Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Definisi
Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh
seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran social.
berhubungan dengan orang lain yang tidak memuaskan seperti diperlakukan tidak adil,
kehilangan pekerjaan, dan lain-lain. Selain itu ada juga gangguan jiwa yang disebabkan
factor organik, kelainan saraf dan gangguan pada otak (Djamaludin, 2001).
Para ahli psikologi berbeda pendapat tentang sebab-sebab terjadinya gangguan jiwa.
Menurut pendapat Sigmund Freud dalam Maslim (2002), gangguan jiwa terjadi karena
tidak dapat dimainkan tuntutan id (dorongan instinctive yang sifatnya seksual) dengan
tuntutan super ego (tuntutan normal social). Orang ingin berbuat sesuatu yang dapat
memberikan kepuasan diri, tetapi perbuatan tersebut akan mendapat celaan masyarakat.
1
Konflik yang tidak terselesaikan antara keinginan diri dan tuntutan masyarakat ini
kebutuhan jiwa mereka. Beberapa contoh dari kebutuhan tersebut diantaranya adalah
pertama kebutuhan untuk afiliasi, yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan diterima oleh
orang lain dalam kelompok. Kedua, kebutuhan untuk otonomi, yaitu ingin bebas dari
pengaruh orang lain. Ketiga, kebutuhan untuk berprestasi, yang muncul dalam keinginan
untuk sukses mengerjakan sesuatu dan lain-lain. Ada lagi pendapat Alfred Adler yang
mengungkapkan bahwa terjadinya gangguan jiwa disebabkan oleh tekanan dari perasaan
diri adalah kegagalan di dalam mencapai superioritas di dalam hidup. Kegagalan yang
J.P Caplin dalam Kartini Kartono (2000) mengartikan bahwa kebutuhan ialah alat
substansi sekuler. Dorongan hewani atau motif fisiologis dan psikologis yang harus
dipenuhi atau dipuaskan oleh organisme, binatang atau manusia, supaya mereka bias
Dari berbagai pendapat mengenai penyebab terjadinya gangguan jiwa seperti yang
dikemukakan diatas disimpulkan bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh karena ketidak
mampuan manusia untuk mengatasi konflik dalam diri, tidak terpenuhinya kebutuhan
hidup, perasaan kurang diperhatikan (kurang dicintai) dan perasaan rendah diri.
2
Penggolongan gangguan jiwa sangatlah beraneka ragam menurut para ahli berbeda-
dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi mental,
a. Skizofrenia
psikosa yang sering dijumpai dimanamana sejak dahulu kala. Meskipun demikian
(Maramis, 1994). Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas,
bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan.
Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati
b. Depresi
Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya,
serta gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998). Depresi juga dapat diartikan sebagai salah
3
satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan
kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa
dan lain sebagainya (Hawari, 1997). Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang
berhubungan dengan penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri
sendiri atau perasaan marah yang mendalam (Nugroho, 2000). Depresi adalah
pesimis, putus asa, ketidakberdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang
negatif dan takut pada bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai kesedihan yang
merupakan perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari situasi tertentu
c. Kecemasan
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh
setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi
sebaik-baiknya, Maslim (1991). Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut
sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik (Rawlins 1993).
Intensitasn kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.
tingkatan yang meliputi, kecemasan ringan, sedang, berat dan kecemasan panic
d. Gangguan Kepribadian
4
tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, neurosa
dan gangguan inteligensi sebagian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau
Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh
gangguan fungsi jaringan otak (Maramis,1994). Gangguan fungsi jaringan otak ini
dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang
f. Gangguan Psikosomatik
sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang
dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi
g. Retardasi Mental
tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama
5
4. Tanda dan gejala gangguan jiwa
Tanda dan gejala gangguan jiwa menurut Yosep (2007) adalah sebagai berikut :
Ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-
tidak ada hanya muncul dari dalam diri individu sebagai bentuk kecemasan yang
sangat berat dia rasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, klien bisa mendengar
sesuatu, melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada
Gangguan kemauan: klien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah membuat
keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali bangun pagi, mandi, merawat
kebesaran). Klien merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang
kaya, titisan Bung karno tetapi di lain waktu ia bisa merasa sangat sedih,
menangis, tak berdaya (depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri hidupnya.
melakukan apa-apa yang tidak disuruh atau menentang apa yang disuruh, diam
6
SUMBER PENYEBAB GANGGUAN JIWA
a. Keturunan; Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas, mungkin terbatas
dalam mengakibatkan kepekaan untuk mengalami gangguan jiwa tapi hal tersebut
jiwa.
