Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
PRECEPTOR:
3
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan penyebabnya ada beberapa jenis trauma pada mata yakni trauma
tumpul dan trauma kimia. Trauma tumpul biasanya disebabkan oleh benda tumpul
yang mengenai organ secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan trauma kimia
disebabkan oleh zat kimia, baik berupa cairan, padat atau gas.1
Sementara itu dari data WHO, penderita trauma mata pertahun mencapai 55
juta dan 750 ribu di antaranya membutuhkan penanganan. Menurut Dr. Pardawan
SpM, sebelum dilakukan penanganan perlu diperhatikan penyebab trauma, waktu dan
tempat terjadi trauma. Termasuk pemeriksaan fisik mata di antaranya kornea mata,
Trauma bahan kimia yang mengenai mata dapat terjadi pada kecelakaan yang
terjadi dalam laboratorium, industri, pekerjaan yang memakai bahan kimia, pekerjaan
Bahan kimia yang dapat menyebabkan trauma pada mata dapat dibedakan
dalam bentuk trauma Asam dan trauma Basa atau Alkali. Pengaruh bahan kimia
sangat bergantung pada PH, kecepatan dan jumlah bahan kimia tersebut mengenai
mata.2
Dibanding bahan asam, maka trauma oleh bahan alkali cepat dapat merusak
dan menembus kornea. Pada trauma asam, penanganannya hanya dengan air atau
larutan fisiologis sampai PH mendekati atau sama dengan 7, antibiotik, steroid dan
vitamin. Sebaliknya trauma basa lebih berbahaya karena akan terjadi reaksi
4
air atau larutan fisiologis juga dilakukan penambahan antibiotik, EDTA, sikloplegia
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Sklera
b. Kornea
a. Koroid
b. Badan Siliaris
a. Retina
2.1.1 Perdarahan
Pembuluh darah yang memperdarahi mata terdiri atas vena dan arteri.
Pembuluh darah arteri berjumlah 5 jenis arteri, sementara pembuluh darah vena
berjumlah dua jenis. Arteri-arteri yang memperdarahi mata, antara lain arteri sentralis
retina yang memperdarahi retina, arteri siliaris posterior brevis yang merupakan
cabang dari arteri oftalmika dan berjumlah 15 buah dengan fungsinya memperdarahi
koroid, arteri siliaris posterior longus yang beranastomose dengan arteri siliaris
anterior memperdarahi badan siliaris dan iris, arteri siliaris anterior yang
6
Pembuluh darah vena yang terdiri atas dua jenis, yaitu vena vortikosa yang
merupakan vena tanpa arteri dari daerah pertengahan bulbus okuli, bergabung dengan
vena oftalmika superior dan inferior, serta vena sentralis retina yang memberikan
percabangan ke retina.3
7
Gambar 2.2 Otot Mata
a. Sklera
b. Kornea
- Epitel
- Membran Bowman
- Lamina propria
- Membran Descemet
- Endotel
a. Koroid
8
Dibagi menjadi 4 lapisan:
- Suprakoroid
- Lamina koriokapiler
b. Badan Siliaris
Retina
1. Epitel pigmen
9
5. Lapisan fleksiformis luar/lapisan molekular
Bagian-bagian mata:2,3
a. Lensa
serat yang berada pada nukleus. Terdiri dari korteks anterior (depan
bagian sentral.
10
Lensa tertahan karena adanya zonula siliaris (Zonula of Zinn, ligamentum
b. Bilik anterior : pad sudutnya terdapat tempat pengaliran keluar cairan bilik
c. Bilik posterior
d. Badan vitreous
- Lensa.
11
BAB III
3.1 Definisi
perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan dapat juga
sebagai kasus polisi. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau
menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Trauma pada mata dapat terjadi
dalam bentuk-bentuk antara lain trauma tumpul, trauma tembus bola mata, trauma
Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat
terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak
kimia basa adalah bahan yang paling merusak karena bahan kimia ini memiliki sifar
baik hydrophilic dan lipophilic dan mampu menembus membran sel dengan cepat.
