Вы находитесь на странице: 1из 32

PENGERTIAN DEMOKRASI, MACAM, DAN SEJARAH

JUAN DYNASH ON DEMOKRASI, DEMOKRASI PANCASILA ON 7:46 PM

Kali ini Blog Demokrasi Pancasila akan membahas tentang Demokrasi di Indonesia. Fokus
pembahasan antara lain: Pengertian Demokrasi, Budaya Demokrasi Pendidikan,, Sejarah dan
Perkembangan Demokrasi di Indonesia, serta Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia.

Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan kratos yang
berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan
rakyat(pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat adalah pemegang kekuasaan
tertinggi dipenggang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah bentuk sistem pemerintahan
dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh pemerintah.

Pegertian Demokrasi menurut Ahli


Budaya Demokrasi

Kata budaya berasal dari kata budi/akal dan daya/kemampuan maka budaya adalah
kemampuan akal manusia. Secara bahasa budaya demokrasi berarti kemampuan akal manusia
tentang berdemokrasi.

Pengertian Budaya Demokrasi dapat dilihat dari tiga sudut. Yang pertama adalah budaya
demokrasi formal, yaitu suatu sistem pemerintahan yg hanya dilihat dari ada atau tidaknya
lembaga politik demokrasi seperti perwakilan rakyat .

Yang kedua adalah budaya demokrasi wajah(permukaan), yaitu demokrasi yang hanya
tampak dari luar, sedangkan di dalamnya tidak ada sama sekali unsur demokrasi.

Yang ketiga demokrasi substantif, yaitu demokrasi yang memberikan kesempatan(hak suara)
untuk menentukan kebijakan kepada seluruh golongan masyarakat tanpa memandang
kedudukan atau apapun dengan tujuan menjalankan agenda kerakyatan.

Budaya Demokrasi pada intinya adalah budaya yang menomorsatukan kepentingan


masyarakat dalam pembuatan keputusan mengenai kebijakan negara.
Kelebihan dan Kekurangan Budaya Demokrasi

Kelebihan

+ Demokrasi memberi kesempatan untuk perubahan di tubuh pemerintahan tanpa


menggunakan kekerasan.

+ Adanya pemindahan kekuasaan yang dapat dilakukan melalui pemilihan umum

+ Sistem demokrasi mencegah adanya monopoli kekuasaan

+ Dalam budaya demokrasi, pemerintah yang terpilih melalui pemilu akan memiliki rasa
berutang karena rakyat yang memilihnya, oleh karena itu hal ini akan menimbulkan
pemicu untuk bekerja sebaik-baiknya untuk rakyat

+ Masyarakat diberi kebebasan untuk berpartisipasi yang menimbulkan rasa memiliki


terhadap negara.

Kekurangan

- Masyarakat bisa salah dalam memilih dikarenakan isu-isu politik

- Fokus pemerintah akan berkurang ketika menjelang pemilu masa berikutnya

- Massa dapat memengaruhi orang

Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan Negara dan
masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, meghayati,
megamall kan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan status
dan peran nya dalam masyarakat ( winataputra, 2006 : 12)

Demokrasi memang tidak diwarisi , tetapi ditangkap dan dicerna melalui proses belajar oleh
karena itu untuk memahaminya diperlukan suatu proses pendidikan demokrasi. Pendidikan
demokrasi dalam nerbagai konteks, dalam hal ini untuk pendidikan formal ( disekolah dan
perguruan tinggi), non formal ( pendidikan diluar sekolah dan informal ( pergaulan dirumah
dan masyarakat kulturaluntuk membangun cita – cita, nilai, konsep, prinsip, sikap, dan
keterampilan demokrasi dalam berbagai konteks(Winaputra,2006:19)

Jenis-jenis Demokrasi

> dilihat dari cara penyaluran aspirasi rakyat;

Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi yang memberikan kesempatan kepada seluruh
warga negaranya dalam permusyawaratan saat menentukan arah kebijakan umum dari negara
atau undang-undang. Bisa dikatakan demokrasi langsung adalah demokrasi yang bersih
karena rakyat diberikan hak mutlak untuk memberikan aspirasinya.

Demokrasi Tidak Langsung

Demokrasi tidak langsung adalah sistem demokrasi yang dijalankan menggunakan sistem
perwakilan.

> dilihat dari dasar yang dijadikan prioritas atau titik perhatian;

Demokrasi Material

Demokrasi Formal

Demokrasi Campuran

> dilihat dari prinsip ideologi;

Demokrasi Rakyat

Demokrasi rakyat(proletar) adalah sistem demokrasi yang tidak mengenal kelas sosial dalam
kehidupan. Tidak ada pengakuan hak milik pribadi tanpa ada paksaan atau penindasan tetapi
untuk mencapai masyarakat yang dicita-citakan tersebut dilakukan dengan cara kekerasan
atau paksa atau dengan kata lain negara adalah alat untuk mencapai cita-cita kepentingan
kolektif. Demokrasi rakyat merupakan demokrasi yang berdasarkan paham marxisme atau
komunisme.

Demokrasi Konstitusional

Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang dilandaskan kebebasan setiap orang atau
manusia sebagai makhluk sosial. Hobbe, Lockdan Rousseaue mengemukakan pemikirannya
tentang negara demokrasi bahwa negara terbentuk disebabkan oleh benturan kepentingan
hidup orang yang hidup bermasyarakat. Ini mengakibatkan terjadinya penindasan diantara
mereka. Oleh sebab itu kumpulan orang tersebut membentuk komunitas yang dinamakan
negara atas dasar kepentingan bersama. Akan tetapi fakta yang terjadi kemudian adalah
munculnya kekuasaan berlebih atau otoriterianisme.

Hal inilah yang menjadi pemicu pemikiran baru yakni demokrasi liberal. Setiap individu
dapat berpartisipasi melalui wakil yang dipilih melalui pemilihan sesuai ketentuan.
Masyarakat harus dijaminan dalam hal kebebasan individual(politik, sosial, ekonomi, dan
keagamaan).

> dilihat dari kewenangan dan hubungan antara alat kelengkapan negara;
Demokrasi Sistem Parlementer

Indonesia pernah menerapkan demokrasi parlementer yaitu pada tahun 1945-1959. Dalam
sistem demokrasi parlementer, Indonesia memiliki kepala negara dan kepala pemerintahan
sendiri. Selama periode ini konstitusi yang digunakan adalah Konstitusi RIS dan UUDS
1950. BAnyak kelebihan yang dirasakan ketika Indonesia menerapkan sistem demokrasi
parlementer antara lain:

1. Parlemen menjalankan peran yang sangat baik

2. Akuntabilitas pemengang jabatan tinggi

3. Partai plitik diberi kebebasan dan peluang untuk berkembang

4. Hak dasar setiap individu tidak dikurangi

5. Pemilihan umum dilaksanakan benar2 dengan prinsip demokrasi (Pemilu 1955)

6. Daerah diberikan otonomi dalam mengembangkan daerahnya sesuai dengan asas


desentralisasi

Meskipun banyak sekali kelebihan yang dirasakan, demokrasi parlementer dianggap gagal
karena beberapa alasan yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:

1. Usulan Presiden(Konsepsi Presiden) tentang Pemerintahan yang berasaskan gotong-


royong( berbau komunisme)

2. Dewan Konstituante yang bertugas menyusun Undang-undang(konstitusi) mengalami


kegagalan dalam merumuskan ideologi nasional.

