Вы находитесь на странице: 1из 13

5.1.4.

Simulasi Reservoir

Simulasi reservoir didefinisikan sebagai proses pemanfaatan model buatan


yang menggambarkan kelakuan reservoir yang sebenarnya, sehingga dapat
digunakan untuk mempelajari, mengetahui ataupun memperkirakan kinerja aliran
fluida pada sistem reservoir tersebut. Tujuan dari simulasi reservoir dapat dilihat
pada Gambar 5.3.

O B J E C TIV E S O F S IM U L A TIO N

O r ig in a l O il in P la c e P r o d u c tio n E c o n o m ic F lu id M o v e m e n t
D e te rm in a tio n S c h e d u le s P a ra m e t e r s in R e s e r v o ir

G a s S to ra g e O p tim iz a t io n o f S in g le W e ll
D e s ig n P e tr o le u m S y s te m S tu d ie s

Gambar 5.3.
Tujuan Yang Dapat Dicapai Dengan Simulasi Reservoir 24)

Secara umum simulasi reservoir digunakan sebagai acuan dalam


perencanaan manajemen reservoir, antara lain sebagai berikut :
 Memperkirakan kinerja reservoir pada berbagai tahapan dan metode
produksi yang diterapkan
o sembur alam (primary recovery)
o pressure maintenance
o reservoir energy maintenance (secondary recovery)
o enhanced oil recovery (EOR)
 Mempelajari pengaruh laju alir terhadap perolehan minyak dengan
menentukan laju alir maksimum (maximum efficient rate, MER)
 Menentukan jumlah dan lokasi sumur untuk mendapatkan perolehan
minyak yang optimum.
 Menentukan pola sumur injeksi dan produksi untuk mengoptimalkan pola
penyapuan.
 Memperhitungkan adanya indikasi coning dalam menentukan interval
komplesi yang optimum serta pemilihan jenis sumur, vertikal atau horizontal.
 Menganalisa akuifer dan pergerakan air pada proses pendorongan.

Tahapan-tahapan dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu simulasi


reservoir adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Data
o Karakterisasi Reservoir
o Karakterisasi Batuan dan Fluida
o Model Geologi
2. Penentuan dan Pembuatan Model
3. Validasi Data
5. Peramalan, Analisa dan Evaluasi

Gambar 5.4. berikut ini, menunjukkan hubungan antar tahapan-tahapan


dalam simulasi reservoir.

S e t O b j e c t iv e s a n d P r io r it iz e

R o c k a n d F lu id R e s e r v o ir G e o lo g ic
C h a r a c t e riz a t io n C h a ra c te r iz a t io n M odel

M o d e l S e le c tio n a n d C o n s t ru c tio n

M o d e l V a lid a tio n E n s u re c o n s is te n c y
a m o n g g e o lo g ic ,
s im u la tio n , la b ,
A v o id a rb itra ri n e s s a n d fi e ld d a t a .
in h is to r y m a tc h in g
A p p ly e n g in e e r in g P re d ic t io n , E v a lu a tio n
c o n tro l a n d D o c u m e n t a t io n R e c o g n i z e lim it a tio n s

Gambar 5.4.
Hubungan antar Tahapan dalam Simulasi Reservoir. 24)

5.1.4.1. Persiapan Data


Ada ungkapan populer dalam dunia komputer yang menggambarkan
pentingnya data dalam suatu simulasi, yaitu "GIGO : garbage in, garbage out".
Persiapan data bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dan sesuai
kebutuhan didasarkan pada tujuan dan prioritas simulasi. Prosentase keakuratan
hasil simulasi yang dilakukan, ditentukan oleh validitas data yang dipergunakan,
sehingga tanpa data yang memadai gambaran yang diharapkan tidak akan tercipta
atau bahkan akan memberikan informasi yang menyesatkan.
Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan simulasi dapat diperoleh dari
berbagai sumber data yang memungkinkan. Meskipun demikian, sebagian besar
dari data tersebut tidak dapat langsung dipakai, tetapi memerlukan proses
pengolahan sehingga dihasilkan data yang siap pakai. Pemilihan sumber data serta
pengolahan juga sangat berpengaruh terhadap kesiapan data itu sendiri, yang pada
alkhirnya juga berpengaruh terhadap hasil simulasi secara keseluruhan.
Berdasarkan jenisnya, data yang diperlukan dalam simulasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
 Data Fluida Reservoir ( Bo, Bg, Bw, μo, μg, μw, Rs, Rsw )
 Data Batuan Reservoir ( k, Φ, Sw, h, kedalaman )
 Data Produksi ( qo, qg, qw, Pbph )
 Data Flow Rate ( PI, MER )
 Data Mekanik ( ukuran casing dan tubing, kapasitas pengankatan )
 Data Ekonomi ( $/bbl, $/well, economic limit )
 Data Penunujang ( skin, rekahan, workover )

