Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Ulfi Naja Arsyada (151003039)
Mahasiswa
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Klinik
(________________________) (________________________)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini serta pesatnya arus
globalisasi, maka diharapkan masyarakat semakin berperan aktif dalam bidang kesehatan.
Bidang kesehatan merupakan prioritas utama, karena mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kehidupan manusia. Tujuan pembangunan kesehatan secara umum yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, baik individu, keluarga maupun
masyarakat.
Penyakit Bronkopneumonia merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian
yang paling besar pada anak terutama pada anak karena saluran napasnya masih sempit, daya
tahan tubuh yang masih rendah dan mudahnya beradaptasi dengan lingkungan yang buruk.
Bronkopneumonia adalah penyakit saluran pernapasan dan radang paru karena adanya infeksi
traktus respirotorius sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang mendesak.
(Ngastiah, 1998)
Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh bronkopneumonia sering disebabkan
oleh terlambatnya penderita dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan atau
perawatan yang cepat dan tepat. Oleh karena kurangnya pengertian dari orang tua penderita
atau anggota keluarga serta masyarakat yang lain dalam menanggulangi bronkopneumonia.
Terkadang keluarga berpikir anaknya hanya panas biasa, atau batuk yang ringan sehingga
keluarga tidak segera membawa anak ke rumah sakit.
Dalam hal ini sebagai petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan
sebaik-baiknya sebagai upaya dalam memberikan kesejahteraan pada anak sakit, dan keluarga
bisa bertambah pengetahuannya pada penyakit ini.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kesehatan kepada anak dengan
bronkopneumonia secara nyata selama praktek lapangan dengan menggunakan
manajemen Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada anak dengan bronkopneumonia.
b. Menentukan identifikasi diagnosa kebidanan pada anak dengan bronkopneumonia
c. Menentukan diagnose dan masalah potensial pada anak dengan bronkopneumonia
d. Menentukan keutuhan segera pada anak dengan bronkopneumonia
e. Menentukan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan pada anak dengan
bronkopneumonia
f. Melakukan tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan
pada anak dengan bronkopneumonia
g. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang sudah diberikan pada anak
dengan bronkopneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik atau lemah
Suhu : Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40°C
Pernafasan : Dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan
cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung
Nadi : Cepat dan lemah
2) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan abnormal
Wajah : Tidak pucat, tampak lemas
Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Tampak pernafasan cuping hidung, ada scret atau tidak secret
Mulut : Bibir sianosis, mukosa bibir lembab
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
Dada : Tampak adanya tarikan dada saat bernafas / retraksi dada
Abdomen : Ada pembesaran hepar, tidak ada bekas luka, distensi abdomen.
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Wajah : Tidak teraba oedema
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
abdomen : Teraba pembesaran hepar, distensi abdomen.
ekstremitas : Teraba hangat
kulit : Turgor kulit kembali >2 detik.
Auskultasi
Dada : Terdengar suara ronchi, suara jantung regular.
abdomen : Terdengar bising usus
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit.
Hitung leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral dan
bakterial.Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi
20.000/mm3dengan limfosit predominan) dan bakteri leukosit meningkat 15.000-
40.000/mm3dengan neutrofil yang predomin.
4) Pemeriksaan rontgen
Gambaran radiologis mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan
corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir
lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah.
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Wajah : Tidak teraba oedema
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
Abdomen : Teraba pembesaran hepar, distensi abdomen.
Ekstremitas : Teraba hangat
Kulit : Turgor kulit kembali >2 detik.
Auskultasi
Dada : Terdengar suara ronchi, suara jantung regular.
Abdomen : Terdengar bising usus normal (3-5x/menit)
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit.
Hitung leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral dan
bakterial.Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi
20.000/mm3dengan limfosit predominan) dan bakteri leukosit meningkat 15.000-
40.000/mm3dengan neutrofil yang predomin.
4) Pemeriksaan rontgen
Gambaran radiologis mempunyai bentuk difus bilateral dengan peningkatan
corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di pinggir
lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah.
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema, otitis media akut. Mungkin juga
komplikasi lain yang dekat seperti atelektasis, emfisema, atau komplikasi jauh seperti
meningitis.