3. Dominan sekali politik aliran yang memicu konflik

4. Kondisi ekonomi pasca kemerdekaan masih belum kuat.

Demokrasi Sistem Presidensial

Sejarah Demokrasi

Kata demokrasi berasal dari Athena,Yunani Kuno sekitar abad ke-5SM. Yunani merupakan
salah satu negara yang ilmu pengetahuan dan peradabannya maju pada zamannya. Dari
sinilah awal perkembangan tentang hukum demokrasi modern. Seiring berjalannya waktu
hingga sekitar abad ke-18 terjadilah revolusi-revolusi termasuk perkembangan demokrasi di
berbagai negara. Konsep demokrasi menjadi salah satu indikator perkembangan sistem
politik sebuah negara. Prinsip Trias politica yang diterapkan oleh negara demokrasi menjadi
sangat utama untuk memajukan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Fakta sejarah
juga memeri bukti bahwa kekuasaan eksekutif yang terlalu besar tidak menjamin dalam
pembentukan masyarakat yang adil dan beradab.

Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Konstitusi Indonesia, UUD 1945, menjelaskan bahwa Indonesia adalah sebuah negara
demokrasi. Presiden dalam menjalankan kepemimpinannya harus memberikan
pertanggungjawaban kepada MPR sebagai wakil rakyat. Oleh karena itu secara hierachy
rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi melalui sistem perwakilan dengan cara
pemilihan umum. Pada era Presiden Soekarno, Indonesia sempat menganut demokrasi
terpimpin tahun 1956. Indonesia juga pernah menggunakan demokrasi semu(demokrasi
pancasila) pada era Presiden Soeherto hingga tahun 1998 ketika Era Soeharto digulingkan
oleh gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa yang telah memakan banyak sekali harta dan
nyawa dibayar dengan senyum gembira dan rasa syukur ketika Presiden Soeharto
mengumumkan "berhenti sebagai Presiden Indonesua" pada 21 Mei 1998. Setelah era
Seoharto berakhir Indonesia kembali menjadi negara yang benar-benar demokratis mulai saat
itu. Pemilu demokratis yang diselenggarakan tahun 1999 dimenangkan oleh Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Pada tahun 2004 untuk pertama kali Bangsa Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum
presiden. INi adalah sejarah baru dalam kehidupan demokrasi Indonesia.
Beda sumber
Arti Demokrasi :
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa
Yunani “demos”(rakyat)“kratos/kratein” (kekuasaan). “government of rule by
the people”

2. Sejarah Demokrasi :
Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara
dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktikan dalam hidup bernegara antara abad
ke-4 sebelum masehi sampai abad ke-6 masehi.
Pada waktu itu, dilihat dari pelaksanaannya, demokrasi yang dipraktekan
bersifat langsung, artinya hak rakyat untuk membuat keputusan -keputusan politik
dijalankan secara langsung oleh seluuh warga negara yang bertindak berdasarkan
prosedur mayoritas.
Sifat langsung seperti ini dapat dilaksanakan secara baik karena Negara
Kota Yunani Kuno berlangsung dalam kondisi sederhana dengan wilayah negara
yang hanya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya dan jumlah
penduduk yang hanya + 300.000 orang dalam satu negara
Gagasan Demokrasi Yunani lenyap dari Muka Dunia Barat ketika bangsa
Romawi dikalahkan oleh suku Eropa Barat dan Benua Eropa memasuki abad
pertengahan (600-1400).
Masyarakat abad pertengahan ini dicirikan oleh struktur sosial yang feodal;
kehidupan sosial dan spiritualnya dikuasai oleh Paus dan para pejabat agama,
sedangkan kehidupan politiknya ditandai perebutan kekuasaan para kaum
bangsawan. Pada masa itu masyarakat terbelenggu oleh kekuasaan feodal
sehingga tenggelam dalam masa “kegelapan”.
Namun, ada sesuatu yang penting berkenaan demokrasi pada masa itu, yakni
lahirnya Magna Charta (Piagam Besar), yang berisi semacam perjanjian antara
beberapa bangsawan dan Raja John di Inggris bahwa raja mengakui dan
menjamin beberapa hak dan previleges bahwasannya sebagai imbalan untuk
menyerahkan dana bagi keperluan perang dll.
Lahirnya Piagam tersebut dapat dikatakan sebagai sebagai lahirnya suatu
tonggak baru bagi perkembangan demokrasi, terdapat dua prinsip
dasar:pertama, kekuasaan raja harus dibarasi kedua HAM lebih pentingdaripada
kedaulatan Raja (Ramdlonnaning, 1983:9).
Begitu pula terdapat 2 kejadian yang menghiasi perkembangan demokrasi
dunia yaitu: asi.Ranaissance merupakan Ranaissance dan Reformaliran yang
menghidupkan kembali minat pada sastra dan budaya Yunani Kuno, berupa
kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia pada abad ke 14 puncaknya
abad ke 16. Masa Ranaissance adalah masa ketika orang mematahkan semua
ikatanyang ada dan menggantikan dengan kebebasan bertindak seluas -luasnya
sepanjang sesuai dengan dipikirkannya.
Masa Reformasi :ini ditandai dengan adanya revolusi agama yang terjadi di
Eropa Barat pada abad ke-16, yang pada mulanya sebagai pergerakan perbaikan
keadaan dalam gereja Katolik tetapi kemudian mulai berkembang menjadi asas -
asas Protestanisme.
Hasil dari adanya revolusi agama timbulah gagasab tentang hak -hak politik
rakyat yang tidak boleh diselewengkan oleh raja, serta timbul kecaman -kecaman
pada raja yang pada waktu itu menggunakan rezim monarki absolute.
Kecaman terhadap absolutisme monarki didasarkan pada teori rasionalitas
sebagai “social-contract”, yang salah satu asasnya menentukan bahwa dunia ini
dikuasai oleh hukum yang timbul dari alam (natural) yang mengandung prinsip -
prinsip keadilan yang universal, yang mempermasalahkan berlakunya hukum
alam (naturallaw) bagi semua orang dalam bidang politik te lah melahirkan
pendapat umum bahwa hubungan antara raja dan rakyat didasarkan pada suatu
perjanjian yang mengikat kedua belah pihak.
Dari pemikiran tentang hak-hak politik rakyat dan pemisahan kekuasaan
inilah muncul ide pemerintahan rakyat (demokrasi). Da n lahirlah Demokrasi
Dunia sebagai salah satu dari ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan yang
memegang monarki absolut di berbagai negara di dunia.
II. MACAM-MACAM DEMOKRASI SECARA UMUM

1. Demokrasi di Inggris
Tahun 1215, Magna Carta ditanda tangani hasil pemaksaan para
bangsawan terhadap Raja John yang kemudian terciptalah Parlemen atau Badan
pembuat hukum yang menyatakan bahwa hukum tertulis lebih berkuasa daripada
raja dengan demikian kekuasaan keluarga kerajaan mulai dibatasi dan rakyat
mulai mendapat sebagian kekuasaan. Selanjutnya kekuasaan Parlemen semakin
menguat dengan munculnya berbagai peraturan yang membatasi kekuasaan
raja. Semakin kuat Parlemen, semakin banyak hak hak rakyat untuk menyatakan
pendapatnya.
Filsuf Inggris John locke dan seorang filsuf Perancis Jean -Jacques
Rousseau mempengaruhi penguatan nilai -nilai demokrasi walaupun tidak
konklusif merujuk langsung pada demokrasi ( Political Dictionary). John Locke
dalam bukunya Two Treatises menyatakan bahwa dibawah ‘kontrak sosial’, tugas
pemerintah adalah untuk melindungi ‘hak -hak alamiah’, yang mencakup ‘hak
untuk hidup, kemerdekaan, dan kepemilikan properti.’ Kemudian Rousseau
memperluas pemikiran tersebut dalam bukunya The Social Contract (1762).
Kedua filsuf ini sangat berpengaruh dalam mempersiapkan jalan menuju
demokrasi Amerika di jaman modern.

