Вы находитесь на странице: 1из 13

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH TINGKAT KEPADATAN TANAH TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH


Martini *

Abstract
To get flat land at hilly area is by doing " cut and fill", so that possibility that building slithered at
area " cut and fill". Density difference of insitu soil and ground with fill soil is influence to the value
bearing capacity that soil with that condition. Result of this research shows density of fill soil lower
than of 13% - 39% from density insitu soil, bearing capacity of fill soil lower until 50% from bearing
capacity insitu soil. But if when density of fill soil is higher ( with percentage 13 % - 39%) from
density of insitu, value of bearing capacity increase very significant,from insitu condition, that is
55% - 848%..
Key word: : fill, density, bearing capacity

Abstrak
Untuk mendapatkan lahan yang datar pada daerah perbukitan adalah dengan melakukan “cut
and fill”, sehingga kemungkinan bangunan dilatakan pada daerah “cut and fill”. Perbedaan
kepadatan tanah asli dengan tanah timbunan akan berpengaruh pada daya dukung tanahnya.
Hasil penelitian ini menunjukan, kepadatan tanah timbunan lebih rendah 13% - 39% dari
kepadatan tanah ditempat, daya dukung tanah timbunan lebih rendah hingga 50% dari daya
dukung tanah asli. Tetapi bila kepadatan tanah timbunan lebih tinggi (dengan persentase 13 % -
39%) dari tanah ditempat, nilai daya dukung tanah perubahan/peningkatannya sangat signifikan
terhadap kondisi setempat yaitu 55% - 848%.
Kata kunci: timbunan, kepadatan, daya dukung

1. Pendahuluan suatu pondasi disertai dengan evaluasi


Suatu konstruksi atau bangunan daya dukung tanah dasar pondasinya.
dapat berdiri dengan kokoh bila Bangunan umumnya dibangun
ditunjang dengan daya dukung tanah pada tanah dasar yang merupakan
yang memenuhi syarat keamanan. tanah asli atau bisa juga tanah
Beban dari suatu konstruksi akan dasarnya merupakan tanah timbunan.
diteruskan ke tanah melalui pondasi Untuk kondisi bangunan yang berada di
bangunan. Apabila beban yang atas tanah timbunan, hal ini
diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak kemungkinan disebabkan lahan yang
melampaui kekuatan (daya dukung) tidak rata/berbukit, sehingga perlu
tanah maka tanah tersebut maka penimbunan atau pemotongan untuk
bangunan tersebut aman terhadap mendapatkan lahan yang datar/rata.
daya dukung tanahnya. Namun apabila Bila tidak terjadi kesamaan pada tingkat
kekuatan tanah dilampaui, maka kepadatan tanah timbunan (remolded)
penurunan yang berlebihan atau dengan tanah aslinya, maka hal ini
keruntuhan dari tanah akan terjadi. akan menimbulkan perbedaan daya
Oleh karena itu sebelum membangun dukung serta penurunan.
suatu konstruksi perlu direncanakan

