Вы находитесь на странице: 1из 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK UMUR 13 BULAN DENGAN

BRONKOPNEUMONIA DI RUANG ANAK RSIA MUSLIMAT

Oleh:
Ulfi Naja Arsyada (151003039)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK UMUR 13 BULAN DENGAN


BRONKOPNEUMONIA DI RUANG ANAK RSIA MUSLIMAT

Telah disahkan pada:


Hari :
Tanggal :
Tempat :

Mahasiswa

Ulfi Naja Arsyada


NIM. 151003039

Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Klinik

(________________________) (________________________)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini serta pesatnya arus
globalisasi, maka diharapkan masyarakat semakin berperan aktif dalam bidang kesehatan.
Bidang kesehatan merupakan prioritas utama, karena mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kehidupan manusia. Tujuan pembangunan kesehatan secara umum yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, baik individu, keluarga maupun
masyarakat.
Penyakit Bronkopneumonia merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian
yang paling besar pada anak terutama pada anak karena saluran napasnya masih sempit, daya
tahan tubuh yang masih rendah dan mudahnya beradaptasi dengan lingkungan yang buruk.
Bronkopneumonia adalah penyakit saluran pernapasan dan radang paru karena adanya infeksi
traktus respirotorius sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang mendesak.
(Ngastiah, 1998)
Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh bronkopneumonia sering disebabkan
oleh terlambatnya penderita dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan atau
perawatan yang cepat dan tepat. Oleh karena kurangnya pengertian dari orang tua penderita
atau anggota keluarga serta masyarakat yang lain dalam menanggulangi bronkopneumonia.
Terkadang keluarga berpikir anaknya hanya panas biasa, atau batuk yang ringan sehingga
keluarga tidak segera membawa anak ke rumah sakit.
Dalam hal ini sebagai petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan
sebaik-baiknya sebagai upaya dalam memberikan kesejahteraan pada anak sakit, dan keluarga
bisa bertambah pengetahuannya pada penyakit ini.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kesehatan kepada anak dengan
bronkopneumonia secara nyata selama praktek lapangan dengan menggunakan
manajemen Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada anak dengan bronkopneumonia.
b. Menentukan identifikasi diagnosa kebidanan pada anak dengan bronkopneumonia
c. Menentukan diagnose dan masalah potensial pada anak dengan bronkopneumonia
d. Menentukan keutuhan segera pada anak dengan bronkopneumonia
e. Menentukan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan pada anak dengan
bronkopneumonia
f. Melakukan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan
pada anak dengan bronkopneumonia
g. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang sudah diberikan pada anak
dengan bronkopneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Bronkopneumonia


