Вы находитесь на странице: 1из 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua benda pada bumi ini mampu bergerak baik itu benda hidup maupun
benda mati. Benda- benda tersebut dapat bergerak karena diberikan gaya dari luar.
Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah
acuan tertentu.
Gerak suatu benda berdasarkan bentuk lintasannya dibedakan menjadi tiga,
yaitu gerak lurus, gerak lengkung (parabola/peluru), dan gerak melingkar.
Makhluk hidup dapat bergerak karena kemampuannya mengubah energi kimia
menjadi energi gerak. Benda dapat bergerak karena mendapatkan gaya luar.
Makhluk hidup dan benda tersebut memiliki pola-pola tertentu. Manusia dan
hewan memiliki perilaku gerak yang tidak jauh berbeda. Manusia dan hewan
sama-sama menunjukkan gerakan-gerakan yang mudah diamati. Namun,
bagaimana dengan gerak pada tumbuhan?. Tumbuhan melakukan gerakan sesuai
dengan rangsang yang diperoleh. Rangsangan tersebut dapat berupa bahan kimia,
suhu, gravitasi bumi, atau intensitas cahaya yang diterima. Gerak tumbuhan
berdasarkan rangsangannya dibagi menjadi gerak endonom, gerak higroskopis,
dan gerak esionom.
Sebagai insan yang berpendidikan sudah sepatutnya kita mengetahui
menganai materi tentang gerak secara lebih detail sehingga nantinya dapat
berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu, pada makalah ini
akan dibahas materi tentang gerak secara terperinci.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas mengenai dapat dirumuskan beberapa
masalah seperti berikut, yaitu:
1. Apakah pengertian dari gerak?
2. Apakah yang dimaksud dengan gerak lurus?
3. Bagaimanakah gerak pada benda?
4. Bagaimnakah gerak pada tumbuhan?

1
5. Bagaimanakah gerak pada hewan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat kami peroleh mengenai rumusan masalah diatas
adalah sebagai berikut, yaitu:
1. mendeskripsikan pengertian dari gerak
2. mendeskripsikan dan menjelaskan gerak lurus
3. menjelaskan gerak pada benda
4. menjelaskan gerak pada tumbuhan
5. menjelaskan gerak pada hewan

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan diatas adapun manfaat yang
ingin penulis sampaikan yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Adapun manfaat yang diperoleh oleh penulis mengenai penulisan makalah
ini adalah penulis memperoleh pelatihan penulisan makalah guna
menunjang hasil belajar perkuliahan serta penulis memperoleh
pemahaman tentang materi yang terkait dari makalah ini yaitu gerak
b. Bagi Pembaca
Pembaca dapat memperoleh sumber refrensi belajar tambahan mengenai
materi yang terkait dengan makalah ini yaitu gerak. Selain itu, pembaca
dapat menambah dan memperluas wawasan mengenai gerak.
c. Bagi Lembaga Pendidikan
Dari makalah yang telah kami kaji mengenai gerak, adapun manfaat yang
ingin penulis sampaikan untuk lembaga pendidik adalah dimudahkannya
pendidik khususnya pendidik kelas VIII dan pendidik SMP pada
umumnya dalam mengulas materi mengenai gerak.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gerak

Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah


acuan tertentu. Perubahan letak benda dilihat dengan membandingkan letak benda
tersebut terhadap suatu titik yang diangggap tidak bergerak (titik acuan), sehingga
gerak memiliki pengertian yang relatif. Suatu benda yang bergerak, selain
mempunyai kecepatan juga mempunyai bentuk lintasan. Lintasan adalah titik-titik
yang dilalui oleh benda yang bergerak. Gerak suatu benda berdasarkan bentuk
lintasannya dibedakan menjadi tiga, yaitu gerak lengkung (parabola/peluru), gerak
melingkar dan gerak lurus.
Gerak parabola merupakan gerak dua dimensi suatu benda yang bergerak
membentuk sudut tertentu (sudut elevasi) dengan sumbu x atau y. Bukan gerak
yang lurus vertikal atau lurus horizontal. Sebagai ilustrasi kita melempar buah
apel kepada teman yang berada di depan kita. Jika dicermati, lintasan yang dilalui
oleh apel adalah parabola. Gerak parabola merupakan gabungan antara gerak lurus
beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan.

Gerak Melingkar adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan berupa
lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Agar suatu benda dapat bergerak
melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu membelokkan-nya menuju
pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya sentripetal. Suatu gerak
melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak dipercepat beraturan,
mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah yang
berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh lintasan
berbentuk lingkaran.

3
2.2 Gerak Lurus
Gerak lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus,
misalnya: gerak kereta api di atas rel yang lurus, gerak kelereng yang
digelindingkan di lantai dan gerak pelari cepat. Gerak parabola adalah gerak suatu
benda yang lintasannya berupa parabola (garis lengkung), misalnya : gerak anak
panah dilepas dari busur, gerak bola yang ditendang dan gerak peluru yang
ditembakkan. Gerak melingkar adalah gerak yang lintasannya berupa lingkaran,
misalnya: gerak jarum jam, gerak komedi putar dan gerak baling-baling.
Pada gerak lurus perlu diperhatikan besaran-besaran yang berhubungan
dengan gerak lurus tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Jarak dan Perpindahan
Jarak dan perpindahan merupakan dua besaran yang memiliki pengertian
berbeda. Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh suatu benda yang
bergerak, sedangkan perpindahan adalah perubahan kedudukan atau posisi
suatu benda diukur dari posisi awal ke posisi akhir benda atau dengan kata lain
jarak hanya memperhitungkan panjang lintasan yang ditempuh dengan tanpa
memperhatikan arah, sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi atau
kedudukan suatu benda dengan memperhatikan arah. Sehingga dalam fisika
perpindahan merupakan besaran vektor sedangkan jarak merupakan besaran
skalar. Jadi kedua besaran tersebut berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari
kedua istilah tersebut seringkali dipertukarkan artinya namun besaran jarak lah
yang sering dipergunakan. Sebagai contoh, Eka berangkat dari Bandung
menuju Sumedang maka jarak tempuh Eka adalah sama dengan jarak
Bandung ke Sumedang. Apabila kita membicarakan perpindahan, kita perlu
mengetahui arah perpindahan tersebut. Misalnya perpindahan dari sebuah titik

4
acuan menuju arah Timur diambil sebagai harga positif maka perpindahan
kearah Barat haruslah berharga negatif. Jadi perpindahan dapat berharga
positif atau negatif bergantung pada titik acuannya. Di dalam koordinat
kartesian atau koordinat dengan sumbu-x dan sumbu-y, perpindahan dapat
dituliskan dalam arah sumbunya masing-masing. Perpindahan ke arah sumbu
positif mempunyai nilai positif sedangkan perpindahan ke sumbu negatif
mempunyai nilai negatif.
Perpindahan dalam arah sumbu-x positif, arahnya selalu ke kanan.
Misalnya Donal mula-mula berada di titik P, lalu bergerak lurus ke kanan dan
berhenti di titik Q.

Titik P terletak pada x1 = -4 dan titik Q terletak pada x2 = 3. Perpindahan


Donal dari P ke Q sama dengan perpindahan dari P ke O sebesar 4 satuan
ditambah perpindahan dari O ke Q sebesar 3 satuan sehingga perpindahan
Donal = 4 satuan + 3 satuan = 7 satuan. Sementara itu, jarak P ke Q sama
dengan 7 satuan. Cara umum yang digunakan untuk menghitung perpindahan
adalah dengan mengurangkan kedudukan akhir dengan kedudukan awal.
Untuk contoh diatas perpindahannya sama dengan Δx = x akhir - x awal = 3 -
(-4) = 7 satuan.