2. Demokrasi Amerika
Demkorasi Amerika modern adalah dalam bentuk suatu republik
demokratik atau demokrasi perwakilan. Suatu demkorasi perwakilan muncul di
Amerika Serikat sebab penduduk baru sudah muak dengan pajak tanpa
perwakilan dan mereka menginginkan sistem yang lebih fair dimana orang bisa
bersuara untuk mengatur negara. Mereka menginginkan demokrasi perwakilan
dimana perwakilan yang dipilih yang akan menga tur pemerintahan. Para
perwkailan tersebut dipilih dengan pemikiran bahwa mereka akan secara tepat
mewakili konstituen mereka, tetapi dalam kejadian di mana hal ini tidak terjadi,
pemerintah Amerika Serikat dibagi menjadi 3 cabang untuk mengawasi
penyelewengan. Ketiganya adalah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Tidak ada
satupun yang memiliki kekuasaan absolut. Ketiga cabang pemerintahan tersebut
dimaksudkan sebagai cara untuk menghindari tirani mayoritas.

 Demokrasi Perwakilan Liberal


Demokrasi ini di gunakan oleh Amerika Serikat sebagai paham
yang cocok mengendalikan negaranya. Hal ini didasari pada kebebasan setiap
individu, individu dalam suatu negara dalam partisipasinya disalurkan melalui
wakil-wakil yang dipilih melalui proses demokrasi.
Menurut Held (2004:10) bahwa demokrasi perwakilan liberal
merupakan suatu pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema
keseimbangan antara kekuasaan memaksa dan kebebasan. Namun demikian, pe rlu
disadari bahwa dalam prinsip demokrasi ini apapun yang dikembangkan melalui
kelembagaan negara senantiasa merupakan manifestasi perlindungan serta
jaminan atas kebebasan individu dalam hidup bernegara.
 Demokrasi Satu Partai dan Komunis
Demokrasi ini di gunakan oleh negara Komunis seperti (Cina, Korut,
Rusia, Vietnam dll). Demokrasi ini timbul atas adanya pemikira dari seorang
yang menganut paham Komunis “Karl Marx” dia berpendapat bahwa Kekuasaan
tertinggi ada pada negara, rakyat harus samarata, sama rasa, tidak membenarkan
adanya teori ketuhanan dalam kehidupan bernegara.
Marx mengembangkan pemikiran sistem demokrasi “commune
struktur”(struktur persekutuan), masyarakat tersusun atas komunitas -komunitas
terkecil. Komunitas yang paling kecil ini mengat ur urusan mereka sendiri, yang
nantinya akan memilih wakil-wakil untuk unit administratif yang besar misalnya
(kota/distrik). Unit-unit administratif ini kemudian akan memilih calon -calon
administratif yang lebih besar yang sering diistilahkan sebagai dele gasi nasional
(Marx, 1970:67).

III. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Demokrasi Liberal (1950 – 1959)


Pertama kali Indonesia menganut system demokrasi parlementer, yang
biasa disebut dengan demokrasi liberal. Masa demokrasi liberal membawa
dampak yang cukup besar, mempengaruhi keadaan, situasi dan
kondisi politik pada waktu itu. Di Indonesia demokrasi liberal yang berjalan dari
tahun 1950 - 1959 mengalami perubahan-perubahan kabinet yang mengakibatkan
pemerintahan menjadi tidak stabil. Pada waktu itu, pemerintah
berlandaskan UUD 1950 pengganti konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat)
tahun 1949.
Ciri-ciri demokrasi liberal adalah sebagai berikut :
1. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah.
3. Presiden bisa dan berhak membubarkan DPR.
4. Perdana Mentri diangkat oleh presiden.
Daftar kabinet yang ada di Indonesia selama masa semorasi liberal :
1. Kabinet Natsir (September 1950 – Maret 1951)
2. Kabinet Sukiman (April 1951 – April 1952)
3. Kabinet Wilopo (April 1952 – Juni 1953)
4. Kabinet Ali Sastroamijoyo 1 (Juli 195 3 – Agustus 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955 – Maret 1956)

2. Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)


Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di
Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpi nnya
saja.Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden
Soekarno :
1. Dari segi keamanan : Banyaknya gerakan sparatis pada masa demokrasi
liberal, menyebabkan ketidak stabilan di bidang keamanan.
2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa
demokrasi liberal menyebabkan program -program yang dirancang oleh kabinet
tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950.
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno
diawali oleh anjuran beliau agar Undang -Undang yang digunakan untuk
menggantikan UUDS 1950 adalah UUD'45. Namun usulan itu menimbulkan pro
dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya,
diadakan voting yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Voting ini
dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan
usulan Presiden Soekarno tersebut.
Hasil voting menunjukan bahwa :
 269 orang setuju untuk kembali ke UUD'45
 119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD'45
Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD'45 tidak dapat
direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang
menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah
ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.
Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD'45 tidak dapat
direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang
menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah
ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.
Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah
dekrit yang disebut Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
1. Tidak berlaku kembali UUDS 1950
2. Berlakunya kembali UUD 1945
3. Dibubarkannya konstituante
4. Pembentukan MPRS dan DPAS

3. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi k onstitusional dengan
mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan
pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu Undang -undang Dasar 1945. Sebagai
demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai
dengan UUD 1945.
Ciri – cirri demokrasi pancasila :
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong.
3. Cara pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi
5. Diakui keselarasan antara hak dan kewajiban
6. Menghargai Hak Asasi Manusia
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan
melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan
pemogokan karena merugikan semua pihak
8. Tidak menganut sistem monopartai
9. Pemilu dilaksanakan secara luber
10. Mengandung sistem mengambang
11. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum
System pemerintahan Demokrasi Pancasila sebagai berikut
 Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum
 Indonesia menganut sistem konstitusional
 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara
yang tertinggi
 Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR)
 Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
 Menteri Negara adalah pembantu presiden, Men teri Negara tidak bertanggung
jawab kepada DPR
 ·Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