 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 2, Mei 2009: 69 - 81

Lahan yang berada di mengevaluasi daya dukung tanah yang


sepanjang jalan Soekarno-Hatta pondasinya akan dibangun.
topografinya adalah perbukitan, Secara umum, yang dinamakan
sehingga untuk mendapatkan lahan pondasi dangkal adalah pondasi yang
yang rata, perlu dilakukan pemotongan mempunyai perbandingan antara
ataupun penimbunan (cut and fill). kedalaman dengan lebar sekitar kurang
Permasalahannya bangunan yang akan dari empat. Apabila perbandingan
dibangunan kemungkinan ada yang antara kedalaman dengan lebar
berada diatas tanah hasil pemotongan pondasi lebih besar dari empat, pondasi
dan sebagian di atas tanah timbunan. tersebut diklasifikasikan sebagai pondasi
Jika kondisi kepadatan tanah timbunan dalam. Suatu pondasi akan aman
dan tanah asli sama, diperkirakan daya apabila:
dukung dan penurunannya relatif sama, a. penurunan (settlement) tanah yang
tetapi bila kepadatannya tidak sama disebabkan oleh beban masih
maka daya dukungnya jelas berbeda, dalam batas yang diperbolehkan.
demikian halnya dengan b. keruntuhan geser dari tanah dimana
penurunannya. Penelitian ini bertujuan pondasi berada tidak terjadi.
mengkaji pengaruh kepadatan tanah
timbunan terhadap daya dukung
tanah. Kepadatan tanah divariasikan 2.2 Daya Dukung Tanah Untuk Pondasi
terhadap kondisi asli tanah dasar Dangkal
pondasi. Sehingga dapat diperoleh Untuk dapat memahami konsep
perbandingan nilai daya dukung tanah daya dukung batas suatu tanah dan
timbunan terhadap daya dukung tanah bentuk keruntuhan geser dalam tanah,
ditempat/insitu. marilah kita perhatikan model pondasi
bentuk persegi yang memanjang
dengan lebar B yang diletakkan pada
2. Metode Penelitian permukaan lapisan tanah pasir padat
(atau tanah yang kaku) seperti
2. 1. Pondasi
ditunjukan dalam Gambar 1a.
Tanah harus mampu memikul
Apabila beban terbagi rata q
beban dari setiap konstruksi teknik yang
per satuan luas diletakkan di atas model
diletakkan pada tanah tanpa
pondasi. Maka pondasi tadi akan turun.
kegagalan (shear failure) geser dan
Apabila beban terbagi rata (q) tersebut
dengan penurunan (settlement) yang
ditambah, tentu saja penurunan
dapat ditolerir untuk konstruksi tersebut. .
pondasi yang bersangkutan akan
Bagian paling bawah suatu konstruksi
bertambah pula. Tetapi, bila besar q =
dinamakan “pondasi”. Fungsi pondasi ini
qu (Gambar 1b) telah dicapai, maka
adalah meneruskan beban konstruksi ke
keruntuhan daya dukung akan terjadi,
lapisan tanah yang berada di bawah
yang berarti pondasi akan mengalami
pondasi. Suatu peencanaan pondasi
penurunan yang sangat besar tanpa
dikatakan benar apabila beban yang
penambahan beban q lebih lanjut.
diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak
Tanah di sebelah kanan dan kiri pondasi
melampaui kekuatan tanah yang
akan menyumbul dan bidang longsor
bersangkutan. Apabila kekuatan tanah
akan mencapai permukaan tanah.
dilampaui, maka penurunan yang
Hubungan antara beban dan
berlebihan atau keruntuhan dari tanah
penurunan akan seperti kurva I yang
akan terjadi, kedua hal tersebut akan
ditunjukan dalam Gambar 1b. Untuk
menyebabkan kerusakan konstruksi
keadaan ini kita mendefinisikan qu
yang berada di atas pondasi tadi. Oleh
sebagai daya dukung batas dari tanah.
karena itu, para insinyur sipil yang
merencanakan pondasi harus

70
Pengaruh Tingkat Kepadatan Tanah terhadap Daya Dukung Tanah
(Martini)

Gambar 1. Daya dukung batas tanah untuk kondisi dangkal:


a. Model pondasi; b. Grafik hubungan antara beban dengan
penurunan (Das, 1998)