Perpindahan dalam arah sumbu-x negatif, arahnya selalu ke kiri.


Misalnya mobil mula-mula berada di R, lalu bergerak ke kiri, dan berhenti di
titik S.

5
Titik R terletak pada x1 = 3 dan titik S terletak pada x2 = -4. Perpindahan
mobil dari R ke S sama dengan perpindahan dari R ke O sebesar -3 satuan
ditambah perpindahan dari O ke Q sebesar -4 satuan sehingga perpindahan
mobil = -3 satuan -4 satuan = -7 satuan. Sementara itu, jarak R ke S sama
dengan 7 satuan. Cara umum yang digunakan untuk menghitung perpindahan
adalah dengan mengurangkan kedudukan akhir dengan kedudukan awal.
Untuk contoh diatas perpindahannya sama dengan Δx = x2 - x1 = (-4) - 3 = -7
satuan.
Pada perpindahan dan jarak untuk sebuah benda yang bergerak pada
sumbu (x) dan (y) yaitu misal Erna berjalan dari A ke B. Kemudian
dilanjutkan dari arah B ke C. Apakah perpindahan Erna dari A ke C sama
dengan jarak lintasannya dari arah A ke B, kemudian dilanjutkan ke C? Jarak
yang di tempuh Erna adalah dari A ke B = 4m dan dari B ke C = 3 m. Jadi,
jarak lintasan dari A ke C adalah 4m + 3m = 7m.
Sedangkan perpindahan dari A ke C adalah resultan
vector AB + BC, yaitu AC dengan besar AC =
√𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2 = √42 + 32 = 5m. Jadi perpindahan
Erna dari titik awalnya (A) ke titik akhirnya (C),
berbeda dengan jarak lintasan yang ditempuhnya.

b. Kelajuan dan Kecepatan


Dalam kehidupan sehari-hari, kata kecepatan dan kelajuan sering
disamaartikan. Kecepatan dan kelajuan merupakan dua pegertian yang
berbeda. Kecepatan (velocity) merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang
memperhitungkan arah geraknya, sedangkan kelajuan (speed) merupakan
besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memiliki besar tanpa memperhatikan
arah gerak benda. Dengan kata lain, kelajuan suatu benda hanya ditentukan

6
oleh jarak tempuh benda dan selang waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
jarak tersebut tanpa memperhatikan arah perpindahannya.
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
Kelajuan = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

Sementara itu, kecepatan tergantung pada arah benda yang bergerak..


Kecepatan didefinisikan sebagai perbandingan perpindahan benda dengan
waktu tempuh.
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
Kecepatan = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

Misal sebuah mobil bergerak dari Tabanan ke Singaraja dalam waktu 1 jam
dan menempuh jarak 65 km sehingga diperoleh kelajuan mobil tersebut
adalah 65 km/ jam. Bandingkan dengan sebuah pesawat yang meninggalkan
Bandara Ngurah Rai di Badung dengan kecepatan 250 km/jam ke arah Timur
menuju NTT. Mobil dikatakan mempunyai kelajuan Karena tidak
memperhatikan arah gerak mobil sedangkan pesawat dikatakan mempunyai
kecepatan karena pesawat bergerak pada arah tertentu, yaitu ke arah Timur.
1. Kelajuan Rata-rata dan Kecepatan Rata-rata
Kelajuan rata-rata diperoleh dari jarak yang ditempuh benda dibagi
dengan waktu tempuhnya. Secara matematis, kelajuan rata-rata dapat
dituliskan dalam persamaan:
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑠
Kelajuan rata-rata = atau 𝑣 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑡

Keterangan:
v = kelajuan rata-rata (𝑚𝑠 −1 )
s = jarak tempuh (meter)
t = waktu tempuh (sekon)

Selain konsep kelajuan, di dalam Fisika juga digunakan konsep


kecepatan. Berbeda halnya dengan kelajuan; disamping memiliki nilai,
kecepatan juga memiliki arah karena kecepatan merupakan besaran
vektor. Kecepatan rata-rata bergantung pada perpindahan dan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan perpindahan itu. Secara matematis
dirumuskan:

7
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 (∆𝑥)
Kecepatan rata-rata ( v ) = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (∆𝑡)

Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (𝑚𝑠 −1 )
∆x = perpindahan atau posisi akhir – posisi awal (meter)
∆t = perubahan waktu (sekon)

Contoh soal:
1) Sebuah bus melaju di jalan tol yang lurus. Selama 30 menit
pertama bus itu menempuh jarak 45 km, 15 menit selanjutnya
menempuh jarak 15 km, dan 15 menit selanjutnya menempuh jarak
20 km. Tentukanlah kelajuan rata-rata bus tersebut!
Jawab:
Dik: t1 = 30 menit ; s1 = 45 km
t2 = 15 menit ; s2 =15 km
t3 = 15 menit ; s3 = 20 km
Dit : v ...?
Penyelesaian:
𝑠 45 +15+20
v=𝑡= = 80 km/60 menit = 80 km/jam
30+15+15

2) Sebuah mobil bergerak ke kanan sepanjang sumbu x. Setelah 1


sekon kedudukan mobil di x1 = 3 meter, dan setelah bergerak 4
sekon kedudukan mobil di x2 = 12 meter. Berapa kecepatan rata-
rata mobil?
Jawab:
Dik: t1 = 1 sekon ; x1 = 3 meter
t2 = 4 sekon ; x2 = 12 meter
Dit: v .....?
Penyelesaian:
∆𝑥 12−3 9
v= = = = 3 𝑚/𝑠
∆𝑡 4−1 3

8
c. Percepatan
Percepatan merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang
memperhitungkan arah geraknya. Percepatan menyatakan laju perubahan
kecepatan, atau menyatakan perubahan kecepatan per-satuan waktu.
Percepatan sebuah benda ditentukan dengan membandingkan perubahan
kecepatan benda tersebut terhadap waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perubahan kecepatan itu. Bila percepatan suatu benda searah dengan
kecepatannya, maka kecepatan benda tersebut akan semakin besar, berarti
gerak benda semakin cepat. Percepatan semacam ini disebut percepatan
positif. Sedangkan, bila percepatan suatu benda berlawanan arah dengan
kecepatannya, berakibat kecepatan benda tersebut akan semakin kecil. Gerak
benda semakin lambat. Percepatan semacam ini disebut percepatan negatif.
Percepatan negative lazim disebut perlambatan, sedangkan percepatan positif
lazim disebut percepatan. Contoh pada saat Anda memulai naik sepeda,
awalnya perlahan-lahan, kemudian Anda kayuh semakin kuat sehingga melaju
semakin kencang. Pada saat Anda mengayuh semakin kuat, sepedamu
memperoleh percepatan. Sebaliknya saat hendak berhenti Anda mengerem
sepeda, sehingga lajunya semakin lama semakin berkurang dan akhirnya
berhenti. Ketika Anda mengerem sebenarnya Anda juga memberikan
percepatan pada gerak sepeda, namun arah percepatan itu berlawanan dengan
arah sepedamu. Secara sistematis rumus percepatan yaitu:
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (∆𝑣)
Percepatan ( a ) = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (∆𝑡)