4. Periode Demokrasi Pancasila Era Reformasi (Tahun 1998 -Sekarang)


Reformasi merupakan reaksi terhadap orde baru yang dianggap telah
menyimpang dari tujuan dan cita-cita Demokrasi Pancasila. Kita sebagai warga
negara berharap bangsa Indonesia bisa belajar dari pengalaman sejarah, setiap
demokrasi dapat berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam orde ini
sering kita sebut juga sebagai orde transisi demokrasi.
 Sukses atau tidaknya sebuah transisi demokrasi sejati terletak pada faktor
berikut.
1) Komposisi elite politik.
2) Desain institusi politik.
3) Budaya politik.
4) Peranmasyarakatmadani.
Adapun ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan demokrasi lain
adalah bahwa Demokrasi Pancasila mengandung aspek -aspek formal, materiil,
kaidah atau normatif, tujuan atau optimatif, organisa si, dan aspek sernangat atau
kejiwaan.
 Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.
1) Aspek formal, yakni menunjukkan segi proses dan cara partisipasi rakyat
dalam penyelenggaraan negara, yang kesemuanya itu telah diatur oleh undang -
undang maupun peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya.
2) Aspek materiil, yaitu segi gambaran manusia yang menegaskan pengakuan
atas harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan dan memanusiakan
warga negara dalam masyarakat negara dan masyarakat bangsa -bangsa.
3) Aspek kaidah atau normatif yang berarti bahwa Demokrasi Pancasila
mengandung seperangkat ( norma (kaidah) yang menjadi pembimbing dan aturan
dalam bertingkah laku yang mengikat negara dan warga negara dalam bertindak
dan menyelenggarakan hak dan kewajiban serta wewenangnya.
4) Aspek tujuan atau optatif yaitu menunjukkan keinginan atau tujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera dalam negara hukum, negara
kesejahteraan, negara bangsa, dan negara berkebudayaan.
5) Aspek organisasi yang menggambarkan perwujuda n Demokrasi Pancasila
dalam bentuk organisasi pemerintahan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
6) Aspek semangat atau kejiwaan yaitu bahwa Demokrasi Pancasila memerlukan
warga negara Indonesia yang berkepribadian peka terhadap hak dan
kewajibannya, berbudi pekerti luhur, dan tekun serta berjiwa pengabdian.

Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan terhadap bangsa


Indonesia, oleh karenanya kita harus menerapkan Demokrasi Pancasila dengan
murni dan konsekuen.
 Dengan melaksanakan demokrasi tersebut kita berharap dan berusaha untuk :
1) diridhai oleh Tuhan Yang Maha Esa,
2) sesuai dengan kemanusiaan yang adil dan beradab,
3) menjaga persatuan dan kesatuan,
4) mengutamakan musyawarah untuk mufakat yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan, dan
5) mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan berada di tangan
rakyat melalui perwakilan yang dipilih oleh rakyat. Dalam sistem demokrasi,
seluruh warga negara memiliki kebebasan untuk ikut berpartisipasi dalam
pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu juga terdapat
kebebasan politik yang mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. Kata
demokrasi sendiri berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa yunani, yakni
“Demos” dan “Kratos”. Demos memilik arti “rakyat” sedangkan kratos memiliki
arti “kekuasaan”. Pada sistem demokrasi zaman yunani, rakyat memiliki
kekuasaan penuh terhadap pemerintahan dan dapat menggulingkan penguasa
tanpa harus melakukan revolusi terlebih dahulu. Namun pada era sekarang ini
terlalu banyak perubahan pada sistem demokrasi, misalnya demokrasi di negara
indonesia yang cenderung monarki, serta kurangnya kebe basan rakyat untuk
menyuarakan aspirasinya dalam sistem pemerintahan.
Demokrasi yang dianut oleh bangsa indonesia adalah demokrasi pancasila.
Sistem demokrasi pancasila berpedoman pada nilai -nilai historis dalam Pancasila
sebagai ideologi negara. Di setiap nilai yang terkandung dalam masing-masing
sila, digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan demokrasi di indonesia.
Tidak seperti demokrasi di negara lain, demokrasi pancasila memiliki beberapa
aspek penting di dalamnya, yakni mengutamakan musyawarah yang mufakat. Hal
ini yang tidak dimiliki oleh demokrasi negara -negara lain seperti demokrasi
liberal yang dianut oleh Amerika Serikat. Selain itu, nilai -nilai luhur yang
terkandung dalam demokrasi pancasila dapat menyatukan semua perbedaan yang
ada di negara indonesia, sesuai dengan semboyan negara kita “ Bhineka Tunggal
Ika” yang memiliki arti “berbeda namun tetap satu jua”. Hal ini memiliki makna
walaupun terdapat banyak perbedaan di Indonesia, namun tetap berpegang teguh
pada satu kesamaan yaitu negara Indon esia.
Demokrasi Pancasila memiliki prinsip yang sedikit berbeda dengan demokrasi
pada umumnya, karena demokrasi Pancasila telah mengalami adaptasi dalam
penyesuaian prinsip yang dianut bangsa indonesia. Adapun ciri -ciri dari
Demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
1. Sustem pemerintahan dijalankan berdasarkan Konstitusi (UUD 1945)
2. Terdapat peran-peran dari kelompok yang berkepentingan
3. Adanya pemilihan umum yang bersifat langsung, bebas, dan rahasia (Luber)
4. Adanya perlindungan terhadap Hak Minoritas dari warga negara.
Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia tidak bisa dilakukan oleh pihak
tertentu saja. Antara pemerintah dan semua warga negara harus ikut andil secara
bersama-sama dalam melaksanaan Demokrasi Pancasila serta ikut berp artisipasi
dalam menjamin hak-hak asasi dari setiap warga negara. Hak Asasi tersebut
bersifat mutlak dan diberikan oleh Tuhan semenjak lahir sehingga hak tersebut
harus dijunjung tinggi oleh negara. Adanya perlindungan terhadap kaum
minoritas juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah
demi terciptanya suatu kesetaraan antara kaum minoritas dan kaum mayoritas.
Sistem Pemerintahan di negara Indonesia dibagi ke dalam 3 lembaga, yakni
lembaga Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Lembaga Legislatif memiliki
tugas membuat, merevisi, serta mengesahkan Undang -Undang. Dalam hal ini
MPR dan DPR yang bertugas sebagai lembaga Legilatif. Sedangkan lembaga
Eksekutif bertugas untuk melaksanakan Undang -Undang yang telah disahkan
oleh lembaga Legislatif. Yang bertugas sebagai lembaga Eksekutif ini adalah
Presiden dan seluruh warga negara. Lembaga Yudikatif memiliki tugas untuk
mengawasi jalannya Undang-Undang yang ada di Indonesia. Dalam pelaksanaan
sistem Demokrasi Pancasila di Indonesia, ketiga lem baga tersebut memiliki
peranan yang sangat penting. Oleh karena itu pemerintah harus memiliki citra
yang baik di mata masyarakat agar semua kebijakan yang telah dibuat dapat
ditaati oleh semua warga negara.
Penerapan Demokrasi Pancasila dapat dilakukan dal am beberapa aspek bidang.
Salah satunya yaitu dalam bidang ekonomi dan kebudayaan sosial. Dalam bidang
ekonomi, demokrasi pancasila dianggap masyarakat sebagai subjek dalam
pembangunan sektor ekonomi di negara Indonesia. Pemerintah harus memberikan
peluang bagi rakyat agar rakyat dapat mendapatkan hak -hak ekonominya
sehingga seluruh warga negara dapat ikut serta dalam pembangunan ekonomi di
negara Indonesia. Hal ini diharapkan mampu mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur sesuai dengan pasal 3 UUD 1945. Sedangkan dalam bidang sosial
dan budaya, Demokrasi Pancasila memberikan fasilitasi bagi pemerintah untuk
menjaga keunikan dari seluruh budaya yang ada di Indonesia agar kekayaan nilai
yang terkandung di dalamnya dapat dikembangkan dan dilestarikan.
Beda lagi

