaitu :
i. Bongkaran banguan yang siap untuk dilaksanakan pekerjaan
berikutnya sepeti yang tertuang dalam gambar kerja dilakukan
pada lokasi yang terdapat pekerjaan tersebut dimana setiap lokasi
kelompok bangunan terdapat sedikit perbedaan
ii. Pekerjaan bongkaran dilakukan setelah dilakukan pencermatan
dokumen ,dimana saja dan komponen apa saja yang harus
dibongkar
b. Untuk pekerjaan bongkaran peralatan yang diperlukan adalah alat
angkut,transportasi,gerobak/keseran,bodem,linggis,sekop
,schafolding dll
c. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
sesuai dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta
dipersiapkan pula alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi
adanya resiko dari pekerjaan ini.
d. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.

6. Analis Teknis
Untuk menggambarkan bagaimana merencanakan waktu pelaksanaan (
dihitung dari time schedulle secara proporsioanl ) dan mendapatkan
jumlah kebutuhan akan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan
maka secara garis besar dapat diperoleh angka-angka sebagai berikut,
untuk analisa –analisa untuk penghitungan di dapat dari SNI masing-
masing pekerjaan

PEKERJAAN PONDASI,PASANGAN DAN PLESTERAN

1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Pondasi,pasangan bata dan plesteran adalah pekerjaan
seperti ditunjukkan gambar rencana yang berfungsi sebagai
pondasi,dinding penguat hingga terbentuk pasangan bata yang
sempurna untuk difinishing lebih lanjut, juga meliputi pekerjaan
pasangan bata yang lain seperti yang ditunjukkan pada gambar
rencana.serta pekerjaan plesteran berupa pekerjaan plesteran.
,sponengan , acian yang disebutkan dalam dokumen .

2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata
dan Plasteran). Atau Produk lokal yang telah memenuhi standar uji
material.
b. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plasteran
Dinding).
c. SNI 03-6387-2000 (Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan
Bangunan)
d. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)).
e. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan
Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen)
3. Pelaksanaan pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pasangan
bata meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan, di
sertai gambar shop drawing.
b. Penyedia Jasa konstruksi harus memeriksa detil-detil gambar,
ketinggian pasangan, dikoordinasikan dengan gambar pekerjaan–
pekerjaan ME dan finishing.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus jelas terlebih dahulu
mengenai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan:
 Tinggi dan lebar pasangan.
 Perkuatan tambahan pasangan
4. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan pasangan Dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis dengan
mengacu pada gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil
pekerjaan yang baik yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu
tepat biaya, , dimana dalam pengerjaannya berdasarkan urutan-
urutan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan urutan-urutan di bawah
ini yaitu :
i. Pekerjaan pondasi memanjang dilakukan setelah urugan pasir
dibawahnya selesai dilakukan,dan diurug lagi,
ii. Pas.bata ½ bt dikerjakan setelah pekerjaan pondasi dan sloof
selesai dilakukan serta urugan tanah kembali pada galian pondasi
selesai dilakukan,
iii. Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan pasangan bata
merah ½ bt selesai dilakukan pada segmen2 tertentu,tidak perlu
menunggu seluruh pasangan bata selesai semua,untuk
mengefektifkan waktu pelaksanaannya ( simultan ).tetapi
pekerjaan plesteran ini harus dikerjakan setelah penutup atap
selesai dikerjakan.
iv. Pekerjaan plesteran beton dilakukan setelah pelaksanaan
pekerjaan beton selesai dilakukan.
v. Pekerjaan acian dan sponengan dikerjakan setelah pekerjaan
plesteran jadi sempurna tanpa ada yang berlobang / retak,dan
tidak lurus,bergelombng.

a. Untuk pekerjaan pasangan,plesteran,sponengan,dan,acian peralatan


yang diperlukan adalah alat angkut, transportasi, gerobak, keseran,
stamper,cangkul,sekop ,dll .
b. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
sesuai dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta
dipersiapkan pula alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi
adanya resiko dari pekerjaan ini.
c. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.