Bahkan mungkin mampu untuk menembus bilik mata depan. Kerusakan okular terjadi
akibat saponificasi membran sel dan kematian sel bersamaan dengan hancurnya
matriks ekstraselular.6
3.2 Epidemiologi
kecelakaan kerja. Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia. Rasio frekuensi
12
asam versus basa sebagai bahan penyebabnya pada trauma kimiawi bervariasi dari 1:1
trauma kimiawi pada mata dikarenakan oleh pajanan pada dan atau karena pekerjaan.
Yang menarik adalah, empedu ikan telah terbukti menyebabkan 14% dari trauma
Secara garis besar trauma kimia pada mata disebabkan oleh 2 macam zat,
yaitu bahan yang bersifat asam (trauma asam) dan bahan yang bersifat basa (trauma
basa).2,8
Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk
kegawatdaruratan mata yang disebabkan zat kimia bersifat asam dengan pH < 7. Bila
bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan ataupun
penggumpalan protein permukaan sehingga bila konsentrasi tidak tinggi maka tidak
akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. Biasanya hanya akan terjadi kerusakan
pada bagian superfisial saja. Bahan asam dengan konsentrasi tinggi dapat bereaksi
seperti terhadap trauma basa sehingga kerusakan yang diakibatkannya akan lebih
dalam.2
daripada basa karena kebanyakan protein di kornea akan mengikat asam dan dapat
13
berperan sebagai penghambat terhadap penetrasi lebih lanjut dari asam. Kerusakan
Beberapa zat asam yang sering mengenai mata adalah asam sulfat, asam
Kimia asam yang tersering menyebabkan trauma pada mata adalah asam
sulfat, sulfurous acid, asam hidroklorida, asam nitrat, asam asetat, asam kromat, dan
asam hidroflorida.
Ledakan
Asam
pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat. Industri tertentu menggunakan
asam hidroflorida dalam pembersih dinding, glass etching (pengukiran pada kaca
dengan cairan kimia), electropolishing, dan penyamakan kulit. Asam hidroflorida juga
14
Toksisitas
Hidroflorida pada okuler dapat terjadi akibat pajanan cairan maupun gas.
Bahan kimia baik asam (pH<4) dan basa (pH>10) mampu untuk menyebabkan
luka bakar kimia. Asam cenderung berikatan dengan protein dan menyebabkan
koagulasi pada permukaan epitel. Hal ini akan menghambat penetasi lebih lanjut
sehingga luka bakar asam pada umumnya terbatas pada permukaan luar saja.10,11
protein ini menimbulkan keuntungan bagi mata, yaitu sebagai barrier yang cenderung
membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut. Hal ini berbeda dengan basa yang
mampu menembus jaringan mata dan akan terus menimbulkan kerusakan lebih jauh.
Dalam masa penyembuhan setelah terkena zat kimia asam akan terjadi perlekatan
Pengecualian terjadi pada asam hidroflorida. Bahan ini merupakan suatu asam
lemah yang dengan cepat menembus membran sel dimana senyawa ini tetap tidak
terionisasi. Dengan cara ini, asam hidroflorida bekerja seperti asam, menyebabkan
nekrosis liquefactive. Tambahan lagi, ion fluorida dilepaskan kedalam sel. Ion
dengan kalsium dan magnesium membentuk suatu senyawa komplek yang tidak larut.
