Вы находитесь на странице: 1из 14

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM

NEUROBEHAVIOR
“ Fungsi Sistem Saraf Perifer ”
Dosen Pembimbing : Dewi Prasetiyani, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Erni Yunia N (108114002)
2. Tuminah (108114016)
3. Rizki Noorfian M (108114026)
4. Fidya Pangestika (108114042)
5. Rulieti (108114044)
6. Ahmad Faqih F (108114039)

PRODI S1 KEPERAWATAN TINGKAT III


STIKES AL IRSYAD AL ISLAMIYYAN CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

1
A. PENGERTIAN SISTEM SARAF PERIFER ATAU SARAF TEPI

Susunan saraf perifer atau saraf tepi merupakan penghubung susunan saraf
pusat dengan reseptor sensorik dan efektor motorik (otot dan kelenjar). Saraf tepi
terdiri dari ribuan serabut saraf yang dikelompokkan dalam ikatan-ikatan yang
masing-masing kelompok dibungkus oleh jaringan ikat. Setiap kelompok
mempunyai fungsi yang berbeda (sensorik dan motorik). Setiap serabut saraf
adalah sebuah akson dari neuron sensorik, neuron motorik atau otonom perifer
(Syaifuddin, 2011).
Sistem saraf perifer menyampaikan informasi dari dan menuju sistem saraf
pusat dan otak adalah pusat aktivitas tersebut, yg mengintegrasi informasi ini,
memulai respons, serta membuat kita merasa sebagai diri kita (Valerie, 2006)
Sloane Ethel (2004) menjelskan bahwa sistem saraf perifer meliputi
seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari saraf kranial dan
saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan
efektor. Secara fungsional, sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan
sistem eferen.
1. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke
SSP.
2. Saraf eferen (motorik) mentrasmisi inforasi dari SSP ke efektor (otot dan
kelenjar). Sistem eferen dari system saraf perifer memiliki dua subdivisi.
a. Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan
eksternal dan pembentukan respons motorik volunteer pada otot
rangka.
Menurut Bararah dan Jauhar (2013) sistem saraf somatis disebut juga
sistem saraf sadar, tediri dari 12 saraf kranial dan 31 pasang saraf
sumsum tulang belakang (spinal). Kedua belas saraf otak akan menuju
ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga dan kulit. Saraf
sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang
dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain: kaki,
tangan dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan

2
informasi antara kulit, sistem saraf pusat dan otot-otot rangka. Contoh
dari sistem saraf somatis adalah :
1) Ketika seseorang mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga
akan sampai ke otak. Otak akan menerjemahkan pesan tersebut dan
mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan
mengisyaratkan ke tangan untuk membuka pintu.
2) Ketika seseorang merasakan udara di sekitarnya panas, kulit akan
menyampaikan informasi tersebut ke otak. Kemdian otak
mengisyaratkan tangan untuk menghidupkan kipas angin.
3) Ketika seseorang melihat kamar berantakan, mata akan
menyampaikan informasi tersebut ke otak, otak akan
menerjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan
kaki untuk bergerak membersihkan kamar tersebut.

b. Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respons involunter pada


otot polos, otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf
melalui dua jalur:
1) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis.
2) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla
spinalis.
3) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki
inervasi simpatisdan parasimpatis.

3
B. BAGIAN-BAGIAN SISTEM SARAF PERIFER ATAU SARAF TEPI

1. Saraf Cranial
Sloane Ethel (2004) menjelaskan sistem saraf sadar disusun oleh
serabut saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak
dan serabut saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf
yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus
vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga
perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah
jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara
dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting. Serabut saraf
otak (saraf kranial) ada 12 pasang yang terdiri dari:
a. Saraf Kranial I (Olfactorius)
Saraf Kranial I (olfactorius) merupakan saraf sensorik.Berfungsi
untuk penciuman, sensori menerima rangsang dari hidung, dan
menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau II.
Mekanisme: Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang
menerima rangsangan olfaktorius. Saraf ini merupakan saraf sensorik
murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa hidung
dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps
di bulbus olfaktorius, dan dari sinilah traktus olfaktorius berjalan
dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial
sisi yang sama.
b. Saraf Kranial II (Opticus)
Saraf Kranial II (Opticus) adalah saraf sensorik.Berfungsi untuk
penglihatan, input refleks focusing, dan konstriksi pupil di
limbic, sensori menerima rangsang dari mata, serta menghantarkannya
ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual III.
Mekanisme : Saraf optikus merupakan saraf sensorik murni yang
dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen

4
optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi
lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum, Serabut-
serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina)
menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal
tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal
dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi
hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang
meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di
dalam traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini
serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian
posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus
oksipital.Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan
diri sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus
parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat
dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-
serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus
oksipital kanan dan sebaliknya.
c. Saraf Kranial III (Okulomotorius)
Saraf Kranial III (Okulomotorius) adalah saraf motorik. Berfungsi:
Pergerakan bola mata elevasi alis, konstriksi pupil, dan memfokuskan
lensa. Saraf ini mengontrol sebagian besar gerakan mata, konstriksi
pupil, dan mempertahankan terbukanya kelopak mata (saraf
kranial IV dan VI juga membantu pengontrolan gerakan mata).
d. Saraf Kranial IV (Trochearis)
Saraf Kranial IV (Trochlearis) adalah saraf motorik.Berfungsi
sebagai pergerakan bola mata ke bawah.

5
e. Saraf Kranial V (Trigeminus)
Saraf Kranial V (Trigeminus) adalah saraf motorik dan saraf
sensorik. Terbagi atas:
1) Saraf optalmik adalah saraf sensorik. Berfungsi: input dari
kornea, rongga hidung bagian atas, kulit kepala bagian frontal,
dahi, bagian atas alis, konjungtiva kelenjar air mata.
2) Saraf maksilaris adalah saraf sensorik. Berfungsi: input dari
dagu, bibir atas, gigi atas, mukosa rongga hidung, palatum, faring.
3) Saraf mandibularis adalah saraf motorik dan sensorik.
Berfungsi:sensorik untuk input dari lidah (bukan pengecapan),
gigi bawah, kulit di bawah dagu; motorik untuk mengunyah.
f. Saraf Kranial VI (Abdusen)
Saraf Kranial VI (Abdusen) adalah saraf motorik. Berfungsi :
pergerakan mata ke lateral.
g. Saraf Kranial VII (Fasialis)
Saraf Kranial VII (Fasialis) adalah saraf motorik dan
sensorik.Berfungsi: sensorik untuk menerima rangsang dari bagian
anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa; motoric
untuk mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah.
Mekanisme: Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi
sensorik fungsi motorik berasal dari nukleus motorik yang terletak
pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medulla
oblongata. Fungsi sensorik berasal dari nukleus sensorik yang muncul
bersama nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan
ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.Serabut motorik saraf
fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah yang terdiri dari otot
orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot
stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior, dan otot
platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian
anterior lidah.

6
h. Saraf Kranial VIII(Vestibulocochlearis)
Saraf Kranial VIII(Vestibulocochlearis) adalah saraf
sensorik.Berfungsi:vestibular untuk keseimbangan, sedangkan
cochlearis untuk pendengaran.
Mekanisme: Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen,
yaitu serabut-serabut sensorik (aferen) yang mengurusi pendengaran
dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut sensorik (aferen)
yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran
berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari
sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial, dan
kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut
untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis
dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis
fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut
vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan serebelum.
i. Saraf Kranial IX(Glossofaringeus)
Saraf Kranial IX (Glossofaringeus) adalah saraf motorik dan
sensorik.Berfungsi: motorik untuk membantu menelan; sensorik untuk
menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa.
Mekanisme: Saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf
vagus dan asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui
foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu
ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah
melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan
vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot
stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa
faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.