5. Analis Teknis
Untuk menggambarkan bagaimana merencanakan waktu pelaksanaan (
dihitung dari time schedulle secara proporsioanl ) dan mendapatkan
jumlah kebutuhan akan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan
maka secara garis besar dapat diperoleh angka-angka sebagai berikut,
untuk analisa –analisa untuk penghitungan di dapat dari SNI masing-
masing pekerjaan

1. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan beton Dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis dengan mengacu
pada gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil pekerjaan yang
baik yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu tepat biaya, ,
dimana dalam pengerjaannya berdasarkan urutan-urutan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan urutan-urutan di bawah ini yaitu :
i. Pekerjaan beton Sloof Beton dilakukan setelah pekerjaan pondasi
memanjang 1:5 di bawah sloof selesai dilakukan dan setelah
urugan pasir dibawahnya selesai dilakukan
ii. Pekerjaan beton Kolom Beton dilakukan setelah pekerjaan sloof
selesai dikerjakan baik penulangan,bekesting,dan pengecorannya
dilakukan, dan pekerjaan ponadsi memanjang bawah sloof selesai
dilakukan
iii. Pekerjaan beton Balok Lantai dan Plat Lantai/Plat Tangga
dilakukan setelah pekerjaan Kolom Beton selesai dikerjakan baik
penulangan,bekesting,dan pengecorannya dilakukan, dengan
ketinggian 50 cm dibawah elevasi ketinggian yang direncanakan
dalam gambar kerja.. dan setelah selesai dicheck tentang ukuran
dimensi dan jumlahnya dan cara-caranya maka dapat dilakukan
dengan proses pengecoran.
iv. Pekerjaan perawatan beton dilakukan sesuai SNI tentang
Perawatan Beton
v. Pekerjaan pembongkaran bekesting dilakukan sesuai SNI tentang
pembongkaran bekesting beton

b. Untuk pekerjaan beton peralatan yang diperlukan adalah alat


angkut,transportasi,gerobak,keseran,concrete mixer ( molen)
,vibrator,cangkul,sekop ,dll sedangkan untuk pekerjaan besketing
menggunakan alat-alat trukang kayu seperti gergaji,palu,linggis,dll
Untuk mengefektifkan waktu pelaksanaan pekerjaan pengecoran
beton bisa dilaksanakan dengan penggunaan Concrete Mixer ( Molen )
sejauh dapat diterima dan bisa menghasilkan mutu beton sesuai yang
dipersyaratkan.
c. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
sesuai dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta
dipersiapkan pula alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi
adanya resiko dari pekerjaan ini.
d. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.

2. Analis Teknis
Untuk menggambarkan bagaimana merencanakan waktu pelaksanaan (
dihitung dari time schedulle secara proporsioanl ) dan mendapatkan
jumlah kebutuhan akan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan
maka secara garis besar dapat diperoleh angka-angka sebagai berikut,
untuk analisa –analisa untuk penghitungan di dapat dari SNI masing-
masing pekerjaan

PEKERJAAN FINISHING LANTAI DAN DINDING


1. Lingkup kerja :
Pekerjaan Finishing Lantai dan Dinding meliputi pekerjaan pemasangan
keramik pada lantai, dan dinding sesuai dengan gambar rencana.
2. Material :
Ubin dan Keramik yang akan digunakan disesuaikan dengan
Gambar,RKS dan RAB , dan warna ditentukan kemudian, serta ukuran
lain sesuai RKS untuk ruang2 dan bagian2 yang lain semua
menggunakan merk sekualitas yang sudah dipersyaratkan dalam RKS
3. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan keramik
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan
disertai gambar shop drawing.
b. Ubin/Keramik yang masuk ke lokasi harus diseleksi, agar sesuai
dengan ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan. Dus
keramik harus dalam keadaan tersegel dengan spesifikasi yang
ditentukan. Warna, ukuran, tekstur, dan bentuk harus seragam .
Keramik yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak boleh dipasang.
c. Pemasangan ubin/keramik boleh dilakukan bila Instalasi M&E pada
lantai sudah selesai.
d. Untuk keramik jenis acian semen, keramik harus direndam air
hingga jenuh air terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk keramik
jenis addesive keramik , keramik tidak boleh direndam air.
e. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level
yang tercantum pada gambar adalah level finish lantai, karenanya
screeding dasar harus diatur hingga memungkinkan pada keramik
dengan ketebalan yang berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
f. Header/kepalaan ubin/keramik harus dibuat pada dua arah dengan
bantuan teodolit
g. Lantai harus benar-benar terpasang rata, baik yang ditentukan datar
maupun yang ditentukan mempunyai kemiringan.
h. Pemotongan ubin/keramik harus menggunakan alat yang sesuai agar
menghasilkan hasil potongan yang rata, tidak bergerigi.
i. Ubin/Keramik harus dilindungi dari pergerakan selama 48 jam
setelah pemasangan dengan menempatkan rambu atau tanda.
j. Pasangann ubin/ keramik harus diperiksa jarak dan kelurusan nat-
nya, tidak kosong aciannya, tidak retak dan gores, beda tinggi
keramik (plint) maksimal 1 mm.
k. Ubin/Keramik boleh di-grouting atau kolot setelah berumur 24 jam.
Warna grouting harus seragam, halus dan tanpa celah, bila perlu
gunakan alat bantu untuk meratakan grouting. Tepi dinding diberi
sealant atau dibiarkan saja tanpa grouting untuk ruang muai-susut.

4. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan pasangan lantai dan dinding dikerjakan sesuai Spesifikasi
teknis dengan mengacu pada gambar pelaksanaan dengan tolok ukur
hasil pekerjaan yang baik yang memenuhi azas tepat waktu,tepat
mutu tepat biaya, , dimana dalam pengerjaannya berdasarkan urutan-
urutan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan urutan-urutan di bawah
ini yaitu :
i. Pekerjaan lantai keramik dilakukan setelah pekerjaan pasangan
bata dikerjakan,plestera,dan acian dilakukan ,untuk pekerjaan ini
kegiatan pengukuran selalu dilakukan.termasuk disini adalah
pekerjaan lantai keramik20x20 untuk km/wc,pekerjaan-pekerjaan
keramik ini termasuk didalamnya pelaksanaan penambahan kolotan
pada nat-nat keramik.
ii. Untuk keramik dinding dilakukan setelah dinding lokasi km/wc
selesai dilakukan serta pekerjaan pembongkaran dinding /
plesteran lama atau perbaikan plesteran pasangan bata lokasi
sekitar km/wc selesai dilakukan.untuk acian diatas dinding keramik
bisa dilakukan setelah pekerjaan dinding keramik selesai ,tetapi
untu mengamankan pekerjaan keramik dinding harus diberi
pengaman agar pekerjaan acian tidak merusak atau mengotori
dinding keramik. pekerjaan keramik ini termasuk didalamnya
adalah pelaksanaan penambahan kolotan pada nat-nat keramik.
iii. Untuk pekerjaan batu tempel dilakukan setelah pekerjaan
pasangan bata lokasi pekerjaan selesai dilakukan serta pekerjaan
pembongkaran dinding / plesteran lama atau perbaikan plesteran
pasangan bata lokasi sekitar lokasi pekerjaan selesai
dilakukan.untuk acian diatas pekerjaan batutempel bisa dilakukan
setelah pekerjaan batu tempel selesai ,tetapi untu mengamankan
pekerjaan batu tempel harus diberi pengaman agar pekerjaan acian
tidak merusak atau mengotori dinding batu temple tersebut..
pekerjaan keramik ini termasuk didalamnya adalah pelaksanaan
penambahan kolotan pada nat-nat keramik.

b. Untuk pekerjaan lantai/dinding peralatan yang diperlukan adalah alat


angkut,transportasi,gerobak,keseran, cangkul, sekop, cetok,
waterpass,dll
c. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
sesuai dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta
dipersiapkan pula alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi
adanya resiko dari pekerjaan ini.
d. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.

5. Analis Teknis
Untuk menggambarkan bagaimana merencanakan waktu pelaksanaan (
dihitung dari time schedulle secara proporsioanl ) dan mendapatkan
jumlah kebutuhan akan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan
maka secara garis besar dapat diperoleh angka-angka sebagai berikut,
untuk analisa –analisa untuk penghitungan di dapat dari SNI masing-
masing pekerjaan

PEKERJAAN PINTU , JENDELA


DAN PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Kerja :
Pekerjaan Kusein dan Pintu Jendela ,Daun Pintu,Jendela, serta partisi
meliputi pemasangan Kusein dan Daun Pintu / Jendela kayu dan
penutup pintu dan jendela ,serta partisi kayu serta pekerjaan
penggantung dan pengunci sesuai RKS sesuai dengan yang ditunjukkan
pada gambar rencana.
2. Standar :
a. SNI 03-1729-2002 ( Tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja
Untuk Gedung )
b. SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam))
c. SK SNI S-05-1989-F (( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/Baja))
d. PPKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia )
e. SKBI 4362-1986 (Spesifikasi kayu Awet untuk perumahan dan
gedung)

