Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan
disorganisasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat, pasien tidak memiliki kontak
dengan realitas, sehingga pemikiran dan prilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini
secara bertahap akan menuju ke arah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul
serangan.jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak di obati
biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak atau cacat. Perkiraan risiko skizofrenia
pada sewaktu waktu tertentu 0,5-1 persen. Sekitar 15 persen penderita yang masuk rumah
sakit jiwa merupakan pasien skizofrenia, 45 persen populasi rumah sakit jiwa adalah
pasien skizofrenia, dan sebagian besar pasien skizofrenia akan tinggal di rumah sakit
untuk waktu yang lama. Pria lebih sering daripada wanita dan kebanyakan dimulai
sebelum usia 30 tahun.
Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0,3-1 persen dan biasanya timbul
pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah
menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka
diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan
mental yang cukup luas dialami di Indonesia yaitu sekitar 99% pasien di RS Jiwa di
Indonesia adalah penderita skizofrenia, Hal ini dikemukakan oleh dr. Danandi
Sosrosumihardjo, Sp.KJ dari kedokteran jiwa FKUI/RSCM. Di Amerika Serikat, angka
prevalensi seumur hidup skizofrenia berkisar 4 permil atau 1,4 persen dari populasi dari
data di atas dapat disimpulkan bahwa kasus skizofrenia adalah kasus gangguan jiwa
terbanyak di berbagai negara. Untuk itu, perlu ada upaya yang lebih baik untuk
mengobservasi angka kejadian skizofrenia.
Skizofrenia tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi individu penderitanya, tetapi
juga bagi orang-orang yang terdekat dengannya. Biasanya, keluarganya yang paling
terkena dampak dari hadirnya skizofrenia di keluarga mereka. Pasien skizofrenia
membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari keluarganya. Selain biaya
perawatan tinggi, hampir 70% persen penderita adalah pasien di RSJ secara menahun.
Akibatnya, kehadiran penderita cenderung dirasakan sebagai beban keluarganya.
Skizofrenia sering disertai dengan kekambuhan bahkan saat pengobatan dan perawatan.
Langkah penanganan adalah bersama-sama mengembangkan dan menerapkan teknik
pengaturan gejala yang mencegah kekambuhan dan mempromosikan pemulihan.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penganalisisan jurnal ini adalah untuk meningkatkan Critical Thinking
tentang manfaat hasil penelitian tersebut bagi dunia keperawatan, khususnya bagi
perawat jiwa .

BAB II
JURNAL PENELITIAN
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Penelitian
1. Judul Penelitian : Effects of Relaxation Exercises and Music Therapy on the
Psychological Symptoms and Depression Levels of Patients
with Schizophrenia.
2. Pengarang : Funda Kavak, Suheyla Unal, Emine Yilmas.
3. Sumber : www.elsevier.com/locate/apnu
4. Key Word : -
5. Abstrak :
Tujuan dari Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau
untuk mengetahui efek dari latihan relaksasi dan terapi musik terhadap gejala
psikologis dan tingkat depresi pasien dengan skizofrenia kronis.
Metode : Penelitian semi eksperimental dilakukan dengan menggunakan pre-and
post-test dengan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini terdiri dari pasien
dengan skizofrenia yang secara teratur menghadiri pusat kesehatan mental
masyarakat di Provinsi Malatya dan Elazig Turky. Sampel penelitian ini terdiri
dari 70 pasien dengan skizofrenia (n=35 pada kelompok kontrol, n=35 pada
kelompok eksperimental). Pasien dalam kelompok eksperimental ikut serta dalam
latihan relaksasi dan terapi musik 5 kali selama 4 minggu. Kelompok
eksperimental yang terdiri dari 35 orang dibagi menjadi tiga kelompok yang
terdiri dari sekitar 10-12 individu yang memungkinkan semua peserta menghadiri
program ini. Tidak ada intervensi yang diberikan pada pasien kelompok kontrol.
Data yang dievaluasi menggunakan distribusi persentase, mean aritmatika, standar
penyimpangan, uji Chi-square dan Independent Test.
Hasil : Penelitian ini menemukan bahwa pasien pada kelompok eksperimental
menunjukkan penuruanan nilai rata-rata pada BPRS dan CDSS, perbedaan antara
skor pos-test kelompok eksperimen dan skor post-test kelompok kontrol secara
statistik signifikan (p < 0,005). Latihan relaksasi dan terapi musik terbukti efektif
dalam mengurangi gejala psikologis pasien skizofrenia dan tingkat depresi.
Kesimpulan : Latihan relaksasi dan terapi musik dapat digunakan sebagai terapi
pelengkap dalam perawatan medis pada penderita skizofrenia kronis.

Tanggal Publikasi : Tahun 2016.