Demikian pula cedera/cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah diri.
dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya dikemudian hari. Hidup seorang
manusia dapat dibagi atas 7 masa dan pada keadaan tertentu dapat mendukung
7
Masa bayi; Yang dimaksud masa bayi adalah menjelang usia 2 – 3 tahun, dasar
perkembangan yang dibentuk pada masa tersebut adalah sosialisasi dan pada masa
ini. Cinta dan kasih sayang ibu akan memberikan rasa hangat/ aman bagi bayi dan
Sebaliknya, sikap ibu yang dingin acuh tak acuh bahkan menolak dikemudian hari
lingkungan. Sebaiknya dilakukan dengan tenang, hangat yang akan memberi rasa
aman dan terlindungi, sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan tergesa-gesa
Masa anak pra sekolah (antara 2 sampai 7 tahun); Pada usia ini sosialisasi mulai
dijalankan dan telah tumbuh disiplin dan otoritas. Penolakan orang tua pada masa
ini, yang mendalam atau ringan, akan menimbulkan rasa tidak aman dan ia akan
mengembangkan cara penyesuaian yang salah, dia mungkin menurut, menarik diri
atau malah menentang dan memberontak. Anak yang tidak mendapat kasih sayang
tidak dapat menghayati disiplin tak ada panutan, pertengkaran dan keributan
membingungkan dan menimbulkan rasa cemas serta rasa tidak aman. hal-hal ini
merupakan dasar yang kuat untuk timbulnya tuntutan tingkah laku dan gangguan
Masa Anak sekolah; Masa ini ditandai oleh pertumbuhan jasmaniah dan
intelektual yang pesat. Pada masa ini, anak mulai memperluas lingkungan
dapat menimbulkan gangguan penyesuaian diri. Dalam hal ini sikap lingkungan
8
melakukan kompensasi yang positif atau kompensasi negatif. Sekolah adalah
tempat yang baik untuk seorang anak mengembangkan kemampuan bergaul dan
Masa Remaja; Secara jasmaniah, pada masa ini terjadi perubahanperubahan yang
pergolakan yang hebat. pada masa ini, seorang remaja mulai dewasa mencoba
dewasa), sedang di lain pihak belum sanggup dan belum ingin menerima
otoritas, senang berkelompok, idealis adalah sifat-sifat yang sering terlihat. Suatu
lingkungan yang baik dan penuh pengertian akan sangat membantu proses
Masa Dewasa muda; Seorang yang melalui masa-masa sebelumnya dengan aman
dan bahagia akan cukup memiliki kesanggupan dan kepercayaan diri dan
mengalami masalah pada masa ini mungkin akan mengalami gangguan jiwa
Masa dewasa tua; Sebagai patokan masa ini dicapai kalau status pekerjaan dan
sosial seseorang sudah mantap. Sebagian orang berpendapat perubahan ini sebagai
masalah ringan seperti rendah diri. pesimis. Keluhan psikomatik sampai berat
9
seperti murung, kesedihan yang mendalam disertai kegelisahan hebat dan
Masa Tua; Ada dua hal yang penting yang perlu diperhatikan pada masa ini
jasmaniah dan kemampuan social ekonomi menimbulkan rasa cemas dan rasa
tidak aman serta sering mengakibatkan kesalah pahaman orang tua terhadap orang
3. Sebab Sosio Kultural; Kebudayaan secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang
dapat dilihat maupun yang tidak terlihat. Faktor budaya bukan merupakan penyebab
tersebut.
10
PROSES PERJALANAN GANGGUAN JIWA
11
HALUSINASI
A. Konsep Halusinasi
1. Definisi
(Sundeen's, 2004).