Keruntuhan daya dukung yang segitiga (zona I) di bawah pondasi akan


dijelaskan di atas dinamakan bergerak ke bawah; tetapi, tidak seperti
“keruntuhan geser menyeluruh (general keruntuhan geser menyeluruh (general
shear failure)”, dan dapat dijelaskan shear failure), bidang keruntuhan
dengan Gambar 2a. Apabila pondasi berakhir di suatu tempat di dalam
turun karena suatu beban yang tanah.
diletakkan di atasnya, maka suatu zona
keruntuhan blok segitiga dari tanah
(zona I) akan tertekan ke bawah, dan 2.3 Daya Dukung Batas Menurut Terzaghi
selanjutnya, tanah dalam zona I Teori keruntuhan plastis yang
menekan zona II dan zona III ke samping dikembangkan Prandtl digunakan oleh
dan kemudian ke atas. Pada beban Terzaghi (1943) dalam Das, 1998 untuk
batas qu, tanah berada dalam mengevaluasi besarnya daya dukung
keseimbangan plstis dan keruntuhan tanah di bawah pondasi dangkal yang
terjadi dengan cara menggelincir. memanjang. Untuk pertimbangan
Apabila model pondasi yang praktis, pondasi yang mempunyai rasio
kita jelaskan di atas kita letakkan di atas antara panjang dan lebar lebih besar 5
tanah pasir yang setengah padat, maka dinamakan pondasi lajur (strip footing).
hubungan antara beban dan Menurut Terzaghi, suatu pondasi
penurunan akan berbentuk seperti kurva didefinisikan sebagai pondasi dangkal
II gambar 1b. Sementara itu, apabila apabila kedalaman Df , adalah kurang
harga q = qu’, maka hubungan antara atau sama dengan lebar pondasi B
beban dan penurunan menjadi curam (Gambar 3). Disamping itu, untuk
dan lurus. Dalam keadan ini, qu’ kita perhitungan daya dukung batas dari
definisikan sebagai daya dukung batas tanah, Terzaghi menganggap bahwa
dari tanah. Tipe keruntuhan ini berat tanah di sebelah kanan dan kiri
dinamakan sebagai “keruntuhan geser pondasi sampai dengan kedalaman
setempat (local shear failure)” dasar pondasi, diganti dengan beban
sebagaimana dapat kita lihat dalam terbagi rata (surcharge), q = γDf.
Gambar 2b. Zona keruntuhan blok

71
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 2, Mei 2009: 69 - 81

Gambar 2. Bentuk keruntuhan daya dukung tanah di bawah


pondasi dangkal (Das, 1998)

Gambar 3. Pondasi dangkal (Das, 1998)

Prinsip metode pendekatannya


diberikan di bawah:
a. Apabila c = 0 dan beban luar
(surcharge) q = 0 (yaitu, Df = 0),
................................................(1) Persamaan (5) menjadi:

Tanda-tanda I, II dan III dalam ....................................(2)


Persamaan (1) secara berurutan .
merupakan kontribusi dari kohesi
bebean luar (surcharge), dan berat
b. Apabila γ = 0 (yaitu, tanah tidak
volume tanah untuk daya dukung
batas. Karena cara untuk mengevaluasi
mempunyai berat) dan q = 0,
harga Kc, Kq, dan Kγ adalah sangat Persamaan (1) menjadi:
rumit, maka Terzaghi menggunakan
suatu metode pendekatan untuk
menentukan daya dukung batas qu. …...(3)

72
Pengaruh Tingkat Kepadatan Tanah terhadap Daya Dukung Tanah
(Martini)

c. Apabila γ = 0 (tanah tidak parameter Nc, Nq, dan Nγ dinamakan


mempunyai berat) dan c = 0 maka: “faktor daya dukung”. Harga-harga
daya dukung tersebut akan diberikan
dalam Gambar 4.
........(4) Untuk pondasi bentuk lingkaran dan
bujur sangkar, persamaan daya dukung
batas yang disyaratkan oleh Terzaghi
adalah sebagai berikut:
Dengan cara superposisi, apabila
pengaruh berat volume tanah, kohesi a. Pondasi bentuk bujur sangkar:
dan beban luar (surcharge)
diperhitungkan, maka diperoleh: qu  1,3cN c  qNq  0,4 BN
………..(6)
1
qu  qc  qq  q  cN c  qN q  BN b. Pondasi lingkaran
2
…………………………………(5) qu  1,3cN c  qNq  0,3 BN
…….(7)

Persamaan (5) ini dinamakan B = diameter pondasi


“persamaan daya dukung menurut
Terzaghi”. Sedangkan parameter-

Gambar 4. Faktor daya dukung untuk keruntuhan geser menyeluruh


menurut Terzaghi (Das, 1998)

