Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Deskripsi Modul
6. Paktikum Kegiatan 7 - 8
Modul ini mendeskripsikan tahapan proses penarikan contoh dengan salah satu
5
tahapannya adalah menetapkan secara spesifik metode penarikan contoh serta
menentukan ukuran contoh. Secara agak rinci, modul ini akan menguraikan beberapa
metode penarikan ditinjau dari dua pendekatan; yaitu pendekatan non-probability dan
probability. Dengan bantuan modul ini diharapkan mahasiswa mampu menelusur lebih
jauh tentang rancangan penarikan contoh yang bersumber dari referensi lain. Disamping
itu, secara individu mahasiswa mampu mengaplikasikan pada usulan penelitian tugas
akhir.
Dalam pemilihan suatu topik, hendaknya peneliti melihat apakah topik tersebut pada saat ini masih relevan
Dalam kegiatan survei terdapat dua populasi yang dipertimbangkan (Parel et al., 1973); yaitu populasi sasaran
(the target population) dan populasi sampling (the sampling population). Populasi sasaran adalah populasi yang
mewakili informasi yang diinginkan. Sedangkan populasi sampling ialah populasi dari suatu yang akibat dari
kerangka contoh. Contoh (sample) yang representatif dapat menggambarkan populasi; sebaliknya gambaran
populasi tidak akurat bila sample yang digunakan bias (Maylor dan Blackmon, 2005).
Dalam Tulls (1993) dijelaskan terdapat tujuh tahapan dalam proses penentuan contoh. Adapun tahapan
tersebut dapat diikuti dalam tabel berikut:
Pada tahap pertama adalah mendifisikan populasi. Secara lengkap, suatu populasi harus didefinisikan dalam
bentuk unsurnya (element), unit penarikan contoh, cakupan (extent) dan waktu (time). Pada kegiatan survei agen
pembelian, Tulls dan Hawkin (1993) menetapkan populasi dengan pengertian sebagai berikut:
(element) agen pembelian
(sampling unit) perusahaan atau agensi pemerintah
(extent) pembeli produk kami
(time) dalam tiga tahun terakhir
Sehingga populasi pada kegiatan survei agen pembelian tersebut didefinisikan sebagai keseluruhan agen pembelian
baik perusahaan maupun agen pemerintah yang telah membeli produk kami dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Penetapan kerangka contoh secara spesifik merupakan tahap kedua dalam proses penentuan contoh dalam
suatu penelitian. Kerangka contoh merupakan alat yang mewakili elemen populasi. Jika pendekatan probabilitas
yang dipilih, maka kerangka contoh harus tersedia. Sedangkan pada pendekatan non-probability tidak diperlukan
kerangka contoh (Tulls dan Hawkin, 1993). Pada penelitian pemasaran dapat menggunakan daftar telepon dan
daftar yang lain. Peta dapat juga dipergunakan sebagai kerangka contoh untuk menentukan contoh wilayah.
Yang menjadi masalah adalah apabila kerangka contoh tidak tersedia di lapangan, misalnya daftar nama petani
Page 2 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
apel organik. Pada kondisi tersebut peneliti harus menyusun sendiri dengan bantuan perangkat/pamong atau
petugas lapang desa atau dusun setempat.
Kerangka contoh yang sempurna adalah daftar yang memuat setiap elemen populasi mewakili sekali (Tulls dan
Hawkin, 1993). Sedangkan, menurut Mantra dan Kasto (1995) syarat kerangka contoh yang baik adalah: (a) harus
meliputi seluruh elemen populasi (tidak ada satu unsurpun yang tertinggal), (b) tidak ada elemen populasi yang
dihitung dua kali, (c) harus up to date, (d) Batas-batasnya harus jelas (misalnya batas wilayah, rumahtangga – siapa
yang menjadi anggota rumahtangga), (e) harus dapat dilacak di lapangan; hendaknya tidak terdapat beberapa desa
dengan nama yang sama. Sementara itu, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa pada masa transisi, seorang petani
yang mempunyai lahan lebih dari satu lokasi bisa menamam apel organik dan non-organik Pada kondisi ini peneliti
harus menetapkan secara tegas siapa yang menjadi populasi.