Karakterisasi Reservoir

Karakterisasi reservoir merupakan integrasi dari tiga komponen yang


mempunyai saling keterkaitan, yaitu :
 Karakterisasi fluida reservoir.
 Karakterisasi batuan reservoir, dan
 Model geologi
R FT a n d D ST P ro d u c ti o n P ro d u c ti o n S e is m ic
Te s t D a ta Te s t S u rv e y s

C o re A n a ly s is O p e n a n d C a se d
a n d D e s c r ip ti o n H o le L o g g in g

In t e r p re t, In te g r a t e a n d C o re la te
(a r e a l ly a n d v e r tic a lly )

G e o lo g ic F lu id Ro c k
M odel C h a r a c te r iz a tio n C h a r a c t e r iz a tio n
• V o lu m e tr ic M a p s • A re a l a n d V e r tic a l • R e s id u a l O il
• S t ra tifi c a t io n V a r ia tio n • R e la t iv e P e rm e a b ility
• B a r r ie r M a p s • C a p illa r y P r e s s u r e
• R e s e r v o ir C o n t in u ity • O il a n d W a t e r
• D e p o s it io n a l M o d e l F in g e r p r in t in g

R e se rv o ir C h a ra c te riz a tio n

In t e g r a te D a ta / S im u la tio n

R e s e rv o ir M a n a g e m e n t
D e s ic io n s

Gambar 5.5.
Flowchart Karakterisasi Reservoir
dan Hubungannya dengan Simulasi Reservoir 24)

Grambar 5.5. diatas, menunjukkan proses karakterisasi reservoir, data-


data yang berperan, serta kedudukannya dalam simulasi reservoir. Berdasarkan
pada proses diatas, karakterisasi reservoir mempunyai empat tujuan pokok, yaitu :
o identifikasi ciri pokok (karakteristik) reservoir,
o identifikasi mekanisme pendorong,
o menentukan volume reservoir (OOIP, OGIP, OWIP), dan
o mengamati kinerja (performance) reservoir.
Karakterisasi reservoir akan memberikan dua deskripsi reservoir, yaitu
deskripsi yang mempunyai harga tetap (statis) dan deskripsi yang cenderung
berubah (dinamis). Deskripsi statis digunakan untuk menentukan besarnya
hidrokarbon yang terdapat dalam reservoir (seperti porositas, ketebalan formasi,
water connate saturation, dan sebagainya). Sedangkan deskripsi dinamis
digunakan dalam menentukan besarnya hidrokarbon yang dapat diproduksikan.

5.1.4.2. Pemilihan dan Pembuatan Model

Pemilihan model dilakukan secara sistematik yang disertai dengan analisa


terhadap parameter-parameter terkait, sehingga didapatkan model yang optimum
untuk mensimulasikan reservoir sesuai dengan tujuan dan prioritas simulasi.
Pembuatan model meliputi pembuatan grid dan dimensi dari model.