73
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 2, Mei 2009: 69 - 81

2.4 Angka keamanan pondasi, agar kemungkinan terjadinya


Umumnya, angka keamanan Fs, keruntuhan dapat dihindari. Beban
yang besarnya sekitar 3 digunakan tersebut termasuk (Gambar 9); (a)
untuk menghitung daya dukung yang beban mati dan beban hidup di atas
diijinkan untuk tanah di bawah pondasi. permukaan tanah, W( D  L ) ; (b) berat
Hal ini dilakukan mengingat bahwa
dalam keadaan yang sesungguhnya, pondasi itu sendiri WF, dan (c) berat
tanah tidak homogen dan tidak isotropis tanah yang terletak tepat di atas
sehingga pada saat mengevaluasi pondasi Ws. Jadi,
parameter-parameter dasar dari
kekuatan tanah ini kita menemukan qu W( D  L )  WF  WS  1
qijin   
banyak ketakpastian. FS  A  FS ……(9)
Tiga definisi yang berbeda
mengenai daya dukung yang diijinkan
untuk pondasi dangkal, yaitu: daya dengan
dukung ijin gross, daya dukung ijin netto, A = luas dasar pondasi
dan daya dukung ijin gross dengan Daya dukung ijin netto dari pondasi
memberikan angka keamanan adalah beban per satuan luas yang
terhadap keruntuhan geser. diijinkan untuk suatu pondasi tanpa
memasukkan berat tanah di sebelah
Daya dukung ijin gross, qijin dapat kanan dan kiri pondasi dari permukaan
tanah sampai dengan kedalaman
dihitung sebagai berikut:
dasar pondasi (surcharge) yang
besarnya adalah q = γDf . Jadi beban
qu batas netto adalah:
qijin 
Fs ………………………….(8)
qu  qu  q
( net )
…………….(10)
qijin yang didefinisikan oleh
qu qu  q
Persamaan (8) adalah beban per qijin ( net )  ( net )

satuan luas yang diijinkan untuk FS FS ……..(11)
dibebankan pada tanah di bawah

Gambar 5. Beban mati dan beban hidup di atas permukaa tanah W( D  L ) ; berat
pondasi itu sendiri WF, dan berat tanah yang terletak tepat di atas
pondasi Ws (Das, 1998)

74
Pengaruh Tingkat Kepadatan Tanah terhadap Daya Dukung Tanah
(Martini)

Apabila kita menganggap 3. Hasil dan Pembahasan


berat beban luar (surcharge) adalah 3.1 Lokasi penelitian/pengambilan
hampir sama dengan berat pondasi Sampel
dan tanah di atasnya, atau Lokasi penelitian adalah lahan
yang berada disekitar Jalan Soekarno-
WS  WF Hatta, alasannya dengan topografi
q  D f 
A …………….(12) yang tidak datar/berbukit, maka bila
digunakan sebagai lahan
pemukiman/konstruksi bangunan, yang
maka: perlu dilakukan meratakan lahan
W( D  L ) qu  q tersebut, baik dengan pemotongan
qijin  
( net )
A FS ……….(13) atau penimbunan.
Jenis tanah pada lokasi tersebut
merupakan tanah berbutir kasar (pasir
Dalam beberapa keadaan, dan kerikil) yang mengandung sedikit
angka keamanan daya dukung batas butiran halus.
gross dan netto adalah sekitar 3 sampai
dengan 4, sedangkan untuk keruntuhan
geser angka keamanan 2 sampai 3.2 Uji laboratorium
dengan 3 dianggap cukup. a. Uji berat isi tanah
Faktor lain yang harus kita Pengujian ini bertujuan untuk
perhatikan adalah besar penurunan mengetahui berat isi tanah di
pondasi yang diijinkan. Penurunan lapangan( tanah tak terganggu) dan
pondasi yang disebabkan oleh beban remolded. Untuk melakukan
batas, qu (atau qu’) mungkin berkisar pengujian ini diperlukan beberapa
antara 5% sampai dengan 25 % dari B peralatan antara lain cincin uji yang
(lebar pondasi) untuk tanah berpasir, berdiameter 6 cm dengan tinggi 3
dan antara 3% sampai dengan 15% dari cm, pisau pemotong contoh tanah
B untuk tanah lempung. dan neraca dengan ketelitian 0,01
gram untuk menimbang berat contoh
tanah.