3. Material :
a. Rangka pintu dan jendela menggunakan material yang sesuai dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan
b. Daun pintu/jendela kaca rangka pintu/jendela menggunakan
material yang sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
c. Daun pintu dilengkapi dengan engsel,slot,handle (atau espanyolet )
yang disesuaikan dengan Penawaran dan gambar kerja.
d. Jendela dilengkapi dengan engsel,grendel, kait angin yang
disesuaikan dengan gambar kerja.
e. Penggantung dan pengunci lainnya disesuaikan dengan spesifikasi
dan gambar kerja.
f. Pekerjaan pintu frameless ( Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Induk )
disesuaikan dengan spesifikasi dan gambar kerja.
g. Kaca disesuaikan dengan spesifikasi dan gambar kerja.

4. Pelaksanaan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafond
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan , di
sertai gambar shop drawing.
b. Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
c. Pola dinding harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Penempatan untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar
rencana.
a. Penyambungan antar papan board harus rata dan rapat tidak
menimbulkan goresan bekas sambungan.

5. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan Dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis dengan mengacu pada
gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil pekerjaan yang baik
yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu tepat biaya, , dimana
dalam pengerjaannya berdasarkan urutan-urutan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan urutan-urutan di bawah ini yaitu :

i. Pekerjaan pintu dikerjakan setelah lobang – lobang untuk pintu


dan jendela difinishing akhir dengan plestera,acian,dan sponengan
sudut dengan sempurna dan lurus, dilakukan dimana setelah
pekerjaan pasangan bata dikerjakan,plesteran,dan acian dilakukan
,untuk pekerjaan ini kegiatan pengukuran selalu
dilakukan.termasuk disini adalah karena memerlukan tingkat
finshing yang tinngi.
ii. Pekerjaan pintu dan jendela didahului dengan pengukuran,dan
pemasangan profil-profil kusein pada lobang2 pintu dan jendela
,dan setelah kusein-kusein pintu dan jendela terpasang maka
dapat dipasang dengan memasang engsel2 pada pintu dan
boven,casement untuk jendela jungkit,lengakap dengan
pengunci,dan handle pintu dan jendela.
iii. Pekerjaan pintu utama dikerjakan setelah pekerjaan lantai dan
dinding sudah selesai secara finshing akhir,karena engsel ( floor
hinge ) akan ditanam di lantai maka permukaan lantai harus sudah
benar2 fix rata dan rapi.

b. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia


Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan
pintu,jendela meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan
alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material
yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan
Konsultan , di sertai gambar shop drawing.
c. Untuk pekerjaan pintu/jendela peralatan yang diperlukan adalah alat
angkut,transportasi,gerobak,keseran, bur,obeng,gergaji,schafolding
waterpass,dll .
d. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
sesuai dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta
dipersiapkan pula alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi
adanya resiko dari pekerjaan ini.
e. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.

6. Analis Teknis
Untuk menggambarkan bagaimana merencanakan waktu pelaksanaan (
dihitung dari time schedulle secara proporsioanl ) dan mendapatkan
jumlah kebutuhan akan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan
maka secara garis besar dapat diperoleh angka-angka sebagai berikut,
untuk analisa –analisa untuk penghitungan di dapat dari SNI masing-
masing pekerjaan

PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

1. Lingkup pekerjaan
a. Sesuai dengan yang tertera dalam BOQ dan Gambar Kerja

2. Standar :
a. Sesuai dengan dokumen spesifikasi teknis

3. Pelaksanaan pekerjaan

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, Kontraktor


harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan rangka dan penutup atap
meliputi Volume pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan dan Konsultan
pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh mareial yang akan dipasang
untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas dan Direksi
Lapangan
c. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan rangka dan
penutup atap meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan , di
sertai gambar shop drawing.
d. Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
4. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan rangka dan penutup atap Dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis
dengan mengacu pada gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil
pekerjaan yang baik yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu tepat
biaya,dengan kebutuhan tenaga kerja : Sebelum memulai pekerjaan,
selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan
rencana kerja pekerjaan saluran ini meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta
contoh material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari
Direksi dan Konsultan , di sertai gambar shop drawing. Untuk sedikit
menggambarkan bagaimana mengimplementasikan metode pelaksanaan
diambil salah satu yaitu penetuan/penyiapan tenaga kerja untuk
pekerjaan atap genteng dan plafond.

