Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
a) Mendengarkan atasan yaitu mendengarkan instruksi, penugasan dan penjelasan prosedur kerja.
II. Proses mendengarkan dan kendalanya. Proses mendengar meliputi empet elemen yaitu persepsi
suara, interpestasi terhadap suara, evaluasi makna, dan tindakan. Kendala-kendala mental ketika
mendengarkan meliputi kurangnya perhatian, berprasangka, pikiran yang sempit dan pura-pura
mendengarkan (pseudolistening). Kendala fisik meliputi cacat pendengaran, lingkungan yang bising,
penampilan pembicara, kelakuan pembicara dan waktu jeda. Ingatan dapat ditingkatkan dengan
mengembangkan pola pikir positif dan mengatur informasi yang masuk untuk membentuk hubungan.
III. Untuk meningkatkan kemampuan mendengar. Kita dapat mengendalikan gangguan eksternal dan
internal, yang dapat memisahkan fakta dengan opini, mengidentifiksi fakta-fakta penting, menahan
diri agar tidak menyela, mengajukan pertanyaan penjelas dan memanfaatkan waktu jeda.
IV. Berkomunikasi melalui pesan nonverbal. Komunikasi nonverbal yaitu semua pesan yang tidak
tertulis dan tidak terucapkan baik sengaja maupun tidak sengaja. Yang berfungsi untuk melengkapi
dan menggambarkan, untuk memperkuat dan menekankan, untuk mengubah dan menggantikan,
untuk mengendalikan dan mengatur. Saat pesan verbal dan nonverbal saling bertentangan orang
biasanya lebih cenderung mempercayai pesan nonverbal.
V. Bentuk komunikasi nonverbal. Ketika mengungkapkan suatu makna dengan kata-kata, pesan
nonverbal membawa maknanya dalam sejumlah bentuk yang berbeda mulai dari ekspresi wajah
sampai bahasa tubuh dan bahkan pakaian. Mata dianggap prediktor yang paling akurat dari perasaan
seorang pembicara. Sikap tubuh juga menunjukkan kepercayaan diri, dan gerak tubuh seharusnya
menunjukkan penerimaan. Tepat waktu dan merawat tempet kerja yang rapi dan fungsional
mengirimkan pesan positif. Gunakan kedekatan untuk kenyamanan dan mengurangi perbedaan.
Cara untuk meningkatkan komunikasi nonverbal di tempat kerja. Membuat dan menjaga kontak
mata, gunakan sikap tubuh untuk menunjukkan minat, kurangi atau hilangkan kendala fisik, tingkatkan
kemampuan anda menguraikan pesan, dapatkan informasi yang lebih banyak, hindari memberi makna
nonverbal yang keluar konteks, berteman dengan orang yang dari budaya berbeda untuk memperluas
pengetahuan dan toleransi terhadap pesan nonverbal lintas budaya.
Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang
efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang, dan pihak
audiemjuga dapat menangkap artinya dengan cepat.
Coba perhatikan para petugas penyaji makanan dan minuman (dalam bahasa jawa disebut
sinoman) di suatu acara resepsi yang sedang melakukan tugasnya. Pada umurnnya mereka
merniliki bahasa-bahasa isyarat tertentu yang dapat dipahami oleh teman-ternan rnereka untuk
menunjukkan tempat-tempat mana yang sudah maupun yang belum mendapat jamuan makanan
atau minuman. Contoh lain, kerika seorang karyawan berusaha rnemanggil temannya yang
sedang asyik mengobrol di suatu tempat yang agak jauh. Ia dapat menggunakan isyarat
nonverbal seperti bertepuk tangan sambil melambaikan tangan untuk memanggil temannya
tersebut.
yang bermanfaat bagi siapa saja yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Komunikasi
akan berjalan dengan dinamis, apabila disertai adanya suatu reaksi dari pihak penerima
pesan. Reaksi ini menandakan bahwa pesan yang disampaikan mendapatkan tanggapan.
Ada beberapa jenis komunikasi yang perlu dipahami oleh setiap orang dalam menjalan
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi bila dua orang atau lebih
melakukan kontak satu sama lain dengan menggunakan alat artikulasi atau
pembicaraan. Prosesnya terjadi dalam bentuk percakapan satu sama lain. Asrori
harus terampil dalam menggunakan kata-kata, menggunakan tata bahasa yang teratur
dan sopan, serta mampu menjadi pendengar yang baik bagi lawan bicara”.
Ini berarti, komunikasi verbal adalah komunikasi yang secara nyata dapat
dilihat melalui percakapan antara dua orang atau lebih, sehingga setiap orang yang
kata-kata, tata bahasa yang baik dan sopan, sehingga pesan yang disampaikan dapat
1. Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain
dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
2. Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan
pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena
berbagai niai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.
3. Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi)
antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang
menganggap diri mereka sebagai suatu kelompok.
4. Menurut Muzafer Sherif, Kelompok adalah kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah
terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
5. Menurut De Vito (1997) : kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua
anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain
dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka.
Kelompok mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apayang
dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.
KARAKTERISTIK KELOMPOK :
Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang akan dibahas
dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana
orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok,
yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota
kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus
beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.
Karakteristik Kelompok:
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini
dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide
lain setelah kosep ini dicetuskan.
Tahap 1 - Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk
bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum
saling percaya.
Tahap 2 - Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi.
Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling
terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus,
tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Tahap 3 - Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah
jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat
kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 - Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada
konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya
dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada
tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan untuk mencapai
target yang sudah disepakati sebelumnya. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan
berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah
tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan
pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun
dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi
untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan
pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun
dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan
terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang
terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan
sebagai anggota tim di atas segalanya.
1. Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan
kepentingan.
2. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
3. Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang
saya tidak bisa.
4. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
5. Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
6. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika
tidak ada saling pengertian.
7. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses
bersama.
8. Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera
terealisasi.
9. Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika
si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat
proses pencapaian target.
11. Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan
kerjasama.
12. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu
waktu yang lama.
D. IMPLIKASI MANAJERIAL
Kesimpulannya Kelompok atau team merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil dimana
untuk berkomunikasi lebih mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa
tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok
mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apa yang dianggap
sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggota tersebut.
http://ruslanberbagi2.blogspot.com/2013/05/bekerja-sama-dalam-teamkelompok.html
E. Kita menghabiskan terlalu banyak waktu kerja kita yang amat berharga untuk menghadiri
banyak pertemuan yang tidak produktif. Bagi mayoritas eksekutif bisnis, pertemuan
menghabiskan waktu sampai 20 jam sepekan. Satu pertemuan menyusul pertemuan yang
lain dan terus menerus terjadi demikian.
Berikut adalah 3 cara sederhana mencegah Anda bosan dengan rapat bisnis:
Hanya undang maksimal 7 orang dalam rapat Anda. Aturan 7 menyatakan bahwa setiap
peserta rapat lebih dari 7 orang mengurangi peluang membuat keputusan yang baik, cepat
dan dapat dieksekusi sebanyak 10%. Sehingga jika jumlah peserta rapat sudah mencapai
16 atau 17, keputusan yang diambil di akhir rapat pada dasarnya sama dengan nol.
Adakan rapat panjang lebih jarang. Jangan terlalu sering rapat yang memakan waktu
yang lama. Ciptakan aturan baru, yaitu rapat apapun yang dijadwalkan berlangsung 90
menit lebih membutuhkan persetujuan bersama.
Usahakan jangan rapat lebih dari 1 jam terus menerus. Sebagian besar kita menjadwalkan
rapat selama 60 menit. Setiap menit tambahan memberikan beban biaya yang lebih bagi
perusahaan sehingga cobalah mengisi waktu Anda yang lebih pendek untuk dihabiskan
dengan cara yang lebih produktif. Bisakah Anda menyelesaikan agenda rapat secara
efisien dan cepat dalam waktu 30-45 menit? (ap)
Meeting lagi..!! Mungkin ini reaksi langsung Anda ketika seseorang menyarankan mengadakan
pertemuan atau rapat. Sementara banyak yang tidak menyukainya, namun rapat atau meeting
adalah fakta kehidupan kerja. Meeting adalah kumpul-kumpul dalam Memecahkan Masalah,
Mengembangkan Ide-ide, Perencanaan, atau Memberikan Laporan Kinerja. Namun jika
ditangani tidak efektif, rapat dapat menyebabkan kerugian Waktu dan Materi.
Jika Anda seorang Supervisor, Pemimpin Kelompok atau Manajer Proyek, Anda mungkin harus
rapat setiap kali untuk menyelaraskan tujuan tim. Jadi peserta tidak perlu berpura-pura pergi ke
toilet atau menjawab panggilan telepon mendesak untuk menghindari pertemuan, dan keluar
ruangan rapat. Bagaimana cara membuat Rapat Anda Produktif dan Bertujuan, berikut caranya:
1. Tinjau Pentingnya Rapat. Jangan berpegang pada rutinitas, seperti mengadakan pertemuan
secara teratur untuk Senin pagi, jika organisasi Anda sudah terlalu besar dan hal tersebut sudah
menjadi kebiasaan. Tanyakan pada diri Anda jika rapat tersebut masih memiliki suatu tujuan atau
jika masih dapat diadakan setiap bulan sebagai gantinya. Dan jika rapat yang akan datang telah
kehilangan urgensinya, lebih baik batalkan sehingga orang akan senang untuk menerima kabar
itu. Kalau Urgensi Rapat hanya untuk Berdiskusi dan Bertukar-Pikiran sebaiknya dilakukan
dengan jumlah terbatas atau melalui media teknologi.
