Вы находитесь на странице: 1из 37

PENINJAUAN LAPANGAN MIGAS

PT. PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG LTD.


BERDASARKAN ASPEK RESERVOIR, PEMBORAN, DAN PRODUKSI

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

DISUSUN OLEH:

Joshua Azarya Yoan (113150038)


M. Rizky Abdillah (113150044)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNA NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018

1
HALAMAN PENGESAHAN

PENINJAUAN LAPANGAN MIGAS


PT. PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG LTD.
BERDASARKAN ASPEK RESERVOIR, PEMBORAN DAN PRODUKSI

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kerja praktek guna melengkapi kurikulum


Akademik di Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Disusun Oleh :

Joshua Azarya Yoan (113150038)


M. Rizky Abdillah (113150044)

Yogyakarta, 15 Januari 2018


Menyetujui
Koordinator Kerja Praktek

Mia Ferian Helmy, ST, MT

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, proposal kuliah kerja praktek PT PetroChina
International Jabung Ltd dapat kami selesaikan.
Maksud dan tujuan dari proposal ini untuk memenuhi persyaratan kerja
praktek guna melengkapi kurikulum di Program Studi Teknik Perminyakan,
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
Pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Drs. Herianto, PhD, selaku Ketua Program Studi Teknik
Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Ir. Suwardi, MT, selaku Sekretaris Program Studi Teknik Perminyakan
UPN “Veteran” Yogyakarta.
3. Mia Ferian Helmy, ST, MT. selaku koordinator kerja praktek yang telah
memberikan bimbingan dalam pembuatan proposal ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan bantuan hingga
proposal ini dapat terselesaikan.
5. Semua pihak yang telah membantu baik moral maupun spiritual.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk penyempurnaan proposal ini.

Yogyakarta, 15 Januari 2018

Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... 2
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 3
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ 5
DAFTAR TABEL ............................................................................................ 6
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 7
I. LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................... 8
II. TUJUAN DAN MANFAAT ................................................................... 8
III. MAHASISWA PEMOHON ................................................................... 9
IV. PEMBATASAN MASALAH ............................................................... 10
V. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10
5.1. Aspek Reservoir .............................................................................. 10
5.2. Aspek Pemboran ............................................................................ 17
5.3. Aspek Produksi .............................................................................. 24
5.4. Aspek Penunjang Lainnya ............................................................ 28
5.5. Aspek Lingkungan ......................................................................... 28
VI. RENCANA KERJA .............................................................................. 29
VII. PENUTUP ............................................................................................. 29
VIII. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 30

4
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 5.1. Petroleum System ..................................................................... 17
Gambar 5.2. Hoisting System ........................................................................ 19
Gambar 5.3. Rotary System ........................................................................... 20
Gambar 5.4. Circulating System ................................................................... 21
Gambar 5.5. Power System ............................................................................ 21
Gambar 5.6. BOP System ............................................................................... 22
Gambar 5.7. Gas Lift ..................................................................................... 26
Gambar 5.8. Electrical Submersible Pump ................................................... 26
Gambar 5.9. Sucker Rod Pump .................................................................... 27

5
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Perencanaan Kegiatan Selama Kerja Praktek ............................ 29

6
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran A .................................................................................................... 31
Lampiran B ..................................................................................................... 33
Lampiran C .................................................................................................... 35
Lampiran D .................................................................................................... 37

7
I. LATAR BELAKANG

Tujuan dari pendidikan sarjana teknik ialah dapat bekerja dalam bidang
perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan, terampil di bidang pekerjaan dan
mempunyai bekal yang cukup untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih
tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu diadakan suatu kegiatan yang
membentuk mahasiswa teknik supaya mempunyai kompetensi teori dan aplikasi
lapang yang memadai.
Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu visualisasi dari mata kuliah yang
telah ditempuh seperti teknik pemboran, teknik produksi dan teknik reservoir.
Melalui kerja praktek, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami materi-
materi teknik perminyakan secara teoritis, namun juga memiliki kompetensi
aplikasi di lapangan secara langsung dan nyata. Selain itu kerja praktek juga dapat
menjadi media mahasiswa untuk mengetahui perembangan teknologi
perminyakan yang dipakai di lapangan migas saat ini.
Berkenaan hal di atas, maka kami mengajukan permohonan untuk dapat
melaksanakan kuliah kerja praktek di PT PetroChina International Jabung Ltd.
Adapun kerja praktek yang diharapkan ialah meliputi seluruh aspek pemboran,
reservoir dan produksi.

II. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan :
 Untuk memenuhi salah satu kurikulum pada Program Studi Teknik
Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.
 Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi maupun cara kerja dari peralatan
yang digunakan di PT PetroChina International Jabung Ltd.
 Meningkatkan kompetensi untuk mengaplikasikan ilmu teori di lapangan
migas
Manfaat :

8
 Menambah pengalaman praktek di lapangan yang nantinya akan berguna saat
terjun ke dunia kerja industri Migas.
 Mengetahui secara langsung semua aspek yang terkait dalam eksplorasi
maupun eksploitasi minyak bumi dan beberapa metoda peningkatan laju
produksi minyak bumi.
 Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam perkuliahan Teknik
Reservoir, Teknik Pemboran, Teknik Produksi dan seluruh praktekum yang
telah diberikan.

III. MAHASISWA PEMOHON

1. Nama : Joshua Azarya Yoan


NIM : 113150038
Jurusan : Teknik Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta
Telepon : 082135813740
Email : joshua.azarya.ja@gmail.com
Alamat : Perumahan Yadara, Gang 2 No. D9 RT/RW 24/16, Jalan
Pandawa, Caturtunggal, Depok, Sleman,Yogyakarta, 55281

2. Nama : M. Rizky Abdillah


NIM : 113150044
Jurusan : Teknik Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta
Telepon : 081238907654
Email : rizkyabdilah@gmail.com
Alamat : Puluhdadi, Jl. Pandawa I No 419, Seturan, Caturtunggal,
Depok, Sleman, Yogyakarta, 55281

9
IV. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penulisan proposal kerja praktek ini akan dibahas tentang proses
kegiatan yang terdapat di lapangan Migas diantaranya yaitu: aspek reservoir,
aspek pemboran, aspek produksi dan aspek penunjang lainnya serta aspek
lingkungannya.

V. TINJAUAN PUSTAKA

5.1. ASPEK RESERVOIR


Reservoir adalah batuan porous (storativity) dan permeable
(productivity) yang menjadi tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon berupa
minyak dan atau gas serta air di bawah permukaan tanah yang memiliki suatu
sistem tekanan alamiah yang tunggal. Proses akumulasi minyak bumi di bawah
permukaan haruslah memenuhi beberapa syarat, yang merupakan komponen
penyusun reservoir. Komponen penyusun reservoir tersebut terdiri dari 3 (tiga)
komponen yaitu:
1. Wadah
 Batuan Reservoir
 Lapisan Tudung (cap rock)
 Perangkap (trap)
2. Isi
 Fluida Reservoir (hidrokarbon dan air formasi)
3. Kondisi
 Tekanan (P) dan Temperatur (T)
Karakteristik suatu reservoir sangat dipengaruhi oleh karakteristik batuan
penyusunnya (wadah), fluida reservoir yang menempatinya (isi), dan kondisi
reservoir itu sendiri, yang satu sama lain akan saling berkaitan.
Karakteristik Batuan Reservoir
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral
dibentuk dari beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang
menyusunnya akan menentukan jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir

10
umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat
(sedimen klastik) serta batuan shale (sedimen non-klastik) atau kadang-kadang
volkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang
berbeda, demikian juga dengan sifat fisiknya.
Karakteristik Batuan Reservoir Batupasir
Batupasir adalah batuan sedimen klastik yang sebagian besar butirannya
berukuran pasir 1/16 – 2 mm. Menurut Pettijohn, batupasir dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu : Orthoquartzites, Graywacke, dan Arkose. Pembagian tersebut
didasarkan pada jumlah kandungan mineralnya.
a. Batupasir Kuarsa (Quartzose Sandstone)
Batupasir Kuarsa tersusun dari 90% atau lebih butiran-butiran kuarsa
detritus dan bersih dari mineral clay. Diendapkan pada lingkungan tepi
kontinen yang landai, dan merupakan batuan reservoir yang sangat baik.
Contoh: batupasir Formasi Talang Akar, batupasir Formasi Air Benakat,
dan batupasir Formasi Tanjung.
b. Batupasir Graywacke (graywacke sandstone)
Batupasir Graywacke tersusun dari fragmen-fragmen berbagai macam
batuan seperti: batuan beku basalt, rijang, feldspar, mineral mafik,
lempung dan shale. Matriknya terdiri atas: mineral lempung, oksida
besi, klorit, chert dan mika. Disebut juga sebagai “dirty sand” atau
“shally sand”. Diendapkan pada lingkungan tepi kontinen dengan
kemiringan sedang. Pemilahan tidak begitu baik sehingga kurang baik
sebagai batuan reservoir.
c. Batupasir Arkose (arkose sandstone)
Batupasir Arkose tersusun dari fragmen-fragmen kuarsa dan feldspar
yang tidak bulat dan tidak terpilah dengan baik. Batupasir arkose
merupakan hasil dari “granite wash” pada lereng yang curam dan
diendapkan pada cekungan yang dalam. Umumnya bersih dari lempung
dan mengandung radioaktif .
Contoh: batupasir di lapangan Pendopo (Sumatera Selatan).
Karakteristik Batuan Reservoir Batuan Karbonat

