Вы находитесь на странице: 1из 5

IDENTIFIKASI BATUAN BEKU

LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Ilmu Kebumian
Yang dibina oleh Bapak Daeng Achmad Suaidi, S.Si., M.Kom
dan Ibu Erni Yulianti, S.Pd, M.Pd

Oleh
Mira Mardiana
160351606441
Kelompok 2/Off A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Desember 2017
IDENTIFIKASI BATUAN BEKU
A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian batuan beku.
2. Menjelaskan topografi daerah pengamatan.
3. Menidentifikasi jenis-jenis batuan beku.

B. Alat dan Bahan


1. GPS
2. Alat tulis
3. Palu
4. Kamera
5. Ohm meter tanah
6. Sampel batuan

C. Prosedur Percobaan
1. Membagi wilayah pengamatan menjadi 3 titik.
2. Mengukur hambatan tanah pada setiap titik menggunakan ohm meter
tanah.
3. Mengambil minimal 3 sampel batuan yang berbeda pada setiap titik.
4. Memberi tanda pada setiap sampel.
5. Mengukur letak geografi dari setiap sampel dan bukti foto.
6. Mengidentifikasi jenis dan deskripsi dari setiap sampel batuan.
7. Mencatat pada data pengamatan.

D. Dasar Teori
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari
tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses
deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya
(force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan
proses tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam pengertian umum,
geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai
bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya, (Billing
M.P, 1990).
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”)
adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras
dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan
instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku
dalam bahasa latin dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api.
Batuan beku instrusif atau instrusi atau plutonik adalah batuan beku
yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah
permukaan Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka
mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton. Nama Pluto diambil
dari nama Dewa Romawi dunia bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga
disebut sebagai batuan beku plutonik atau batuan beku intrusive. Sedangkan
batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya
magma ke permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak secara dahsyat di
atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan. (Sihite.dkk,2015)
Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma adalah benda cair
panas pijar yang bersuhu diatas 1000˚C. Magma keluar di permukaan bumi
antara lain melalui puncak gunung berapi.Gunung berapi ada di daratan ada
pula yang di lautan. Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-
ion yang menyusun magma akam bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya
pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak
beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya
menyusun bentu yang teratur. Proses ini disebut kristalisasi. Pada proses ini
yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion akan saling
mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk
bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimiadan membentuk
kristal yang teratur. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak
membeku pada waktu yang bersamaan.
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan
silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra
oksigen-silikon. Kemudian tetrahedra-tetrahedra oksigen silikon tersebut akan
saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dari
bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk
jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak
terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral
tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral
lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-kristal padat
yang dikelilingi oleh material yang masih cair. Magma yanng membeku,
membentuk batuan beku. (Pirrson,1957)
Daerah penelitian yaitu Kompleks Ijen berada di Jawa Timur.
Kompleks Ijen secara morfologi ditandai oleh kaldera Kendeng yang
berdiameter 14-16 km di Utara dan deretan pegunungan di Selatan. Kompleks
Ijen bermula akibat adanya proses vulkanik Quartenary dan erupsi pada
gunung Ijen Tua. Di bagian dalam kaldera, topografi didominasi oleh banyak
kerucut vulkanik (Bergen et al., 2000).
Topografi puncak danau kawah Ijen, yaitu garis A-B dan C-D
menunjukkan lintasan pengukuran menggunakan echo shonder. Tanda P
menunjukkan lokasi di banyuapit, tempat keluarnya sulfur dan mata air panas.

Dominasi batuan di kaldera Ijen yaitu batuan Ijen tua di utara dan
batuan Ijen muda di kaldera internal (Sujanto et al., 1988). Batuan Ijen tua
terdiri dari breksi, lava, dan basalt-tuf, sedangkan batuan Ijen muda terdiri
dari tuf, breksi, dan lava (Utama et al., 2012). Terbentuknya Kaldera Ijen
diikuti oleh terbentuknya danau purba Blawan, dengan diameter lebih dari 5
km, yang pernah ada di dalam Kaldera Ijen. Danau ini meninggalkan jejak
lapisan sedimen klastik yang cukup tebal. Endapan danau ini terdapat di
tebing bukit dan dataran luas yang sebagian tererosi oleh aliran sungai yang
berada di wilayah ini dan tersesarkan oleh sebuah sesar (Sitorus et al., 1990).
Beberapa lokasi kemiringan lapisan ini terganggu oleh patahan yang tebentuk
setelah Danau Blawan kering.

Вам также может понравиться