Pada tahap ketiga dalam proses penentuan contoh adalah menetapkan secara spesifik unit contoh. Dalam Tulls
dan Hawkin (1993) diuraikan bahwa unit penarikan contoh (sampling unit) adalah unit dasar yang berisi elemen
populasi yang menjadi contoh. Lebih lanjut dikemukanan bahwa Sampling unit bisa identik dengan unit yang diteliti,
dan bisa berbeda. Sebagai contoh bahwa sampling unit identik dengan unit yang diteliti adalah kerangka contoh
dengan elemen populasi penduduk laki-laki berumur 13 tahun. Dengan demikian penduduk dengan karakteristik
tersebut sebagai sampling unit dan sekaligus sebagai unit yang akan diteliti. Apabila rumahtangga sampling unit dan
seorang peneliti menginginkan unit yang diteliti adalah anggota rumahtangga laki-laki yang berumur 13 tahun, maka
sampling unit tidak dapat dijadikan unit yang diteliti secara langsung; Dalam Mantra dan Kasto (1995) dicontohkan
bahwa rumahtangga petani merupakan sampling unit dan anggota rumahtangga yang bekerja sebagai petani sebagai
unit yang diteliti.
Pada tahap keempat ialah memilih metode penarikan contoh. Metode penarikan contoh adalah suatu cara
memilih unit contoh (sample units). Menurut Tulls dan Hawkin (1993) terdapat lima dasar yang harus dipertim-
bangkan dalam memutuskan atau menetapkan metode penarikan contoh, yaitu:
probability versus nonprobability
single unit versus cluster of unit
unstratified versus stratified
equal unit probability versus unequal unit probability
single stage versus multistage
Deskripsi lebih lanjut dari kelima hal tersebut akan disajikan pada uraian pembelajaran 2. Sedangkan tahap kelima
dalam proses penentuan contoh adalah penetapan ukuran contoh. Uraian tentang hal ini akan disajikan pada
pembelajaran 3.
Contoh aplikasi tahapan penarikan contoh yang dilakukan oleh agen penelitian Elrick dan Lavidge disajikan pada
Paparan 5.1.
Paparan 5.1.
Agen penelitian Elrick dan Lavidge telah melakukan wawancara pada pengunjung mall sebanyak
250 wanita dewasa (berumur 18 tahun ke atas). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang preferensi yang menyangkut alternatif formulasi produk makanan baru.
Salah satu metode pengumpulan data yang sering dilakukan adalah mewawancarai responden
contoh di pusat perbelanjaan. Cara tersebut secara relatif tidak mahal dan memberikan kesempatan
untuk mempro-mosikan produk baru yang sekaligus dapat memberikan tester.
Dalam proses penarikan contoh lembaga penelitian tersebut menekan bias yang ditimbulkan dari
kondisi umum yang terjadi. Diantaranya kom-posisi demografi pengunjung, waktu puncak dan sepi
Page 3 of 21 Modul 5
kunjungan, serta keragaman tujuan kunjungan.
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
Page 4 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
Mantra dan Kastro (1995) dalam Singarimbun dan Handayani (1995) menyatakan bahwa suatu metode
penetapan contoh (sample) yang ideal apabila mempunyai sifat: (1) menghasilkan deskripsi populasi yang
diteliti yang bisa dipercaya, (2) menghasilkan presisi yang tinggi, (3) sederhana (mudah diaplikasikan), dan (4)
memberikan informasi (keterangan) yang banyak dengan biaya yang minimum. Adapun yang dimaksud
dengan presisi adalah tingkat ketepatan antara hasil yang diperoleh dari contoh apabila dibandingkan dengan
hasil yang diperoleh dari populasi.
Menurut Henry (1990), pendekatan penarikan contoh (sample) dibedakan menjadi dua kategori besar,
yaitu penarikan contoh:
1. non-probabilitas (non-probability sampling)
2. probabilitas (probability sampling)
Dalam pendekatan penarikan contoh probabilitas, setiap anggota populasi mempunyai kemungkinan yang
sama serta diambil secara acak (random) dari populasi yang dijamin bebas dari pertimbangan subyektif
(Henry, 1990; Maylor dan Blackmon, 2005). Sementara itu, pada pendekatan penarikan contoh non-
probabilitas, contoh dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian; unit
populasi yang dipilih ditentukan secara sistematis atau sengaja. Contoh non-probabilitas adalah alat yang
digunakan dalam kondisi tertentu. Beberapa jenis rancangan penarikan contoh berdasarkan pendekatan
tersebut disajikan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Rancangan Contoh Menurut Pendekatan
1. Non-Probability Approach
Contoh non-probabilitas adalah suatu pendekatan penarikan contoh yang mempunyai perbedaan sifat
bahwa pertimbangan subyektif memainkan peran dalam pemelihan contoh. Pertimbangan subyektif yang
digunakan untuk menentukan unit populasi yang mengandung contoh. Metode pemilihan untuk contoh
non-probabilitas berlawanan dengan contoh probabilitas yang dipilih dengan mekanisme acak (random) yang
dijamin bebas dari pertimbangan subyektif. Deskripsi singkat non-probabilitas pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Rancangan contoh pendekatan non-probabilitas
a. Conveniences sample
Merupakan suatu rancangan pemilihan contoh yang didasarkan pada suatu kelompok individu yang
siap untuk berpartisipasi dalam suatu kajian. Rancangan pemilihan contoh ini lebih cocok untuk observasi
atau pengumpulan data yang bersifat eksperimen. Kelompok individu yang berpartisipasi dalam suatu kajian
dipilah menjadi dua kelompok kecil secara acak (random assignment), yakni menjadi sub-kelompok yang
mendapatkan perlakuan (treatment) dan sub-kelompok yang tidak mendapat perlakuan sebagai kelompok
kontrol.