Lokasi Sampel

Gambar 6. Peta lokasi penelitian


(Sumber: Peta rupa bumi)

75
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 2, Mei 2009: 69 - 81

Lebih rendah Berat isi asli, γasli Lebih tinggi

Gambar 7. Penentuan variasi nilai kepadatan tanah berdasarkan berat isi asli

Tabel 1. Hasil pengujian berat isi untuk tanah tak terganggu(undisturbed)


Berat Isi Basah, φ Berat Isi Kering, γd
No Contoh Tanah
(gr/cm3) (gr/cm3)
1 I 1,44 1,29
2 II 1,41 1,28

3 III 1,40 1,27

4 IV 1,59 1,56
5 V 1,66 1,46

Tabel 2. Hasil pengujian berat isi untuk tanah remolded


Berat Isi Basah Berat Isi Kering
Contoh

(gr/cm3) (gr/cm3)
No.

γb1 γb2 γb3 γb4 γb5 γb6 γd1 γd2 γd3 γd4 γd5 γd6
I 0.81 1.01 1.22 1.60 1.80 2.02 0.78 0.97 1.16 1.54 1.73 1.94
II 0.81 1.01 1.22 1.60 1.80 2.02 0.78 0.97 1.17 1.54 1.73 1.94
III 0.80 1.01 1.21 1.59 1.79 1.99 0.78 0.99 1.18 1.52 1.69 1.91
IV 0.99 1.19 1.39 1.79 1.99 2.19 0.78 0.99 1.20 1.58 1.78 1.98
V 1.06 1.26 1.46 1.86 2.06 2.26 0.73 0.91 1.08 1.44 1.62 1.81

b. Pengujian geser langsung tanah tak terganggu benda uji


Pengujian ini dilakukan diambil dengan cara dicetak dari
terhadap tanah tak terganggu dan tabung sampel dengan cetakan
tanah remolded dengan alat uji berdiameter 6 cm dan tinggi 3 cm
geser langsung (direct shear). Maksud kemudian dikeluarkan dari cetakan
dari pemeriksaan ini adalah untuk dan dimasukkan ke dalam cincin
mengetahui parameter-parameter sampel yang berukuran sama
kuat geser tanah, yaitu kohesi (c) dan dengan cetakan, dan dibuat
sudut gesek (φ) sampel tanah tak sebanyak 3 buah benda uji.
terganggu dan remolded. Untuk benda uji remolded
Benda uji adalah contoh tanah perlakuannya sama dengan tanah
tak terganggu dan remolded. Untuk tak terganggu, perbedaanya adalah