11
Dalam hal ini yang dimaksud dengan batuan karbonat adalah limestone,
dolomite dan yang bersifat diantara keduanya. Limestone adalah istilah yang biasa
dipakai untuk sekelompok batuan yang mengandung paling sedikit 80% calcium
carbonate atau magnesium. Istilah limestone juga dipakai untuk batuan yang
mempunyai fraksi karbonat melebihi unsur non-karbonatnya. Dolomite adalah
jenis batuan yang merupakan variasi dari limestone yang mengandung unsur
karbonat lebih besar dari 50%. Sedangkan untuk batuan-batuan yang mempunyai
komposisi pertengahan antara limestone dan dolomite akan mempunyai nama
yang bermacam-macam tergantung dari unsur yang dikandungnya.
Karakteristik Batuan Reservoir Fractured Basement
Batuan dasar (basement rock) didefinisikan sebagai batuan metamorf
ataupun batuan beku yang secara tidak selaras terlapisi diatasnya suatu sikuen
batuan sedimen. Batuan dasar ini banyak dijumpai pada area yang mengalami
proses tektonik kompresional yang sangat kuat, dimana batuan akan terlipatkan
dan terpatahkan. Proses tektonik tersebut akan mengakibatkan banyak retakan dan
rekahan pada batuan dasar, yang merupakan model reservoir yang potensial,
khususnya pada model open fracture (rekahan terbuka).
Sifat-sifat Fisik Batuan Reservoir
Sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh suatu batuan reservoir diantaranya yaitu:
Porositas
Porositas (∅) didefinisikan sebagai fraksi atau persen dari volume ruang
pori-pori terhadap volume batuan total (bulk volume). Besar kecilnya porositas
suatu batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir.
Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk
dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling campur
(immisible). Pada bidang antar muka cairan dengan benda padat terjadi gaya tarik-
menarik antara cairan dengan benda padat (gaya adhesi), yang merupakan faktor
dari tegangan permukaan antara fluida dan batuan. Dalam sistem reservoir
digambarkan sebagai air dan minyak (atau gas) yang ada diantara matrik batuan.
Tekanan Kapiler

12
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas)
sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan kedua
fluida tersebut. Pengaruh tekanan kapiler dalam sistem reservoir antara lain adalah
1. Mengontrol distribusi saturasi di dalam reservoir.
2. Merupakan mekanisme pendorong minyak dan gas untuk bergerak atau
mengalir melalui pori-pori secara vertikal.
Saturasi Fluida
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
pori-pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-
pori efektif (saling berhubungan) batuan. Dalam batuan reservoir minyak
umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida, kemungkinan terdapat air,
minyak, dan gas yang tersebar ke seluruh bagian reservoir.
Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu batuan (media
berpori) untuk meloloskan fluida yang ada di dalam pori-porinya. Berdasarkan
jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
1. Permeabilitas Absolut
2. Permeabilitas Efektif
3. Permeabilitas Relatif
Kompresibilitas Batuan
Kompresibilitas batuan didefinisikan sebagai perubahan volume batuan
yang disebabkan karena adanya perubahan tekanan. Menurut Geerstma (1957) ada
tiga konsep tentang kompresibilitas batuan, antara lain:
1. Kompresibilitas Matriks Batuan
2. Kompresibilitas Bulk Batuan
3. Kompresibilitas Pori-Pori Batuan
Karakteristik Fluida Reservoir
Fluida reservoir minyak dapat berupa hidrokarbon dan air (air formasi).
Hidrokarbon dapat berupa gas atau minyak.

13
Komposisi Kimia Fluida Reservoir
1. Komposisi Kimia Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom Karbon (C) dan
Hidrogen (H).
2. Komposisi Kimia Air Formasi
Air formasi terdiri dari mineral-mineral, misalnya kombinasi metal-
metal alkali dan alkali tanah, belerang, oksida besi, dan aluminium.
Sedangkan Komposisi ion-ion penyusun air formasi terdiri dari
kation-kation Ca, Mg, Fe, Ba, dan anion-anion Cl, CO3-, HCO3-,dan
SO42-