Bentuk-bentuk Demokrasi
a. Dilihat dari cara penyaluran kehendak rakyat
1) Demokrasi langsung
Demokrasi langsung ialah demokrasi dimana rakyat secara langsung mengemukakan
kehendaknya dalam suatu rapat yang dihadiri seluruh rakyatnya. Demokrasi langsung pernah
dijalankan di negara-negara kota pada jaman yunani kuno.
2) Demokrasi tidak langsung(demokrasi perwakilan)
Demokrasi perwakilan yaitu Demokrasi dimana rakyat menyampaikan kehendakannya
melalui dewan perwakilan rakyat. Demokrasi perwakilan di jalankan oleh negara-negara pada
jaman modern.
b. Dilihat dari titik berat paham yang dianut
1) Demokrasi barat(demokrasi liberal)
Demokrasi barat lebih menitikberatkan pada kebebasan bergerak,berpikir dan mengeluarkan
pendapat
-menjunjung tinggi persamaan hak pada bidang politik
Kelemahan demokrasi liberal :
- adanya kesenjanagan yang lebar antara golongan ekonomi kuat dan golongan ekonomi
lemah
- golongan ekonomi kuat dapat membeli suara rakyat dan suara DPR
2) Demokrasi timur atau komunis
Demokrasi timur lebih menitik beratkan pada paham kesamaan yg menghapuskan perbedaan
kelas diantara sesama rakyat.
Kelebihan demokrasi timur :
- kesenjangan ekonomi kecil,
- menjunjung tinggi persamaan dalam bidabg ekonomi.
Kelemahan demokrasi timur
- persamaan hak bidang politik kurang diperhatikan.
- Tidak adanya kompetisi dan tidak diakuinya hak milik pribadi menyebabkan etos kerjanya
kurang baik.
3) Demokrasi gabungan
Demokrasi yg berprinsip mengambil kebaikan dan membuang kelemahan dari demokrasi
barat ke timur.
Dalam demokrasi gabungan :
- hak milik pribadi diakui,namun hak milik pribadi juga berfungsi sosial
-upaya menyejahterahkan rakyat jangan sampai menghilangkan drajat dan HAM
c. Sistem demokrasi modern
1) Demokrasi dengan sistem parlementer
- kekuasaan legislatif (DPR) di atas eksekutif pemerintah
- presiden atau raja hanya sebagai kepala negara y6g kedudukannya sebagai lambang
Kebaikan demokrasi dengan sistem parlementer
- pengaruh rakyat terhadap politik yg dijalankan pemerintah besar sekali
- kontrol rakyat terhadap pemerintah baik
Kelemahan demokrasi dalam sistem parlementer
- Sering timbul krisis kabinet
- tidak mendapat dukungan dari mayoritas anggota DPR
2) Demokrasi Dengan Pemisahan kekuasaan
Sistem ini menganut ajaran montesquieu
- kekuasaan legislatif :kekuasaan untuk membuat undang-undang
- kekuasan eksekutif : kekuasaan untuk melaksanakan UU
- kekuasaan yudikatif : kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan UU
Ciri-ciri sistem pemisahan kekuasaan
- kepala negara merupakan penguasa eksekutif yang nyata
- kekuasaan yudikatif tidak dapat di campuri kekuasaan lain
Keuntungan sistem pemisahan kekuasaan
- pemerintah setabil karana presiden dan mentri tidak dapat dijatuhkan oleh DPR
- pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya
Kelemahan sistem pemisahan kekuasaan :
- pengawasan pemerintahan kurang berpengaruh
- pengaruh rakyat terhadap kebijakan politik negara kurang mendapatkan perhatian
DEMOKRASI LIBERAL
Menurut bang Wikipedia, demokrasi liberal (atau demokrasi konstitusional) itu adalah sistem
politik yang ngelindungi secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah.
Dalam demokrasi liberal, keputusan-keputusan mayoritas (dari proses perwakilan atau langsung)
diberlakuin pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan pemerintah yang tunduk pada
pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah nggak melanggar kemerdekaan dan hak-
hak individu seperti tercantum dalam konstitusi.
Demokrasi liberal pertama kali dikemukain pas Abad Pencerahan sama penggagas teori kontrak
sosial kayakl Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean-Jacques Rousseau. Semasa Perang
Dingin, istilah demokrasi liberal bertolak belakang dengan komunisme ala Republik Rakyat. Di
zaman sekarang demokrasi konstitusional umumnya dibanding-bandingin dengan demokrasi
langsung atau demokrasi partisipasi.
Demokrasi liberal dipake tuk ngejelasin sistem politik dan demokrasi barat di Amerika Serikat,
Britania Raya, Kanada. Konstitusi yang dipake bisat berupa republik (Amerika Serikat, India,
Perancis) atau juga bisa monarki konstitusional (Britania Raya, Spanyol). Demokrasi liberal
dipake sama negara yang nganut sistem presidensial (Amerika Serikat), sistem parlementer
(sistem Westminster: Britania Raya dan Negara-Negara Persemakmuran) atau sistem
semipresidensial (Perancis).

Dampak Demokrasi Liberal pada Pemerintahan Indonesia


1. Karena kabinet mengalami perubahan yang sering, maka pembangunan tidak berjalan lancar.
Pada akhirnya masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongan.

2. Tidak memunculkan partai yang dominan, sehingga presiden bersikap di antara banyak partai
pula.

3. Dengan banyaknya partai, tidak ada badan yudikatif dan eksekutif yang kuat.

Dampak Demokrasi Liberal pada Masyarakat


1. Memunculkan pemberontakan di berbagai daerah (APRA, RMS, DI/TII).

2. Krisis kepercayaan rakyat pada pemerintahan.

Berbagai Daftar Kabinet yang Ada pada Masa Demokrasi Liberal di Indonesia
1. Kabinet Natsir (September 1950 – Maret 1951)

2. Kabinet Sukiman (April 1951 – April 1952)

3. Kabinet Wilopo (April 1952 – Juni 1953)

4. Kabinet Ali Sastroamijoyo 1 (Juli 1953 – Agustus 1955)

5. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955 – Maret 1956)

Karena kebijakan-kebijakan yang dalam pandangan parlementer tidak menguntungkan


Indonesia dan tidak mampu menangani pemberontakan-pemberontakan yang terjadi dibeberapa
daerah, mengakibatkan kabinet-kabinet jatuh bangun. Akibat situasi dan kondisi pemerintahan
dan negara yang mengalami gejolak pada waktu itu, maka presiden mengeluarkan dekrit
mengenai pembubaran konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak
diberlakukannya UUDS (Undang Undang Dasar Sementara) 1950.

DEMOKRASI TERPIMPIN
Ini kata bang wiki juga, kalo demokrasi terpimpin itu adalah sebuah demokrasi yang sempat ada
di Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya aja.

Sistem ini dicetudkan sama Presiden Soekarno, dan latar beakang yang medasarinya tuh begini
:

1. Dari segi keamanan : Banyaknya gerakan sparatis pada masa demokrasi liberal,
menyebabkan kenggak stabilan di bidang keamanan.