76
Pengaruh Tingkat Kepadatan Tanah terhadap Daya Dukung Tanah
(Martini)

benda uji dicetak langsung ke dalam 4. Hasil dan Pembahasan


cetakan sampai dicapai berat isi 4.1 Hasil uji sifat-sifat tanah
(kepadatan) yang diinginkan. Pada Hasil pengujian berat isi untuk
pengujian geser langsung ini akan tanah tak terganggu(undisturbed)
dilakukan variasi kepadatan tanah, ditabelkan pada Tabel 1.
maka yang pertama kali diuji adalah Hasil pengujian berat isi untuk
nilai berat isi asli tanah tak terganggu, tanah remolded ditabelkan pada
sudut gesek asli (φ) dan kohesi asli c. Tabel 2.
Bila nilai berat isi asli tanah di
Kepadatan tanah timbunan
lapangan sudah diketahui, maka
divariasikan dengan menetapkan 3 nilai
selanjutnya variasi kepadatan tanah
berat isi yang lebih besar dan 3 nilai
diatur berdasarkan nilai berat isi asli.
berat isi yang lebih kecil dari berat isi
Berdasarkan nilai γasli, dibuat
tanah tak terganggu pada masing-
tingkat kepadatan tanah remolded
masing titik sampel. Kepadatan sampel
dengan nilai berat isi yang lebih
remolded (timbunan) dibentuk dengan
rendah dan lebih tinggi dari nilai berat
diturunkan dan dinaikan dari kondisi
isi asli γasli, kemudian masing-masing
aslinya sebesar 13% - 39 %.
dilakukan uji geser langsung untuk
Hasil pengujian geser langsung
mendapatkan nilai c dan φ untuk
untuk tanah tak terganggu dan tanah
masing kepadatan yang lebih
remolded diperlihatkan pada Tabel 3.
rendah/tinggi dari kepadatan aslinya.

Tabel 3. Hasil pengujian geser langsung


Tanah undisturbed Tanah remolded
No.
Contoh  c   c 
kg/cm3 (kg/cm2) (Derajat) kg/cm3 (kg/cm2) (Derajat)
0,81 0.07 23.30
1,01 0.09 23.90
1,22 0.07 24.51
1 0.08 38.59
1,60 0.06 39.03
1,44
1,80 0.16 47.11
2,02 0.17 47.78
0,81 0.05 23.32
1,01 0.10 23.90
1,22 0.06 26.29
2 1,41 0.19 34.86
1,60 0.15 39.89
1,80 0.14 46.09
2,02 0,17 47,78
0,8 0.14 22.06
1,01 0.14 25.11
1,22 0.14 29.13
3 1,40 0.14 30.23
1,59 0.14 34.86
1,79 0.14 45.37
1,99 0.14 46.78

77
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 2, Mei 2009: 69 - 81

Tabel 3. Hasil pengujian geser langsung


Tanah undisturbed Tanah remolded
No.
Contoh  c   c 
kg/cm3 (kg/cm2) (Derajat) kg/cm3 (kg/cm2) (Derajat)
0,99 0.09 18.88
1,19 0.16 33.37
1,39 0.15 38.59
4 1,59 0.12 42.76
1,79 0.16 45.73
1,99 0.17 49.37
2,19 0.16 51.15
1,06 0.12 25.70
1,26 0.11 27.44
1,46 0.12 32.86
5 1,66 0.11 42.76
1,86 0.14 46.08
2,06 0.17 49.67
2,26 0.16 50.57

Hasil pengujian geser langsung serta distribusi ukuran butirannya dan


untuk tanah tak terganggu diperoleh kemungkinan dikarenakan faktor-faktor
besarnya nilai kohesi (c) kelima titik lain pada saat perlakuan sampel.
berkisar antara 0,07 – 0,19 Kg/cm2 dan
besarnya sudut gesek () berkisar antara 4.2 Hasil perhitungan Daya Dukung
30,23o – 42,76o. Berdasarkan pengujian Tanah
yang dilakukan terhadap contoh tanah Dari hasil perhitungan nilai daya
remolded menunjukan kecenderungan dukung tanah antara teori Terzaghi dan
bertambahnya sudut gesek tanah teori Meyerhof memiliki perbedaan.
sejalan dengan bertambahnya Teori Terzaghi memiliki nilai daya dukung
kepadatan tanah sedangkan untuk nilai yang lebih kecil dibanding teori
kohesi cenderung tetap. Namun nilai Meyerhof. Dari perhitungan daya
kohesi untuk tanah remolded dukung dengan parameter tanah titik 1,
cenderung sama dengan tanah tak persentase perbedaan 29%. Meyerhof
terganggu. Hal ini mengindikasikan mempertimbangkan faktor pengaruh
bahwa semakin bertambahnya kedalaman pondasi, bentuk pondasi
kepadatan berarti sudut geseknya dan kemiringan beban, sedangkan
bertambah tetapi tidak secara signifikan Terzaghi hanya memperitimbangkan
mempengaruhi nilai kohesinya karena faktor bentuk pondasi, sehingga
jenis tanahnya adalah tanah berbutir walaupun nilai-nilai faktor kapasitas
sehingga lebih berpengaruh terhadap dukung yang diberikan Meyerhof lebih
gesekan. Adanya perbedaan rendah daripada yang disarankan oleh
parameter kuat gesek dari beberapa Terzaghi, besarnya nilai kapasitas
sampel tanah tak terganggu maupun dukung yang diberikan oleh Meyerhof
sampel tanah remolded dengan berat lebih besar dibandingkan nilai kapasitas
volume tanah yang sama, bahkan ada dukung yang diberikan oleh Terzaghi.
pula sampel dengan berat isi yang lebih Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 4
besar justru parameter kuat geseknya dan Gambar 10.
lebih kecil dibandingkan dengan Perbedaan tersebut juga dapat dilihat
sampel yang berat volume tanahnya pada gambar 10 .
lebih kecil atau sebaliknya. Ini
dipengaruhi oleh komposisi tanahnya