1. Pengertian
Bronkopneumonia adalah proses peradangan yang terjadi pada kedua lapang paru
hingga bronchus, termasuk dinding alveolus jaringan peri bronchial serta jaringan inter
lobuler. Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru-paru dan bronkiolus yang
disebabkan oleh bakteri misalnya staphylococcus atau streptococcus, virus (virus
influenza), jamur canadia albicans atau aspirasi karena makanan atau benda asing.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa: Bronkopneumonia adalah
peradangan yang terjadi pada kedua lapang paru hingga bronchus, termasuk dinding
alveolus yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau aspirasi karena makanan atau
benda asing.
2. Etiologi
a. Bakteri
Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptococcus, hemolyticcus, streptococcus
aureus, hemophilus influenza, bachillus freedlanda, mycobacterium tuberculosis.
b. Virus
Respiratory synctial virus, virus influenza, andenovirus, virus sitomegalik,
mycoplasma pneumoniae.
c. Jamur
Histoplasma cap salatum, cyptococcus neofarmans, blastomyces, dermatides,
coccidroides imminitis, aspergillus species, candida albicans.
d. Aspirasi
e. Makanan, kerosene (minyak tanah, bensin).
3. Patofisiologi
Bakteri, virus atau jamur masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernapasan secara
percikan (droplet). Proses peradangan dapat dibagi atas 4 stadium, yaitu :
a. Stadium Kongesti (4-12 jam pertama)
Kapiler melebar dan kongesti, serta didalam alveolus terdapat eksudat jernih, bakteri
dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan makrofag.
b. Stadium Hepatisasi Merah (48 jam berikutnya)
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara, merah
dan pada perabaan seperti hepar. Dalam alveolus didapatkan florin, leukosit,
neutrofil dan banyak sekali eritrosit dan kuman. Stadium ini berlangsung sangat
pendek.
c. Stadium Hepatisasi Kelabu (3-8 hari)
Lobus masih tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu. Permukaan pleura
suram karena diliputi oleh fibrin. Alveolus terisi fibrin dan leukosit, tempat terjadi
fagositosis pneumococcus.
d. Stadium Resolusi (4-11 hari)
Eksudat berkurang dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit mengalami
nekrosis dan degenerasi lemak, fibrin direabsorbsi dan menghilang.
4. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema, otitis media akut. Mungkin juga
komplikasi lain yang dekat seperti atelektasis, emfisema, atau komplikasi jauh seperti
meningitis. Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotic secara tepat.
5. Prognosis
Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai
kurang dari 1%. Bila pasien disertai malnutrisi energi protein (MEP) dan pasien yang
datang terlambat angka mortalitasnya masih tinggi.
6. Gambaran Klinik dari Bronkopneumonia
a. Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas
selama beberapa hari.
b. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang
karena demam yang tinggi.
c. Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan dangkal dan cepat disertai pernapasan
cuping hidung serta sianosis hidung dan mulut.
d. Kadang-kadang disertai muntah dan diare.
e. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa hari
mula-mula kering kemudian menjadi produktif.
Dalam stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik tetapi
dengan adanya napas dangkal dan cepat, pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar
hidung dan mulut dapat diduga adanya pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung
daripada luas daerah auskultasi yang terkena.
Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada asukultasi mungkin hanya
terdengar ronchi basah nyaring halus atau sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi
satu (konfluens) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara pernapasan pada
auskultasi terdengar mengeras, pada stadium resolusi, ronchi terdengar lagi.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto toraks
Pada foto toraks bronkopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrate pada satu atau
beberapa lobus. Jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau
beberapa lobus.
b. Laboratorium
Gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis, dapat mencapai 15.000-40.000/mm3
dengan pergeseran ke kiri. Kuman penyebab dapat dibiak dari usapan tenggorok dan
mungkin juga dari darah.
8. Penatalaksanaan dalam Bronkopneumonia
a. Medik
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Tetapi karena hal itu
perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang diberikan:
1) Penisilin 50.000 u/kg BB/hari, ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg
BB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spectrum luas seperti ampisilin.
Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.
2) Pemberian oksigen dan cairan intravena; biasanya diperlukan campuran glukosa
5% dan NaCl 0,9 mg dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10 mEq 1500
ml/botol infus.
3) Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic akibat kurang
makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis dan
gas darah arteri.
4) Pasien bronkopneumonia ringan tidak usah dirawat di rumah sakit.
b. Tindakan Kebidanan
Seringkali pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit datang sudah dalam
keadaan payah, sangat dispnea, pernapasan cuping hidung, sianosis dan gelisah.
Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah menjaga kelancaran pernapasan,
kebutuhan istirahat, kebutuhan nutrisi/cairan, mengontrol suhu tubuh, mencegah
komplikasi dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
1) Menjaga kelancaran pernapasan
Pasien pneumonia berada dalam keadaan dispnea dan sianosis karena
adanya radang paru dan banyaknya lendir didalam bronkus/paru. Agar pasien dapat
bernapas secara lancar lendir tersebut harus dikeluarkan dan untuk memenuhi
kebutuhan O2 perlu dibantu dengan memberikan O2 2 liter/menit secara rumat.
Pada anak yang agak besar berikan seperti ikat baring setengah duduk,
longgarkan pakaian yang menyekat seperti ikat pinggang, kaos baju yang agak
sempit. Ajarkan agar bila ia batuk lendirnya dikeluarkan dan katakan kalau lendir
tersebut tidak dikeluarkan sesak napasnya tidak akan segera hilang. Beritahu
kepada anak agar ia tidak selalu berbaring ke arah dada yang sakit, boleh duduk
miring ke bagian dada yang lain.
Pada anak, baringkan dengan letak kepala ekstensi dengan memberikan
ganjal dibawah bahunya. Bukalah pakaian yang ketat seperti gurita, atau celana
yang ada karetnya. Isaplah lendirnya dan berikan O2 secara rumat sampai 2
liter/menit.
2) Kebutuhan istirahat
Pasien pneumonia adalah pasien payah, suhu tubuh tinggi, sering hiper
pireksia, maka pasien perlu cukup istirahat, semua kebutuhan pasien harus ditolong
di tempat tidur. Usahakan pemberian obat secara tepat, pengambilan bahan
pemeriksaan atau pemberian suntikan jangan dilakukan waktu pasien sedang tidur.
Usahakan keadaan tenang dan nyaman agar pasien dapat istirahat sebaik-baiknya.
3) Keutuhan nutrisi dan cairan
Pasien pneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan yang
kurang. Suhu tubuh tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang kurang
dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori
dipasang infus dengan cairan glukosa 5% dan NaCl 09% dalam perbandingan 3:1
ditambahkan KCl 10 mEg/1500 ml/botol infus. Apabila sesak napas telah
berkurang pasien menyuapi harus sabar karena keadaan sesak menyebabkan pasien
cepat lelah waktu mengunyah. Pada pasien yang masih minum ASI, bila tidak
terlalu sesak ia boleh menetek selain memperoleh infus. Beritahukan ibu agar
puting susu sering-sering dikeluarkan untuk memberikan kesempatan anak
bernapas. Bila anak tidak mau mengisap, ASI dipompa dan diberikan dengan
sendok, jika anak minum susu formula harus diberikan dengan sendok.
4) Mengontrol suhu tubuh
Pasien pneumonia sewaktu-waktu dapat mengalami hiperpireksia. Untuk ini
maka suhu harus dikontrol setiap jam selain diusahakan untuk menurunkan suhu
dengan memberikan kompres dingin dan obat-obatan. Satu jam setelah dikompres
dicek kembali apakah suhu sudah turun.
5) Mencegah komplikasi/gangguan rasa aman dan nyaman
Komplikasi terjadi karena adanya lendir yang tidak dapat dikeluarkan
sehingga terjadi atelektasis atau bronkiektasis. Untuk menghindari lendir yang
menetap (mucous plug) maka sikap baring pasien, terutama anak harus diubah
posisinya tiap 2 jam dan pengisapan lendir sering dilakukan.
Bila lendir tetap banyak, dapat dilakukan fisioterapi dengan postural
drainage. Caranya anak dibaringkan tengkurap didepannya letakkan handuk
sebagai alas, dibawah perutnya diganjal guling sehingga posisi kepala lebih rendah.
Lakukan tepukan dengan kedua tangan yang dicekungkan dipunggung anak secara
ritmi sambil sering diisap lendirnya dari hidung dan mulut. Lama tindakan ini 5-10
menit dan dapat dilakukan pagi dan sore. Jika lendir sudah berkurang maka
fisioterapi dapat dilakukan sekali sehari, biasanya pagi saja.