7
j. Saraf Kranial X (Vagus)
Saraf Kranial X (vagus) adalah saraf motorik dan
sensorik.Berfungsi: sensori untuk menerima rangsang dari organ
dalam; motorik untuk mengendalikan organ-organ dalam XI.
Mekanisme: Nervus vagus meninggalkan anterolateral bagian atas
medula oblongata sebagai rangkaian dalam jalur oliva dan pedunculus
serebelaris inferior. Serabut saraf meninggalkan tengkorak melalui
foramen jugulare. Nervus vagus memiliki dua ganglia sensorik, yaitu
ganglia superior dan ganglio inferior. Nervus vagus kanan dan kiri
akan masuk rongaa toraks dan berjalan di posterior radix paru kanan
untuk ikut membentuk plexus pulmonalis. Selanjutnya, nervus fagus
berjalan ke permukaan posterior esofagus dan ikut membentuk plexus
esogafus. Nervus fagus kanan kemudian akan didistrubusikan ke
permukaan posterior gaster melalui cabang celiaca yang besar ke
duodenum, hepar, ginjal, dan usus halus serta usus besar sampai
sepertiga kolon transversum.
k. Saraf Kranial XI(Aksesorius)
Saraf Kranial XI(Aksesorius) adalah saraf motorik.Berfungsi:
Motorik untuk mengendalikan pergerakan kepal. Saraf ini dilengkapi
saraf asesoris, yaitu saraf motorik yang mempersarafi otot
sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius. Otot
sternokleidomastoideus yang berfungsi memutar kepala ke samping
dan otot trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.
Mekanisme: Nervus aksesorius merupakan saraf motorik yang
dibentuk oleh gabungan radix cranialis dan radix spinalis. Radix
spinalis berasal dari C1-C5 dan masuk ke dalam tengkorak melalui
foramen magnum, bersatu dengan saraf kranial membentuk nervus
asesoris. Nervus asesoris ini kemudian keluar dari tengkorak melalui
foramen jugulare dan kembali terpisah, saraf spinalnya akan menuju
otot sternocleidomastoid dan trapezius di leher yang berfungsi untuk
menggerakkan leher dan kepala, sedangkan saraf kranialnya akan

8
bersatu dengan vagus melakukan fungsi motorik brakial di faring,
laring, dan palate.
l. Saraf Kranial XII (Hipoglosus)
Saraf Kranial XII (Hipoglosus) adalah saraf motorik.
Berfungsi: Pergerakan lidah saat bicara dan mengunyah.

Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga
belakang. Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada
di kepala dan leher manusia seperti mata, hidung, telinga, mulut, dan lidah.
Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya
mencuat dari batang otak.

9
2. Saraf Spinal
Menurut pendapat Sloane Ethel (2004) saraf spinal terdiri dari tiga puluh
satu pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior)
dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks
bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf
gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui
neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.
1. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebra
tempat munculnya saraf tersebut.
a. Saraf serviks : 8 pasang, C1 sampai C8
b. Saraf toraks : 12 pasang, T1 sampai T12
c. Saraf lumbal : 5 pasang, L1 sampai L5
d. Saraf sakral : 5 pasang, S1 sampai S5
e. Saraf koksiks : 1 pasang

10
2. Pleksus adalah jaringan-jaringan serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral
seluruh saraf spinal, kecuali T1 dan T11, yang merupakan awal saraf interkostal.
a. Pleksus serviks terbentuk dari ramus ventral keempat saraf servik pertama
C1, C2, C3, C4 dan sebagian C. Saraf ini menginervasi otot leher, kulit
kepala, leher dan dada. Saraf terpenting yang berawal pada pleksus ini
adalah saraf frenik, yang menginervasi diafragma.
b. Pleksus brakial terbentuk dari ramus ventral saraf serviks C5, C6, C7, C8
dan saraf T1, dengan melibatkan C4 dan T2. Saraf dari pleksus brakial
mensuplai lengan atas dan beberapa otot pada leher dan bahu.
c. Pleksus lumbal terbentuk dari ramus L1, L2, L3 dan L4 dengan bantuan T12,
menginervasi kulit dan otot dinding abdomen, paha, dan genitalia eksternal.

11
Saraf terbesar adalah saraf femoral yang mensuplai otot fleksor paha dan
kulit pada paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah.
d. Pleksus sakral terbentuk dari ramus ventral S1, S2 dan S3 serta kontribusi
L4, L5 dan S4, menginervasi anggota gerak bawah, bokong dan regia
perineal. Saraf terbesar adalah saraf skiatik.
e. Pleksus koksiks terbentuk dari ramus ventral S5 dan saraf spinal koksiks,
dengan kontribusi dari S4. Pleksus ini merupakan awal saraf koksiks yang
mensuplai regia koksiks.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

Bararah, Taqiyyah & Jauhar, Mohammad. 2014. Asuahan Keperawatan: Panduan


Lengkap menjadi Perawat Profesional. Jilid 2. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Price, Sylvia Anderson dan Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi:


Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit; alih bahasa, Brahm U. Pendit, dkk;
editor edisis bahasa Indonesia, Huriawan Hertanto, dkk. Volume 2. Edisi 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Scanlon, Valerie C. 2006. Buku ajar anatomi dan fisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Sloane et all. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC.

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi: kurikulum berbasis kompetensi untuk


keperawatan & kebidanan. Edisi 4. Jakarta:EGC.

14

Вам также может понравиться