i. Pekerjaan rangka atap dan penutup atap dikerjakan setelah pekerjaan


struktur selesai dilakukan termasuk pekerjaan pekerjaan kuda-
kuda,gording,nok,juraidan muurplat dilakukan,dan dilakukan
pengukuran lokasi.( untuk pekerjaan bangunan 2 lantai )
ii. Sedangkan Pekerjaan rangka atap dan penutup atap pada bangunan
Rehab Atap dan Plafond 4 Bangunan Lama dikerjakan setelah
pekerjaan pembongkaran penutup atap dan reng lama selesai
dilakukan,dan dilakukan pengukuran lokasi.didahului dengan
pemasangan reng baru ( usuk tetap dipertahankan )
iii. Pekerjaan penutup atap dilakukan setelah pekerjan usuk dan reng
dikerjakan semua. .
iv. Pekerjaan usuk dan reng dikerjakan setelah pekerjaan rangka utama
selesai dikerjakan termasuk pekerjaan rangka utama ini adlah
gording,nok,jurai,muurplat selesai dilakukan
v. Pekerjaan rangka utama ( gording,nok,jurai,muurplat ) dilakukan
setelah pekerjaan kuda-kuda selesai dikerjakan.
vi. Pekerjaan kuda-kuda dikerjakan setelah beton ( kolom dan balok )
dan pasangan untuk dudukan selesai dibuat dan si stel waterpas dan
kelurusannya.
vii. Pewkerjaan lisplang dikerjakan setelah pekerjaan penutup atap
selesai dikerjakan dan perapian usuk pada tritis selesai dilakukan. .
viii. Pada saat pemasangan kerpus ( bubungan genteng ) maka pekerjaan
Penangkal Petir bisa dkerjakan bersama-sama dalam pelaksnaannya.

a. Untuk pekerjaan rangka atap dan penutup atap peralatan yang


diperlukan adalah alat-alat tukang kayu seperti
gergaji,palu,linggis,schafolding dan tukang las alat-alat yang dipakai
adalah mesin las listrik,bok katrol,dll.
b. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta dipersiapkan pula
alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi adanya resiko dari
pekerjaan ini.
c. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai dengan
schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.
5. Analis Teknis
Untuk menggambarkan bagaimana merencanakan waktu pelaksanaan (
dihitung dari time schedulle secara proporsioanl ) dan mendapatkan
jumlah kebutuhan akan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan
maka secara garis besar dapat diperoleh angka-angka sebagai berikut,
untuk analisa –analisa untuk penghitungan di dapat dari SNI masing-
masing pekerjaan

PEKERJAAN PENUTUP PLAFOND

1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Plafond meliputi pemasangan rangka dan atau penutup
plafond,profil dikerjakan sesuai RKS dan yang ditunjukkan pada gambar
rencana.

2. Standar :
a. SNI 03-1729-2002 ( Tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja
Untuk Gedung )
b. SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam))
c. SK SNI S-05-1989-F (( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/Baja))

3. Pelaksanaan pekerjaan

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, Kontraktor


harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan Rangka dan penutup
plafond meliputi Volume pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan dan
Konsultan pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh mareial yang akan dipasang
untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas dan
Direksi Lapangan
c. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafond
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan , di
sertai gambar shop drawing.
d. Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
e. Pola plafond harus sesuai dengan gambar rencana.
f. Batas antara plafond dan tembok harus membentuk sudut yang rapi
dengan sudut dan ukuran seperti pada gambar, dengan menggunakan
list profil gypsum dengan lebar sampai 10 cm.
g. Opening untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar rencana.
h. Penyambungan antar Gypsum board harus rapat tidak menimbulkan
goresan bekas sambungan.