B. Manajemen Asuhan Kebidanan terdiri dari 7 langkah


1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Identitas (berisi identitas anak dan orang tua)
a) Identitas anak, antara lain :
1) Nama anak : untuk mengetahui identitas anak dan agar tidak terjadi suatu
kesalahan besar.
2) Jenis kelamin : untuk mengetahui ciri-ciri secara fisik anak sesuai JK.
3) Tanggal lahir/ umur anak : untuk mengetahui seberapa lama kemampuan
anak beradaptasi dengan lingkungan.
4) Jenis persalinan : untuk mengetahui anak dilahirkan secara normal, SC,
atau dengan alat.
5) Anak ke : untuk mengetahui anak ke- agar mudah mengkaji anak dalam
kehamilan ibu termasuk resiko tinggi atau tidak.
6) Tanggal MRS : -
b) Identitas orang tua
a. Nama ayah dan ibu : untuk mengetahui identitas orang tua anak agar
membantu pengkajian.
b. Umur : untuk mengetahui apakah ibu mempunyai resiko tinggu atau tidak.
c. Agama : untuk mengetahui kepercayaan orang tua anak terhadap agama
yang dianut nya sehingga memudahkan dalam melakukan asuhan dan
pendekatan.
d. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua anak
sebagai dasar memberikan KIE (Konseling Informasi Edukasi)
e. Pekerjaan : untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan anak dan
aktivitasnya.
f. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal orang tua anak.
2) Keluhan Utama
Pada pasien didapatkan keluhan berupa batuk, sesak, panas, gelisah, rewel.
3) Riwayat penyakit sekarang
Didahului dengan infeksi traktus respiuratorius atas selama beberapa hari, suhu
o
tubuh dapat naik secara mendadak sampai 39-40 C dan disertai kejang karena
demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal
disertai pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut,
kadang-kadang disertai muntah dan diare.
4) Riwayat penyakit dulu
Infeksi saluran nafas bagian atas yang dialami dapat disebabkan oleh bahan-bahan
lain, misalnya aspirasi minyak, mineral, inhalasi bahan bakar organic (uap kimia),
debu pabrik, aspirasi cairan ketuban.
5) Riwayat penyakit keluarga
Ada anggota keluarga menderita penyakit paru-paru atau penyakit pernafasan
lainnya keadaan ini dapat memberikan petunjuk kemungkinan penyakit tersebut
diuraikan.
6) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a) Riwayat Kehamilan (Prenatal)
(1) Untuk mengetahui kebiasaan ibu selama hamil yakni apakah ibu rajin
memeriksakan kehamilannya sehingga setiap komplikasi bisa tertangani
sejak dini dan imunisasi TT ibu apakah sudah lengkap.
(2) Untuk mengetahui penyakit yang diderita selama hamil
(3) Makanan apa saja yang dikonsumsi sehari-hari selama masa kehamilan
(4) Selain itu untuk mengetahui apakah selama hamil ibu minum jamu atau
obat-obatan. Adakah pantangan dalam kegiatan sehari-hari.
(5) Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita selama kehamilan yang
dapat menyebabkan anak ikterus. Contoh : diabetes, golongan darah ibu -
anak tidak sesuai, Rh/ABO incompatibility, sakit infeksi, spherositosis
kongenital.
b) Riwayat Persalinan / Natal
Persalinan : Normal atau SC
Penolong : Apakah dokter atau bidan
Tempat persalinan : Apakah di rumah ibu, bidan atau RS
Umur kehamilan : Aterm
7) Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi dasar yang telah diperoleh anak kejadian. Ikutan
pasca imunisasi tambahan yang didapatkan oleh anak
8) Kondisi Lingkungan
Sering terjadi pada lingkungan yang kurang kebersihannya, dan polusi udara yang
tercemar.
9) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Pola nutrisi
Terjadi penurunan untuk makan dan minum
b) Pola eliminasi
Pada bronkopneumonia, BAB yang lebih sering atau diare, BAK normal.
c) Pola istirahat/ tidur
Pada bronkopneumonia, pola istirahat/ tidur terganggu karena anak cenderung
rewel akibat sesak nafas.
d) Pola personal hygiene
Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung
kurang.

2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik atau lemah
Suhu : Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40°C
Pernafasan : Dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan
cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung
Nadi : Cepat dan lemah
2) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan abnormal
Wajah : Tidak pucat, tampak lemas
Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Tampak pernafasan cuping hidung, ada scret atau tidak secret
Mulut : Bibir sianosis, mukosa bibir lembab
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
Dada : Tampak adanya tarikan dada saat bernafas / retraksi dada
Abdomen : Ada pembesaran hepar, tidak ada bekas luka, distensi abdomen.

Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Wajah : Tidak teraba oedema
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
abdomen : Teraba pembesaran hepar, distensi abdomen.
ekstremitas : Teraba hangat
kulit : Turgor kulit kembali >2 detik.

Auskultasi
Dada : Terdengar suara ronchi, suara jantung regular.
abdomen : Terdengar bising usus

3) Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit.
Hitung leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral dan
bakterial.Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi
20.000/mm3dengan limfosit predominan) dan bakteri leukosit meningkat 15.000-
40.000/mm3dengan neutrofil yang predomin.
4) Pemeriksaan rontgen
Gambaran radiologis mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan
corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir
lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah.

2. Identifikasi Diagnosa, Masalah, Dan Kebutuhan


1. Dx : Anak “…….” umur …… bulan dengan bronkopneumonia
2. Ds : Pada pasien didapatkan keluhan berupa batuk, panas, gelisah, rewel.
3. Do :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang, terlihat lemas
Suhu : Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40°C
Pernafasan : Dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan
cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung
Nadi : Cepat dan lemah
2) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan abnormal
Wajah : Tidak pucat, tampak lemas
Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Tampak pernafasan cuping hidung, ada scret atau tidak secret
Mulut : Bibir sianosis, mukosa bibir lembab
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
Dada : Tampak adanya tarikan dada saat bernafas / retraksi dada
Abdomen : Ada pembesaran hepar, tidak ada bekas luka, distensi abdomen.

Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Wajah : Tidak teraba oedema
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
Abdomen : Teraba pembesaran hepar, distensi abdomen.
Ekstremitas : Teraba hangat
Kulit : Turgor kulit kembali >2 detik.

