Вы находитесь на странице: 1из 5

Alam Semesta dan Benda-Benda Langit

Resume

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Dosen Pengampu:

Drs. Yudi Dirgantara, M.Pd.

Rena Denya Agustina, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh:

Kelompok 14

Disah Nurul Fariha (1162070022)

Fikri Nurhayati (1152070025)

Irma Apriliani (1152070036)

PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
A. Teori Terjadinya Alam Semesta

Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.


Mikrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom,
elektron, sel, amoeba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos ialah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet ataupun galaksi. Ilmu yang
mempelajari mengenai sifat, evolusi dan asal alam semesta (universe) disebut kosmologi.
Beberapa teori yang menjelaskan proses terbentuknya alam semesta antara lain teori Big
Bang, teori keadaan tunak, serta teori Osilasi.

1. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)


Teori dentuman besar lahir dari pemikiran ahli antrofisika George Gamow, ahli fisika
Amerika kelahiran Rusia, dengan beberapa rekannya seperti : Ralth Alper, Hans Bethe, dan
Robert Herman. Gagasan Big Bang didasarkan pada alam semesta yang berasal dari keadaan
panas dan padat yang mengalami ledakan dahsyat dan mengembang. Semua galaksi di alam
semesta akan memuai dan menjauhi pusat ledakan. Pada model Big Bang , alam semesta
berasal dari ledakan sebuah konsentrasi materi tunggal 10 miliyar tahun yang lalu yang
secara terus menerus berekspansi sehingga pada keadaan yang lebih dingin (pergeseran
merah galaksi) seperti sekarang.
Pergeseran merah galaks atau yang disebut juga dengan ingsutan-merah merupakan
suatu amatan Hubble mengenai laju gerak semesta. Dari ingsutan merah inilah kemudian
embrio teori dentuman besar bermula. Bahwa semesta berkembang merupakan suatu tafsiran
yang paling memungkin untuk memahami fenomena ingsutan-merah pada semesta. Jika
semesta berkembang, maka ada satu titik di mana menjadi pusat dari pengembangan semesta.
Titik inilah yang memunculkan gagasan bahwa semesta memiliki titik mula.

2. Teori Keadaan Tunak


Meskipun model Big Bang (dentuman besar) merupakan hipotesis yang paling mungkin
dalam mendiskusikan asal usul alam semesta, tetapi teori lain juga telah diusulkan, misalnya
teori keadaan tunak (steady steat Theory) yang diusulkan pada tahun 1948 oleh H. Bondi, T.
Gold, dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini, alam semesta tidak ada
awal nya dan tidak akan berakhir. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang.
Pengembangan alam yang langsung terus menerus digantikan oleh materi yang baru saja
tercipta sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam keadaan tidak berubah
(steady state), artinya bahwa materi secara terus menerus tercipta diseluruh alam semesta.
(tjasyono, 2006:51)
Teori ini ditunjang oleh kenyataan, bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang
sebanding dengan galaksi lama. Dengan kata lain bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk,
tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu
tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya ( tanpa awal dan tanpa akhir ).

3. Teori Osilasi (Oscilation Theory)


Teori osilasi memiliki keyakinan tentang kejadian alam semesta yang sama dengan Teori
Keadaan tunak yaitu bahwa semesta tidak ada awal dan tidak akan berakhir. Tetapi model
osilasi mengakui adanya dentuman besar dan nanti pada suatu saat gravitasi menyedot
kembali efek ekspansi ini sehingga semesta akan mengempis (collapse) yang pada akhirnya
akan menggumpal kembali dalam kepadatan yang tinggi dengan temperature yang tinggi dan
akan terjadi dentuman besar kembali. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta
bintang-bintang didalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi ini hidrogen yang
pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, galaksi-
galaksi dan bintang-bintang menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang
sangat tingggi.

B. Benda-Benda Langit
1. Galaksi
Galaksi merupakan kumpulan dari bintang – bintang yang terdiri dari matahari, planet,
satelit, asteroid, steroid, meteor, komet dan jutaan bintang lainnya. Bumi merupakan salah
satu anggota dari galaksi bima sakti (Milky Way). Galaksi bima sakti mempunyai diameter
yang sangat besar yaitu 80.000 tahun cahaya. Pada tahun 1926, Edwin Hubble
mengelompokkan galaksi berdasarkan bentuknya diantaranya spiral, elips, dan tidak
beraturan.
Galaksi Bima Sakti termasuk ke dalam galaksi berbentuk spiral. Selain galaksi bima sakti,
terdapat tiga galaksi lain yang dapat dilihat dengan mata yaitu Andromeda, Awan Magellan
Besar, dan Awan Magellan Kecil. Andromeda dapat dilihat pada sebelah utara khatulistiwa
Inggris pada malam hari yang cerah, sebaliknya awan Magellan berada di selatan Inggris
sehingga tidak dapat dilihat. Awan magellan merupakan galaksi yang terdekat dengan bumi,
sekitar 150.000 tahun cahaya. (Ikhlasul, 2010)
2. Lubang Hitam
Ukurang kritis bintang yang harus dicapai untuk menjadi cukup padat sehingga cahaya
dapat terjerat (terperangkap) disebut radius Schwarzschild. radius Schwarzschild bertindak
sebagai bahan informasi untuk setiap peristiwa yang terjadi setelah bintang menyusut
(mengempis) menjadi lebih kecil dari ukuran kritis. Sebuh benda (bintang) yang ukurannya
lebih kecil dari radius Schwarzschild. Dapat disebut sebuah Collapsar (benda kempis) atau
lubang hitam.

3. Bintang
Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri. Bintang yang
paling dekat dengan bumi yaitu matahari. Matahari adalah bintang yang relatif kecil di dalam
jagat raya. Matahari terbentuk 5 milyar tahun lalu dan memiliki suhu permukaan sekitar
6000°C, tetapi bagian intinya mencapai 15 juta °C. Matahari terdiri atas materi gas dengan
komposisi hidrogen (70%), helium (25%), dan unsur lain (5%). Jarak rata-rata bumi matahari
adalah 150 juta km atau disebut satu satuan astronomi (1 SA). Sedangkan jarak antarbintang
dinyatakan dalam satuan “tahun cahaya”. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh
cahaya dalam 1 tahun. Contohnya, jarak matahari ke Alpha Centauri (bintang terdekat kedua
dari bumi) adalah 4,35 tahun cahaya atau sekitar 270.000 kali jarak bumi-matahari.
Kumpulan bintang disebut galaksi dan matahari termasuk dalam galaksi Bima Sakti.
(Tjasyono, 2009: 1-2)
Menurut Djakaria (2010: 1) pembentukan bintang diawali karena adanya ketidakstabilan
gravitasi yang dipicu gelombang kejut supernova atau tumbukan antara dua galaksi sehingga
nebula mulai bergerak dibawah gravitasinya sendiri.

Daftar Pustaka
Djakaria, M. N. (2010). Handout Matakuliah Kosmograf. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.

Ikhlasul. (2010). Diktat Kuliah Galaksi. Yogyakarta: UNY.

Suteja, H. (2009). Kosmologi Baru Implikasinya dalam Religiusitas. MPRA Paper, 1-15.

Tjasyono, B. ( 2009). Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Вам также может понравиться