Halusinasi ialah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera
seorang pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau bangun, dasarnya mungkin
2. Klasifikasi
a. Halusinasi penglihatan ( visual, optik ): tak berbentuk ( sinar, kalipan atau pola
cahaya ) atau berbentuk ( orang, binatang atau barang lain yang dikenalnya),
b. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik): suara manusia, hewan atau mesin, barang,
12
d. Halusinasi pengecap (gustatorik) : merasa/mengecap sesuatu
e. Halusinasi peraba (taktil) : merasa diraba, disentuh, ditiup,disinari atau seperti ada
f. Halusinasi kinestetik : merasa badannya bergerak dalam sebuah ruang, atau anggota
h. Halusinasi hipnagogik: terdapat ada kalanya pada seorang yang normal, tepat
samasekali dari tidurnya. Disamping itu ada pula pengalaman halusinatorik dalam
3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
adalah :
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap
stress.
bayi akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
13
Faktor Biokimia; Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.
Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat stress
Faktor Psikologis; Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah
depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata
Faktor Genetik dan Pola Asuh; Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang
diasuh oleh orang tua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2007) yang dikutip oleh Jallo (2008), faktor presipitasi
Biologis; Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
14
Sumber koping; Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
menanggapi stressor.
Menurut Hamid (2000) yang dikutip oleh Jallo (2008), dan Menurut Keliat (1999)
dikutip oleh Syahbana (2009) perilaku klien yang berkaitan dengan halusinasi adalah
sebagai berikut :
Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, dan respon verbal
yang lambat
Menarik diri dari orang lain, dan berusaha untuk menghindari diri dari orang lain
Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak nyata
Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik dan
15
DEFISIT PERAWATAN DIRI
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan diri. Defisit Perawatan Diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
secara mandiri.
16
Kurang perawatan diri : Makan
3. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah
a. Faktor predisposisi:
perawatan diri.
perawatan diri.
b. Faktor presipitasi; Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah / lemah
17
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
hygiene adalah:
Praktik social; Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka
Status sosial ekonomi; Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan
dimandikan.
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain – lain.
Kondisi fisik atau psikis; Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk
18
o Dampak fisik; Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a. Fisik
b. Psikologis
c. Sosial
Interaksi kurang.
Kegiatan kurang
19
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
5. Mekanisme Koping
o Regresi
o Penyangkalan
o Intelektualisasi
20
KONSEP STRESS
A. Konsep Stres
1. Definisi
Stres merupakan suatu respons fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia
yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal.
Stres menurut Hans Selye merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar
stres, ataupun situasi / pengalaman seseorang yang dapat menyebabkan tekanan yang
2. Macam-macam Stres
Stres Fisik; Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperature
yang tinggi atau rendah, suara bising, sinar matahari atau karena tegangan arus
listrik.
Stres Kimiawi; Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan,
zat beracun, asam basa, factor hormone atau gas dan prinsipnya karena pengaruh
senyawa kimia.
Stres Microbiologik; Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus,
Stres Fisiologik; Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh,
21
Stres Proses Pertumbuhan dan Perkembangan; Stres yang disebabkan karena
lanjut usia.
Stres Psikis atau Emosional; Stress yang disebabkan karena gangguan situasi
3. Sumber Stres
o Sumber Stres di Dalam Diri; Pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi
antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah bebagai
permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu
o Sumber Stres di Dalam Keluarga; Stres ini bersumber dari masalah keluarga
adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga. Permasalahan ini akan menimbulkan
stres.
o Sumber Stres di Masyarakat dan Lingkungan; Sumber stres ini dapat terjadi di
berkembang.
4. Tahapan Stres
Menurut van Amberg (dalam Hawari 2002), stress itu memiliki enam tahapan.
Tahap I adalah stress paling ringan. Seseorang akan dihinggapi gejala stress yang
22
tajam, meningkatnya rasa senang terhadap pekerjaan, dan mampu menyelesaikan
pekerjaan lebih cepat dari biasanya. Orang yang mengalami gejala stress Tahap I
Ketika stress Tahap I selesai, ia akan memasuki stress Tahap II. Jika pada
awalnya menyenangkan, pada tahap ini seseorang mulai merasakan aneka keluhan
sebagai gejala stress nya. Sering mengeluhkan tidak cukupnya cadangan energi,
seperti cepat lelah khususnya pada sore hari, merasa letih ketika bangun pagi,
jantung berdenyut lebih cepat dari biasanya alias berdebardebar, tidak bisa santai,
Apabila gejala stress ini tidak dihiraukan dan terus memaksakan bekerja, stress
pun akan memasuki tahap III, di mana aneka penyakit mulai berdatangan. Semacam
koordinasi tubuh badan terasa lunglai dan mau pingsan. Pada tahap ini seseorang
Jika hal ini dibiarkan, gejala stress tahap IV pun akan muncul. Gejalanya
biasanya lebih berat. Sebagai contoh: seseorang sangat sulit untuk bertahan walau
hanya satu hari, tidak mampu lagi menyelesaikan pekerjaan rutin, hilangnya
23
dan daya pikir, dan mulai muncul perasaan takut dan cemas yang tidak jelas ujung
pangkalnya.