Auskultasi
Dada : Terdengar suara ronchi, suara jantung regular.
Abdomen : Terdengar bising usus normal (3-5x/menit)

3) Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit.
Hitung leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral dan
bakterial.Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi
20.000/mm3dengan limfosit predominan) dan bakteri leukosit meningkat 15.000-
40.000/mm3dengan neutrofil yang predomin.
4) Pemeriksaan rontgen
Gambaran radiologis mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan
corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir
lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah.
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema, otitis media akut. Mungkin juga
komplikasi lain yang dekat seperti atelektasis, emfisema, atau komplikasi jauh seperti
meningitis.

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotic secara tepat.

5. Intervensi
1. Diagnosa : Anak … umur .. bulan dengan bronkopneumonia
2. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama …. diharapkan
keadaan anak tidak terjadi komplikasi dan infeksi sembuh.
3. Kriteria Hasil : TTV dalam batas normal, tidak ada manifestasi perdarahan, hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, infeksi menghilang (sembuh).
4. Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab batuk
Rasional: Peradangan pada paru-paru dan bronkiolus disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur, aspirasi karena makan atau benda asing.
b. Atur posisi tidur anak dengan posisi setengah duduk (semi fowler)
Rasional: Dengan semi fowler diharapkan anak lebih mudah bernapas
c. Kaji status pernapasan dan TTV
Rasional: Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
d. Kaji batuk dan kedalaman napas
Rasional: Untuk menilai keefektifan dari proses pernapasan.
e. Berikan therapi nebulizer
Rasional: Dengan nebulizer mengencerkan dahak dan melancarkan pernapasan.
f. Beri penjelasan tentang pentingnya pemenuhan nutrisi pada anak dan anjurkan
untuk memberikan makan anak dengan porsi kecil tapi sering termasuk makanan
tambahan
Rasional: pemenuhan nutrisi pada anak mempercepat proses perkembangan dan
pertumbuhan sekaligus memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit
g. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan makanan yang diberikan
Rasional: kebersihan diri dan makanan mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh
h. Pantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
Rasional: Selama periode waktu ini potensial fatal dapat terjadi
i. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infuse dan obat golongan
antipiretik
RasionalMemenuhi kebutuhan cairan elektrolit dan antipiretik menurunkan panas
melalui pusat di hipotalamus

6. Implementasi
Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah dikumpulkan/diuraikan
pada Intervensi (langkah VI).
1. Menjelaskan pada keluarga tentang penyebab batuk.
2. Mengatur posisi tidur anak dengan posisi setengah duduk (semi fowler)
3. Kaji status pernapasan dan TTV
4. Mengkaji batuk dan kedalaman napas
5. Memberikan therapi nebulizer
6. Memberi penjelasan tentang pentingnya pemenuhan nutrisi pada anak dan anjurkan
untuk memberikan makan anak dengan porsi kecil tapi sering termasuk makanan
tambahan
7. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan makanan yang diberikan
8. Memantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infuse dan obat golongan
antipiretik

7. Evaluasi
Mengacu Intervensi (tujuan dan kriteria) serta implementasi. Dilaksanakan evaluasi
keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan dalam evaluasi menggunakan dokumentasi
SOAP.
Tanggal :
Jam :
S : Ibu mengatakan anaknya batuk, panas, gelisah, rewel.
O : KU : Baik atau lemah
Suhu : Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40°C
RR : Dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung
dan sianosis di sekitar hidung
Nadi : Cepat dan lemah
Batuk : +
Ronchi : +
A : Anak … umur … bulan dengan bronkopneumonia
P : Mengtur posisi setengah duduk
Melakukan nebulizer
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Observasi KU dan TTV
BAB III
TINJAUAN TEORI

