Вы находитесь на странице: 1из 3

I.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang berbanding lurus pada
peningkatan perekonomian warga, maka jumlah limbah yang dihasilkan akan mengalami
peningkatan akibat meningkatnya aktivitas dari penduduk. Karena hal itu, perlu dilakukan
usaha untuk mengurangi pencemaran pada badan air oleh limbah domestik. Salah satu cara
untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan merencanakan sistem penyaluran air
buangan domestik yang baik. Hingga saat ini, sistem penyaluran air buangan domestik di
Jalan Sumur Bandung tercampur dengan air bekas hujan di saluran drainase/got, yang
kemudian dialirkan ke badan air penerima/sungai. Sebagian besar penduduk di daerah yang
kami survey tidak menggunakan tangki septik untuk penanganan tinja sehingga diperlukan
suatu penanganan terhadap penyaluran air limbah domestik, terutama untuk mengurangi
pencemaran terhadap sungai.

Air merupakan sumber daya utama untuk kehidupan manusia dan semua makhluk hidup
dalam melakukan aktivitasnya. Aktivitas tersebut meliputi kegiatan rumah tangga, industri,
perkebunan, pengairan sawah, kegiatan perkantoran, sekolah, dll. Air yang dipergunakan
tersebut, tidak secara keseluruhan habis digunakan, namun 70-80% menjadi air limbah. Air
limbah tersebut seharusnya tidak boleh dibuang sembarangan karena kandungannya belum
memenuhi baku mutu yang diperbolehkan untuk dilepas ke badan air dan dapat mencemari
air tanah.

Selain menyebabkan pencemaran pada air, air buangan yang belum diolah dapat
menyebabkan pencemaran tanah. Pencemaran air tanah dapat terjadi akibat efek dari
pencemaran tanah. Zat organik pada air buangan dapat terserap tanah dan kemudian terlarut
oleh air tanah di dalam permukaan tanah tersebut.

Kerugian yang ditimbulkan oleh pencemaran tersebut terbagi menjadi 2 jenis yaitu kerugian
materiil dan immateriil. Kerugiannya antara lain bau yang ditimbulkan, estetika yang
terganggu, kebutuhan biaya untuk sumber air bersih,timbulnya penyakit yang menyerang
masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, sangat diperlukan sistempenanganan airlimbahyang
tepatagarairlimbahyang dihasilkantersebutdapat terkumpul,disalurkan, dan dikelola dengan
baik sehingga tidak menimbulkan dampak bagi kesehatan dan lingkungan sekitar.

Prinsip penyaluran air limbah adalah membuat suatu sistem penyaluran yang mengalirkan air
buangan dari sumber ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) melalui jarak yang paling
pendek agar waktu penyaluran yang dibutuhkan lebih singkat. Untuk menentukan teknologi
yang akan digunakan, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap kondisi umum, batasan-
batasan yang ada, dan potensi yang dimiliki oleh daerah pelayanan. Hal-hal tersebut perlu
diperhatikan dan diperhitungkan dengan baik agar s -.istem pengoahan air limbah suatu
daerah dapat dikelola dengan baik dan tepat.

Salah satu kota yang menggunakan sistem sewerage yaitu kota Bogor. Sistem sewerage yang
diterapkan bervariasi mengikuti kriteria eksisting daerah-daerah yang ada di kota tersebut
serta kemampuan ekonomi masyarakat tersebut. Sistem dan Teknologi penyaluran atau
pengelolaan air limbah domestik dan non domestik yang diterapkan di kota tersebut antara
lain MCK, Anaerobic Baffle Reactor, Shallow Bore Sewer dan Small Bore Sewer.
1.2 Tujuan Perencanaan

Tujuan dari perencanaan ini, yaitu :

1. Mengetahui kondisi sistem penyaluran air buangan di daerah


perencanaan 

2. Mengetahui permasalahan yang ada pada daerah perencanaan 

3. Memberi solusi yang tepat terhadap permasalahan yang ada di daerah
perencanaan 


1.3 Ruang Lingkup Perencanaan

Dalam perencanaan sewerage yang berkelanjutan, daerah yang kami tinjau


sebagai lokasi pembangunan adalah Jalan Sumur Bandung yang terletak di Kelurahan Sumur
Bandung, Kecamatan Coblong, Bandung. Lokasi ini dapat dilihat pada peta sebagai berikut :

1.4 Sistematika Penulisan (Metodologi)

Metodologi
Metodologi pemilihan jalur untuk sistem penyaluran air buangan dapat dilihat
pada Gambar 2 di bawah. Pengerjaan ini diawali dengan melakukan studi literatur dan
pengumpulan data-data (primer dan sekunder) yang diperlukan untuk menunjang
perencanaan. Pengumpulan data dilakukan dengan survey/observasi langsung ke lapangan.
Data yang telah didapat kemudian dianalisis sebagai dasar perencanaan sistem penyaluran air
buangan, yang meliputi daerah pelayanan, periode perencanaan, serta lokasi tangki septik
komunal atau Bangunan Pengolah Air Buangan (BPAB). Kemudian dibuat alternatif jalur
perpipaan.
Gambar X. Alur metode Pra-Perencanaan

Вам также может понравиться