Sifat-Sifat Fisik Fluida Reservoir


a. Sifat Fisik Gas
Beberapa sifat fisik gas yang perlu diketahui yaitu:
 Densitas Gas (ρg)
 Faktor Volume Formasi Gas (Bg)
 Faktor Deviasi Gas (Z Faktor) atau Supercompressibility Factor
 Viskositas Gas (µg)
 Kompresibilitas Gas (Cg)
b. Sifat Fisik Minyak
Beberapa sifat fisik minyak yang perlu diketahui yaitu:
 Densitas Minyak (ρo)
 Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)
 Viskositas Minyak (µo)
 Kelarutan Gas dalam Minyak (Rs)
 Kompresibilitas Minyak (Co)
c. Sifat Fisik Air Formasi
Beberapa sifat fisik air formasi yang perlu diketahui yaitu:
 Densitas Air Formasi (ρw)
 Faktor Volume Formasi Air Formasi (Bw)

14
 Viskositas Air Formasi (µw)
 Kelarutan Gas dalam Air Formasi (Rsw)
 Kompresibilitas Air Formasi (Cw)
Kondisi Reservoir
Kondisi reservoir meliputi tekanan reservoir dan temperatur reservoir
yang sangat berpengaruh terhadap sifat fisik batuan maupun fluida reservoir
(minyak, gas dan air formasi. Kondisi reservoir berhubungan dengan kedalaman
reservoir. Sehingga untuk reservoir yang berbeda, tekanannya juga akan berbeda.
a. Tekanan Reservoir
Tekanan yang bekerja pada reservoir:
 Tekanan Hidrostatik
 Tekanan Kapiler
 Tekanan Overburden
 Tekanan Formasi
b. Temperatur Reservoir
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan batuan kulit bumi makin ke
dalam temperaturnya makin tinggi, dengan anggapan ini, maka
temperatur batuan formasi atau reservoir akan bertambah dengan
bertambahnya kedalaman.
Jenis-Jenis Resevoir
a. Berdasarkan Perangkap Reservoir:
 Perangkap Struktur
 Perangkap Stratigrafi
 Perangkap Kombinasi
b. Berdasarkan Fasa Fluida Hidrokarbon
 Reservoir Minyak
1. Reservoir Minyak Jenuh (Saturated Reservoir)
2. Reservoir Minyak Tak Jenuh (Undersaturated Reservoir)
 Reservoir Gas Kondensat
 Reservoir Gas

15
1. Reservoir Gas Kering (Dry Gas)
2. Reservoir Gas Basah (Wet Gas)
c. Berdasarkan Mekanisme Pendorong Reservoir
 Solution Gas Drive/Depletion Drive
 Gas Cap Drive
 Water Drive
 Gravitational Segregation Drive
 Rock and Liquid Expansion
 Combination Drive
Proses pembentukan hidrokarbon samapai terakumulasi di dalam batuan
reservoir dikenal dengan petroleum system. Sistem ini merupakan panduan bagi
para geologist untuk menemukan tempat terakumulasinya hidrokarbon di bawah
permukaan. Petroleum system terdiri dari:
1. Source rock, merupakan batuan sedimen (clay) yang banyak mengandung
bahan organik tempat pematangan hidrokarbon karena adanya proses tekanan
dan temperatur.
2. Reservoir rock, batuan porous dan permeable tempat terakumulasinya
hidrokarbon.
3. Migration, proses berpindahnya hidrokarbon dari souce rock ke reservoir
rock karena adanya proses tektonik.
4. Trap, merupakan geometri atau facies batuan penyusun reservoir dan penutup
yang mampu menjebak hidrokarbon untuk berkumpul dan tidak berpindah
lagi. Terdapat 3 jenis trap yaitu struktur, stratigrafi serta kombinasi struktur
dan stratigrafi
5. Cap rock, yaitu batuan shale (clay) yang menutup jalannya gerakan
hidrokarbon ke atas.

16
Gambar 5.1. Petroleum System
(sumber : https://smiatmiundip.files.wordpress.com/2011/05/migrasi.jpg)

Perhitungan akumulasi dan cadangan hidrokarbon yang terkandung dalam


suatu reservoir dapat dihitung dengan beberapa metode yaitu.
1. Secara volumetric,
2. Material balance,
3. Analisa decline curve yang terdiri dari eksponensial, hiperbolik dan
harmonic, dan
4. Metode silmulasi reservoir.