A. Pengkajian (Tanggal 15 Mei 2017 jam 08.00)


1. Data Subyektif
a. Identitas (berisi identitas anak dan orang tua)
1) Identitas anak
a) Nama anak : An. A
b) Jenis kelamin : Laki-laki
c) Umur anak : 13 bulan
d) Jenis persalinan : Normal
e) Anak ke :1
f) Tanggal MRS : 14 Mei 2017
2) Identitas orang tua
a) Nama ayah dan : Tn. S/ Ny. O
b) Umur : 32/23 tahun
c) Agama : Islam
d) Pendidikan : SMA/SMA
e) Pekerjaan : Swasta/IRT
f) Alamat : Tembelang Jombang
3) Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya demam serta batuk grok-grok, pilek dan demam
4) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya batuk pilek sejak tanggal 8 Mei 2017 tapi tidak disertai
demam, kemudian pada tanggal 14 Mei 2017 anaknya demam dan rewel, kemudian
ibu membawanya ke RSIA muslimat, masuk IGD kemudian dipindah ke kamar
rawat inap
5) Riwayat penyakit dulu
Ibu mengatakan anaknya pernah masuk rumah sakit saat usia 3 hari dikarenakan
kuning (ikterus).
6) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan di keluarga tidak ada riwayat penyakit menular (IMS, TBC)
menurun (Jantung, DM) atau menahun (Asma)
7) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a) Riwayat Kehamilan (Prenatal)
(1)Penyakit yang diderita selama hamil
Ibu mengatakan selama tidak pernah menderita penyakit menular (IMS, TBC)
menurun (Jantung, DM) atau menahun (Asma)
(2)Makanan apa saja yang dikonsumsi sehari-hari selama masa kehamilan
Ibu mengatakan selama hamil makan makanan dengan gizi seimbang (nasi,
sayur, lauk, buah)
b) Riwayat Persalinan / Natal
Persalinan : Normal
Penolong : Bidan
Tempat persalinan : Rumah Bidan
Umur kehamilan : 9 bulan
BBL : 3,3 kg
8) Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap, meliputi: Hb 0,
BCG, Polio I II III IV, Pentavalen I II III dan Campak
9) Riwayat tumbuh kembang
Ibu mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anaknya selama ini baik,
dan anak saat ini memasuki fase oral.
10) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Pola nutrisi
Sebelum sakit : Nafsu makan anak baik
Saat sakit : Nafsu makan anak berkurang
b) Pola eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1-2 kali sehari, BAK 7-8 kali
Saat sakit : BAB 1kali sehari, BAK 7-8 kali
c) Pola istirahat/ tidur
Sebelum sakit : Tidur siang 2 jam waktu tidak tentu, tidur malam 10 jam
Saat sakit : Tidur tidak tentu karena anak rewel

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : terlihat lemas
Suhu : 38oC
Pernafasan : 38 kali/menit
Nadi : 98 kali/menit
BB : 12 kg
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan abnormal
Wajah : Tidak pucat, tampak lemas
Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Tampak pernafasan cuping hidung, ada secret
Mulut : Mukosa bibir lembab
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
Dada : Tampak adanya tarikan dada saat bernafas / retraksi dada
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada bekas luka.
Ekstremitas : Tidak tampak oedema dan tidak sianosis
Kulit : Tidak pucat dan tidak sianosis

Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
wajah : Tidak teraba oedema

Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.


Abdomen : Tidak teraba pembesaran hepar
Ekstremitas : Teraba hangat
Kulit : Turgor kulit kembali <2 detik.

Auskultasi
Dada : Terdengar suara ronchi, suara jantung regular.
Abdomen : Terdengar bising usus normal (3-5x/menit)
c. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hemoglobin = 10,7 (Normal: 13,5-18,0)
Hematokrit = 32,2 (Normal: 40-45)
Eritrosit = 4.370.000 (Normal: 4.400.000-5.500.000)
Leukosit = 6300 (Normal: 3900-10.000)
Trombosit = 337.000 (Normal: 150.000-450.000)
Radiologi
Foto Thorax AP
Cor = Besar dan berbentuk normal
Pulmo = Tampak pathy infiltrate disuprahire kanan kiri
Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
Himidiafhragma kanan kiri
Tulang-tulang baik
Kesimpulan = Bronkopneumonia

B. Identifikasi Diagnosa, Masalah, Dan Kebutuhan


Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah/diagnosa berdasarkan intervensi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
1. Dx : Anak A umur 13 bulan dengan bronkopneumonia
2. Ds : Pada pasien didapatkan keluhan berupa batuks, panas, gelisah, rewel.
3. Do :
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang, terlihat lemas
Suhu : 38oC
Pernafasan : 38 kali/menit
Nadi : 98 kali/menit
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan abnormal
Wajah : Tidak pucat, tampak lemas
Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Tampak pernafasan cuping hidung, ada secret
Mulut : Mukosa bibir lembab
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
Dada : Tampak adanya tarikan dada saat bernafas / retraksi dada
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada bekas luka.
Ekstremitas : Tidak tampak oedema dan tidak sianosis
Kulit : Tidak pucat dan tidak sianosis

Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Wajah : Tidak teraba oedema

Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.


Abdomen : Tidak teraba pembesaran hepar
Ekstremitas : Teraba hangat
Kulit : Turgor kulit kembali <2 detik.