2. Sesuai Jalur. Cukup mudah bagi kelompok orang untuk diarahkan, dan cara menjaga anggota
rapat terfokus:
o Atur Agenda dan Tujuan Rapat sejak beberapa hari sebelumnya atau bahkan seminggu di
muka, dan termasuk kerangka waktu per topik rapat. Batas Waktu akan menciptakan rasa urgensi
antara peserta, membuat mereka fokus ke bisnis sekaligus.
o Mendistribusikan Notulen Meeting dari pertemuan terakhir. Dengan cara ini, keputusan yang
dibuat selama pertemuan sebelumnya tidak perlu ditinjau kembali untuk memperbarui informasi
bagi mereka yang tidak hadir.
o Kecuali itu keadaan darurat, tidak diizinkan interupsi selama pertemuan. Ingatlah bahwa setiap
orang memiliki komitmen dan setiap gangguan hanya akan memperpanjang pembicaraan sia-sia.
o Mulai dan Berakhir Tepat Waktu. Jadilah tegas dan tidak merekap bagi yang terlambat kecuali
benar-benar penting. Tulisakan isu dan wacana yang relevan pada papan tulis untuk diskusi
kemudian hari sehingga tidak terjadi penyimpangan bisnis. Carilah Pencatat Waktu
(TimeKeeper) yang akan mengingatkan jadwal sehingga Anda dapat menyesuaikan agenda.
3. Jadwalkan dengan Baik. Waktu terbaik untuk mengadakan rapat adalah pukul 11 pagi atau
pukul 4 sore. Setelah makan siang adalah yang terburuk, karena orang mengalami penurunan
energi tepat setelah makan. Konsentrasi setelah istirahat makan siang hanya membuat Rapat
Anda menjadi sia-sia.
4. Rencanakan Tata Ruang. Atur ruangan sehingga anggota saling berhadapan dalam
lingkaran atau setengah lingkaran. Untuk kelompok besar, cobalah baris U-Shape. Pilih tempat
yang sesuai dengan ukuran kelompok Anda. Ruangan yang Kecil akan menyesakkan banyak
orang. Sebuah ruang yang lebih besar lebih baik dan mendorong ekspresi individu.
5. Batasi Peserta. Rapat menjadi kurang efektif dengan semakin besar jumlah peserta. Tentukan
siapa yang harus hadir di seluruh sesi dan yang bisa datang di saat topik tertentu, datang dan
dapat meninggalkan sesudahnya.
6. Buat Aturan Rapat. Buatlah aturan umum seperti “Jangan Menyela,” “Fokus pada pokok
masalah,” “Tunjukkan Respek,” dan “Langsung pada Tujuan.” Jelaskan bahwa ini tidak
dimaksudkan menekan komunikasi tetapi untuk memungkinkan semua orang untuk memiliki
jangka waktu yang dialokasikan.
7. Rapat Berdiri. Jika Anda mengalami pertemuan singkat hanya 10 menit atau lebih, tahan
semua orang dengan berdiri. Ini akan lebih efektif dan efisien sehingga peserta lebih fokus pada
pertemuan tersebut.
8. Istirahat atau Rehat. Jika itu adalah pertemuan yang panjang, berilah kesempatan rehat
walau hanya lima menit. Rehat akan menghalangi orang dari rasa gelisah dan lalai. Sediakan
Makan Siang atau Makanan Ringan yang berdampak mengubah suasana lebih nyaman dan riang
dan tentu akan mengubah kecepatan proses.
9. Mempertahankan Kontrol. Jika terjadi perdebatan, berdirilah dan Rangkum dari kedua belah
pihak sehingga mereka akan merasa didengarkan dan dipahami. Memintalah Solusi Kompromi,
atau sampaikan bahwa peserta dapat menyelesaikan masalah secara offline kemudian dan
berbagi hasil melalui e-mail atau pada pertemuan berikutnya.
10. Rekap dan Kesimpulan. Sebelum menutup pertemuan, secara singkat lakukan peninjauan
keputusan besar yang dicapai dan langkah-langkah selanjutnya yang direncanakan. Jadwalkan
Tanggal dan Waktu Pertemuan berikutnya, jika diperlukan, karena mungkin Anda kesulitan
membuat panggilan telepon dan mengirim surat pengumuman di kemudian hari.
ikhtisar.com