Nyeri lokal yang amat berat diduga disebabkan oleh karena immobilisasi kalsium,
yang menyebabkan stimulasi saraf dengan mengganti ion kalium. Fluorinosis akut
dapat terjadi ketika ion fluorida memasuki sirkulasi sistemik, menyebabkan gejala-
15
gejala kardiak, respiratori, gastrointestinal, dan neurologis. Hipokalsemia yang parah,
dimana resisten terhadap pemberian dosis besar kalsium, dapat terjadi. Yang paling
sering terjadi, trauma asam pada mata disebabkan oleh baterai (ACCU) mobil yang
mengakibatkan trauma. Irigasi dapat dilakukan dengan garam fisiologi atau air bersih
sebagai bahan pembilas atau sebagai tetes mata untuk luka semacam ini. Senyawa
Magnesium juga telah digunakan secara anekdotal untuk luka akibat asam
Irigasi dengan magnesium chlorida telah terbukti nontoksik pada mata. Keuntungan
dengan pendekatan semacam ini telah dilaporkan secara anekdotal bahkan 24 jam dari
dapat menyebabkan iritasi dan lebih lanjut dapat menyebabkan ulserasi kornea.10,11
16
3.3.2 Trauma Basa
Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan iritasi ringan pada mata
apabila dilihat dari luar. Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat
yang sangat gawat pada mata. Alkali akan menembus dengan cepat kornea, bilik mata
Tindakan bila terjadi trauma basa adalah dengan secepatnya melakukan irigasi
dengan garam fisiologik. Sebaiknya irigasi dilakukan selama mungkin. Bila mungkin
irigasi dilakukan paling sedikit 60 menit segera setelah trauma. Penderita diberi
mingggu trauma alkali diperlukan untuk menetralisir kolagenase yang terbentuk pada
hari ketujuh.2,9
Zat-zat basa atau alkali yang dapat menyebabkan trauma pada mata antara
lain.12,13,14
Semen
Soda kuat
Amonia
NaOH
CaOH
Bahan alkali Amonia merupakan gas yang tidak berwarna, dipakai sebagai
bahan pendingin lemari es, larutan 7% ammonia dipakai sebagai bahan pembersih.
Pada konsentrasi rendah ammonia bersifat merangsang mata. Amonia larut dalam air
dan lemak, hal ini dangat merugikan karena kornea mempunyai komponen epitel yang
17
lipofilik dan stroma yang hidrofilik. Amonia mudah merusak jaringan bagian dalam
mata seperti iris dan lensa. Amonia merusak stroma lebih sedikit disbanding dengan
NaOH dan CaOH. pH cairan mata naik beberapa detik setelah trauma.14
Bahan alkali lainnya adalah NaOH dan Ca(OH)2. NaOH dikenal sebahai
kausatik soda. NaOH dipakai sebagai pembersih pipa. pH cairan mata naik beberapa
menit sesudah trauma akibat NaOH. Ca(OH)2 memiliki daya tembus yang kurang
pada mata. Hal ini akibat terbentuknya sabun kalsium pada epitel kornea. pH cairan
Pada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan
kimia alkali bersifat koagulasi sel dan terjadi proses persabunan, disertai dengan
dehidrasi. Bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depan dalam
waktu 7 detik.12,14
Pada trauma akibat alkali akan terbantuk kolagenase yang akan menambah
kerusakan kolagen pada kornea. Alkali yang menembus ke dalam bola mata akan
Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan.
Pada pH yang tinggi alkali akan mengakibatkan persabunan disertai dengan disosiasi
asam lemak membrane sel. Akibat persabunan membrane sel akan mempermudah
penetrasi lebih lanjut dari pada alkali. Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan
menghilang dan terjadi penggumapalan sel kornea atau keratosis. Serat kolagen
kornea akan bengkak dan stroma kornea akan mati. Akibat edema kornea akan
terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea. Serbukan sel ini
18
Akibat membrane sel basal epitel kornea rusak akan memudahkan sel epitel diatasnya
lepas. Sel epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma
plasminogen aktivatir dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen kornea.
tukak kornea dan dapat terjadi perforasi kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam
sesudah trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke 12-21. Biasanya tukak pada
kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia. Pembentukan tukak berhenti
hanya bila terjadi epitelisasi lengkap atau vaskularisasi telah menutup dataran depan
kornea. Bila alkali sudah masuk ke dalam bilik mata depan maka akan terjadi
gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan berubah, yaitu terdapat
kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsure ini memegang peranan
polimorfonuklear (PMN)
plasmin ketepepsin.
19
Perjalanan penyakit trauma alkali :12,13,14
Terjadi kerusakan komponen vascular iris, badan siliar dan epitel lensa, trauma
Terbentuknya kolagen.
Trauma alkali berat akan membentuk jaringan granulasi pada iris dan badan
darah.
Jaringan pembuluh darah akan membawa bahan nutrisi dan bahan penyembuhan
20
Akibat terdapatnya jaringan dengan vaskularisasi ini, tidak akan terjadi
perforasi kornea.
Klasifikasi Huges
Ringan :
Prognosis baik
Sedang :
Prognosis baik
Terdapat kekeruhan kornea sehingga sulit melihat iris dan pupil secara
terperinci
Sangat berat :
Prognosis buruk
21
Akibat kekeruhan kornea pupil tidak dapat dilihat
kornea.