Keterangan:
a = percepatan (m/s 2 )
∆𝑣 = perubahan kecepatan (m/s)
∆𝑡 = perubahan waktu (sekon)

Contoh soal:
Suatu benda yang sedang bergerak dengan kecepatan 30 m/s diberi
percepatan konstan selama 5 sekon sampai mencapai kecepatan akhir 50
m/s. Berapa percepatan yang dialami benda ?
Jawab:

9
Dik: v1 = 30 m/s
v2 = 50 m/s
t = 5 sekon
Dit : a ....?
Penyelesaian:
50−30 20
a= = = 4 m/s2
5 5

Gerak lurus dibagi menjadi dua bagian, yaitu gerak lurus beraturan(GLB) dan
gerak lurus berubah beraturan(GLBB);

2.2.1 Gerak Lurus Beraturan(GLB)

Sebuah benda dikatakan


bergerak lurus beraturan, jika
lintasan dari benda merupakan
garis lurus dan kecepatanya
setiap saat adalah tetap. Didalam
kehidupan sehari-hari, sangat
sulit untuk mendapatkan sebuah
benda yang bergerak lurus beraturan secara ideal. Akan tetapi dalam
pendekatannya terdapat beberapa contoh yang dapat dianalogikan sebagai gerak
lurus beraturan. Misalnya, pada rel yang lurus, sebuah kereta api dapat dianggap
bergerak lurus. Jika kereta api menempuh perpindahan yang sama selang waktu
yang dibutuhkan juga sama, maka gerak kereta api dapat disebut gerak lurus
beraturan. Benda yang bergerak dengan kecepatan tetap dikatakan melakukan
gerak lurus beraturan.

Syarat benda bergerak lurus beraturan apabila gerak benda menempuh lintasan
lurus dan kelajuan benda tidak berubah. Pada gerak lurus beraturan, benda
menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama pula.
Jadi, gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang
menempuh lintasan garis lurus dimana dalam setiap selang waktu yang sama
benda menempuh jarak yang sama.

10
Secara sistematis dirumuskan sebagai beriku:
s=vxt
Keterangan :
s = jarak tempuh benda (meter)
v = kecepatan benda (m/s)
t = waktu tempuh benda (sekon)

Sebagai contoh, mobil yang melaju menempuh jarak 2 meter dalam waktu 1 detik,
maka satu detik berikutnya menempuh jarak 2 meter lagi, begitu seterusnya.
Dengan kata lain, perbandingan jarak dengan selang waktu selalu konstan atau
kecepatannya konstan. Pada gerak lurus beraturan (GLB) kelajuan dan kecepatan
hampir sulit dibedakan karena lintasannya yang lurus menyebabkan jarak dan
perpindahan yang ditempuh besarnya sama. Contoh soal: Sebuah benda bergerak
lurus beraturan dengan kecepatan 72 km/jam. Jika benda tersebut bergerak selama
30 menit, berapakah jarak yang ditempuh benda itu ?
Penyelesaian:
Dik : v = 72 km/jam = 20 m/s
t = 30 menit (1.800 sekon)
Ditanyakan : s = …. ?
Jawab :
s = v x t = 20 m/s x 1.800 s = 36.000 m

2.2.2 Gerak Lurus Berubah Beraturann (GLBB)


GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan
percepatan tetap. Maksud dari percepatan tetap yaitu percepatan-percepatan yang
besar dan arahnya tetap. Suatu benda melakukan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB) jika percepatannya selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor
(besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan
arah percepatan selalu konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu
benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan
benda tidak konstan. Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda

11
selalu konstan tetapi besar percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak
konstan.

Grafik kecepatan terhadap waktunya adalah seperti gambar di bawah ini.

Secara sistematis rumus gerak lurus berubah beraturan yaitu:

Perhatikan bahwa selama selang waktu t , kecepatan benda berubah dari Vo

menjadi Vt sehingga kecepatan rata-rata benda dapat dituliskan :

12
Kita tahu bahwa kecepatan rata-rata :

dan dapat disederhanakan menjadi :

S = Jarak yang tempuh


Bila dua persamaan GLBB di atas kita gabungkan, maka kita akan dapatkan
persamaan GLBB yang ketiga.

Gerak lurus berubah beraturan dapat dibagi menjadi dua yaitu:


a) Gerak Lurus Berubah Beraturan Dipercepat
GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin
cepat.

Grafik hubungan antara V terhadap t pada GLBB dipercepat adalah :

13
Rumus Persamaan GLBB dipercepat:

a) Gerak Lurus Berubah Beraturan Diperlambat


GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin
kecil (lambat).
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat.

Rumus Persamaan GLBB diperlambat:

14
Contoh- contoh gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yaitu sebagai berikut:
a. Gerak jatuh bebas

Ciri khasnya adalah benda jatuh tanpa kecepatan awal (Vo = 0). Semakin ke

bawah gerak benda semakin cepat. Percepatan yang dialami oleh setiap benda
jatuh bebas selalu sama, yakni sama dengan percepatan gravitasi bumi (a = g)
(besar 9,8 m/s2 dan sering dibulatkan menjadi 10 m/s2)

Rumus gerak jatuh bebas ini merupakan pengembangan dari ketiga rumus
utama dalam GLBB seperti yang telah diterangkan di atas dengan modifikasi :
S (jarak) menjadi h (ketinggian) dan serta Vo = 0 percepatan (a) menjadi

percepatan grafitasi (g).

Perhatikan rumus yang kedua. Dari ketinggian benda dari atas tanah (h)
dapat digunakan untuk mencari waktu yang diperlukan benda untuk mencapai
permukaan tahah atau mencapai ketinggian tertentu. Namun ingat jarak
dihitung dari titik asal benda jatuh bukan diukur dari permukaan tanah.

15
b. Gerak Vertikal ke Atas

Selama bola bergerak vertikal ke atas, gerakan bola melawan gaya


gravitasi yang menariknya ke bumi. Akhirnya bola bergerak diperlambat.
Akhirnya setelah mencapai ketinggian tertentu yang disebut tinggi maksimum
(hmax), bola tak dapat naik lagi. Pada saat ini kecepatan bola nol (Vt = 0).

Oleh karena tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada bola,
menyebabkan bola bergerak turun. Pada saat ini bola mengalami jatuh bebas.
Jadi bola mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas bola bergerak
GLBB diperlambat (a = -g) dengan kecepatan awal tertentu lalu setelah
mencapai tinggi maksimum bola jatuh bebas yang merupakan GLBB
dipercepat dengan kecepatan awal nol. Pada saat benda bergerak naik berlaku
persamaan :

Vo = kecepatan awal (m/s)

g = percepatan gravitasi
t = waktu (s)
Vt= kecepatan akhir (m/s)

h = ketinggian (m)

16
c. Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak vertikal ke bawah adalah gerak benda-benda yang dilemparkan


vertikal ke bawah dengan kecepatan awal tertentu. Jadi seperti gerak
vertikal ke atas hanya saja arahnya ke bawah. Sehingga persamaan-
persamaannya sama dengan persamaan-persamaan pada gerak vertikal ke
atas, kecuali tanda negatif pada persamaan-persamaan gerak vertikal ke
atas diganti dengan tanda positif.