Jika keadaan terus berlanjut, seseorang akan jatuh pada gejala stress Tahap V
yang ditandai dengan: kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam, tidak
mampu lagi mengerjakan pekerjaan rutin walaupun itu ringan, gangguan sistem
dan kepanikan yang semakin meningkat, yang bersangkutan pun menjadi mudah
bingung.
Puncaknya adalah stress Tahap VI. Inilah klimaks dari lima tahapan
sebelumnya. pada gejala stress yang ke-6 ini eseorang akan mengalami serangan
panik dan perasaan takut mati. Orang yang terkena stress Tahap VI ini seringkali
harus masuk UGD berkali-kali karena beratnya keluhan yang diderita, walau secara
24
PRILAKU KEKERASAN
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan / kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Perilaku
kekerasan adalah suatu kondisi maladaktif seseorang dalam berespon terhadap marah.
melakukan atau menyerang orang lain / lingkungan. Tindak kekerasan merupakan suatu
agresi fisik dari seorang terhadap lainnya (Stuart dan Sundeen, (1995); Townsend,
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perilaku
kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan marah dan bermusuhan
yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana individu bisa berperilaku menyerang
atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
25
Keterangan :
Frustasi: Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan, keputusan /
dengan ancaman, memberi kata – kata ancaman tanpa niat melukai orang lain.
3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Faktor biologis
Intinctual drive theory (teori dorongan naluri); Teori ini menyatakan bahwa
kuat.
Dalam hal ini sistem limbik berperan sebagai pusat untuk mengekspresikan
Faktor psikologis
26
Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku agresif karena
Behavioral theory (teori perilaku): Kemarahan adalah proses belajar, hal ini
tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang
a. Faktor Presipitasi
buruk. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dalam. Contoh stressor
yang berasal dari luar antara lain serangan fisik, kehilangan, kematian, krisis dan
27
lain-lain. Sedangkan dari dalam adalah putus hubungan dengan seseorang yang
berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit fisik, hilang kontrol,
menurunnya percaya diri dan lain-lain.Selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat,
kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku
kekerasan.
b. Manifestasi Klinis
a. Emosi :Jengkel, marah (dendam), rasa terganggu, merasa takut, tidak aman, cemas.
b. Fisik :Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit fisik,
terhambat.
c. Penatalaksanaan
a. Medis
Menurut Yosep ( 2007 ) obat-obatan yang biasa diberikan pada pasien dengan
28
digunakan dalam kedaruratan psikiatrik untuk menenangkan perlawanan klien.
Tapi obat ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan dalam waktu lama
29
KONSEP KOPING
A. Konsep Koping
1. Pengertian Koping
Koping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan
persepsi antara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan mereka dalam
memenuhi tuntutan tersebut (Lazarus & Folkman, 1985). Koping menurut Lasaruz juga
terdiri atas usaha kognitif dan prilaku dilakukan untuk mengatur kebutuhan eksternal dan
internal tertentu yang membatasi sumber seseorang. Koping dapat berfokus pada emosi
atau berfokus pada masalah (smeltzer & Bare, 2001). Koping merupakan upaya prilaku
dan kognitif seseorang dalam menghadapi ancaman fisik dan psikososial (Stuart &
Laraia, 2005).
2. Mekanisme Koping
menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapinya (Stuart & Laraia, 2005).
Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam
30
Mekanisme Koping Adaptif: Mekanisme, koping yang mendukung fungsi integrasi,
orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang
koping ini sebagai mekanisme koping positif dan mekanisme koping negatif.