Luka bakar alkali derajat 1 dan 2 akan sembuh dengan jaringan parut tanpa
Konjugtivitis
Keratokunjugtivitis sicca
Ulkus kornea
Dan lain-lain
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk menangani trauma basa pada mata adalah :14,15
22
1. Bila terjadi trauma basa adalah secepatnya melakukan irigasi dengan garam
sedikit 2000 ml selama 30 menit. Bila dilakukan irigasi lebih lama akan lebih
baik.
3. Bila penyebabnya adalah CaOH, dapat diberi EDTA karena EDTA 0,05 dapat
oportunis.
posterior.
denaturasi kimia dan kerusakan jaringan kornea dan konjungtiva. Steroid topical
ataupun sistemik dapat diberikan pada 7 hari pertama pasca trauma. Diberikan
Dexametason 0,1% setiap 2 jam. Steroid walaupun diberikan dalam dosis tinggi
kolagenase. Diberikan satu minggu sesudah trauma karena pada saat ini
23
10. Selanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan
penglihatan.
Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma,
dan jenis trauma yang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma basa
3. Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera pada
mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat
sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat
muncul akut, subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata. Trauma basa pada
kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa yang masuk mengenai mata
askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut ataupun perlahan-lahan. Trauma
kimia dapat juga disebabkan oleh zat asam, namun karena trauma asam sukar
24
3.4 Diagnosis
3.4.1 Anamnesis
Sering sekali pasien menceritakan telah tersiram cairan atau tersemprot gas
pada mata atau pastikel-partikelnya masuk ke dalam mata. Tanyakan kepada pasien
apa persisnya zat kimia dan bagaimana terjadinya trauma tersebut (misalnya tersiram
Secara umum, pada anamnesis dari kasus trauma mata perlu diketahui apakah
terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera terjadi. Onset dari penurunan
visus apakah terjadi secara progresif atau terjadi secara tiba-tiba. Nyeri, lakrimasi, dan
pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma. Dan harus dicurigai adanya
benda asing intraokular apabila terdapat riwayat salah satunya apabila trauma terjadi
akibat ledakan.12,13,15
Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena zat
sudah teririgasi dengan air dan pH permukaan bola mata sudah netral. Obat anestesi
topical boleh digunakan untuk membantu pasien lebih nyaman dan kooperatif. Setalah
dilakukan irigasi, pemeriksaan mata yang seksama dilakukan dengan perhatian khusus
untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemik limbus dan
Pada kasus trauma basa dapat dijumpai kerusakan kornea yaitu terjadi
25
kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang serta perforasi kornea. Apabila
trauma basa tersebut mengakibatkan penetrasi kedalam intraokuler dapat kita jumpai
adanya komplikasi katarak, glaukoma sekunder dan kasus berat ptisis bulbi. Kelainan
lain yang dapat dijumpai yaitu pada palpebra berupa jaringan parut pada palpebra dan
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam kasus trauma basa mata
adalah pemeriksaan pH bola mata secara berkala. Irigasi pada mata harus dilakukan
sampai tercapai pH netral. Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit
lamp yang bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan oftalmoskopi direk
dan indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan
3.5 Penatalaksanaan
ataupun jenis trauma itu sendiri. Namun demikian ada empat tujuan utama dalam
a. Memperbaiki penglihatan.
Pengobatan untuk semua trauma kimiawi harus dimulai sesegera mungkin. Ini
26
sekitar 30 menit. Tujuan dari pengobatan pada luka bakar kimiawi adalah untuk
Jika pasien datang ke tepat praktek atau ke unit gawat darurat, larutan garam
fisiologis adalah yang terpilih, akan tetapi, jika tidak tersedia, air ledeng
biasa dapat digunakan. Mata dapat diberikan anestetik bilamana perlu untuk
memfasilitasi irigasi yang baik. Periksa pH dari air mata dengan kertas litmus
jika tersedia setiap 5 menit dan lanjutkan sampai pH menjadi netral (warna
kertas akan berubah menjadi biru jika terkena basa dan menjadi merah jika
terkena asam).2,6,7,9
atau larutan buffer (BSS atau Ringer Laktat) merupakan pembilas ideal. Jika
tidak tersedia, larutan garam isotonis steril merupakan pembilas yang cocok.
dari larutan korosif kedalam struktur kornea karena kornea memiliki gradien
Morgan atau sistem irigasi mata lainnya dapat meminimalisir interfensi akibat
tidak tersedia, kelopak dapat ditarik secara manual dengan suatu Desmarres
dari selang intravena dapat mengarahkan aliran cairan steril kedalam mata.