2.3 Hukum-Hukum Newton


2.3.1 Hukum I Newton
Aristoteles (384-322 S.M) meyakini bahwa gaya dibutuhkan untuk
mepertahankan benda tetap bergerak pada suatu bidang horizontal. Bagi
Aristoteles, keadaan alami setiap benda adalah diam, dan gaya diyakini harus ada
untuk mempertahankan benda tetap bergerak. Lebih jauh lagi, Aristoteles
berpendapat bahwa semakin besar gaya yang bekerja pada benda, maka semakin
besar kelajuan benda tersebut.
Sekitar 2000 tahun kemudian, Galileo menyangkal pemikiran tersebut.
Menurut Galileo, sama alami-nya bagi sebuah benda untuk bergerak dengan
kecepatan konstan untuk diam. Untuk memahami gagasan Galileo ini, perhatikan
observasi mengenai gerak pada bidang horizontal. Untuk mendorong benda pada
permukaan yang kasar dengan kelajuan konstan di atas sebuah meja
membutuhkan sejumlah gaya tertentu. Untuk mendorong benda lain yang
beratnya sama dan pada meja yang sama pula, namun permukaan meja sangat
licin karena dilumuri minyak atau pelumas maka hampir tidak ada gaya yang
diperlukan untuk membuat benda tersebut tetap bergerak.

17
Hal tersebut dikarenakan benda tidak mengalami gaya gesek dengan
permukaan meja sehingga begitu mulai bergerak benda akan terus bergerak
disepanjang meja dengan kelajuan konstan tanpa adanya gaya yang diberikan.
Berdasarkan pengamatan tersebut maka Galileo menyimpulkan bahwa jika tidak
ada gaya yang diberikan pada sebuah benda yang sedang bergerak maka benda itu
akan terus bergerak dengan kelajuan konstan disepanjang lintasan lurus. Benda
akan melambat hanya jika gaya diberikan pada benda tersebut. Untuk mendorong
benda di atas meja pada kelajuan konstan memerlukan gaya dari tangan Anda
untuk mengimbangi gaya gesek antara benda dengan meja. Sehingga benda yang
bergerak dengan kelajuan konstan, gaya dorong yang Anda berikan magnitudonya
sama dengan gaya gesek, namun kedua gaya ini berlawanan arah, sehingga gaya
neto pada benda adalah nol. Dari dasar tersebut maka kemudian Isac Newton
menggagas teori mengenai gerak, dimana Newton pada karyanya Principia secara
jelas menyatakan bahwa Hukum I Newton sangat dekat dengan kesimpulan
Galileo yaitu sebagai berikut:
“Setiap benda akan terus berada dalam keadaan diam, atau terus
bergerak lurus dengan kecepatan seragam, selama tidak ada gaya neto yang
bekerja padanya”
Kecendrungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diamnya atau
kecepatan seragamnya di sepanjang sebuah garis lurus, disebut inersia atau
kelembaman. Oleh sebab itu, Hukum I Newton juga disebut Hukum
Kelembaman. Namun, Hukum I Newton tidak berlaku dalam setiap kerangka
acuan, seperti pada mobil yang sedang bergerak dan didalam mobil tersebut
terdapat orang yang sedang diam, ketika mobil dipercepat orang yang diam
tertarik belakang, begitu pula sebaliknya ketika mobil direm seketika maka orang

18
yang dalam posisi diam maka akan bergerak kedepan tanpa adanya gaya yang
diberikan pada kucing tersebut.

Hal tersebut menurut hukum I Newton terjadi karena kucing tersebut hanya
meneruskan keadaan geraknya dengan mempertahankan kecepatan yang dimiliki.

2.3.2 Hukum II Newton

Pada Hukum I Newton, gaya neto yang bekerja pada sebuah benda yang
diam maka benda tersebut akan terus diam begitu pula apabila sedang bergerak
maka akan terus bergerak. Namun, apabila gaya neto memang dikerahan pada
sebuah benda maka dapat membuat kecepatannya bertambah. Apabila gaya neto
memiliki arah yang berlawanan dengan arah pergerakan benda, gaya itu akan
mengurangi kecepatan benda. Apabila gaya neto yang bekerja megarah ke
samping pada sebuah benda yang sedang bergerak maka arah kecepatan benda itu
akan berubah, perubahan arah kecepatan ini juga merupakan percepatan. Seperti
ketika anda mendorong sebuah troli itu secara horizontal dengan gaya yang kecil
namun konstan selama jangka waktu tertentu, Anda akan membuat troli itu
bergerak dipercepat dari keadaan diam ke suatu kelajuan. Percepatannya akan
bertambah ketika diberikan 2 kali lipat gaya dorong dari sebelumnya. Namun,
percepatan juga bergantung pada massa benda. Apabila anda mendorong troli
belanja yang kosong dengan gaya yang sama pada troli yang berisi barang penuh,
anda akan mendapatkan bahwa troli yang berisi penuh barang bergerak dipercepat
lebih perlahan. Semakin besar massa benda, semakin kecil percepatannya untuk
gaya neto yang sama. Hubungan matematisnya, sebagaimana digagas oleh
Newton, adalah percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya.

19
Hubungan ini telah terbukti berlaku secara umum dan dapat dirangkum dalam
kalimat berikut:

“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya neto yang


bekerja padanya, dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan adalah searah dengan gaya neto yang bekerja pada benda”

Hukum II Newton dapat ditulis dalam bentuk persamaan:

𝚺𝐅
a= 𝐦

dimana a merepresentasikan percepatan, m mewakili massa, dan ΣF


mewakili gaya neto pada benda. Simbol “sigma” pada F mereprensentasikan
jumlah dari semua gaya yag bekerja pada benda.

2.3.3 Hukum III Newton

Hukum II Newton tentang gerak


mendeskripsikan secara kuantitatif
bagaimana gaya mempengaruhi gerak.
Namun, kita pasti bertanya darimana
datangnya gaya. Observasi
menyiratkan bahwa gaya yang
dikerahkan pada benda apapun selalu
dikerahkan oleh benda lainnya seperti
martil yang menghantam paku. Akan
tetapi, Newton menyadari bahwa yang sesungguhnya terjadi tidak hanya satu sisi
seperti itu. Memang benar martil mengerahkan gaya pada paku, namun paku
ternyata juga mengerahkan gaya balik pada martil, karena kelajuan martil dengan
cepat turun menjadi nol saat mengenai paku.

Hanya gaya yang kuat dapat menimbulkan perlambatan yang sedemikian cepatnya
pada gerakan matil. Sehingga Newton mengatakan, kedua benda tersebut (paku
dan martil) harus dipandang secara setara. Martil mengerahkan gaya pada paku,
dan paku mengerahkan gaya balik pada martil. Inilah intisari dari Hukum III
Newton tentang gerak:

20
“Bilamana sebuah benda mengerahkan gaya pada benda kedua, benda
kedua ini akan mengerahkan gaya yang sama besarnya namun berlawanan
arah pada benda pertama”

Hukum ini terkandung dinyatakan kembali sebagai “untuk setiap aksi selalu
terdapat reaksi yang sama besarnya namun berlawanan arah”. Hal ini valid
berlaku secara sempurna. Akan tetapi, untuk menghindari kebingungan, perlu
diingat bahwa gaya “aksi” dan “reaksi” bekerja pada benda- benda yang berbeda.
Hal tersebut terbukti ketika tangan kita menekan pada tepian meja yang lancip
maka bentuk tangan akan berubah menjadi sedikit tertekuk masuk, yang
merupakan bukti nyata bahwa suatu gaya sedang dikerahkan padanya. Anda
hanya merasakan gaya yang dikerahkan pada tangan anda, ketika anda
mengerahkan gaya pada benda lain, yang anda rasakan adalah benda itu menekan
balik anda. Gaya yang dikerahkan meja pada tangan anda memiliki magnitudo
yang sama seperti gaya yang dikerahkan tangan anda pada meja. Hal ini benar
bukan hanya jika meja itu sedang diam tetapi juga benar bahkan jika meja itu
dipercepat akibat gaya yang dikerahkan tangan Anda.