Pemilihan Grid (gridding)

Jenis grid yang digunakan pada pemodelan ditentukan berdasarkan tujuan


dari simulasi. Berdasarkan besar cakupannya, grid dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu coarse grid (grid kasar) dan fine grid (grid halus) seperti yang terlihat
pada Gambar 5.6.

c o a rs e g rid fi n e g r id

Gambar 5.6.
Coarse grid dan Fine grid 24)

Coarse grid biasanya digunakan pada simulasi sederhana ataupun


digunakan pada tahap awal untuk menguji model konsep yang akan digunakan.
Sedangkan fine grid digunakan setelah konsep model sesuai, serta pada simulasi
reservoir berlapis.
Berdasarkan bentuknya, jenis grid dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu
cartesian grid, curvilinear grid, radial grid dan locally-refined cartesian grid.
a. Cartesian Grid
Grid jenis ini dibentuk oleh garis-garis horizontal dan vertikal yang
membentuk bujur sangkar, dan merupakan jenis grid yang paling umum
digunakan dalam pemodelan reservoir.

b. Curvilinear Grid
Grid ini digunakan untuk menyesuaikan model dengan batas reservoir, adanya
patahan serta untuk mengikuti arah pola aliran fluida, terutama pada reservoir
miring, atau adanya perbedaan kedalaman antara sumur injeksi dan produksi.

In j e c t o r P ro d u c e r

C a r te s ia n C u r v ilin ie r
G r id s G r id s

Gambar 5.7.
Cartesian dan Curvilinear Grid 24)

c. Radial Grid
Grid jenis ini biasanya digunakan pada simulasi single-well, untuk
memperkirakan kinerja sumur, terjadinya coning, mengetahui pengaruh
komplesi serta memperkirakan karakteristik permeabilitas ditempat dengan
pressure build-up.

d. Locally-refined Cartesian Grid


Grid jenis ini di bentuk dengan membuat fine grid pada bagian-bagian tertentu
dari coarse grid. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses simulasi yaitu
dengan memperkecil jumlah sel yang disimulasikan.
w e llb o r e

Gambar 5.8.
R a d i a l G r i d 24)

Gambar 5.9.
Locally-refinement Cartesian Grid 24)

Hal lain yang harus diperhatikan dalam pembuatan grid adalah


menentukan arah grid. Penentuan arah grid dipengaruhi oleh distribusi
permeabilitas vertikal dan horizontal (pada reservoir anisotropi), serta arah aliran
fluida yang dominan. Gambar 5.10. menunjukkan pengaruh arah grid terhadap
proses aliran fluida pada simulasi.

a lira n fl u id a p a d a r e s e r v o ir a lir a n fl u i d a p a d a s im u la s i

Gambar 5.10.
Pengaruh Arah Grid Terhadap Proses Aliran Pada Simulasi 24)
Pemilihan Model
Parameter-parameter teknis yang berpengaruh dalam pemilihan model
adalah sebagai berikut :
 Jenis reservoir.
 Geometri dan dimensi reservoir.
 Data yang tersedia.
 Jenis proses scondary atau tertiary recovery yang akan dimodelkan.
Selain keempat parameter diatas, pemilihan model juga
mempertimbangkan sumber daya manusia, kemampuan teknologi (komputer)
serta pertimbangan besarnya investasi biaya yang digunakan.

Jenis Reservoir
Secara umum jenis reservoir terdiri dari tiga jenis, yaitu gas, minyak dan
kondensat. Reservoir gas dapat disertai adanya aquifer, atau bisa juga tanpa
aquifer. Pada sistem reservoir gas tanpa aquifer, simulasi cukup dengan
menggunakan model satu fasa (single-phase model). Reservoir minyak yang
hanya terdapat perpindahan massa minimal antara minyak dengan gas terasosiasi
dapat ditangani dengan simulator black-oil, sedangkan reservoir minyak dengan
adanya aquifer akan membutuhkan model dua fasa.
Kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap pemilihan model simulasi
pada tiap-tiap jenis reservoir adalah sebagai berikut :
 Gas
o gas fasa tunggal, tanpa adanya aquifer
 Minyak
o tidak terdapat perpindahan massa
o pertimbangan ada atau tidaknya aquifer
o kondisi diatas atau dibawah bubble point
 Kondensat
o adanya pengaruh perpindahan massa antar fasa
o sistem hidrokarbon yang cenderung mengalami penguapan
o kemungkinan diberlakukannya injeksi gas
Geometri dan Dimensi Reservoir
Jenis model dimensi yang dapat digunakan pada simulasi reservoir ada
empat, yaitu mulai dari model 0-dimensi yang paling sederhana, model 1-dimensi,
model 2-dimensi sampai model 3-dimensi yang paling kompleks.