3. Strategi Koping
keterampilan koping yang biasa digunakan dalam menghadapi situasi sulit. Strategi
koping adalah cara yang dilakukan untuk merubah lingkungan atau situasi atau
31
menyelesaikan masalah yang sedang dirasakan/dihadapi (Rasmun, 2004). Menurut
National Safety Council (2005), strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus
Peningkatan kesadaran terhadap masalah : fokus objektif yang jelas dan prespektif
pengumpulan informasi dan pengkajian semua sumber daya yang ada untuk
memecahkan masalah.
Pengubahan prilaku: tindakan yang dipilih secara sadar yang dilakukan bersama
Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek yaitu fisilogis dan psikologis. Koping
yang efektif menghasilkan adaptasi sedangkan koping yang tidak efektif berakhir dengan
(1998) adalah:
Menurut Stuart dan Laraia (2005), koping dapat dikaji melalui berbagai aspek
a. Reaksi fisiologis: Tanda dan gejala fisiologis merupakan manifestasi tubuh terhadap
stres dimana pupil melebar, keringat meningkat untuk mengontrol peningkatan suhu
tubuh, denyut nadi meningkat, kulit dingin, tekanan darah meningkat, mulut kering,
32
terhadap ancaman yang serius, ketegangan otot meningkat. Reaksi fisiologis
merupakan indikasi klien dalam keadaan stres. Manifestasi stress pada aspek fisik
tergantung pada:
b. Reaksi psikososial:
Reaksi yang berorientasi pada ego (ego oriented reaction) yang sering disebut
sebagai mekanisme pertahanan mental. Reaksi ini berguna untuk melindungi diri
sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri
pada orang atau benda tertentu ke benda atau orang yang netral atau tidak
membahayakan.
33
Reframing, mengkaji ulang kejadian stres agar lebih dapat menanganinya
dan menerimanya.
Reaksi berorientasi pada tugas (task oriented reaction): Reaksi berorientasi pada
tuntutan dari situasi stres secara realistis, dapat berupa konstruktif maupun
destruktif, misalnya:
Perilaku menarik diri, dimana reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi
fisik maupun psikologis. Reaksi fisik yaitu individu pergi atau menghindari
34
Perilaku kompromi yaitu cara yang konstruktif yang digunakan oleh
Menurut Moos (1984) dalam Brunner dan Suddarth (2002), menguraikan tujuh
mengulang hasil alternatif, dan pencarian makna dalam suatu masalah. Individu dalam
menghadapi berbagai tahapan masalah, salah satu atau beberapa keahlian menghadapi
masalah akan menonjol. Berikut akan diuraikan secara rinci tentang strategi koping.
a. Menyangkal
penyakit. Pendekatan ini akan menyamarkan gejala yang merupakan bukti suatu
Keceriaan yang tidak pada tempatnya dan tidak adanya perhatian terhadap gejala
terekspresikan pada situasi dimana seharusnya terjadi, orang tersebut mungkin saja
perlindungan bagi orng lain. Perlindungan bagi orang lain terjadi bahwa bila pasien
35
tahu bahwa dirinya sekarat namun merasa lebih baik bila keluarganya tidak
mekanisme pertahanan diri maka, akan sangat baik jika perawat tidak menentangnya
mengancam dapat membantu pasien menerima realitas. Bila tahap ini sudah tercapai,
dukungan lebih lanjut diperlukan untuk membantu menerima reaksi emosional yang
b. Mencari informasi
melakukan tindakan yang efektif. Mengetahui bahwa orang lain dengan kondisi
serupa yang telah berhasil diobati memberikan suatu keberanian dan harapan.
36
c. Meminta dukungan emosional
Keterampilan koping yang bermakna adalah dapat merai bantuan dari orang lain,
sehingga akan memelihara harapan melalui dukungan. Apakah penyakit itu hanya
berkuasa atas hidupnya. Dukungan dapat diperoleh dangan cara berbicara dengan
orang lain yang mengalami kondisi serupa. Kelompok pendukung sangat penting
Orang dapat belajar merawat diri sendiri bahkan setelah terjadinya bencana penyakit
dan cedera. Ketidakberdayaan akan berkurang karena rasa bangga dalam pencapaian
penting dalam merawat klien, sehingga mereka juga harus diikut sertakan dalam
merawat pasien dan di tunjukan bagaimana cara melakukan prosedur tertentu dalam
tersebut menjadi tujuan yang lebih kecil dan dapat ditangani akhirnya akan mengarah
37
pada keberhasilan, dengan cara ini motivasi tetap dijaga dan perasaan
dan bukannya cemas. Prinsip belajar sangat penting untuk menyelesaikan tujuan
jangka panjang.