2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal
menyebabkan program-program yang dirancang sama kabinet nggak dapat dijalankan secara
utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.

3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru ‘tuk menggantikan UUDS
1950

Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan sama Presiden Soekarno diawali sama anjuran
beliau agar Undang-Undang yang digunakan ‘tuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD’45.
Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak
lanjut usulannya, diadakan voting yang diikuti sama seluruh anggota konstituante . Voting ini
dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden
Soekarno tersebut.

Hasil voting nunjukin bahwa :

* 269 orang setuju ‘tuk kembali ke UUD’45

* 119 orang nggak setuju ‘tuk kembali ke UUD’45

Melihat dari hasil voting, usulan ‘tuk kembali ke UUD’45 nggak dapat direalisasikan. Hal ini
disebabkan sama jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut nggak mencapai
2/3 bagian, seperti yang udah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.

Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno ngeluarin sebuah dekrit yang disebut Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

1. Nggak berlaku kembali UUDS 1950

2. Berlakunya kembali UUD 1945

3. Dibubarkannya konstituante
4. Pembentukan MPRS dan DPAS

PKI menyambut “Demokrasi Terpimpin” Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa PKI
mempunyai mandat ‘tuk persekutuan Konsepsi yaitu antara nasionalisme, agama (Islam) dan
komunisme yang dinamakan NASAKOM.

Antara tahun 1959 dan tahun 1965, Amerika Serikat ngasih 64 juta dollar dalam bentuk bantuan
militer ‘tuk jendral-jendral militer Indonesia. Menurut laporan di “Suara Pemuda Indonesia”:
Sebelum akhir tahun 1960, Amerika Serikat udah melengkapi 43 batalyon angkatan bersenjata.
Tiap tahun AS melatih perwira-perwira militer sayap kanan. Di antara tahun 1956 dan 1959, lebih
dari 200 perwira tingkatan tinggi udah dilatih di AS, dan ratusan perwira angkatan rendah terlatih
setiap tahun. Kepala Badan ‘tuk Pembangunan Internasional di Amerika pernah sekali
mengatakan bahwa bantuan AS, tentu aja, bukan ‘tuk mendukung Sukarno dan bahwa AS udah
melatih sejumlah besar perwira-perwira angkatan bersenjata dan orang sipil yang mau
membentuk kesatuan militer ‘tuk membuat Indonesia sebuah “negara bebas”.

Di tahun 1962, perebutan Irian Barat secara militer sama Indonesia mendapat dukungan penuh
dari kepemimpinan PKI, mereka juga mendukung penekanan terhadap perlawanan penduduk
adat.

Era “Demokrasi Terpimpin”, yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis
nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal
memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor
menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer
menjadi wabah.

BEDA DEMOKRASI LIBERAL DAN DEMOKRASI TERPIMPIN


· Demokrasi liberal (atau demokrasi konstitusional) adalah sistem politik yang melindungi secara
konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah.

· Dalam demokrasi liberal, keputusan-keputusan mayoritas (dari proses perwakilan atau


langsung) diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan pemerintah yang tunduk
pada pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah nggak melanggar kemerdekaan dan
hak-hak individu seperti tercantum dalam konstitusi.

· Demokrasi liberal pertama kali dikemukakan pada Abad Pencerahan sama penggagas teori
kontrak sosial seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean-Jacques Rousseau. Semasa
Perang Dingin, istilah demokrasi liberal bertolak belakang dengan komunisme ala Republik
Rakyat. Pada zaman sekarang demokrasi konstitusional umumnya dibanding-bandingkan
dengan demokrasi langsung atau demokrasi partisipasi.

· Demokrasi liberal dipake ‘tuk menjelaskan sistem politik dan demokrasi barat di Amerika
Serikat, Britania Raya, Kanada. Konstitusi yang dipake dapat berupa republik (Amerika Serikat,
India, Perancis) atau monarki konstitusional (Britania Raya, Spanyol). Demokrasi liberal dipake
sama negara yang menganut sistem presidensial (Amerika Serikat), sistem parlementer (sistem
Westminster: Britania Raya dan Negara-Negara Persemakmuran) atau sistem semipresidensial
(Perancis).

· Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia, yang seluruh
keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya aja.

· Era “Demokrasi Terpimpin”, yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis
nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal
memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor
menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer
menjadi wabah.
HAK ASASI MANUSIA

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

A. KONSEP DAN CIRI NEGARA HUKUM

1. Pengertian Negara Hukum

Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di
dalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apa pun harus dilandasi oleh
hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan
ketertiban hukum (Mustafa Kamal Pasha, 2003)

Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi (supreme) sehingga ada istilah
supremasi hukum. Supremasi hukum harus tidak boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu keadilan,
kemanfaatan dan kepastian (Achmad Ali,2002). Apabila Negara berdasar atas hukum, pemerintahan Negara itu
juga harus berdasar atas suatu konstitusi atau undang-undang dasar sebagai landasan penyelenggaraan
pemerintahan. Konstitusi dalam negara hukum adalah konstitusi yang bercirikan gagasan kostitusionalisme yaitu
adanya pembatasan atas kekuasaan dan jaminan hak dasar warga negara.

2. Negara Hukum Formil dan Negara Hukum Materiil

Negara hukum formil adalah Negara hukum dalam arti sempit yaitu negara yang warga negara. Urusan ekonomi
diserahkan pada warga dengan dalil laissez faire, laissez aller yang berarti bila warga dibiarkan mengurus
kepentingan ekonominya sendiri maka dengan sendirinya perekonomian negara akan sehat.

Materiil atau Negara hukum dalam arti luas. Dalam negara hukum materiil atau dapat disebut Negara hukum
modern, pemerintah diberi tugas membangun kesejahteraan umum di berbagai lapangan kehidupan. Untuk itu
pemerintah diberi kewenangan atau kemerdekaan untuk turut campur dalam urusan warga Negara. Pemerintah
diberi Freies Ermessen yaitu kemerdekaan yang dimiliki pemerintah untuk turut serta dalam kehidupan ekonomi
social dan keleluasaan untuk tidak terikat pada produk legislasi parlemen.

Negara hukum materiil atau dapat disebut Welfare State adalah Negara yang pemerintahannya memiliki
keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung
jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif dan mandiri dalam upaya membangun kesejahteraan
rakyat.

3. Ciri-ciri Negara Hukum

Fredrich Julius stahl dari kalangan ahli hukum eropa continental memberikan cirri-ciri rechtsstaat sebagai berikut.
1. Hak asasi manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asai manusia yang biasa dikenal sebagai trias
politika.
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan –peraturan.
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon member ciri-ciri Rule of law sebagai berikut :
1. Supremasi hukum ,dalam arti tidak boleh ada kesewenwng-wenangan,sehingga seseorang hanya boleh
dihukum jika melanggar hukum
2. Kedudukan yang sama di depan hukum,baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat
3. Terjaminnya hak-hak manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.