Sebagai tambahan, gunakan kapas lidi untuk mengangkat setiab benda yang
27
ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) 1% jika bahan kimia penyebabnya
mata, analgesic oral, dan perban mata. Pemeriksaan lanjutan harus dilakukan
dalam 24 jam.2,6,7,8,9
Luka bakar kimiawi ringan sampai sedang harus diberikan sikloplegia dengan
besar air mata buatan dan pemberian obat anti nyeri peroral bilamana perlu.6,7,9
penggunaan steroid tidak boleh digunakan untuk lebih dari satu minggu karena
tambahan. Pemberian perban tekan dapat dipertimbangkan, dan pasien perlu diperiksa
ulang setiap hari sampai terjadi reepitelisasi sempurna. Luka bakar sedang sampai
berat harus dirujuk ke spesialis mata, bila perlu ke sub spesialis kornea, jika tersedia,
dan rawat inap sangat perlu. Amniotic membranes (AM) telah terbukti memfasilitasi
28
migrasi sel-sel epitel, menguatkan adhesi sel eitel bagan basal, mencegah apoptosis
neovascularisasi dari mata yang terkena trauma; lensa kontak AM saat ini masih
sebagai bahan pembilas atau sebagai tetes pata untuk luka semacam ini. Senyawa
Magnesium juga telah digunakan secara anekdotal untuk luka akibat asam
Irigasi dengan magnesium chlorida telah terbukti nontoksik pada mata. Keuntungan
dengan pendekatan semacam ini telah dilaporkan secara anekdotal bahkan 24 jam dari
cedera keika pengobata yang lain tidak berhasil. Beberapa penulis merekomendasikan
penetesan tiap 2-3 jam karena menggunakannya sebagai pembilas dapat menyebabkan
penggunaan steroid topikal pada beberapa pasien, terutama pada trauma basa dan
lain mempermasalahkan resiko potensi infeksi dan ulserasi melebihi keuntungan yang
didapatkan.8,16
29
3.5.1 Cycloplegic mydriatics
masa kerja rata-rata 12-24 jam, waktu dimana pasien harus menemui ahli mata untuk
Pasien dengan trauma pada kornea, conjunctiva, dan sclera adalah biasa unutk
memberikan antibiotik tetes mata atau salep mata topikal profilaksis, spektrum luas,
3.5.3 Analgesics
Beberapa ahli mata menganjurkan pengunaan diclofenac tetes mata. Terapi ini
mungkin terbukti merupakan terapi alternatif selain perban pada pasien dengan
trauma pada cornea, membuat pasien tetap dapat menggunakan kedua mata selama
pengobatan.8,17
– Suatu transplantasi conjunctival dan limbal (stem cell transfer) dapa mengganti
sel induk yang hilang yang penting untuk penyembuhan kornea. Sehingga akan
menyebabkan reepitelisasi.
30
– Jika kornea tidak mengalami penyembuhan, suatu lem cyanoacrylate dapat
digunakan untuk melekatkan suatu hard contact lens (epitel buatan) untuk
membantu penyembuhan.
– Bedah plastik pada palpebra untuk memebaskan bola mata. (ini hanya boleh
– Jika terdapat kehilangan total dari sel goblet, transplantasi dari mukosa nasal
Korena yang jernih jarang bsa didapatkan pada mata yang mengalami trauma
parah bahkan dengan suatu cangkok kornea dengan tipe HLA yang sama dan
terapi imunosupresif.