5.2. ASPEK PEMBORAN


Kegiatan pemboran merupakan proses pembuatan jalan (lubang sumur)
supaya hidrokarbon yang ada di dalam reservoir dapat mengalir ke permukaan.
Operasi pemboran diawali dengan kegiatan perencanaan yang terdiri dari
perencanaan desain profil sumur dan perencanaan material pemboran. Secara
teknis perencanaan dilakukan berdasarkan kondisi stratigrafi lapisan formasi yang
akan dibor. Operasi pemboran yang dilaksanakan harus efektif, efisien, dan aman.
Sehingga penguasaan terhadap aspek pemboran sangatlah penting.
Sistem pemboran yang digunakan saat ini ialah sistem pemboran putar.
Sistem pemboran ini terdiri dari sistem tenaga (power system), sistem putar

17
(rotary system), Sistem Pengangkat (Hoisting System), Sistem sirkulasi
(circulation system), Sistem pencegah semburan liar (sistem BOP).
a. Sistem Pengangkat (Hoisting System)
Sistem Pengangkat terdiri dari 2 (dua) sub bagian utama atau, komponen
yaitu:
a) Struktur penunjang :
 Menara Pengeboran Derick
 Menara Pengeboran Mast
 Structure Bawah (Sub Structure)
 Lantai Rig (Rig Floor)
b) Alat pengangkat :
 Mesin Penarik (Draw work)
 Alat-alat Bagian Atas :
1) Balok Mahkota (Crown Block)
2) Balok Jalan (Travelling Block)
3) Kait (Hook)
4) Elevator
 Tali Pengeboran

18
Gambar 5.2. Hoisting System
(sumber : Rubiandini R.S. , Rudi , “Diktat Kuliah Teknik Pemboran” 1994)

b. Sistem Putar (Rotary System)


Sistem pemutar berfungsi untuk memutar rangkaian pipa bor dan
memberikan beratan di atas pahat (bit), sehingga memungkinkan terjadinya
penggerusan formasi batuan. Sistem pemutar mempunyai 3 (tiga) komponen
utama, yaitu :
a) Sistem pemutar
Terdapat dua sistem pemutar yang digunakan dalam pemboran saat ini,
yaitu:
1. Sistem meja putar yang terdiri dari meja putar (rotary table, master
bushing, kelly bushing, dan rotary drive)
2. Top drive system, pada sistem ini motor pemutar, dan swivel sudah
menyatu dengan traveling block.
b) Drill String :
1. Swivel
2. Kelly
3. Drill Pipe

19
4. Drill Collar
5. Peralatan-peralatan khusus lubang bor (bottom hole assembly)
6. Mata Bor (bit)

Gambar 5.3. Rotary System


(sumber : Rubiandini R.S. , Rudi , “Diktat Kuliah Teknik Pemboran” 1994)

c. Sistem Sirkulasi (Circulation System)


Sistem sirkulasi terdiri dari empat sub komponen utama, yaitu :
 Fluida pemboran (drilling fluid), yang berfungsi untuk:
 Mengangkat serbuk bor (cutting) ke permukaan.
 Mengontrol tekanan formasi.
 Mendinginkan dan melumasi pahat.
 Media logging / penilaian formasi.
 Memberikan dinding lubang bor melalui mud cake.
 Tempat persiapan (preparation area)
Tempat persiapan lumpur pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang
diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau “treatment” lumpur bor.
 Peralatan sirkulasi (circulating equipment)
Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari mud pit turun ke
rangkaian pipa bor dan naik ke annulus membawa serbuk bor ke
permukaan menuju conditioning area sebelum kembali ke mud pit untuk
sirkulasi kembali.
20
 Conditioning area.
Conditioning area terdiri dari peralatan-peralatan yang digunakan untuk
“clean up” (pembersihan) lumpur bor dari serbuk bor (cutting) dan gas-gas
yang terikut setelah keluar dari lubang bor.

Gambar 5.4. Circulating System


(sumber : Rubiandini R.S. , Rudi , “Diktat Kuliah Teknik Pemboran” 1994)

d. Sistem Tenaga (Power System)


Sistem tenaga terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu :
 Sumber tenaga utama (prime mover) berupa generator atau mesin bakar.
 Sistem trasmisi tenaga (elektrik atau mekanik).

Gambar 5.5. Power System


(sumber : Rubiandini R.S. , Rudi , “Diktat Kuliah Teknik Pemboran” 1994)

21
e. Sistem Pencegahan Semburan Liar (BOP System)
Sistem pencegahan semburan liar terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu:
a. Susunan BOP
b. Sistem Penunjang
 Manifold pengatur
 System penjinak

Gambar 5.6. BOP System


(sumber : Rubiandini R.S. , Rudi , “Diktat Kuliah Teknik Pemboran” 1994)

f. Sistem Penunjang
Sistem penunjang pada operasi pemboran meliputi:
1. Sistem Penyemenan atau Cementing System.
2. Sistem Peralatan Penunjang lainnya.
Dalam kegiatan pemboran, pasti akan menghadapi problem-problem
pemboran yang harus dicegah atau ditanggulangi sebelum menimbulkan kerugian
yang besar. Problem-problem yang terjadi diantaranya ialah:
1. Pipe sticking
Pipe sticking merupakan keadaan diamana bagian dari rangkaian pipa
bor atau drill collar terjepit (stuck) di dalam lubang bor.Dalam