Page 6 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
memilih kasus khusus yang kritis dengan logis atau berdasarkan pengalaman sebelumnya.
e. Snowball sample
Rancangan penarikan sample yang menyandarkan pada anggota kelompok yang teridentifikasi
sebelumnya untuk mengidentifikasi anggota lain dari populasi. Rancangan ini berguna ketika daftar populasi
tidak tersedia dan tidak dapat dikumpulkan oleh peneliti.
f. Quota sampling
Quota sampling membagi kelompok populasi yang dikaji menjadi dua sub-kelompok, misalnya sub-
kelompok pria dan wanita atau kelompok etnis satu dengan yang lain. Sample ditentukan berdasarkan pada
bagian sub-kelompok dan wawancara ditujukan pada sejumlah unit anggota sub-kelompok yang dipilih oleh
pencacah. Quota sample hampir mirip dengan rancangan penarikan contoh bersetrata, namun berbeda
dalam hal-hal yang penting tertentu. Quota sampling memperkenankan keleluasaaan pada pencacah dalam
memilih individu sebagai sample. Pencacah diberi instruksi secara eksplisit tentang karakteristik individu yang
diharapkan diwawancarai.
× ο × × × × × × × × × ο × × × × × × × ×
× × × × × × ο × × × × ο × × × × × × × ×
× × × × × × × × ο ο × ο × × × × × × × ×
× × × × × × × × × × × ο × × × × × × × ×
× ο × × × × × × × × × ο × × × × × × × ×
× × × × × × × × × × × ο × × × × × × × ×
ο × × × × × × × × × × ο × × × × × × × ×
× × × × × × × × × × × ο × × × × × × × ×
× × × × × ο × × × × × ο × × × × × × × ×
× ο × × × × × × ο × × ο × × × × × × × ×
Subset 1 × ο × × × × × × × × Subset 1 × × × × × × × × × ×
× × × × × × ο × × × × × × × × × × × × ×
× × × × × × × × ο × × × × × × × × × × ×
Subset 2 × × × × × × × × × × Subset 2 ο × × × ο × ο × × ×
× ο × × × × × × × × × ο × × × × ο × × ×
× × × × ο × × × × ο × × × × ο × × × × ο
ο × × × × × × × × × ο × × × × × × ο ο×
Subset 3 × × × × × × × ο × × Subset 3 × × × × × × × × × ×
× × × × × ο × × × × × × × × × × × × × ×
× ο × × × × × × × × × × × × × × × × × ×
Gambar 5.1. Ilustrasi pendekatan rancangan contoh probobilitas (diadaptasi dari Maylor
dan Blackmon, 2005)
Page 8 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
Tabel 5.4. Deskripsi Rancangan Contoh (sampling design) Pada Pendekatan Rancangan Contoh (sampling design) Pendekatan Probability
n
strata ke strata s h
= variance strata
nh = ............. Equal
L 2
c h = biaya per sam-pling unit
(3) Ketika s h
atau c h pada awalnya tidak
diketahui
Page 10 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
Sample Design RUMUS Kapan digunakan Keterangan Simbol
(∑ N s ) h h
2
2
2
(1) Ketika s h
yang diharapkan bervariasi
n = N2 d +
z2
∑ Nhsh2 dari strata ke strata
(∑ N s h h ch )(∑ N s / c )
h h h (1) Ketika s
2
h
dan c h yang diharapkan
2 bervariasi dari strata ke strata
n= d
N2 + ∑ Nhsh2
z2
Alokasi sample size dalam strata :
N h sh / ch
nh = .n ....... Optimum
N h sh
∑ ch
Page 11 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
DAFTAR PUSTAKA
Mantra dan Kastro. 1995. Penentuan Sampel. dalam Singarimbun,M dan Sofian Effendi (Editor). Metode
Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta.
Babbie, E. 2007. . Practical of Social Research. Seven Edition, Thomson Higher Aducation, Belmont: Ch. 7 (p.
179 – 186)
Baker, T.L. 1988. Doing Social Research. McGraw-Hill Book Company. Singapore: chapter 6 (p.