2.4 Gerak Pada Tumbuhan


Gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gerak endonom,
gerak higroskopis, dan gerak esionom.
a. Gerak Endonom
Gerak pertumbuhan daun dan gerak rotasi sitoplasma (siklosis) pada sel-
sel daun Hydrilla verticillata dapat diketahui dari gerak sirkulasi klorofil
di dalam sel. Gerak ini terjadi secara spontan dan tidak diketahui
penyebabnya, atau tidak memerlukan rangsang dari luar. Gerak yang
demikian disebut gerak endonom. Rangsang pada gerak endonom di duga
berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri.
b. Gerak Higroskopis
Merekahnya kulit buah-buahan yang sudah kering pada tumbuhan polong-
polongan, membukanya dinding sporangium (kotakspora) paku-pakuan,
membentang dan menggulungnya gigi-gigi peristoma pada sporangium
lumut adalah contoh contoh dari gerak higroskopis. Gerak higroskopis

21
adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air
di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata.
c. Gerak Esionom
Gerak esionom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari lingkungan sekitar. Berdasarkan jenis rangsangannya,
Gerak esionom dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, gerak taksis, dan
gerak nasti.
1) Gerak Tropisme
Gerak tumbuhan dapat diamati melalui beberapa gejala, salah satunya
adalah arah tumbuh tumbuhan. Arah tumbuh tumbuhan dapat berubah
karena pengaruh lingkungan. Contoh tumbuhan yang diletakkan dekat
jendela batangnya tumbuh menuju cahaya. Cahaya merupakan
rangsang yang datangnya dari luar tumbuhan. Gerak tumbuhan yang
arah geraknya dipengaruhi arah datangnya rangsang dari luar disebut
tropisme. Jika arah gerak tumbuhan mendekati rangsang disebut gerak
tropisme positif, tetapi jika arah gerak tumbuhan menjauhi rangsang
disebut gerak tropisme negatif. Berdasarkan jenis rangsangannya,
gerak tropisme dibagi menjadi geotropisme (gravitropisme),
hidrotropisme, tigmotropisme, kemotropisme, dan fototropisme
(heliotropisme).
a). Gerak Geotropisme
Pada kecambah tanaman tersebut, arah gerak akar selalu menuju
pusat bumi dan arah gerak tumbuh batangnya selalu tegak ke atas
menjauhi pusat bumi. Arah gerak bagian tumbuhan baik akar
maupun batang tersebut karena pengaruh gravitasi. Gerak
tumbuhan yang demikian disebut geotropism atau gravitropisme.
b). Gerak Hidrotropisme
Pertumbuhan akar yang selalu menuju ke sumber air disebut gerak
hidrotropisme. Hidrotropisme adalah gerak tropisme tumbuhan
yang dipengaruhi oleh rangsangan air.
c). Gerak Tigmotropisme

22
Gerak membelitnya ujung batang atau ujung sulur kacang panjang
dan mentimun pada tempat rambatannya disebut gerak
tigmotropisme. Tigmotropisme adalah gerak tropisme yang
diakibatkan oleh rangsang berupa sentuhan dengan rambatannya
baik berupa benda mati atau tumbuhan lain.
d). Gerak Fototropisme
Gerak tropisme tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan
cahaya disebut gerak fototropisme atau heliotropisme. Tumbuhan
yang arah tumbuhan yang mendekati sumber cahaya disebut
fototropisme positif sedangkan yang menjauhi cahaya disebut
fototropisme negatif. Contohnya adalah gerakan ujung batang
bunga matahari yang membelok menuju kearah datangnya cahaya
(fototropisme positif).
e). Gerak Kemotropisme
Penyerbukan merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari di kepala
putik. Selanjutnya, serbuk sari akan berkecambah di kepala putik
dan membentuk buluh serbuk yang akan membawa gamet jantan
(spermatozoid) menuju gamet betina (sel telur). Gerakan buluh
serbuk sari menuju sel telur pada bakal buah karena pengaruh
zatgula yang dikeluarkan oleh bakal buah (zat kimia). Gerak
tropisme tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan bahan kimia
disebut kemotropisme.

2) Gerak Taksis
Gerak taksis adalah gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan
yang arahnya dipengaruhi oleh sumber rangsangan. Gerak taksis
biasanya dilakukan oleh organisme bersel satu. Berdasarkan jenis
rangsangannya, taksis dapat dibedakan menjadi kemotaksis dan
fototaksis. Gerak spermatozoid menuju sel telur pada archegonium
tumbuhan lumut dantumbuhanpaku yang bergerak karena tertarik oleh
zat gula atau protein yang dihasilkan oleh archegonium disebut gerak
kemotaksis. Kemotaksis adalah gerak taksis tumbuhan yang

23
dipengaruhi oleh rangsangan berupa bahan kimia. Gerak kloroplas ke
sisi sel yang memperoleh cahaya disebut gerak fototaksis. Fototaksis
adalah gerak taksis tumbuhan yang dipengaruhi rangsang berupa
cahaya.

3) Gerak Nasti
Nasti adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan akibat rangsangan dari
luar, tetapi arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsang. Berdasarkan jenis rangsangannya gerak nasti dibedakan
menjadi niktinasti, fotonasti, dan tigmonasti atau seismonasti.
a). Gerak Niktinasi
Menguncupnya daun tumbuhan Leguminosae (kacang-kacangan)
menjelang petang akibat perubahan tekanan turgor pada tangkai
daun disebut gerak niktinasti. Niktinasti adalah gerak nasty
tumbuhan akibat rangsangan dari lingkungan yang terjadi pada
malam hari.
b). Gerak Fotonasti
Mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari
disebut gerak fotonasti. Fotonasti adalah gerak nasty tumbuhan
akibat rangsangan cahaya.
c). Gerak Seismonasti
Gerak menutupnya daun putrid malu (Mimosa pudica) saat disentuh
disebut gerak seismonasti.Seismonasti atau tigmonasti adalah gerak
nasti tumbuhan yang dipengaruhi oleh getaran atau sentuhan.
d). Gerak Termonasti
Bunga tulip selalu mekar di musim semi. Mekarnya bunga tulip
tersebut disebabkan oleh suhu udara pada musim semi lebih hangat
dari musim dingin. Gerak mekarnya bunga tulip pada musim semi
disebut gerak termonasti. Termonasti adalah gerak nasty tumbuhan
dipengaruhi oleh rangsangan yang berupa suhu.
e). Gerak Nasti Kompleks

24
Contoh gerak tumbuhan lainnya seperti gerakan membuka dan
menutupnya stomata karena pengaruh kadar air, cahaya, suhu, dan
zat kimia (protein dan gula) adalah contoh gerak nasti kompleks.
Nasti kompleks adalah gerakan tumbuhan akibat rangsangan yang
diterima lebih dari satu macam.