22
kenyataannya operasi pemboran tidak selalu berjalan dengan lancar, sering
kali pipa bor terjepit. Penyebab terjepitnya rangkaian pipa bor dalam
sumur pemboran adalah karena adanya differential sticking maupun
mechanical sticking. Jika hal ini terjadi, maka gerakan pipa akan
terhambat dan pada gilirannya dapat mengganggu kelancaran operasi
pemboran.
2. Shale Problem
Shale adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh deposisi dan
kompaksi sedimen untuk jangka waktu yang lama. Serpih ini
komposisi utamanya adalah clay, silt, air dan sejumlah kecil quartz
dan feldspar. Berdasarkan kandungan airnya, serpih dapat berupa batuan
yang kompak atau batuan yang lunak dan tidak kompak, yang biasa
disebut dengan serpih lempung atau serpih lumpur. Serpih ini juga
dapat berada dalam bentuk metamorphic seperti slate, philite, dan mica
schist.
Pemboran menembus lapisan Shale memiliki permasalahan tersendiri.
Menjaga agar Shale tetap stabil, tidak runtuh atau longsor merupakan
suatu masalah. Tidak ada suatu cara yang pasti yang dapat diterapkan
untuk semua keadaan. Untuk mengurangi masalah ini biasanya pemboran
dilakukan dengan memakai drilling practice serta mud practice yang baik.
Karena reruntuhan atau longsornya Shale ini,maka akibat seterusnya yang
dapat timbul antara lain:
 Lubang bor membesar.
 Masalah pembersihan lubang bor.
 Pipa bor terjepit.
 Bridges atau fill up.
 Kebutuhan lumpur bertambah.
 Penyemenan yang kurang sempurna.
 Kesulitan dalam melaksanakan logging.
3. Lost Circulation

23
Lost Circulation adalah peristiwa hilangnya lumpur pemboran masuk ke
dalam formasi. Lost Circulation ini merupakan problem lama di
dalam pemboran, yang meskipun telah banyak penelitian dilakukan,
tetapi masih banyak terjadi dimana-mana, serta kedalaman yang
berbeda-beda.
Lost Circulation terjadi karena dua faktor,yakni faktor mekanis dan
faktor formasi. Lost Circulation ditandai dengan tidak kembalinya lumpur
yang digunakan dalam operasi pemboran ke permukaan pada saat
operasi pemboran berlangsung. Tidak kembalinya lumpur bor ke
permukaan dikarenakan tekanan hidrostatis lumpur melebihi tekanan
formasi.
4. Kick dan Semburan Liar
Pemboran sumur merupakan suatu kegiatan padat modal dan
berteknologi tinggi, serta mempunyai resiko yang besar. Salah satu resiko
adalah apabila pemboran tidak menghasilkan atau “dry hole”, meskipun
secara teknis pemboran berjalan lancar. Namun ada kalanya hambatan
terjadi pada proses pemboran itu sendiri. Hambatan yang paling
merugikan apabila terjadi semburan liar, yang sering diikuti dengan
terbakarnya seluruh instalasi pemboran. Semburan liar (Blow Out) ini
adalah peristiwa mengalirnya cairan formasi dari dalam sumur secara tidak
terkendali. Kejadian ini dimulai dengan masuknya sedikit cairan formasi
ke dalam lubang bor, yang biasa disebut dengan well kick. Bila well kick
tidak bisa diatasi secara baik maka terjadi semburan liar.

5.3 ASPEK PRODUKSI


Setelah pemboran mencapai formasi produktif yang merupakan target
akhir, maka sumur dipersiapkan untuk berproduksi. Operasi produksi dimulai
apabila sumur telah selesai dilakukan penyelesaian sumur (Well Completion) dan
fluida produksi telah mengalir kepermukaan, kemudian melalui pipa salur
(flowline) dialirkan ke separator untuk proses pemisahan antara minyak, air dan