mengatasi kesulitan masa lalu akan menguatkan percaya diri. Bila terdapat beberapa
dari penentuan mandiri. Profesional kesehatan tidak selalu tahu mana yang terbaik.
masa lalu, keputusan terakhir tetap ada ditangan klien dan keluarganya. Keterampilan
dalam mengulang alternatif sangat penting bagi mereka yang kehilangan bagian
tubuh atau fungsinya. Mereka harus mengulang apa yang dilakukan dalam beragam
situasi sosial. Kelompok orang dengan kondisi serupa dapat dibantu dengan bermain
menganggap masalah atau penyakit serius merupakan titik balik kehidupan mereka,
berguna bagi orang lain. Mereka dapat berpartisipasi dalam proyek penelitian atau
38
program pelatihan untuk saat ini. Keluarga dapat berkumpul akibat adanya penyakit
meskipun menyakitkan dengan cara yang sangat berarti, dengan demikian pasien
Banyak penderita penyakit serius yang sudah sembuh melaporkan bahwa mereka
mengalami perubahan dalam nilai-nilai dan prioritas, perhatian yang lebih besar
terhadap orang lain dan meningkatnya apresiasiasi terhadap keindahan alam. Setelah
sembuh dari penyakit serius, banyak orang menemukan makna dalam membantu
orang lain melalui kelompok pendukung atau sebagai sukarelawan untuk organisasi
yang berhubungan denga kesehatan atau kelompok aksi politik. Selain strategi
koping di atas masih ada strategi koping yang di kemukakan oleh bebrapa ahli yang
lain. Menurut Lazarus & Folkman, (1984), dalam Rice (2000) berdasarkan hasil
berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-
hari. Strategi koping yang biasanya digunakan oleh individu dapat digolongkan
diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang
penuh tekanan.
39
4. Faktor yang Mempengaruhi Koping
Menurut Stuart dan Laraia (2005), cara individu menangani situasi yang
mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan
fisik atau energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan
sosial dan materi. Brunner & Suddarth (2001) mengelompokkannya dalam dua
a. Faktor Internal: Yaitu karakter internal seseorang atau sumber daya individu dalam
Kesehatan dan energy: Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama
dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk dapat mengerahkan tenaga
penting, seperti keyakinan akan nasib yang mengarahkan individu pada penilaian
40
Keterampilan sosial (kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang
bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang
berlaku dimasyarakat.
b. Faktor ekternal
Dukungan sosial: Adalah sumber daya eksternal utama. Sifat dukungan social
pada penyelesaian masalah telah diteliti secara ekstensif dan telah terbukti
Sumber material: Adalah sumber eksternal yang meliputi barang dan jasa yang
dapat dibeli. Mengatasi keterbatasan masalah lingkungan akan lebih mudah bagi
5. Peningkatan Koping
McCloskey & Bulechek (1992) dalam Brunner & Suddarth (2001) menemukan
membantu pasien beradaptasi terhadap stressor yang dirasakan, perubahan dan ancaman
yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan hidup dan peran. Peningkatan koping dapat
terhadap sumber pribadinya sendiri. Cara yang dipilih dalam peningkatan koping
a. Sumber Internal
41
memeriksa kebiasaan pribadi individu dan menganjurkan perubahan bila
Latihan relaksasi
Tehnik yang biasa digunakan adalah relaksasi otot, relaksasi dengan imajinasi
Langkah pertama : pilih satu frase atau kalimat yang mencerminkan sistem
keyakinan anda.