4. Metode Pelaksanaan
i. Pekerjaan plafond Dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis dengan mengacu
pada gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil pekerjaan yang baik
yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu tepat biaya,dengan
kebutuhan tenaga kerja : Sebelum memulai pekerjaan, selambat-
lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana
kerja pekerjaan saluran ini meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi
dan Konsultan , di sertai gambar shop drawing.
i. Pekerjaan rangka dan penutup plafond dikerjakan setelah pekerjaan
dinding dan plesteran termasuk acian dan sponengan setiap lokasi
selesai dilakukan dan dilakukan pekerjaan pendahuluan termasuk
pengukuran,pembersihan lokasi dan penyiapan steiger. Untuk
pekerjaan bantu pekerjaan plafond.dalam pekerjaan rangka plafond
ini harus dibarengi dengan pekerjaan instalasi pekerjaan ME lainnya
termasuk instalasi listrik,telpon,LAN,dll.
ii. Sebelum pekerjaan penutup plafond pekerjaan instalasi pekerjaan ME
lainnya termasuk instalasi listrik, ,dll harus sudah selesai dikerjakan.
iii. Pada saat pelaksanaan penggantung / rangka plafond harus dibuat
lurus , waterpass,rata dan tegak lurus satu sma lainnya,untuk
mendapatkan penutup plafon yang lurus dan rata.

iv. Untuk pekerjaan plafond peralatan yang diperlukan adalah alat-alat


tukang kayu seperti gergaji,palu,linggis,schafolding alat-alat tukang
plafond lainnya
v. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta dipersiapkan pula
alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi adanya resiko dari
pekerjaan ini.
vi. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai dengan
schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.

5. Analis Teknis
Untuk menggambarkan bagaimana merencanakan waktu pelaksanaan (
dihitung dari time schedulle secara proporsioanl ) dan mendapatkan
jumlah kebutuhan akan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan
maka secara garis besar dapat diperoleh angka-angka sebagai berikut,
untuk analisa –analisa untuk penghitungan di dapat dari SNI masing-
masing pekerjaan

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Lingkup Kerja
Pekerjaan elektrikal, meliputi pekerjaan pemasangan instalasi dan titik
lampu dan pekerjaan elektrikal lainnya pada ruang/bangunan dan area
yang ditunjukakan dalam gambar kerja,meliputi

Pekerjaan Listrik Lantai 2 Bangunan Utama 2 Lantai ( Lantai 1 dan 2 )


Lantai 1 Instalasi Penerangan NYM 3x2,5 mm (ex
1 prima)
Instalasi stop kontak NYM 3x2,5 mm (ex
2 prima)
3 Saklar ganda
4 Saklar tunggal
5 Stop kontak
Panel pembagi 40/60 lengkap dengan
6 accesories
7 Lampu down light 5" 18 Wt Phillips out bow
8 Lampu down light 5" 18 Wt Phillips
9 Lampu baret 20 Wt Phillips
10 Lampu fiting tempel SL 18 wt Phillips
11 Exhouse fan
12 Kabel over spaneng NYY 4 x 16 mm

Lantai 2
Instalasi Penerangan NYM 3x2,5 mm (ex
1 prima)
Instalasi stop kontak NYM 3x2,5 mm (ex
2 prima)
3 Saklar ganda
4 Saklar tunggal
5 Stop kontak
Panel pembagi 40/60 lengkap dengan
6 accesories
7 Lampu SL 18 Wt Phillips
8 Lampu Down light 5" 18 Wt Phillips
9 Exhouse fan

Pekerjaan Elektrikal Banguan Aula


1 Instalasi stop kontak AC
Pasang AC Standing 2 PK Panasonic
2 terpasang
3 Kabel VGA Extender
4 Pasang Screen otomatis 5,5 x 6 m motorize
5 Pasang VGA Wall plate
Pasang Air Curtain FY - 10 ELN Panasonic
6 terpasang
7 Stop kontak AC Brocco
8 Penangkal petir 2 spit 2 arde konvensional
9 Pasang listrik baru Daya 13900 Watt

1. Standar :
a. SNI 04-0225-2000 ( Tentang Listrik )
b. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000 ( PUIL 2000 )

2. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan elektrikal
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat
persetujuan dari Direksi dan Konsultan.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, semua harus benar benar siap untuk
dilaksanakan pekerjaan elektrikal, semua dinding dan plafond yang
akan dipasang elektrikal harus sudah selesai.

3. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan Dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis dengan mengacu pada
gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil pekerjaan yang baik
yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu tepat biaya, ,
b. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan elektrikal
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan , di
sertai gambar shop drawing.
c. Untuk pekerjaan listrik / elektrikal peralatan yang diperlukan adalah
alat-alat tukang kayu seperti gergaji,palu,linggis,schafolding dan alat-
alat listrik lengkap
d. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
sesuai dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta
dipersiapkan pula alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi
adanya resiko dari pekerjaan ini.
e. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.

PEKERJAAN SANITASI DAN UTILITAS


1. Lingkup kerja
Pekerjaan sanitasi dan utilitas meliputi semua pekerjaan di dalam atau
diluar gedung untuk menyediakan air bersih dan membuang air bekas
maupun air kotor dan air hujan.
2. Material Sanitasi Untuk Banguna 2 Lantai adalah

3. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan sanitasi
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan.
b. Sebelum pekrjaan sanitasi dimulai, semua bagian-bagian harus
benar benar siap untuk dilaksanakan pekerjaan sanitastsi ,termasuk
semua lantai,dinding

4. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan sanitasi ini dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis dengan
mengacu pada gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil
pekerjaan yang baik yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu
tepat biaya, ,
b. Untuk pekerjaan sanitasi peralatan yang diperlukan adalah alat-alat
tukang batu,besi,dan tukang kayu seperti gergaji,obeng,palu,bur
listrik,schafolding,serta alat-alat plumbing lainnyak lainnya.
c. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga harus
menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan ini
sesuai dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta
dipersiapkan pula alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi
adanya resiko dari pekerjaan ini.
d. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan digunakan
penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup memadahi
untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini sesuai
dengan schedule waktu cash flow sesuai yang telah direncanakan.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup kerja :
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, cat plafon, cat list plafond
cat kayu kusein pintu jendela dan lisplang sesuai dengan gambar
rencana. Sebelum pengecatan dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat
yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan
warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan
dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Direksi dan
Konsultan . Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Direksi dan Konsultan , bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
2. Standar :
a. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan
Gedung)
b. SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam )
3. Pelaksanaan pekerjaan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia
Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan
pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang
akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk
mendapat persetujuan dari Direksi dan Konsultan.
b. Sebelum pengecatan dimulai, semua harus benar benar siap untuk
dilaksanakan pekerjaan cat , semua dinding dan plafon yang akan
dicat harus rata diamplas halus, bersih dari debu, lubang-lubang
yang mungkin ada sudah diisi, celah dan retak sudah diperbaiki
c. Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi
diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor
percampuran (batch number) yang sama.
d. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang
yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang.

4. Metode Pelaksanaan
a. Pekerjaan cat ini dikerjakan sesuai Spesifikasi teknis dengan
mengacu pada gambar pelaksanaan dengan tolok ukur hasil
pekerjaan yang baik yang memenuhi azas tepat waktu,tepat mutu
tepat biaya, , dimana dalam pengerjaannya berdasarkan urutan-
urutan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan urutan-urutan di
bawah ini yaitu :

i. Pekerjaan cat tembok luar dan dalam dilakukan setelah pekerjaan


plesteran dan acian untuk ruang-ruang dalam selesai dilakukan
dengan sempurna ,didahului dengan pekerjaan plameuur
tembok.dan dilakukan setelah dinding benar2 kering
ii. Cat tembok pada plafond dan plafond lainnya dilakukan setelah
pembersihan plafond selesai dilakukan ,
iii. Cat kayu pada lisplang dilakukan setelah pembersihan lisplang
dan rete-rete selesai dilakukan ,

b. Untuk pekerjaan cat peralatan yang diperlukan adalah alat-alat


tukang cat seperti kuas,amplas,ember,roll kuas,skrap,schafolding
,dll.
c. Selain menyiapkan alat yang akan digunakan penyedia jasa juga
harus menyediakan material/bahan untuk terlaksananya pekerjaan
ini sesuai dengan schedule waktu yang telah direncanakan,serta
dipersiapkan pula alat-alat bantu lainnya untuk mengantisipasi
adanya resiko dari pekerjaan ini.
d. Selain menyiapkan tenaga kerja ,bahan,dan alat yang akan
digunakan penyedia jasa juga harus menyediakan dana yang cukup
memadahi untuk mendukung keuangan terlaksananya pekerjaan ini
sesuai dengan schedule waktu cash flow sesuai yang telah
direncanakan.