24
gas sampai akhirnya minyak tersebut dikirim ke terminal pengapalan dan
kemudian ke pengilangan (refinery).
a. Metode Penyelesaian Sumur (Well Completion Method)
1. Penyelesaian sumuran terbuka (Open Hole Completion)
2. penyelesaian sumuran tertutup (Case Hole Completion)
b. Metoda Produksi :
1. Sembur Alam-SA (Natural Flow)
Sumur sembur alam adalah metode pengangkatan minyak ke permukaan
dengan tenaga atau tekanan yang alami, berasal dari reservoir atau formasi
ditempat tersebut..
Peralatan produksi sumur sembur alam terdiri dari :
a) Peralatan Diatas Permukaan yaitu: Kepala Sumur (wellhead), Silang
Sembur (x-mastree)
b) Peralatan Dibawah Permukaan yaitu berupa Tubing dan Coupling
c) Peralatan Pelengkap Bawah Permukaan : Packer, Landing nipple,
Flow Coupling dan blast joint, Circulation device, Safety joint, Gas lift
mandrel, Sub survace safety valve.
2. Sembur Buatan-SB (Artificial Lift)
Metode pengangkatan fluida sumur dengan memberikan tenaga
tambahan kedalam sumur. Metode ini diterapkan bila tenaga alami
reservoir tidak mampu lagi mendorong fluida ke permukaan.
Metode Sembur Buatan (Artificial Lift) terdiri dari :
 Gas Lift

25
Gambar 5.7. Gas lift
(sumber: Petroleum Extension of Contiuning Education, University of Texas at
Austin;1985)
 Pompa (ESP atau Sucker Rod)

Gambar 5.8. Electrical Submersible Pump


(sumber: Petroleum Extension of Contiuning Education, University of Texas at
Austin;1985)

26
Gambar 5.9. Sucker Rod Pump
(sumber: API Spec. 11B Specification for sucker rods, 26th ed. Dallas (Texas):
American Petroleum Institute;1998)

c. Fasilitas Produksi Permukaan (Production Surface Facilities)


1. Fasilitas Transportasi
 Flowline
 Manifold
 Header
2. Fasilitas Pemisah (Separator)
 Berdasarkan Bentuknya (Horizontal, Vertical, Spherical)
 Berdasarkan Tekanan Kerjanya (High, Medium, Low press)
 Berdasarkan Fasa Yang Dipisahkan (Two, Three phases)
Salah satu problem dalam kegiatan adalah ikut terproduksinya pasir
Produksi pasir lepas ini pada umumnya sensitif terhadap laju produksi,
apabila laju aliranya rendah pasir yang ikut terproduksi sedikit.
Ikut terproduksinya pasir pada formasi yang kurang stabil
(unconsolidated formation) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kecepatan aliran
b. Sementasi batuan
c. Kandungan lempung formasi

27
d. Migrasi butir-butir halus formasi
e. Kekuatan formasi
f. Tekanan kritis
Metode yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi
penggunaan slotted atau screen liner dan gravel packing. Metode penanggulangan
ini memerlukan pengetahuan tentang distribusi ukuran pasir agar dapat
ditentukan pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.
Produksi pasir sangat erat kaitannya dengan kestabilan formasi yang
dipengaruhui oleh faktor-faktor kecepatan aliran, sementasi batuan, kandungan
lempung formasi dan migrasi butir-butir halus formasi.
Pasir dari formasi yang tidak terkonsolidasi harus segera diatasi untuk
menghindari kerusakan-kerusakan yang lebih mahal seperti penurunan hasil
produksi akibat terendamnya pasir didalam sumur, kerusakan peralatan akibat
sifat abrasif pasir, kerusakan pada casing serta erosi. Dengan pengontrolan pasir
yang baik diharapakan efektivitas dan efisiensi peralatan produksi dapat dipelihara
dengan baik sehingga dapat mengoptimalkan hasil produksi.

5.4. ASPEK PENUNJANG LAINNYA


Fasilitas penunjang suatu lapangan migas sangat diperlukan didalam
operasi-operasi lapangan. Fasilitas ini mulai dari fasilitas pengeboran, fasilitas
produksi, dan fasilitas-fasilitas lain, baik untuk operasi perawatan sumur,
penyelesaian sumur, maupun logging sumur.

5.5. ASPEK LINGKUNGAN


Upaya-upaya untuk mencegah dampak negatif dari kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi sudah mulai dilakukan sejak tahap perencanaan yakni dengan
melakukan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk
kegiatan yang berdampak penting, dan studi Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) untuk kegiatan yang tidak
berdampak penting, serta pembuatan Standard Operating Procedure (SOP).