42
Pendidikan persiapan: Pendidikan persiapan meliputi memberikan materi
tertentu seperti;pelajaran persiapan melahirkan bagi calon orang tua atau materi
kardiovaskuler bagi penderita penyakit jantung. Hal ini juga mengurangi respon
Akses ke informasi
diusahakan untuk mencari sistem dukungan sosial pasien sendiri dan mendorong
untuk menggunakannya. Orang yang hidup menyendiri atau terasing, atau yang
menutup diri, pada saat stress akan mempunyai resiko tinggi mengalami kegagalan
koping. Nasehat dari orang lain dapat membantu menganalisa ancaman yang timbul
pendukung dan terapi. Menjadi anggota kelompok dengan masalah atau tujuan yang
sama mempunyai efek pelepasan bagi orang yang akan meningkatkan kebebasan
43
Hargai penyesuaian pasien terhadap perubahan citra tubuh sesuai yang
diperlukan.
Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif dll.
44
MEKANISME EGO
1. Definisi
sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk berhadapan dengan kenyataan dan
sehingga intensitas asli berkurang namun semua mekanisme pertahanan memiliki tiga
mengancam.
menurut Wolf, dkk (1990) mekanisme pertahanan diri adalahproses tidak sadar
terhadap stress yang mengancam perasaan, kemampunan, dan harga diri individu
45
mental orang itu turut terpengaruhi. Kegunaan mekanisme pertahan ego adalah untuk
melindungi pikiran / diri / ego dari kecemasan, sanksi sosial atau untuk menjadi tempat
Mekanisme pertahanan dilakukan oleh ego sebagai salah satu bagian dalam struktur
kepribadian selain id, dan super ego. Mekanisme tersebut diperlukan saat impuls-impuls
dari id mengalami konflik satu sama lain, atau impuls itu mengalami konflik dengan
nilai dan kepercayaan dalam super ego, atau bila ada ancaman dari luar yang dihadapi
Bila kecemasan sudah membuat seseorang merasa sangat terganggu, maka ego perlu
menerapkan mekanisme pertahanan untuk melindungi individu. Rasa bersalah dan malu
ketegangan fisik dan mental. Perasaan demikian akan terdorong untuk bertindak
46
b. Penyangkalan (denial) Denial adalah mekanisme penolakan terhadap sesuatu yang
dan primitif. Memainkan peran defensif, sama seperti represi. orang menyangkal
untuk melihat atau menerima masalah atau aspek hidup yang menyulitkan. Denial
seseorang / benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
d. Disosiasi Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran
memindahkannya dari objek yang mengancam kepada objek yang lebih aman.
mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke
terdiri dari mengambil alih dan memasukkan nilai-nilai standar orang lain.
Misalnya seorang anak yang mengalami penganiayaan, mengambil alih cara orang
47
penganiayaan anak. introyeksi dapat pula positif, bila yang diambil alih adalah
batin sendiri pada obyek diluar diri. Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri
sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi
yang tidak dapat ditoleransi. Mengatribusikan pikiran, perasaan, atau motif yang
tidak dapat diterima kepada orang lain. mengatakan bahwa impulsimpuls ini
membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.
laku spesifik dan membantu untuk melemahkan pukulan yang berkaitan dengan
kekecewaaan.
j. Reaksi formasi Perilaku seseorang yang gagal dalam mencapi tujuan dan
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan
apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan. Salah satu pertahanan
yang bertentangan dengan keinginan yang mengganggu, orang tidak usah harus
48
menghadapi anxietas yang muncul seandainya ia menemukan dimensi yang ini
k. Regresi Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari
suatu taraf perkembangan yang lebih dini. Beberapa orang kembali kepada bentuk
tingkah laku yang sudah ditinggalkan. menghadapi stress atau tantangan besar,
l. Represi Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain. Yang
palign dasar di antara mekanisme pertahanan lainnya. suatu cara pertahanan untuk
secara normal. Dari pandangan Freud, banyak kontribusi artistik yang besar
merupakan hasil dari penyaluran energi sosial atau agresif kedalam tingkah laku
kreatif yang diterima secara sosial dan bahkan dikagumi. misalnya impuls agresif
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang dan kadang-kadang dapat
49
GANGGUAN KONSEP DIRI
Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui ttg
dirinya yg mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (stuart, sundeen
1991). Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui
eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya.
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti
perilaku dan pandangan klien terhadap dirinya, masalahnya serta lingkungannya ( suliswati
dkk, 2005 ).