78
Pengaruh Tingkat Kepadatan Tanah terhadap Daya Dukung Tanah
(Martini)

100000
q all (kN/m2)

Titik I
10000
Titik II
1000
Titik III
100
Titik IV
10 Titik V
5 10 15 20 25
 (kN/m )
3

Gambar 8. Grafik daya dukung tanah berdasarkan teori Terzaghi

10000

1000
qall (kN/m )

Titik I
2

Titik II

100 Titik III

Titik IV

Titik V
10
5 10 15 20 25
 (kN/m )
3

Gambar 9. Grafik daya dukung tanah berdasarkan teori Meyerhof

Table 4. Hasil perhitungan perbandingan daya dukung Terzaghi dan


Meyerhof (titik 1)
Parameter Terzaghi Meyerhof
B 0.5 0.5
Df 0.5 0.5
MAT 0 0
c 5,87 kN/m2 5,87 kN/m2
 39,03o 39,03o
15,70 kN/m3 15,70 kN/m3
Nc 81 68,11

79
Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 2, Mei 2009: 69 - 81

Table 4. Hasil perhitungan perbandingan daya dukung Terzaghi dan Meyerhof


(titik 1) , lanjutan
Parameter Terzaghi Meyerhof
Nq 69 56,21
Nγ 79 92,8
qu 1409.66 kN/m2 2008,52 kN/m2
Persentase 29,81 %

Perbandingan Terzaghi & Meyerhof


Daya dukung izin, q all (kN/m )

100000
2

10000

Meyerhof
1000
Terzaghi

100

10
5 10 15 20 25

Berat isi,  (kN/m )


3

Gambar 10. Grafik perbandingan daya dukung tanah antara teori Terzaghi dan
Meyerhof

Tabel 5. Persentase perubahan berat isi tanah antara tanah tak terganggu
(undisturbed) dan remolded dan persentase perubahan daya dukung
tanah.

Terzaghi Meyerhof

d= Persentase qall = Persentase d= Persentase qall = Persentase


14,77 perubahan 427,65 perubahan 14,77 perubahan 522,79 perubahan
(kN/m3) (%) (kN/m2) (%) (kN/m3) (%) (kN/m2) (%)

8.90 -39,70 203.74 -52,35 8.90 -39,70 216.74 -58,54


10.88 -26,31 258.53 -39,54 10.88 -26,31 292.86 -43,98
12.79 -13,32 375.86 -12,11 12.79 -13,32 449.92 -13,93
16.69 13,04 665.59 55,63 16.69 13,04 906.24 73,34
4341.1
18.67 26,42 2980.23 596,88 18.67 26,42 730,37
2
20.64 39,81 3643.28 848,47 20.64 39,81 6050.95 1057,43