144 – 161)
Henry, GT. 1990. Practical Sampling. Applied Social Research Methods Series. Volume 21. S AGE
PUBLICATIONS. Newbury Park
Maylor H. and K. Blackmon. 2005. Researching Business & Management. Palgrave Macmillan, New
York: chapter 6 (p.194 –198)
Parel, CP. et. al. 1978 . Sampling Design and Procedures. A/D/C Asia Office, Tanglin
Tull, D.I and D.I. Hawkins. 1993. Marketing Research: Measurement & Method. Sixth Edition. Macmillan
Publishing Company, New York : chapter 3 (p. 49 – 67) and chapter 15 (p. 533 – 563)
Page 13 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
Tabel 1. Indikator penilaian proses diskusi kelompok
Page 14 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
Tabel 2. Indikator penilaian Kelompok (TKB 1 & 2)
No. Komponen penilaian Indikator Skala Bobot Nilai
A. Laporan kelompok
1 Kelengkapan deskripsi Konsep Teori Dasar:
Tidak ada 60 0,3 18
Ada & kurang tepat 70 21
Ada & tepat 100 30
2 Power point Kurang dari standar 60 0,2 12
Standar 70 14
Lebih dari standar 80 16
3 Sistematika alur logika Tidak ada 60 0,3 18
Ada & tdk runtut 70 21
Ada & runtut 100 30
4 Daftar pustaka Tidak ada 30 0,2 6
Ada & tdk sesuai 50 10
Ada & tdk lengkap 70 14
Ada & lengkap*) 90 18
Catatan: Nilai terendah: 54, tertinggi: 94
Sangat kurang <20 Tanggapan, kritik, pertanyaan tidak masuk akal dan tidak
ada hubungan logis
Kurang 21-40 Tanggapan, kritik, pertanyaan cukup logis, namun tidak
masuk akal
Cukup 41-60 Tanggapan, kritik, pertanyaan logis, masuk akal, inovatif
Sangat baik >81 Tanggapan, kritik, pertanyaan logis, inovatif dan dapat
mudah diimplementasikan pada dunia nyata
Page 15 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
Page 17 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
3. Praktikan diminta untuk mendiskusikan dalam menetapkan populasi dan mengidentifikasi elemen atau
unsur populasi.
4. Apabila menggunakan metode pendekatan probabilitas; praktikan diminta untuk membuat kerangka
contoh (sampling frame) dengan format tabel. Diskusikan nama judul kolom yang relevan dengan topik
penelitian.
5. Setiap kelompok diminta untuk menetapkan satu calon responden yang relevan. Catat pertimbangan
dalam penetapan responden yang akan diwawancarai.
6. Sebelum kegiatan wawancara dimulai, praktikan diminta untuk membagi pertanyaan yang menjadi
tanggungjawab masing-masing anggota kelompok. Pembagian bisa menurut sesi atau nomor pertanyaan.
Catat hasil pembagian tugas tersebut.
7. Praktikan diminta untuk melakukan wawancara kepada responden yang sama secara bergantian dengan
materi yang sesuai dengan pertanyaan yang menjadi tugas (tanggungjawab) masing-masing anggota.
Anggota yang tidak sedang wawancara sebagai pengamat. Mekanisme pergiliran tugas dapat dilihat pada
Gambar 7.1. Beberapa aspek yang menjadi obyek pengamatan praktikan adalah:
a. penyebab jawaban responden bersifat umum dan atau yang sulit dimengerti oleh responden
b. kekurangan dan kesalahan dalam wawancara
c. kesulitan yang dihadapi oleh pewawancara maupun responden
8. Menyusun laporan wawancara dengan format seperti yang terdapat pada lampiran 10.3. pada referensi
Singarimbun dan Effendi. (1995).
Page 18 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
Wawancara dilakukan
oleh anggota nomor
3; pengamatan
dilakukan oleh
anggota nomor 4
Gambar 7.1. Urutan penyelesaian tugas masing-masing anggota kelompok praktikan dalam proses wawancara
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
................................................................................................
..............................................
Page 19 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
2. Hasil diskusi kelompok dalam penetapan populasi: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . dan unit pengamatan
......................................
3. Hasil penyusunan kerangka contoh (sebaiknya buat tambahan halaman tersendiri mengingat space ini tidak
mencukupi!)
4. Hasil pencatatan nama calon responden dan beberapa pertimbangan yang menyertainya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
................................................................................................
..............................................................................................
2.
3.
4.
5.
Page 20 of 21 Modul 5
Metode Penelitian Sosial/Rancangan Penarikan Contoh Brawijaya University 2012
Hasil pencatatan wawancara; format laporan disesuaikan dengan lampiran 10.3. pada referensi Singarimbun
Praktikum VII-VIII
Tanggal : …………………................
Kelompok/Kls : …………/……................
Lokasi : …………………................
Nilai : …………………................
Tanda tangan :
Page 21 of 21 Modul 5