3.6 Klasifikasi
sebagai tidak lagi akurat mengenai prognosis luka bakar modern ini, namun masih
merupakan alat yang baik bagi dokter di garis pelayanan pertama. Penggolongan
31
tingkatan dan prognosisnya dari luka bakar kimia tersebut ditentukan berdasarkan
jumlah kerusakan kornea dan iskemia limbus, dimana setiap hilangnya arsitektur
pembuluh darah normal konjungtiva disekitar kornea. Iskemia limbus adalah salah
satu faktor klinis yang amat penting karena menunjukkan tingkat kerusakan pada
pembuluh darah limbus dan mengindikasikan kemampuan sel indu kornea (yang
terletak di limbus) untuk meregenerasi kornea yang rusak. Oleh karenanya, tidak
seperti kondisi trauma pada mata yang lain, mata yang pucat lebih berbahaya daripada
LIMBAL
GRADE PROGNOSIS CORNEAL INVOLVEMENT
ISCHEMIA
gambaran iris
3.7 Prognosis
iskemia dari konjungtiva dan pembuluh darah limbus, luka yang terjadi akan makin
32
parah. Bentuk paling parah dari trauma kimia adalah “cooked fish eye” dimana
3.8 Saran
1. Menghindari perkelahian
3. Setiap pekerja yang berhubungan dengan bahan kimia, mengerti bahan apa yang
33
BAB IV
KESIMPULAN
perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Bentuk-
bentuknya dapat berupa trauma tumpul, trauma tembus bola mata, trauma kimia, dan
trauma radiasi.
Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat
terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak
struktur bola mata tersebut. Di Amerika Serikat, trauma pada mata merupakan 3-4%
dari seluruh kecelakaan kerja. Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia.dengan
Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk
kegawatdaruratan mata yang disebabkan zat kimia bersifat asam dengan pH < 7.
terpercik pada wajah. Bahan kimia asam yang bisa menjadi penyebab antara lain asam
sulfat, sulfurous acid, asam hidroklorida, asam nitrat, asam asetat, asam kromat, dan
adanya koagulasi protein ini menimbulkan keuntungan bagi mata, yaitu sebagai
Trauma akibat bahan kimia basa/alkali akan memberikan akibat yang sangat
gawat pada mata. Alkali akan menembus dengan cepat kornea, bilik mata depan, dan
sampai pada jaringan retina. Bahan bersifat basa yang bisa menjadi penyebab antara
lain semen, soda kuat, amonia, NaOH, CaOH, cairan pembersih dalam rumah tangga.
34
Pada trauma basa akan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia
alkali bersifat koagulasi sel dan terjadi proses persabunan, disertai dengan dehidrasi.
PH, diberi pembilas untuk penetralisir PH, penambahan EDTA bila perlu,
pembuluh darah daerah limbus adalah indikator tingkat keparahan cedera dan
trauma asam. Cara pencegahannya antara lain dengan memakai alat pelindung saat
bekerja, setiap pekerja yang berhubungan dengan bahan kimia, mengerti bahan apa
35
DAFTAR PUSTAKA
http://ahrusdi.blogspot.com/2009/01/menjaga-kesehatan-mata.html diakses
2. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
3. Moore K.L, Dalley A.F., Clinically Oriented Anatomy, 4th edition, 1999
4. Junquiera L.C., Carneiro J.,O Kelly R. Basic Histology, Appleton & Lange,
2005
5. Ilyas, H. Sidarta, H.H.B. Mailangkay et al. 2002. Ilmu Penyakit Mata untuk
Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran edisi kedua. Jakarta: Sagung Seto.
http://www.emedicine.com/oph/ophthalmology_for_the_general_practitioner/t
2010
36
11. Eye injury, Available from URL :
Juli 2010
13. Kanski, JJ. Chemical Injuries. Clinical Opthalmology. Edisi keenam. 2008.
14. Ilyas, H. Sidarta. Luka Bakar Kimia. Kegawatdaruratan dalam Ilmu Penyakit
16. Kedokteran Islam. Trauma pada Bulbus Okuli. [serial online] 2009 [cited
http://ackogtg.wordpress.com/2009/11/20/trauma-pada-bulbus-oculi/ diakses
tanggal 13 Juli 2010
17. Bruce, Chris, dan Anthony. 2006. Lecture Notes : Oftalmologi. Edisi 9.
18. Mansjoer, Arif, Kuspuji Triyanti et al. 2005. Kapita Selekta Kedokteran edisi
19. Rumah Sakit Mata Dr. Yap. Trauma Mata. [serial online] 2008 [cited 2008
37