3.2 Deskripsi penelitian berdasarkan PICO
1. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau untuk
mengetahui efek dari latihan relaksasi dan terapi musik terhadap gejala psikologis
dan tingkat depresi pasien dengan skizofrenia kronis.
2. Desain Penelitian : Semi eksperimental study was conducted using pre and post-
test with a control group.
3. Populasi/Sample : Penelitian ini terdiri dari 70 pasien dengan skizofrenia (n= 35
pada kelompok kontrol, n= 35 pada kelompok eksperimen).
 Kriteria Inklusi : Pasien didiagnosa skizofrenia sesuai dengan kriteria
diagnosa DSM-V., dapat berkomunikasi dan bekerja sama, berada pada
pusat kota Elazig/Malatya, Usia 18-60 tahun.
 Kriteria Eksklusi : Pasien dirawat di Rumah Sakit, memiliki gangguan
mental 1 tambahan (kecanduan obat atau alkohol), dan pasien dengan
gangguan otak organik atau RM.
4. Intervensi / Perlakuan : Diberikan program latihan relaksasi dan terapi musik
selama 5 kali dalam 4 minggu. Latihan relaksasi berlangsung selama 30 menit,
latihan relaksasi melibatkan teknik bernapas untuk merilekskan otot tangan,
wajah, leher, bahu, punggung, dada, perut, paha, betis, dan kaki. Setelah
meyelesaikan latihan relaksasi pasien berbaring dan mendengarkan musik Acemi
Asiran, Hejasz, dan Rast. Selama 10 hari pertama penelitian, pasien
mendengarkan Hejaz ( untuk mempercepat kerja ginjal), kemudian selama 20 hari
terakhir pasien mendengarkan musik Acemi Asiran dan Rast ( untuk mendoromg
relaksasi). Musik disiapkan oleh tim peneliti dan TurkishMusic (TUMATA), terapi
musik berlansgsuk selama 20 menit.
5. Compare : Kelompok kontrol dalam penelitian ini tidak diberikan intervensi,
hanya saja kelompok kontrol melanjutkan perawatan medis dan kontrol ke dokter.
6. Outcome : Studi ini menunjukkan pada kelompok eksperimen menunjukkan
penurunan nilai rata-rata pada BPRS dan CDSS. Perbedaan anatara skor post-test
kelompok eksperimen dan skor post-test pada kelompok kontrol secara statistik
signifikan (P < 0,05). Sehingga latihan relaksasi dan terapi musik terbukti efektif
dalam mengurangi gejala psikologis pasien skizofrenia dan tingkat depresi.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa latihan relaksasi dan terapi musik
dapat digunakan untuk melengkapi pengobatan gejala psikotik terkait skizofrenia
dan depresi.
7. Kelebihan : Dengan adanya jurnal ini dapat memberikan informasi terbaru dan
juga meningkatkan Critical Thinking dalam dunia keperawatan khususnya bagi
perawat jiwa, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai metode pelengkap dalam
praktik keperawatan jiwa untuk meningkatkan pengobatan yang efektif dan
mengurangi gejala skizofrenia.
8. Kekurangan : kekurangan dalam jurnal ini adalah, jika intervensi pada jurnal
tersebut di terapkan di Indonesia maka perlu adaptasi dan pemahaman yang benar-
benar baik mengenai pemilihan musik yang akan digunakan.
9. Manfaat Hasil Penelitian bagi Keperawatan
 Manfaat Praktis : Manfaat penelitian ini agar tenaga kesehatan khususnya
perawat jiwa dapat mengasah critical thingking untuk menurunkan gejala
psikologis dan tingkat depresi pada pasien skizofrenia dan harapannya
agar lebih meningkatkan kualitas hidup penderita skizofrenia.
 Manfaar Teoritis : Manfaat penelitian ini adalah agar dapat memperkaya
ilmu-ilmu keperawatan dari yang telah ada sehingga dapat lebih
memperbaiki peran perawat, khususnya perawat jiwa sebagai tenaga
kesehatan yang sangat berpengaruh dalam proses peningkatan kualitas
hidup dan proses penyembuhan pada pasien penderita skizofrenia. .

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan
disorganisasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat, pasien tidak memiliki kontak
dengan realitas, sehingga pemikiran dan prilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini
secara bertahap akan menuju ke arah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul
serangan.jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak di obati
biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak atau cacat

Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0,3-1 persen dan biasanya timbul
pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah
menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, maka
diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan
mental yang cukup luas dialami di Indonesia yaitu sekitar 99% pasien di RS Jiwa di
Indonesia adalah penderita skizofrenia, Skizofrenia sering disertai dengan kekambuhan
bahkan saat pengobatan dan perawatan. Langkah penanganan adalah bersama-sama
mengembangkan dan menerapkan teknik pengaturan gejala yang mencegah kekambuhan
dan mempromosikan pemulihan.
Untuk meningkatkan kualitas hidup pada pasien skizofrenia maka butuh suatu
intervensi seperti pada jurnal ini, intervensi yang dapat di lakukan yakni latihan relaksasi
dan terapi musik terhadap gejala psikologis dan tingkat depresi pasien dengan skizofrenia
kronis. Perawat jiwa adalah salah satu bagian yang sangat berperan penting dalam
terlaksananya program tersebut, . Hasil penelitia Latihan relaksasi dan terapi musik
terbukti efektif dalam mengurangi gejala psikologis pasien skizofrenia dan tingkat
depresi. Sehingga Latihan relaksasi dan terapi musik dapat digunakan sebagai terapi
pelengkap dalam perawatan medis pada penderita skizofrenia kronis.

4.2 Saran
Kami berharap dengan adanya laporan tentang penelitian ini dapat memberikan
manfaat serta dapat memberikan ilmu dan wawasan yang baru khususnya kepada para
perawat jiwa, dan dengan adanya penelitian ini kami berharap dapat di terapkan oleh
perawat-perawat Indonesia. Laporan yang kami buat ini masih belum sempurna atau
masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharap kepada pembaca untuk
memberikan saran maupun kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan untuk
penulisan laporan ini.

Вам также может понравиться