5. Analis Teknis
Untuk menggambarkan bagaimana merencanakan waktu pelaksanaan (
dihitung dari time schedulle secara proporsioanl ) dan mendapatkan
jumlah kebutuhan akan tenaga kerja dan material yang dibutuhkan
maka secara garis besar dapat diperoleh angka-angka sebagai berikut,
untuk analisa –analisa untuk penghitungan di dapat dari SNI masing-
masing pekerjaan

Demikian beberapa metode pelaksanaan pekerjaan yang bisa di aplikasikan


dalam kegiatan ini Selain untuk melaksankan kegiatan diatas kami selaku
kontraktor selalu berpedoman pada
1. JENIS DAN MUTU BAHAN Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan
produksi dalam negeri sesuai jenis /macam masing-masing pekerjaan
sesuai Standard SNI
2. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Dalam melaksanakan pekerjaan , kecuali bila ditentukan lain dalam RKS
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya:
a. Perpres No 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah.
b. Peraturan umum dari Dinas Tenaga Kerja tentang keselamatan
kerja.
c. SNI 03-1734-1989 Tentang Pedoman beton bertulang dan struktur
dinding bertulang untuk rumah dan gedung.
d. SK-SNI-1991
e. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1984
f. Standard Industri Indonesia (SII) yang berlaku
g. SNI 03-2445-1991 tentang kayu untuk bangunan rumah dan
gedung
h. SK Gubernur atau peraturan setempat yang bersangkutan dengan
bangunan pemerintah.
i. Peraturan menteri tenaga kerja yang mengatur tentang
3. Untuk melaksanakan Pekerjaan sesusai yang tersebut diatas berlaku dan
mengikat pula:
a. Gambar bestek yang dibuat oleh konsultan perencana yang telah
disahkan oleh pihak-pihak terkait, termasuk gambar detail
pelaksanaan (Shop Drawing) yang telah diselesaikan oleh Penyedia
Barang dan jasa dan telah disetujui oleh konsultan pengawas
b. RKS Umum maupun RKS Spesifikasi Teknis untuk masing-masing
pekerjaan
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
d. Surat perintah Mulai Kerja (SPMK)
e. Time Schedulle yang telah disetujui oleh Pengawas lapangan,
Pengelola Proyek dan Pemimpin Kegiatan
f. Amandemen atau Addendum Kontrak bila ada
g. Berita Acara/Risalah Rapat Evaluasi Periodik
h. Arahan Konsultan Perencana,Konsultan Pengawas,Direksi
Teknis,P P Kom/dan pihak2 yang kompeten.
Setelah semua pekerjaan selesai segera diadakan check list mutual check dan
segera diperbaiki apabila ada kekurangan, dan segera membersihkan lokasi
pekerjaan dari barang/benda yang tidak terpakai lagi dan membawa keluar
lokasi. Berikutnya kita membuat surat pemberitahuan selesainya pekerjaan
pelaksanaan kepada pihak pemberi tugas untuk selanjutnya diadakan
pertemuan untuk evaluasi yang I ( pertama ) penyerahan hasil pekerjaan
pelaksanaan. Bilamana sudah dapat diterima dan diserahkan kepada proyek,
kita serahkan foto kegiatan, gambar as built drawaing, buku informasi, buku
harian, buku tamu, dan serta hal – hal yang belum sempurna kita perbaiki
pada masa pemeliharaan. Setelah selesainya masa pemeliharaan kita buat surat
pemberitahuan yang ke II ( kedua) untuk penyerahan hasil pekerjaan.

Demikian metode pelaksanaan,analisa teknis,dam proposal teknis yang berisi


strategi, metode pelaksanaan dan analisa teknis yang kami sampaikan, kami
menyadari masih banyak hal – hal yang tidak dapat kami jelaskan dan
paparkan disini, karena dalam pelaksanaan pekerjaan biasanya ada hal – hal
yang berubah dari gambar maupun RKS, sehingga kami sangat berharap dalam
masa pelaksanaan semua pihak dapat bekerjasama sesuai dengan tugas
masing –masing. Kami akan berusaha untuk dapat menyelesaikan pekerjaan
ini sebelum selesianya masa pelaksanaan, sehingga dapat dicapai hasil yang
maksimal, yang tepat waktu, mutu, biaya .

CV.Putra Nene' Mallomo

Rosnaini
Direktur

Вам также может понравиться