Konsep diri berkembang dengan baik apabila : budaya dan pengalaman dikeluarga
a. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan
Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan
jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai dengan kebudayaa
Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya
pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur social yang berubah
b. Faktor Presipitasi
50
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar
dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan seperti konsep
berikut ini :
diinginkan
Peran yang tidak jelas: kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang
dilakukannya
Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting dalam
Transisi peran sehat – sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat
51
KOMPONEN KONSEP DIRI
Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri
Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari
maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru.
Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak
belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka.
Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun
bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam
2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan
masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan
52
menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang
dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan
dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses
identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan
penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta
tanggung jawab.
3. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka
yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan
diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas,
tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat
BA, 2005).
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri
akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam
pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak
4. Peran
53
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu
sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu
dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan
orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan
memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas
Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri,
54
GANGGUAN ISOLASI SOSIAL
A. Konsep ISOS
1. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi
sebagai perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang negatif atau mengancam
(Wilkinson, 2007).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend, 1998 ). Atau
suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat,
2006 ). Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( Pawlin, 1993 dikutip Budi Kelliat,
55
2001). Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predisposisi terjadinya
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
harus dilalui individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini
sayang, perhatian dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi bayi akan
laku curiga pada orang lain maupun lingkungan di kemudian hari. Komunikasi
yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak mersaa
Masa Bayi; Bayi sepenuhnya tergantung pada orang lain untuk memenuhi
ibu dan anak, akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang
56
dalam mengembangkan rasa percaya pada masa ini akan mengalami
tingkah lakunya dibatasi atau terlalu dikontrol, hal ini dapat membuat anak
frustasi. Kasih sayang yang tulus, aturan yang konsisten dan adanya
sistem nilai yang harus diterapkan pada anak, karena pada saat ini anak
hubungan yang intim dengan teman sejenis, yang mana hubungan ini akan
Pada masa ini hubungan individu dengan kelompok maupun teman lebih
57
Masa Dewasa Muda; Individu meningkatkan kemandiriannya serta
perasaan pada orang lain dan menerima perasaan orang lain serta peka
menerima (mutuality).
Sikap bermusuhan/hostilitas
58
Selalu mengkritik, menyalahkan, anak tidak diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya.
disebabkan oleh karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu
Factor Biologis
kembar dizigot persentasenya 8%. Kelainan pada struktur otak seperti atropi,
b. Faktor Presipitasi
59
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal
dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh,
dirawat dirumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat menimbulkan isolasi
sosial.
Stressor Biokimia
meningkatkan dopamin dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO adalah
Faktor endokrin: Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada pasien
psikotik.
psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah stuktur sel-sel
otak.
60
Stressor Biologik dan Lingkungan Sosial; Beberapa peneliti membuktikan
dapat menahan tekanan yang berasal dari id maupun realitas yang berasal dari
luar. Ego pada klien psikotik mempunyai kemampuan terbatas untuk mengatasi
stress. Hal ini berkaitan dengan adanya masalah serius antara hubungan ibu dan
Menurut Purba, dkk. (2008) strategi koping digunakan pasien sebagai usaha
dirinya. Strategi koping yang sering digunakan pada masing-masing tingkah laku
61
Skizoprenia: displacement, projeksi, intrijeksi, kondensasi, isolasi, represi dan
regrasi.
62
HARGA DIRI RENDAH
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu mencapai
keinginansesuai ideal diri (keliat. 2001). Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga
diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang
Konsep diri di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
orang lain (Stuart & Sunden, 1999). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka
cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan
penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan,
63
mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,
perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti
: Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam.
Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran : Transisi peran perkembangan adalah
perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk peyesuaian diri. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan: pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal
dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
64
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. Kronik, yaitu perasaan
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada
kanker
Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke
Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan
tidak tahu apa-apa Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil
keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan. Mencederai diri. Akibat harga diri
yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
65
DAFTAR PUSTAKA
Anna Budi Keliat, SKp. (2006). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri,
Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition.
Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. (2003). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
Keliat, Budi Anna dll. (2001). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Ed 1. EGC: Jakarta.
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat.
Jakarta: Salemba Medika.
Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga. Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses Interaksi (API).
Jakarta : fajar Interpratama.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott
Raven Publisher: philadelphia.
Stuart dan Sundeen. (1999). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
66