2.5 Sistem Gerak


Sistem gerak pada manusia dan vertebrata terdiri dari sistem gerak pasif
(tulang rawan), dan sistem sistem gerak aktif yang terdiri dari otot dan sendi.
Tulang dikatakan sistem gerak pasif, dikarenakan tidak dapat bergerak sendiri,
maka diperlukannya bantuan dari otot dan sendi untuk bergerak. Otot
dikatakan sistem gerak aktif mempunyai kemampuan berkontraksi (mengerut)
dan relaksasi (relaks, memanjang).
Tulang pada vertebrata dan manusia terdiri atas tulang keras, dan tulang
rawan. Pada masa embrio, tulang rawan merupakan penyusun tulang pada
semua vertebrata. Pada beberapa jenis vertebrata, tulang rawan (kartilago)
tidak berubah menjadi tulang. Misalnya ikan hiu dan ikan pari, kedua ikan ini
termasuk hewan bertulang rawan , akan tetapi pada vertebrata lainnya dalam
masa perkembangannya tulang sejati secara berlahan akan menggantikan
tulang rawan tersebut.
Menurut jenisnya, hewan dibagi menjadi dua yaitu hewan yang bertulang
belakang (Vertebrata) dan hewan yang tidak memiliki tulang belakang
(Invertebrata). Sistem gerak yang terdapat pada Vertebrata dan Avertebrata
memiliki fungsi yang sama yaitu berhubungan dengan bentuk rangka dan
tubuh hewan, walaupun hewan tersebut berpindah tempat dengan cara yang
berbeda satu sama lain.
2.5.1 Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata)
Ciri khas hewan vertebrata yaitu memiliki tulang dalam atau
endoskeleton yang berfungsi untuk menopang berat badan hewan tersebut.
Otot dan tulang hewan saling menempel membuat struktur endoskeleton.
a) Sistem Gerak Ikan (pisces)

25
Ikan merupakan salah satu hewan yang berhabitat di air. Massa
jenis air lebih kecil dibandingkan massa badan ikan tersebut yang
mengakibatkan seekor ikan tersebut bisa bergerak dan berpindah
tempat. Selain itu ikan juga memiliki sirip yang membuat tubuhnya
dapat berenang leluasa di dalam air dengan hanya mengeluarkan
energi yang sedikit.
Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di
sekitarnya, yaitu meliuk-liukkan rangka tubuhnya sehingga otot-otot
di kedua sisi tubuh ikan berkontraksi menghasilkan gelombang
lenturan yang berjalan di sepanjang tubuh ikan dari hidung sampai ke
ekor. Vektor gaya yang bekerja pada air dengan gerakan lateral
menghasilkan gaya yang mendorong ikan ke depan.
Fungsi-fungsi alat gerak ikan:
1. Bentuk tubuh yang Aerodinamis (streamline) untuk
mengurangi hambatan ketika bergerak di dalam air;
2. Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan
di dalam air. Sirip ikan terdiri dari sepasang sirip yang berada
di kanan maupun di kiri dan sirip ekornya. Sirip-sirip ini
bermanfaat bagi ikan agar bisa bergerak ke depan dengan
mudah. Selain itu ada lagi sirip tengah, yaitu sirip yang terletak
di atas tubuh ikan. Ikan memiliki habitat di terumbu karang
hanya menggunakan sirip tengah dan sirip (kanan dan kiri)
biasanya tidak dapat berenang.
3. Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak
diinginkan;
4. Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertikal.
5. Susunan otot dan tulang belakang yang fleksibel untuk
mendorong ekor ikan melawan air.

26
b) Sistem Gerak Katak (amfibi)
Tulang katak yaitu terdiri dari tulang badan, tulang anggota gerak
dan tulang tengkorak (tulang kepala). Amfibi memiliki sendi baik itu
di lutut, bahu, siku, pinggul, pergelangan kaki dan tangan. Sendi ini
memudahkan hewan amfibi seperti katak untuk melompat. Selain itu
bentuk tulang kepala katak berukuran kecil dan hanya memiliki
sedikit tulang. Hal ini menyebabkan tulang kepala katak sangat ringan
namun kuat. Selain itu postur badan katak juga ditopang oleh tulang
belakang yang dapat menahan berat tubuh bagian belakang dan bagian
depan katak.
Katak memiliki kaki yang sangat panjang dan otot-otot yang kekar
dan solid. Agar katak mudah saat berenang, kaki katak memiliki
selaput renang. Selaput renang ini sangat berguna bagi katak saat
sedang berenang di dalam air. Dengan adanya selaput renang, katak
dapat bergerak lincah di dalam air.

27
c) Sistem Gerak Burung
Cara bergerak hewan yang ada di udara berbeda dengan cara
bergerak hewan yang ada di dalam air. Hewan udara contohnya yaitu
burung. Burung dapat terbang bebas di udara karena memiliki sayap
dan rangka tulang yang mendukung. Setiap burung memiliki cara
terbang yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Pada
umumnya bentuk tubuh burung – burung memiliki bentuk tubuh yang
unik. Burung – burung dapat terbang karena bentuk tubuhnya
memiliki gaya angkat yang lebih besar, sehingga dapat melepaskan
diri dari pengaruh gaya gravitasi bumi.
Burung mempunyai sejumlah ciri-ciri khusus yang berhubungan
dengan kemampuan terbang. Ciri-ciri khusus itu sebagai berikut.
1. Sebagian ruas tulang belakang menjadi satu membentuk titik
tumpu yang kuat sewaktu sayap dikepakkan.
2. Tulang yang besar biasanya berongga. Hal ini untuk
mengurangi bobot badan. Berat rangka burung hanya 4% dari
seluruh berat badan.
3. Pada tulang dada yang berlunas dalam, melekat otot-otot
terbang yang kukuh untuk menggerakkan sayap.
Selain bergerak dengan cara terbang, ada beberapa jenis burung
juga dapat berenang dengan kakinya. Burung yang dapat
berenang umumnya memiliki selaput pada kakinya.

28
Bentuk sayap burung memiliki susunan rangka yang kuat namun
ringan. Selain itu burung juga diperkuat oleh tulang dada dan otot –
otot yang solid dan kekar saat menahan terpaan angin yang kencang
pada waktu sedang terbang di udara. Kontruksinya tulang sayap yang
kuat dan ringan memberikan gaya angkat yang cukup besar bagi
burung saat akan terbang.
Bentuk sayap burung seperti airfoil. Bentuk ini menyebabkan
udara yang mengalir di bawah sayap burung mengalir lebih lambat
daripada udara yang mengalir di atas sayap burung. Pada waktu
burung akan terbang yaitu dengan mengepakkan sayapnya, maka
udara akan mengalir ke bagian bawah yang menghasilkan gaya angkat
sehingga burung dapat terangkat ke udara atau terbang.

d) Sistem Gerak Reptil


Hewan yang termasuk dalam kategori reptil yaitu kadal, kura-kura,
ular, buaya, dan sebagainya. Contohnya ular. Ular bergerak dengan
cara merayap atau melata baik di atas tanah, maupun pada saat
berenang di air.
Bentuk tulang ular yaitu terdiri dari tulang tengkorak, tulang
badan, dan tulang ekor. Pada tulang badan, terdiri dari ratusan buah
ruas-ruas tulang belakang. Sedangkan pada tulang rusuk ular
terhubung dengan tulang belakang dibalut dengan otot-otot yang
lentur dan kuat. Dengan bentuk tubuh dan banyaknya ruas-ruas tulang

29
belakang inilah yang menyebabkan ular bergerak dengan cara meliuk-
liukan badannya ke kanan dan ke kiri dengan cepat.

e) Sistem Gerak Mamalia


Mamalia hidup di berbagai jenis habitat, ada yang hidup di air,
di darat dan di udara. Salah satu contoh mamalia yang hidup di darat
yaitu simpanse memiliki tulang-tulang kokoh dan kuat untuk
menopang tubuhnya.