5. Intervensi
1. Diagnosa : Anak … umur .. bulan dengan bronkopneumonia
2. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama …. diharapkan
keadaan anak tidak terjadi komplikasi dan infeksi sembuh.
3. Kriteria Hasil : TTV dalam batas normal, tidak ada manifestasi perdarahan, hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, infeksi menghilang (sembuh).
4. Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab batuk
Rasional: Peradangan pada paru-paru dan bronkiolus disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur, aspirasi karena makan atau benda asing.
b. Atur posisi tidur anak dengan posisi setengah duduk (semi fowler)
Rasional: Dengan semi fowler diharapkan anak lebih mudah bernapas
c. Kaji status pernapasan dan TTV
Rasional: Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
d. Kaji batuk dan kedalaman napas
Rasional: Untuk menilai keefektifan dari proses pernapasan.
e. Berikan therapi nebulizer
Rasional: Dengan nebulizer mengencerkan dahak dan melancarkan pernapasan.
f. Beri penjelasan tentang pentingnya pemenuhan nutrisi pada anak dan anjurkan
untuk memberikan makan anak dengan porsi kecil tapi sering termasuk makanan
tambahan
Rasional: pemenuhan nutrisi pada anak mempercepat proses perkembangan dan
pertumbuhan sekaligus memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit
g. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan makanan yang diberikan
Rasional: kebersihan diri dan makanan mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh
h. Pantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
Rasional: Selama periode waktu ini potensial fatal dapat terjadi
i. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infuse dan obat golongan
antipiretik
RasionalMemenuhi kebutuhan cairan elektrolit dan antipiretik menurunkan panas
melalui pusat di hipotalamus
6. Implementasi
Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah dikumpulkan/diuraikan
pada Intervensi (langkah VI).
1. Menjelaskan pada keluarga tentang penyebab batuk.
2. Mengatur posisi tidur anak dengan posisi setengah duduk (semi fowler)
3. Kaji status pernapasan dan TTV
4. Mengkaji batuk dan kedalaman napas
5. Memberikan therapi nebulizer
6. Memberi penjelasan tentang pentingnya pemenuhan nutrisi pada anak dan anjurkan
untuk memberikan makan anak dengan porsi kecil tapi sering termasuk makanan
tambahan
7. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan makanan yang diberikan
8. Memantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infuse dan obat golongan
antipiretik
7. Evaluasi
Mengacu Intervensi (tujuan dan kriteria) serta implementasi. Dilaksanakan evaluasi
keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan dalam evaluasi menggunakan dokumentasi
SOAP.
Tanggal :
Jam :
S : Ibu mengatakan anaknya batuk, panas, gelisah, rewel.
O : KU : Baik atau lemah
Suhu : Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39-40°C
RR : Dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung
dan sianosis di sekitar hidung
Nadi : Cepat dan lemah
Batuk : +
Ronchi : +
A : Anak … umur … bulan dengan bronkopneumonia
P : Mengtur posisi setengah duduk
Melakukan nebulizer
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Observasi KU dan TTV
BAB III
TINJAUAN TEORI
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : terlihat lemas
Suhu : 38oC
Pernafasan : 38 kali/menit
Nadi : 98 kali/menit
BB : 12 kg
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan abnormal
Wajah : Tidak pucat, tampak lemas
Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Tampak pernafasan cuping hidung, ada secret
Mulut : Mukosa bibir lembab
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid.
Dada : Tampak adanya tarikan dada saat bernafas / retraksi dada
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada bekas luka.
Ekstremitas : Tidak tampak oedema dan tidak sianosis
Kulit : Tidak pucat dan tidak sianosis
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
wajah : Tidak teraba oedema
Auskultasi
Dada : Terdengar suara ronchi, suara jantung regular.