80
Pengaruh Tingkat Kepadatan Tanah terhadap Daya Dukung Tanah
(Martini)

4.3 Kondisi kepadatan tanah timbunan ditinjau dari segi daya dukung dan
terhadap daya dukung tanah. penurunan akan menguntungkan,
Berdasarkan hasil perhitungan tetapi bila dalam satu bangunan terjadi
daya dukung baik menggunakan teori penurunan yang berbeda-beda antara
Terzaghi maupun Meyerhof pada perletakan pondasi akan menimbulkan
beberapa sampel (diambil sampel 3) kerusakan pada bangunan misalnya
dapat dilihat pengaruh tingkat retak-retak pada sambungan kolom
kepadatan tanah yaitu apabila tingkat dan dinding.
kepadatan tanahnya lebih rendah dari
kepadatan tanah aslinya (berkurang 5. Penutup
sebesar 13% - 39 %) maka daya dukung
Pemukiman/bangunan yang
tanahnya berkurang/ menurun dari
akan dibangun di atas lahan yang
kondisi aslinya 12,11 % - 52,35% untuk
merupakan hsil pemotongan dan
Terzaghi, untuk Meyerhof daya dukung
timbunan, sebaiknya memperhatikan
berkurang sebesar 13,93 % - 58,54%.
kepadatan tanah timbunan. Kepadatan
Tetapi apabila kepadatan tanahnya
tanah timbunan diusahakan sama
dinaikkan (dengan persentase 13 % -
dengan kondisi kepadatan tanah
39%) nilai daya dukung tanah
ditempat . Perbedaan kepadatan
perubahan/peningkatannya sangat
tanah timbunan dengan tanah
signifikan terhadap kondisi asli yaitu 55%
asli/ditempat akan menimbulkan
- 848% terhadap kondisi aslinya.
kerusakan pada bangunan akibat daya
Berdasarkan hasil yang
dukung dan penurunan tanah yang
diperlihatkan pada tabel 5, apabila
tidak sama.
kepadatan tanah timbunan terjadi
Pondasi bangunan/bangunan
penurunan sebesar 13% - 39% dari
sebaiknya diletakan pada tanah asli,
kondisi kepadatan tanah asli, maka
walaupun kondisi lahan yang tidak
daya dukung tanah cenderung
rata/berbukit. Hal ini dapat dicapai
menurun hingga 50%. Tetapi untuk nilai
dengan menata elevasi lantai
kepadatan tanah timbunan yang lebih
bangunan, yang disesuaikan dengan
besar dari kondisi aslinya yaitu 13% - 39%,
elevasi tanah asli setelah
daya dukung tanah timbunan sangat
diratakan/dipotong.
besar kenaikannya. Sehingga dari
kondisi ini dapat disimpulkan
kepadatan tanah timbunan sebaiknya 6. Daftar Pustaka
sama dengan kondisi asli di tempat. Bowles, J., 1992, Analisis dan Desain
Selain nilai daya dukung yang berbeda, Pondasi, Erlangga, Jakarta
penurunan yang terjadi juga berbeda,
baik kondisi kepadatan tanah timbunan Das, B.M, 1997, Principles of
lebih rendah atau lebih tinggi dari Geotechnical Engineering, Fourth
aslinya. Edition, PWS Publishing Company,
Apabila pondasi bangunan Boston
rumah /gedung diletakan pada tanah Das, B.M, 1995, Principles of Foundation
asli semuanya tidak akan menimbulkan Engineering, Third Edition, PWS
masalah dalam penentuan dimensi. Publishing Company, Boston
Tetapi bila dalam keadaan terpaksa
pondasi diletakan pada tanah Hunt, R.E., Geotechnical Engineering
timbunan, yang perlu diperhatikan Investigation Handbook, Second
adalah kepadatannya, agar tidak Edition,
terjadi perbedaan yang mencolok Terzaghi, K., etc, 1996, Soil Mechanics In
mengenai daya dukung dan penurunan Engineering Practice, Third Edition,
yang akan terjadi pada pondasi John Wiley & Sons Inc., Canada.
terhadap tanah aslinya. Tanah
timbunan yang lebih padat dari aslinya,

81

Вам также может понравиться