Prof.Sudargo Gautama mengemukakan ada 3(tiga) ciri atau unsur dari negara hukum, yakni sebagai berikut :
a. Terdapat pembatasan kekuasaan Negara terhadap perorangan, maksudnya Negara tidak dapat bertindak
sewenang-wenang . Tindakan Negara dibatasi oleh hukum, individual mempunyai hak terhadap Negara atau
rakyat mempunyai hak terhadap penguasa.

b. Asas legalitas
Setiap tindakan Negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan terlebih dahulu yang harus ditaati juga
oleh pemerintah atau aparaturnya.

c. Pemisahan kekuasaan
Agar hak-hak asasi itu betul-betul terlindungi , diadakan pemisahan kekuasaan yaitu badan yang membuat
peraturan peundang-undangan, melaksanakan dan badan yang mengadili harus terpisah satu sama lain tidak
berada dalam satu Negara.

Franz Magins Suseno (1997) mengemukakan adanya 5 (lima) cirri negara hukum sebagai salah satu cirri hakiki
Negara demokrasi. Kelima cirri Negara hukum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fungsi kenegaraan dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai dengan ketetapan sebuah undang-
undang dasar.

2. Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting.Karena tanpa jaminan tersebut ,
hukum akan menjadi sarana penindasan. Jaminan hak asasi manusia memastikan bahwa pemerintah tidak
dapat menyalahgunakan hukum untuk tindakan yang tidak adil atau tercela.

3. Badan-badan Negara menjalankan kekuasaan masing-masing selalu dan hanya taat pada dasar hukum yang
berlaku.
4. Terhadap tindakan badan Negara, masyarakat dapat mengadu ke pengadilan dan putusan pengadilan
dilaksanakan oleh badan Negara.
5. Badan kehakiman bebas dan tidak memihak.

Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri khas Negara hukum, yaitu :
a. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
b. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak
c. Legalitas dalam arti hukum dalam segala betuknya
B. NEGARA HUKUM INDONESIA
1. Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia

Dasar pijakan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum sekarang ini tertuang dengan jelas pada pasal 1
ayat 3 UUD 1945 “Negara Indonesia adalah Negara hukum”.

Perumusan Negara hukum Indonesia adalah:


a. Negara berdasar atas hukum ,bukan berdasar atas kekuasaan belaka
b. Pemerintah Negara berdasar atas suattu konstitusi dangan kekuasaan pemerintahan terbatas ,tidak absolute.
Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa Indonesia adalah Negara hukum dalam arti materiil terdapat
dalam bagian pasal-pasal UUD 1945, sebagai berikut :
a. Pada Bab XIV tentang Perekonomian Negara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang
menegaskan bahwa Negara turut aktif dan bertanggungjawab atas perekonomian Negara dan kesejahteraan
rakyat.
b. Pada bagian penjelasan umum tentang pokok-pokok pikiran dalam pembukaan juga dinyatakan perlunya turut
serta dalam kesejahteraan rakyat.

2. Perwujudan Negara Hukum di Indonesia


Adapun tata urutan perundangan adalah sebagai berikut.
a. Undang-undang dasar 1945
b. Ketetepan majelis permusyawaratan rakyat republic Indonesia
c. Undang-uundang
d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang(perpu)
e. Peraturan pemerintah :
1) Keputusan presiden
2) Peraturan pemerintah .
Jenis hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia menurut undang-undang no.10 tahun 2004 adalah
sebagia berikut:
1) Undang-undang dasar 1945
2) Undang-undang (UU) atau peraturan pemerintah pengganti pengganti undang-undang (perpu)
3) Peraturan pemerintah(PP)
4) Peraturan presiden
5) Peraturan daerah
Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945,mengandung prinsip-prinsip sbb:
1) Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagi hukum dasar nasional dan adanya hierarki jenjang
norma hukum
2) Menggunakan system konstitusi
3) Kedaulatan rakyat atau prinsip democrat
4) Prinsip persamaan keduukan dalam hukum dan pemerintahan
5) Adanya organ pembentuk undang-undang(presiden dan DPR)
6) System pemerintahannya adalah presidensil
7) Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain(Eksekutif)
8) Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluru tumpah darah
Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan social.
9) Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia

3. Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi


Hubungan antara Negara hukum dengan demokrasi dapat dinyatakan bahwa Negara demokrasi pada dasarnya
adalah negaraa hukum .kelima cirri Negara demokrasi tersebut adalah
1) Negara hukum
2) Pemerintahan dibawah control nyata masyarakat
3) Pemilihan umum yang bebas
4) Prinsip mayoritas
5) Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis

C. HAKIKAT HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia sebagi anugerah tuhan yang
maha esa.kesadaran akan hak asasi manusia didasaarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai
makhluk tuhan memilki drajat dan martabat yang sama,maka setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut
hak asai manusia.jadi kesadaran akan adanya hak asai manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa
mereka adalah sama dan sederajat.

Pengakuan terhadap HAM memiliki dua landasan sebagai berikut .


1) Landasan yang langsung dan pertama yakni kodrat manusia
2) Landaskan kedua dan yang lebih dalam :tuhan menciptakan manusia

2. Macam Hak Asasi Manusia


Berdasarkan pengertian HAM,ciri pokok dari hakikat HAM adalah;
• HAM tidak perlu diberikan ,dibeli,ataupun diwarisi.
• HAM berlaku bagi semua orang
• HAM tidak boleh dilanggar

HAM meliputi berbagai bidang,sebagai berikut.


a) Hak asasi pribadi (personal rights)
b) Hak asasi politik (political rights)
c) Hak asasi ekonomi (property rights)
d) Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights)
e) Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of legal equality)
f) Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tatacara peradilan dan perlindungan ( procedural rights)

D. SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA


a. Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah
b. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris
c. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
d. Perkembangan Hak Asasi Manusia di Prancis
e. Atlantic Charter Tahun 1941
f. Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
g. Hasil Sidang Majelis Umum PBB Tahun 1966

E. HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA


1. Pengakuan Bangsa Indonesia Akan Hak Asasi Manusia
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Keempat
c. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945
d. Ketatapan MPR
e. Peraturan Perundang-undangan

2. Penegakan Hak Asasi Manusia

a. Kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakan hak asasi manusia, antara lain :
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), yang bertujuan :
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945 dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia;
2. Meningkatkan Perlindungan dan Penegakan hak asasi manusia guna perkembangan pribadi manusia
Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

b. Pengadilan Hak Asasi Manusia dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
pengadilan hak asasi manusia. Pengadilan Hak Aasi Manusia merupakan pengadilan khusus yang berada di
lingkungan pengadilan umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota. Pengadilan HAM adalah
pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
c. Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc dibentuk atas usul DPR berdasarkan peristiwa tertentu dengan
Keputusan Presiden.
d. Komisi kebenaran dan Rekonsiliasi : memberikan alternative bahwa penyelesaian pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang berat dapat dilakukan di luar Pengadilan Hak Asasi Manusia yaitu melalui Komisi Keberadaan dan
Rekonsiilasi yang dibentuk berdasarkan undang-undang.