Auskultasi
Dada : Terdengar suara ronchi, suara jantung regular.
Abdomen : Terdengar bising usus normal (3-5x/menit)
c. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hemoglobin = 10,7 (Normal: 13,5-18,0)
Hematokrit = 32,2 (Normal: 40-45)
Eritrosit = 4.370.000 (Normal: 4.400.000-5.500.000)
Leukosit = 6300 (Normal: 3900-10.000)
Trombosit = 337.000 (Normal: 150.000-450.000)
Radiologi
Foto Thorax AP
Cor = Besar dan berbentuk normal
Pulmo = Tampak pathy infiltrate disuprahire kanan kiri
Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
Himidiafhragma kanan kiri
Tulang-tulang baik
Kesimpulan = Bronkopneumonia

C. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Tidak ada

D. Identifikasi Kebutuhan Segera


Tidak ada

E. Intervensi
1. Diagnosa : Anak A umur 13 bulan dengan bronkopneumonia
2. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan keadaan anak tidak
terjadi komplikasi dan infeksi sembuh.
3. Kriteria Hasil : TTV dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas
normal, infeksi menghilang (sembuh).
4. Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab batuk
Rasional: Peradangan pada paru-paru dan bronkiolus disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur, aspirasi karena makan atau benda asing.
b. Atur posisi tidur anak dengan posisi setengah duduk (semi fowler)
Rasional: Dengan semi fowler diharapkan anak lebih mudah bernapas
c. Kaji status pernapasan dan TTV
Rasional: Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
d. Kaji batuk dan kedalaman napas
Rasional: Untuk menilai keefektifan dari proses pernapasan.
e. Berikan therapi nebulizer
Rasional: Dengan nebulizer mengencerkan dahak dan melancarkan pernapasan.
f. Beri penjelasan tentang pentingnya pemenuhan nutrisi pada anak dan anjurkan untuk
memberikan makan anak dengan porsi kecil tapi sering termasuk makanan tambahan
Rasional: pemenuhan nutrisi pada anak mempercepat proses perkembangan dan
pertumbuhan sekaligus memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit
g. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan makanan yang diberikan
Rasional: kebersihan diri dan makanan mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh
h. Ajarkan fisioterapi dada
Rasional: Dengan fisioterapi dada maka dahak cepat keluar
i. Pantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
Rasional: Selama periode waktu ini potensial fatal dapat terjadi
j. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infuse dan obat
Rasional: Memenuhi kebutuhan cairan elektrolit dan antipiretik menurunkan panas
melalui pusat di hipotalamus

F. Implementasi
1. Menjelaskan pada keluarga tentang penyebab batuk.
2. Mengatur posisi tidur anak dengan posisi setengah duduk (semi fowler)
3. Kaji status pernapasan dan TTV
4. Mengkaji batuk dan kedalaman napas
5. Memberikan therapi nebulizer
6. Memberi penjelasan tentang pentingnya pemenuhan nutrisi pada anak dan anjurkan
untuk memberikan makan anak dengan porsi kecil tapi sering termasuk makanan
tambahan
7. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan makanan yang diberikan
8. Mengajarkan fisioterapi dada dengan cara tangan ibu sedikit di cembungkan kemudian
ditepuk-tepukkan pada punggung/dada anak setelah dilakukan nebulisasi
9. Memantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
10. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infuse dan obat

G. Evaluasi
Tanggal : 15 Mei 2017
Jam : 13.00
S : Ibu mengatakan anaknya masih demam, batuk grok-grok dan flu serta rewel
O : KU : Lemah
Suhu : 37,5oC
RR : 38 kali/menit
Nadi : 92
Batuk : +
Ronchi : +
A : Anak A umur 13 bulan dengan bronkopneumonia
P : Mengtur posisi setengah duduk
Melakukan nebulizer
Melakukan fisioterapi dada
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Observasi KU dan TTV

Tanggal : 16 Mei 2017


Jam : 13.00
S : Ibu mengatakan anaknya sudah tidak demam, batuk berkurang, dan sudah tidak
flu
O : KU : Baik
Suhu : 36,4oC
RR : 36 kali/menit
Nadi : 88
Batuk : +
Ronchi : +
A : Anak A umur 13 bulan dengan bronkopneumonia
P : Mengtur posisi setengah duduk
Melakukan nebulizer
Melakukan fisioterapi dada
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Observasi KU dan TTV