28
VI. RENCANA KERJA PRAKTEK

Program Kerja Praktek ini direncanakan berlangsung kurang lebih selama 4


(empat) minggu, diusulkan pada 12 Februari 2018 sampai 12 Maret 2018 dengan
tidak bertabrakan dengan jadwal UTS/UAS. rencana kegiatannya adalah sebagai
berikut:Tabel.1. Perencanaan Kegiatan Selama Kerja Praktek
MINGGU KE-
KEGIATAN
1 2 3 4
Orientasi Kantor dan Lapangan

Mengumpulkan Data atau Informasi

Melakukan Analisa dari Data yang


Diperoleh
Pembuatan Laporan dan presentasi
Laporan
Keterangan :
1. Waktu pelaksanaan Kerja Praktek yang diinginkan adalah mulai dari tanggal
12 Febuari 2018.
2. Jadwal Ujian Evaluasi I Program Studi Teknik Perminyakan UPN “Veteran”
Yogyakarta dari tanggal 19 Maret 2018 hingga 30 Maret 2018.
3. Jadwal Ujian Evaluasi II Program Studi Teknik Perminyakan UPN “Veteran”
Yogyakarta dari tanggal 21 Mei 2018 hingga 01 Juni 2018.

VII. PENUTUP

Demikianlah proposal Kerja Praktek di PT PetroChina International


Jabung Ltd kami susun sebagai bahan referensi umum atas Kerja Praktek yang
akan kami laksanakan. Kami mohon proposal ini disampaikan pada pihak-pihak
yang berkepentingan. Besar harapan kami, PT PetroChina International Jabung
Ltd dapat membantu dan membimbing kami kami sebagai mahasiswa program
studi teknik perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta dalam pelaksanaan Kerja
Praktek.
Kami menyadari bahwa Kerja Praktek ini tidak mampu kami wujudkan
sendiri mengingat berbagai keterbatasan kami sebagai mahasiswa. Dengan segala

29
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik moral
maupun material dari PT PetroChina International Jabung Ltd. Untuk
melancarkan Kerja Praktek ini. Bantuan yang sangat kami harapkan dalam
pelaksanaan Kerja Praktek adalah sebagai berikut.
 Bimbingan dan arahan oleh pembimbing selama Kerja Praktek.
 Kemudahan mengadakan penelitian atau mengambil data yang
diperlukan.
Atas segala perhatian dan bantuan PT PetroChina International Jabung
Ltd, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

1. Koesoemadinata, R.P. , “Geologi Minyak-dan Gasbumi” , Jilid I dan II ,


Penerbit ITB, Bandung, 1980.
2. Amix, J.W., Bass, D.M.Jr., Whiting, R.L., “Petroleum Reservoir
Engineering”, Toronto – London, Mc. Graw-Hill Book Co. 1960
3. Puji Santoso, Anas , “Diktat Kuliah Teknik Produksi I “ , Program Studi
Teknik Perminyakan, UPN “Veteran” Yogyakarta.
4. Rubiandini R.S. , Rudi , “Diktat Kuliah Teknik Pemboran” , HMTM Patra,
ITB, Bandung, 1994.

30
LAMPIRAN A

31
Curriculum Vitae
Nama : Joshua Azarya Yoan ( Joshua )
NPM : 113150038
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 15 April 1997
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Pandawa No. D9 , RT/RW 24/16,
Caturtunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta, 55281
Nomor Handphone : 082135813740
E-mail : joshua.azarya.ja@gmail.com

Pendidikan Formal
 Teknik Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta (2015 – Sekarang)
 SMA Negri 97 Jakarta (2012 - 2015)
 SMPK Permata Bunda – BPK Penabur Depok (2009 – 2012)
 SDK Permata Bunda – BPK Penabur Depok (2006 – 2012)
Pengalaman Organisasi
 2015 : Seksi Sekertariat Paskah UKM Kristen UPNVYK 2016
Seksi Sekertariat MusAng UKM Kristen UPNVYK 2016
Liaison Officer Piala Perminyakan
Liaison Officer Dept. SPE Volunteer SPE Educational Fest 2016
 2014 : Wakil Ketua Ekstrakulikuler Rohani Kristen Periode 2013 – 2014
 2013 : Anggota Bidang 1 Kerohanian OSIS SMAN 97 Jakarta
Kemampuan Berbahasa
 Bahasa Indonesia
 Bahasa Inggris
Kemampuan Komputer
 Ms. Word
 Ms. Excel
 Ms. Powerpoint
 CorelDraw
 Adobe Photoshop
Seminar dan Pelatihan
 Pelatihan Software dari IMSO (Ikatan Mahasiswa Studi Offshore)
“Introduction to Offshore Structural Analysis with SACS” di Universitas
Dipenogoro, Semarang
 Seminar Nasional dari SPE UPN-SC “Maximizing Unconventional
Resources for Sustainbility of Human Energy”
 Public Speaking Workshop dari SPE UPN-SC “1000 secrets of confidence
for your future career”

32
 Diskusi Panel dari Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – OGIP
2016 “Indonesia’s Energy Challange”

33
34
LAMPIRAN B

35
LAMPIRAN C

36
LAMPIRAN D

37

Вам также может понравиться