Model 0-Dimensi
Model 0-dimensi menunjukkan bahwa sifat-sifat reservoir tidak
mengalami perubahan, merupakan reservoir yang homogen, isotropik dan
seragam. Simulator 0-dimensi yang terkenal adalah persamaan material balance.

Model 1-Dimensi
Model 1-dimensi biasanya digunakan pada simulasi pilot project, ataupun
pada bagian dari reservoir yang lurus dan sederhana. Gambar 5.11, menunjukkan
aplikasi simulator model 1-dimensi yang umum pada sistem mendatar. Sedangkan
Gambar 5.12., menunjukkan model 1-dimensi yang disesuaikkan untuk sistem
reservoir dengan kemiringan.
Model 1-dimensi dapat digunakan pada kondisi-kondisi sebagai berikut :
o Simulasi per-bagian dari reservoir
o Simulasi dengan tujuan khusus, seperti line drive behavior, miscible
flooding, simulati pilot-flood, dan sebagainya.

gas
o il
w a te r

Gambar 5.11.
Model 1-Dimensi Horizontal 24)
gas

o il

w a te r

Gambar 5.12.
Model 1-Dimensi dengan Kemiringan 24)

Model 2-Dimensi
Model simulator 2-dimensi merupakan pilihan terbaik untuk simulasi
dengan cakupan yang luas dan dipengaruhi oleh perubahan parameter areal.
Gambar 5.13, menunjukkan model reservoir yang umum dengan 2-dimensi
horizontal. Model reservoir 2-dimensi horizontal digunakan dalam simulasi
struktur multi-well dengan ukuran besar, simulasi reservoir sistem multi-unit,
penentuan sifat-sifat heterogenitas batuan, analisa migrasi fluida melalui lease-
line, kondisi variasi vertikal sifat fluida yang tidak dominan, serta dalam
pemilihan pola operasi yang optimum untuk secondary recovery maupun pressure
maintenance.

Gambar 5.13.
Model 2-Dimensi Horizontal 24)
Jenis model 2-dimensi yang lain adalah penggabungan beberapa model 2-
dimensi sehingga membentuk lapisan-lapisan yang menggambarkan model 3-
dimensinya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.14. Model jenis ini
digunakan pada reservoir berlapis ataupun pada operasi produksi dengan multiple-
completions.

Gambar 5.14.
Model 3-Dimensi Layered 24)

G AS

O IL

W A TE R

Gambar 5.15.
Model 2-Dimensi Vertikal (x-z) 24)
Gambar 5.15, menunjukkan model 2-dimensi dengan sumbu koordinat
utama x-z, atau model 2-dimensi vertkal. Model jenis ini digunakan dalam analisa
cross-section reservoir, analisa well completion baik untuk single maupun
multiple-well, menentukan gravity segregation serta dalam mempelajari pengaruh
cross-flow dan anisotropi terhadap proses pendesakan frontal.

Model 3-Dimensi
Model 3-dimensi dibutuhkan pada kondisi-kondisi tertentu, dimana
terdapat keragaman sifat fluida secara vertkal dan adanya sisipan shale yang akan
berpengaruh terhadap pola aliran. Gambar 5.16. dan Gambar 5.17.,
menunjukkan model 3-dimensi pada configurasi reservoir normal, serta aplikasi
model 3-dimensi pada reservoir dengan patahan.

G OC

WO C

Gambar 5.16.
Model 3-Dimensi 24)
gas

o il

o il
w a te r

w a te r

Gambar 5.17.
Aplikasi Model 3-Dimensi pada Patahan 24)

5.1.4.3. Validasi Data

Validasi data dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai. Secara garis
besar, proses validasi data dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu :
 Inisialisasi Data
Merupakan proses analisa model untuk memastikan pemasukan data-data
secara benar dan lengkap.
 Ekuilibrasi Data
Merupakan proses mengkondisikan model pada kesetimbangan dan
kesesuaian model dengan boundary conditions, baik internal maupun external.
 History Matching
Merupakan proses memodifikasi parameter-parameter yang digunakan dalam
pembuatan model, agar tercipta kesesuaian antara model dengan kondisi
nyata, yang didasarkan pada data-data terukur selama periode waktu tertentu.

Вам также может понравиться