Beberapa contoh lembaga swadaya masyarakat (LSM) :


1. KONTRAS ( Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan)
2. YLBHI (Yayasan lembaga bantuan hukum Indonesia)
3. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) dan
4. Human Rights Watch (HRW)

3. Konvensi Internasional tentang Hak Asasi Manusia


Beberapa Konvensi yang berhasil diciptakan adalah sebagai berkut :
1. Universal Declaration of Human Rights (Pernyataan hak asasi manusia sedunia) dihasilkan dalam siding
umum PBB 10 Desember 1945.
2. International Covenant of Civil and Political Rights (Perjanjian Internasional tentang Hak Sipil dan Politik) dan
International Covenant of Economic, Social and Cultural Rights (Perjanjian Internasional tentang Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya) pada Tahun 1996.
3. Declaration on the Rights of peoples to Peace (Deklarasi Hak Bangsa atas Perdamaian) pada tahun 1984 dan
Declaration on the Rights to Development (Deklarasi Hak atas Pembangunan) pada tahun 1986.
4. African Charter on Human and Peoples Rights (Banjul Charter) oleh Negara Africa yang tergabung dalam
Persatuan Afrika (OAU) pada tahun 1981.

4. Keikutsertaan Indonesia dalam konvensi internasional

Beberapa macam konvensi internasional tentang hak asasi manusia yang sudah diratifikasi Indonesia adalah
sebagai beikut :
a. Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949, (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 1958).
b. Konvensi tentang Hak Politik Kaum Perempuan –Convention on The Political Rights of Women (diratifikasi
dengan Undang-Undang Nomor 68 Tahun 1958).
c. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan – Convention on The
Elimination of Descrimination Against Women (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984).
d. Konvensi Hak Anak – Convention on The Rights of The Child (diratifikasi dengan Keppres No.36 Tahun 1990).
e. Konvensi Pelarangan, Pengembangan, Produksi dan Penyimpanan Senjata Biologis dan Beracun srta
Pemusnahannya –Convention on the Destruction (diratifikasi dengan Keppres No.58 Tahun 1991).
f. Konvensi Internasional terhadap Antipartheid dalam Olahraga – International Convention Against Apartheid in
Sprots (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1993).
g. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau
Merendahkan Martabat Manusia – Torture Convention (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1998).
h. Konvensi Organisasi Buruh Internasional Nomor 87 Tahun 19998 tentang Kebebasan Berserikat dan
Perlindungan Hak untuk Berorganisasi –ILO Convention No.87 Concerning Freedom of Association and
Protection on the Rights to Organise (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 83 Tahun 1998).
i. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial –Convention on the
Elimination of Racial Discrimination (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999).
j. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International Covenant on Economic,
Social and Culture Rights): Diratifikasi dengan Undang-Undang No.11 Tahun 2005.
k. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant On Civil and Political Rights).
Diratifikasi dengan Undang-Undang No.12 Tahun 2005.
Dasar Hukum HAM di Indonesia
DIPOSKAN OLEH MUHAMMAD THOMAS WILDAN ON SABTU, 10 OKTOBER 2015 / LABEL: E-LEARNING, HAK ASASI MANUSIA, KELAS

10,MATERI

Dasar hukum yang dijadikan landasan dalam pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia
terdapat dalam perundang-undangan. Pengaturan HAM dengan menggunakan peraturan
perundang-undangan masing-masing
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan pengaturan HAM dalam UUD/konstitusi
memberikan jaminan kepastian hukum yang sangat kuat, karena perubahan dan/atau
penghapusan pasal-pasal dalam konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia dilakukan
melalui proses amandemen dan referendum. Sedangkan kelemahannya dalam konstitusi hanya
memuat aturan yang bersifat global, seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi Republik
Indonesia. Selain itu, dalam pelaksanaannya dimungkinkan seringnya mengalami perubahan.
Sementara itu, pengaturan HAM melalui Tap MPR, mempunyai kelemahan tidak dapat
memberikan sanksi hukum bagi pelanggarnya.

1. Pengaturan HAM dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Amandemen)
Jaminan atas pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia menurut UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, sebagai berikut.

1. Kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, tercantum pada Alinea Pertama Pembukaan
UUD 1945.
2. Hak asasi manusia sebagai hak warga negara, tercantum dalam batang tubuh UUD
1945 Pasal 27, 28, 28D Ayat (3), 30, dan 31.
3. Hak asasi manusia sebagai tiap-tiap penduduk, tercantum dalam batang tubuh UUD
1945 Pasal 29 Ayat (2).
4. Hak asasi manusia sebagai hak perorangan/individu, tercantum dalam batang tubuh
UUD 1945 Pasal 28A-28J.
2. Pengaturan HAM dalam Ketetapan MPR
Pengaturan HAM dalam ketetapan MPR dapat dilihat dalam TAP MPR Nomor XVII Tahun 1998
tentang Pelaksanaan dan Sikap Bangsa Indonesia terhadap HAM dan Piagam HAM Nasional.

3. Pengaturan HAM dalam Undang-Undang


Selain diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Tap MPR, HAM juga
diatur dalam undang-undang. Adapun undang-undang pengaturan HAM yang pernah
dikeluarkan oleh pemerintah, sebagai berikut.

1. UU Nomor 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan, Perlakuan atau
Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat.
2. UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat.
3. UU Nomor 11 Tahun 1998 tentang Amandemen terhadap UU Nomor 25 Tahun 1997
tentang Hubungan Perburuhan.
4. UU Nomor 8 Tahun 1998 tentang Perlindungan Konsumen.
5. UU Nomor 19 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 105 tentang
Penghapusan Pekerja secara Paksa.
6. UU Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 138 tentang Usia
Minimum Bagi Pekerja.
7. UU Nomor 21 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 11 tentang
Diskriminasi dalam Pekerjaan.
8. UU Nomor 26 Tahun 1999 tentang Pencabutan UU Nomor 11 Tahun 1993 tentang
Tindak Pidana Subversi.
9. UU Nomor 29 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi.
10. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
11. UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
12. UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
13. UU Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

4. Pengaturan HAM dalam Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden


Adapun pengaturan HAM dalam peraturan pemerintah dan keputusan presiden, sebagai berikut.
1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 1999
tentang Pengadilan HAM.
2. Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 181 Tahun 1998 tentang Pendirian Komisi
Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Wanita.
3. Keputusan Presiden Nomor 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi
Manusia Tahun 1998-2003, yang memuat rencana ratifikasi berbagai instrumen hak
asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa serta tindak lanjutnya.
4. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi
Manusia pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, dan
Pengadilan Negeri Makassar.
5. Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi
Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang diubah dengan Keputusan
Presiden Nomor 96 Tahun 2001.
6. Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan.
7. Keputusan Presiden No. 50 Tahun 1993 tentang Komnas HAM.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 39 TAHUN 1999
TENTANG
HAK ASASI MANUSIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

a. bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan
penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan
umat manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk
menjamin keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta
keharmonisan lingkungannya;
b. bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati
melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh
karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh
diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun;
c. bahwa selain hak asasi manusia, manusia juga mempunyai kewajiban
dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
d. bahwa bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-
Bangsa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk
menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak
Asasi Manusia yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,
serta berbagai instrumen internasional lainnya mengenai hak asasi
manusia yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, b, c, d, dalam rangka melaksanakan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998
tentang Hak Asasi Manusia, perlu membentuk Undang-undang tentang
Hak Asasi Manusia;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 26, dan Pasal 27, Pasal 28,
Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31 Pasal 32, Pasal 33 ayat (1) dan ayat (3),
dan Pasal 34 Undang-undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia;

Pasal 39
Setiap orang berhak untuk mendirikan serikat pekerja dan tidak boleh dihambat
untuk menjadi anggotanya demi melindungi dan memperjuangkan kepentingannya
serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Вам также может понравиться