2.5.2 Hewan Tidak Bertulang Belakang (Invertebrata)


Invertebrata adalah jenis hewan yang tidak memiliki tulang
belakang atau tulang punggung.
A. Sistem Gerak dari Hewan Invertebrata:
1) Gerak ameboid adalah suatu bentuk gerak yang merupakan ciri
khas amoeba dan protozoa lain. Sel-sel ameboid mengubah
bentuknya dengan menonjolkan dan menarik pseudopodia (kaki
semu) dari titik mana saja pada permukaan sel. Sel-sel seperti itu
diselubungi oleh suatu membrane lembut dan sangat fleksibel,
disebut plasmalema. Dibawah plasmalema terbentuk lapisan tak-

30
berbutir (non granular), suatu ektoplasma yang seperti gel, yang
menyelubungi endoplasma yang lebih encer. Selama gerak
ameboid, beberapa pseudopodia dapat mulai terbentuk di beberapa
bagian sel tetapi biasanya hanyansatu yang dominan dan sel
begerak ke arah itu. Perlu ditegaskan bahwa sebenarnya tidak ada
bagian depan (anterior) yang permanen, karena kaki semu yang
dominan dapat terbentuk dipermukaan sel mana saja. Seperti yang
sudah disebut diatas, sitoplasma amoeba dapat dibagi menjadi
ektoplasma yang setengah keras/ kaku di bawah membrane sel dan
endoplasma yang lebih encer yang terletak lebih dalam.

2) Gerak Kelijak dan Flagel


Ada pendapat yang mengatakan, bahwa kelijak (cilia, rambut
getar) merupakan nama umum untuk :
 Flagel yang merupakan organel relatife panjang, biasanya
terdapat tunggal atau beberapa saja pada sel.
 Kelijak dalam arti sempit yang jauh lebih pendek dan terdapat
dalam jumlah besar pada sel.Flagel adalah khas pada kelas
Mastigophora (Flagellata). Yang juga mempunyai flagel misalnya
koanosit Porifera, Gastroderm banyak Colentrata, solenosit
Annelida dan sel sperma banyak hewan. Kelijak pada klas pada
Ciliata dan biasa terdapat pada tubuh permukaan Coelenterata,

31
Turbellaria dan Nemertia. Pada semua fylum hewan kecuali
Nematoda dan Arthopoda.
Perbedaan utama antara kelijak dengan flagel terletak pada pola
geraknya. Suatu flagel bergerak simetris dengan undulasi mirip
pada ular sehingga air didorong sejajar dengan sumbu memanjang
flagel. Sebaliknya, kelijak bergerak tidak semetris; gerak kearah
yang satu berlangsung dengan kelijak dalam keadaan tegang/ kaku
disertai tenaga kuat dan cepat (kayuhan efektif); ini diikuti oleh
gerak balik yang lambat dengan kelijak melengkung berawal dari
pangkalnya (kayuhan balik), sehingga kembali pada posisi semula.
Air didorong sejajar dengan permukaan yang berkelijak itu. Gerak
dasar kelijak terdiri atas tiga gerak yaitu gerak pendulum (gerak
yang paling sederhana), gerak fleksural dan gerak undulasi.

B. Sistem Rangka
Sistem rangka hewan terbagi menjadi:
1. Sistem rangka hidrostatik, yaitu gerak tubuh ditunjang oleh gerak
peristaltik yang dihasilkan dari gerakan kontraksi otot sirkuler dan
longitudinal yang ritmik dari kepala sampai ekor. Contoh:
Coelenterata dan Vermes.
2. Sistem rangka eksoskeleton, yaitu sistem rangka yang berada di
luar tubuh dan melapisi tubuh. Eksoskeleton terdiri dari shell dan
body case. S hell adalah eksoskeleton yang tidak menutupi seluruh
tubuh hewan, dan terdiri dari kepingan. Contoh: Pelecypoda dan
Gastropoda. Body case adalah eksoskeleton yang menutupi seluruh
tubuh hewan dan bersifat fleksibel. Contoh: Arthropoda.
3. Sistem rangka endoskeleton, yaitu sistem rangka yang berada di
dalam tubuh sebagai alat gerak pasif dan mendukung kerja otot
sebagai alat gerak aktif. Contoh: Chordata.
C. Sistem Gerak
Beikut filum invertebrata, sebagai berikut : (1) Protozoa, bersel satu
dan renik; (2) Porifera, bersel banyak dengan tubuh berpori-pori serta

32
mempunyai spikula yang beragam : (3) Ceoelenterata, bersel banyak,
simetri radial, diplobalstik, dengan bentuk polip dan medusa, dan
memiliki rongga pencernaan ; (4) Platyhelminthes, simetri bilateral,
triploblastik salauran penceenaan tidak sempurna, tidak mempunyai
rongga tubuh (5) Nematyhelminthes, simetris bilateral, triploblastik,
mempunyai rongga tubuh semu, saluran pencernaan sempurna ; (6)
Annelida, simetri bilateral, triploblastik, mempunyai rongga tubuh
sejati dan beruas-ruas ; (7) Arthropoda, simetri bilateral, triploblastik,
mempunyai coelom,beruas-ruas,mempunyai rangka luar, kaki
bersendi ; (8) Molusca, simetri bilateral, mempunyai coelom, tidak
beruas-ruas, memiliki lapisan mantel yang dapat membuat cangkok
(9) Echinodermata, mempunyai duri kulit, rangka kapur, dan system
ambulakral.
1. Phylum Protozoa
Phylum protozoa di bagi menjadi 4 kelas dan pembagian
kelas tersebut berdasarkan alat gerak yang dimilikinya yaitu :
1) Kelas Sarcodina (Rhizopoda)
Hewan yang termasuk kelas ini memiliki alat gerak
berupa kaki palsu (pseudopodia), sedangkan gerakannya
termasuk kepada gerak amoboid. Timbulnya kaki semu
yang menjulur disebabkan oleh adanya aliran sitoplasma
yang menekan bagian tertentu dari sel, hal ini menyebabkan
Rhizopoda tidak memiliki bentuk tetap. Beberapa contoh
rhizopoda : (a). Amoeba proteus, hidup bebas di air tawar,
dengan memanfaatkan bahan organic disekitarnya.
Sebagain besar jenis amoeba yang hidup di dalam tubuh
manusia disebut entamoeba. Contoh : Entamoeba
histolitica, Entamoeba ginggivalis, dan Entamoeaba coli;
(b) Foraminifera, hidaupnya di laut, mempunyai kerangka
luar dari zat kapur yang berlubang tempat menjulurnya
protoplasma. Contoh: Globigerina bulloiders, Hestigerina
pelagica;

33
(c). Radiolaria, mempunyai kerangka luar dri zat kersik
silikat).

2)

Kelas Flagellata
Hewan dari kelompok ini mempunyai flagel (cambuk)
sebagai alat geraknya, sehingga disebut kelas Flagellata atau
Mastigophora. Selain sebagai alat gerak, flagel juga digunakan
untuk medapatkan makanan, karena getaran flagel
menyebabkan terjadinya aliran air sekitar hewan tersebut yang
membawa
makanan
dalam bentuk
pertikel padat.
Beberapa jenis
Flagellata
mempunyai
klorofil,
sehingga
mampu
melakukan
fotosintesis seperti pada tumbuhan. Tidak sedikit pula
diantaranya bersifat parasit baik pada manusia ataupun hewan.
Beberapa contoh Flagellata : Euglena, volvox, noctiluca
miliaris, Leismania donovani, Tripanosoma gambiense,
Tripanosoma rodiense, Tripanosoma evansi.