Abdomen : Terdengar bising usus normal (3-5x/menit)
c. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hemoglobin = 10,7 (Normal: 13,5-18,0)
Hematokrit = 32,2 (Normal: 40-45)
Eritrosit = 4.370.000 (Normal: 4.400.000-5.500.000)
Leukosit = 6300 (Normal: 3900-10.000)
Trombosit = 337.000 (Normal: 150.000-450.000)
Radiologi
Foto Thorax AP
Cor = Besar dan berbentuk normal
Pulmo = Tampak pathy infiltrate disuprahire kanan kiri
Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
Himidiafhragma kanan kiri
Tulang-tulang baik
Kesimpulan = Bronkopneumonia
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Wajah : Tidak teraba oedema
Auskultasi
Dada : Terdengar suara ronchi, suara jantung regular.
Abdomen : Terdengar bising usus normal (3-5x/menit)
c. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hemoglobin = 10,7 (Normal: 13,5-18,0)
Hematokrit = 32,2 (Normal: 40-45)
Eritrosit = 4.370.000 (Normal: 4.400.000-5.500.000)
Leukosit = 6300 (Normal: 3900-10.000)
Trombosit = 337.000 (Normal: 150.000-450.000)
Radiologi
Foto Thorax AP
Cor = Besar dan berbentuk normal
Pulmo = Tampak pathy infiltrate disuprahire kanan kiri
Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam
Himidiafhragma kanan kiri
Tulang-tulang baik
Kesimpulan = Bronkopneumonia
E. Intervensi
1. Diagnosa : Anak A umur 13 bulan dengan bronkopneumonia
2. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan keadaan anak tidak
terjadi komplikasi dan infeksi sembuh.
3. Kriteria Hasil : TTV dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas
normal, infeksi menghilang (sembuh).
4. Intervensi :
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab batuk
Rasional: Peradangan pada paru-paru dan bronkiolus disebabkan oleh bakteri, virus,
jamur, aspirasi karena makan atau benda asing.
b. Atur posisi tidur anak dengan posisi setengah duduk (semi fowler)
Rasional: Dengan semi fowler diharapkan anak lebih mudah bernapas
c. Kaji status pernapasan dan TTV
Rasional: Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
d. Kaji batuk dan kedalaman napas
Rasional: Untuk menilai keefektifan dari proses pernapasan.
e. Berikan therapi nebulizer
Rasional: Dengan nebulizer mengencerkan dahak dan melancarkan pernapasan.
f. Beri penjelasan tentang pentingnya pemenuhan nutrisi pada anak dan anjurkan untuk
memberikan makan anak dengan porsi kecil tapi sering termasuk makanan tambahan
Rasional: pemenuhan nutrisi pada anak mempercepat proses perkembangan dan
pertumbuhan sekaligus memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit
g. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan makanan yang diberikan
Rasional: kebersihan diri dan makanan mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh
h. Ajarkan fisioterapi dada
Rasional: Dengan fisioterapi dada maka dahak cepat keluar
i. Pantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
Rasional: Selama periode waktu ini potensial fatal dapat terjadi
j. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infuse dan obat
Rasional: Memenuhi kebutuhan cairan elektrolit dan antipiretik menurunkan panas
melalui pusat di hipotalamus
F. Implementasi
1. Menjelaskan pada keluarga tentang penyebab batuk.
2. Mengatur posisi tidur anak dengan posisi setengah duduk (semi fowler)
3. Kaji status pernapasan dan TTV
4. Mengkaji batuk dan kedalaman napas
5. Memberikan therapi nebulizer
6. Memberi penjelasan tentang pentingnya pemenuhan nutrisi pada anak dan anjurkan
untuk memberikan makan anak dengan porsi kecil tapi sering termasuk makanan
tambahan
7. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan makanan yang diberikan
8. Mengajarkan fisioterapi dada dengan cara tangan ibu sedikit di cembungkan kemudian
ditepuk-tepukkan pada punggung/dada anak setelah dilakukan nebulisasi
9. Memantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
10. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infuse dan obat
G. Evaluasi
Tanggal : 15 Mei 2017
Jam : 13.00
S : Ibu mengatakan anaknya masih demam, batuk grok-grok dan flu serta rewel
O : KU : Lemah
Suhu : 37,5oC
RR : 38 kali/menit
Nadi : 92
Batuk : +
Ronchi : +
A : Anak A umur 13 bulan dengan bronkopneumonia
P : Mengtur posisi setengah duduk
Melakukan nebulizer
Melakukan fisioterapi dada
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Observasi KU dan TTV