Tanggal : 17 Mei 2017


Jam : 10.00
S : Ibu mengatakan anaknya sudah tidak demam dan batuk, tinggal pilek saja
O : KU : Baik
Suhu : 36,7oC
RR : 36 kali/menit
Nadi : 87 kali/menit
Batuk : -
Ronchi : -
A : Anak A umur 13 bulan dengan bronkopneumonia
P : Memberikan KIE untuk menjaga kebersihan diri dan makanan yang diberikan
kepada anak, seperti: mencuci tangan sebelum makan
Memberikan KIE tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak
karena dengan memakan gizi seimbang maka kekebalan tubuh anak baik dan
tidak akan mudah terserang penyakit
Infus dilepas
Intervensi dihentikan
Pasien diperbolehkan pulang
Menganjurkan pasien untuk control tanggal 22 Mei 2017

Вам также может понравиться

  • Berakhir
    Berakhir
    Документ1 страница
    Berakhir
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Kasus
    Kasus
    Документ7 страниц
    Kasus
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Farma Vitamin
    Farma Vitamin
    Документ26 страниц
    Farma Vitamin
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Peran Perawat Dalam Pengelolaan Dan Pemberian Obat
    Peran Perawat Dalam Pengelolaan Dan Pemberian Obat
    Документ46 страниц
    Peran Perawat Dalam Pengelolaan Dan Pemberian Obat
    kudonichi
    Оценок пока нет
  • CNS
    CNS
    Документ21 страница
    CNS
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Ds
    Ds
    Документ6 страниц
    Ds
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Bersamamu
    Bersamamu
    Документ2 страницы
    Bersamamu
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Pengantarfarmakologi BR5 AAAAA
    Pengantarfarmakologi BR5 AAAAA
    Документ46 страниц
    Pengantarfarmakologi BR5 AAAAA
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Obat Hormonal
    Obat Hormonal
    Документ15 страниц
    Obat Hormonal
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Gastrointestinal
    Gastrointestinal
    Документ16 страниц
    Gastrointestinal
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Pengantar Farmakologi
    Pengantar Farmakologi
    Документ17 страниц
    Pengantar Farmakologi
    pajerukansuper
    Оценок пока нет
  • Kuliah Mineral Dan Elektrolit
    Kuliah Mineral Dan Elektrolit
    Документ22 страницы
    Kuliah Mineral Dan Elektrolit
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Obat Kardiovaskuler
    Obat Kardiovaskuler
    Документ19 страниц
    Obat Kardiovaskuler
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • 4.kohort KB
    4.kohort KB
    Документ6 страниц
    4.kohort KB
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Kasus
    Tinjauan Kasus
    Документ11 страниц
    Tinjauan Kasus
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Farmakalogi Vitmin
    Farmakalogi Vitmin
    Документ44 страницы
    Farmakalogi Vitmin
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Ikilo 1
    Ikilo 1
    Документ3 страницы
    Ikilo 1
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Kebidanan Komunitas Kohort
    Kebidanan Komunitas Kohort
    Документ21 страница
    Kebidanan Komunitas Kohort
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Leaflet
    Leaflet
    Документ2 страницы
    Leaflet
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • 5.kohort Lansia
    5.kohort Lansia
    Документ9 страниц
    5.kohort Lansia
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • 1.kohort Ibu
    1.kohort Ibu
    Документ4 страницы
    1.kohort Ibu
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Satu Pohon Sejuta Manfaat
    Satu Pohon Sejuta Manfaat
    Документ1 страница
    Satu Pohon Sejuta Manfaat
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Gastrointestinal
    Gastrointestinal
    Документ16 страниц
    Gastrointestinal
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Tanda Dan Gejala Kanker Payudara
    Tanda Dan Gejala Kanker Payudara
    Документ5 страниц
    Tanda Dan Gejala Kanker Payudara
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Bahan Penyuluhan KB
    Bahan Penyuluhan KB
    Документ31 страница
    Bahan Penyuluhan KB
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Chapter II
    Chapter II
    Документ35 страниц
    Chapter II
    herasetioko
    Оценок пока нет
  • KB Sap
    KB Sap
    Документ15 страниц
    KB Sap
    Alesha Rafanda Mufidah
    0% (1)
  • Cars
    Cars
    Документ16 страниц
    Cars
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ34 страницы
    Bab 1
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет
  • Global Warming
    Global Warming
    Документ8 страниц
    Global Warming
    Alesha Rafanda Mufidah
    Оценок пока нет