34
3) Kelas Cilliata
Hewan yang menjadi ciri khas dari kelas ciliata, ialah
adanya tonjolan protoplasma yang membentuk rambut-rambut
getar atau silia dan berfungsi sebagai alat gerak. Cilliata
mempunyai bentuk tetap karena adanya lapisan pelikel yang
meyelubungi tubuhnya sebagai penguat yang lentur.
Hewan-hewan yang umumnya hidup di air tawar dan di
laut mempunyai dua buah inti sel (nucleus), yang kecil disebut
micronucleus berfungsi pada perkembangbiakan sedangkan
yang besar disebut makronukleus berfungsi sebagai pengatur
pada proses metabolisma, pertumbuhan, dan perkembangan
serta proses lainnya dalam tubuh. Makanannya adalah vartikel
organik dan makhluk hidup lain yang kecil misalnya bakteri,
alga atau protozoa lainnya. Makanan tersebut didorong oleh
silia ke dalam sitosoma (mulut) lalu melewati sitofaring
(kerongkongan) masuk ke dalam vakuola makanan untuk
dicerna dengan enzim pencernaan, selanjutnya vakuola
makanan akan beredar ke seluruh bagian protoplasma dan
protoplasma akan menyerap zat-zat makanan dari vakuola
tersebut. Contoh cilliata yang mudah ditemukan adalah

35
Paramaecium caudatum. Sementara untuk contoh yang lainnya
adalah : Didinium, Stentor, dan Balantidium.

4) Kelas Sporozoa
Disebut sporozoa karena daur hidupnya terdapat tahapan
berupa spora yaitu sel individu yang mempunyai sel pelindung
sehingga tahan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.
Kelompok hewan bersel satu ini tidak mempunya alat gerak dan

hidup sebagai parasit pada hewan maupun manusia . Hewan ini


pun tidak memiliki alat yang berfungsi sebagai mulut, makanan
diserap dari inangnya melalui seluruh permukaan tubuh. Contoh
yang paling penting dari kelompok ini adalah Plasmodium yang
merupakan penyebab penyakit malaria. Plasmodium berkembang
biak secara tidak kawin di dalam tubuh manusia, sedangkan
perkembangbikan secara kawin terjadi di dalam tubuh nyamuk
betina dari genus Anopheles. Ada tiga contoh Plasmodium; (1) P.
malariae, menyebabkan malaria kwartana ; (2) P. vivax,
menyebabkan malaria tertiana ; (3) P. falciparum menyebabkan
malaria tropika. Contoh lain dari sporozoa adalah : Gregarina,
Coccidium, Gregarina

36
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas mengenai gerak, dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu sebagai beriku:
a. Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap
sebuah acuan tertentu.
b. Gerak lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis
lurus, misalnya: gerak kereta api di atas rel yang lurus, gerak kelereng
yang digelindingkan di lantai dan gerak pelari cepat. Gerak lurus dapat
dibagi 2 yaitu gerak lurus beraturan dan gerak lurus tidak beraturan.
c. Gerak pada benda diatur dalam Hukum Newton yaitu Hukum I Newton,
Hukum II Newton, dan Hukum III Newton.
d. Gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gerak
endonom, gerak higroskopis, dan gerak esionom.
e. Gerak pada manusia terdiri dari tulang, otot dan sendi.
1.2 Saran-saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dalam maklah ini mengenai gerak
yaitu:
a. Kepada seluruh masyarakat agar menjaga kesehatan supaya sistem gerak
dapat bekerja dengan baik.
b. Kepada insan pendidikan supaya selalu memberikan informasi yang lebih
terperinci dan detail mengenai gerak sehingga nantinya dapat berguna bagi
kita sendiri dan orang banyak.

37

Вам также может понравиться

  • Latihan Soal Kelas 5
    Latihan Soal Kelas 5
    Документ2 страницы
    Latihan Soal Kelas 5
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen
    Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen
    Документ2 страницы
    Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • J.J Thomson
    J.J Thomson
    Документ22 страницы
    J.J Thomson
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Isi Review
    Isi Review
    Документ20 страниц
    Isi Review
    anggi
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Sistem Darah dan Komponennya
    Sistem Darah dan Komponennya
    Документ1 страница
    Sistem Darah dan Komponennya
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Puisi Mading
    Puisi Mading
    Документ2 страницы
    Puisi Mading
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Peranan Pertemuan Ilmiah
    Peranan Pertemuan Ilmiah
    Документ5 страниц
    Peranan Pertemuan Ilmiah
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Alat Dan Bahan Alat Peraga
    Alat Dan Bahan Alat Peraga
    Документ1 страница
    Alat Dan Bahan Alat Peraga
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • SEJARAH TOH
    SEJARAH TOH
    Документ14 страниц
    SEJARAH TOH
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Ipa
    Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Ipa
    Документ6 страниц
    Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Ipa
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Definisi Karya Ilmiah
    Definisi Karya Ilmiah
    Документ4 страницы
    Definisi Karya Ilmiah
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • K3 Sifat Bahan
    K3 Sifat Bahan
    Документ13 страниц
    K3 Sifat Bahan
    anggi
    Оценок пока нет
  • Sejarah Ipa 111
    Sejarah Ipa 111
    Документ2 страницы
    Sejarah Ipa 111
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Kunci Jawaban
    Kunci Jawaban
    Документ2 страницы
    Kunci Jawaban
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Arus Listrik
    Arus Listrik
    Документ45 страниц
    Arus Listrik
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Kisi Kisi
    Kisi Kisi
    Документ3 страницы
    Kisi Kisi
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Makanan Yang Mengandung Banyak Vitamin B12
    Makanan Yang Mengandung Banyak Vitamin B12
    Документ7 страниц
    Makanan Yang Mengandung Banyak Vitamin B12
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ2 страницы
    Bab I
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • K4 Sistem Gerak Pada Manusia
    K4 Sistem Gerak Pada Manusia
    Документ18 страниц
    K4 Sistem Gerak Pada Manusia
    anggi
    Оценок пока нет
  • K3 Sifat Bahan
    K3 Sifat Bahan
    Документ13 страниц
    K3 Sifat Bahan
    anggi
    Оценок пока нет
  • K6 Zat Makanan
    K6 Zat Makanan
    Документ27 страниц
    K6 Zat Makanan
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Sifat Dan Bahan
    Sifat Dan Bahan
    Документ6 страниц
    Sifat Dan Bahan
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ2 страницы
    Bab I
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • K2 Jaringan Tumbuhan
    K2 Jaringan Tumbuhan
    Документ23 страницы
    K2 Jaringan Tumbuhan
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Biolistrik Arus Listrik
    Biolistrik Arus Listrik
    Документ56 страниц
    Biolistrik Arus Listrik
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Kelompok 5, BIOOPTIK
    Kelompok 5, BIOOPTIK
    Документ30 страниц
    Kelompok 5, BIOOPTIK
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Trafo 2.5
    Trafo 2.5
    Документ5 страниц
    Trafo 2.5
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет
  • Materi Trafo Bab I, II, III
    Materi Trafo Bab I, II, III
    Документ20 страниц
    Materi Trafo Bab I, II, III
    Utari Wiidayantii
    Оценок пока нет