Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan jenis-jenis penguat dasar transistor
2. Mengukur parameter-parameter penguat transistor antara lain penguatan arus, penguatan
tegangan, resistansi masukan dan resisitansi keluaran
3. Menyebutkan sifat-sifat masing-masing konfigurasi penguat
4. Mengukur penguatan tegangan penguat transistor
5. Menjelaskan fungsi pemberian bias pada transistor
6. Menjelaskan fungsi kapasitor biaya-pas dan pengaruhnya terhadap penguatan sinyal
7. Menyelidiki fungsi kapasitor kopling pada penguat dua tingkat
8. Mengukur frekuensi respon dari penguat
DASAR TEORI
b. Penguat Bertingkat
Transistor dapat berfungsi sebagai penguat sinyal. Jika sinyal AC dipasang pada masukan
akan mengakibatkan perubahan arus pada keluarannya. Jika resistor beban dipasang. Sinyal
keluaran yang dihasilkan dapat lebih besar dari sinyal masukannya. Pembesaran sinyal ini
disebut sebagai penguatan. Hal ini tentunya terjadi jika transistor diberi bias (tegangan DC)
dengan benar.
Dalam percobaan ini, akan dilakukan pengukuran pengukuran terhadap penguat transistor
diberi bias (tegangan DC) dengan benar.
Dalam percobaan ini, akan dilakukan pengukuran terhadap transistor dengan konfigurasi
bersama, sehingga base sebagai masukan, sedangkan kolektor sebagai keluaran (gambar 10.1).
Dalam pembahasan perlu diperhatikan komponen-komponen yang dapat mempengaruhi sinyal
AC sumber tegangan dan kapasitor dianggap hubung singkat (diganti dengan tahanan
didalamnya). Tegangan AC dasar pada penguat adalah tegangan kolektor terhadap ground (VC0,
tegangan emitor (VE) dan Tegangan Basis (VB)).
Untuk rangkaian penguat AC, pada umumnya dipasang kapasitor langsung pada resistor
emitor berfungsi untuk memperbesar penguatan tegangan. Dalam pemakaian secara umum,
diperlukan suatu penguat sinyal dengan penguatan yang cukup besar sehingga diperlukan
beberapa penguat diskrit yang dihubungkan. Untuk penggabungan penguat-penguat ini
diperlukan komponen penghubung yang disebut kopling. Kopling yang banyak dijumpai untuk
penguat sinyal dengan frekuensi di atas 10 hz adalah jenis kopling RC (resistance kapasitance
kopling). Kapasitor kopling mempunyai sifat melewatkan sinyal AC tetapi menghalangi
tegangan DC. Ini perlu untuk mencegah bergesernya titik kerja (Q point) transistor. Penguatan
tegangan penguat bertingkat ini merupakan perkalian antara tingkat pertama dan kedua. Av =
A1.A2
Sinyal masukan (masukan) masuk lewat monitor, sedangkan keluaran (keluaran) diambil
pada kolektor, tegangan Eeb adalah bias maju pada pertemuan E dan B, sedangkan Ebc bias
mundur base kolektor. Pada rangkaian penguat base bersama, salah satu parameter yang penting
adalah penguatan arus hubung singkat (hFB) yaitu perbandingan antara perubahan arus emitor,
sementara VCB di pertahankan konstan.
Hfb =
Penguat arus pada penguat transistor base bersama (hfb) mempunyai nilai kurang dari
satu, sebab arus emitor merupakan penjumlahan arus base dan arus kolektor.
Pada penguat base bersama sinyal tegangan masukan dan sinyal tegangan keluaran mempunyai
fase yang sama artinya penambahan sinyal tegangan keluaran.
Sambungan emitor-base diberi bias maju oleh Ebe, sedangkan sambungan dari (Ece-Ebc)
di mana Ece > Ebc.
Masukan dimasukkan lewat elektroda base, sedangkan keluaran diambil dari kolektor, sehingga
untuk memperoleh penguatan arus pada rangkaian ini (hfe) adalah perbandingan perubahan arus
kolektor (Ic) terhadap perubahan arus base (Ib)
Hfe =
Untuk rangkaian penguat dengan konfigurasi emitor bersama mempunyai penguatan arus
yang cukup besar (hfe<1). Untuk menentukan penguatan tegangan dan penguatan daya adalah
sebagai berikut:
Ic = hfe.Ib
Ib =
Vout = Ic.RL
Av = =
Ap = Pout = Ic2 . RL
= (hfe.ib)2. RL
= Ib2. Rin
Ap = = Av.Ai
Karena factor-faktor penguatan yang besar, maka penguat dengan konfigurasi emitor bersama ini
sangat banyak digunakan.
Hfc =
= hfe + 1
Karena hfe mempunyai nilai yang besar, maka penguatan arus pada kolektor bersama adalah
hampir sama dengan penguatan arus pada emitor bersama sifat yang khas dari rangkaian ini,
adalah resistansi masukan biasa nya lebih besar dari resistansi beban sinyal tegangan masukan
sefasa dengan nilai sinyal tegangan keluaran, sehingga penguat kolektor bersama sering di
pergunakan sebagai rangkaian penyesuaian impedansi.
GAMBAR RANGKAIAN
a.
Gambar 10.2
b.
Gambar 10.3
LANGKAH PERCOBAAN
a. Penguat dasar Transistor
a.1 penguat konfigurasi base bersama
Gambar 9.4
Av = = = 1,5 mVpp
8. Perhatikan gambar sinyal antara masukan dan keluarannya. Berapakah beda fase antara
keduanya
Beda phase = 450
9. Pindahkan gambar 2 osiloskop untuk mengukur keluaran generator sinyal.
Vs = 100 Vp (12 x 100 mV) = 120 mVpp
10. Hitunglah arus masukan, arus keluaran dan penguatan arus penguat
Inp = = 42,5 A
Iout =
Ai =
12. Pasangkan variabel resistor 47 K pada keluaran, atur resistor tersebut sampai diperoleh tegangan
keluaran setengah dari tegangan arus
Vout =
Gambar 9.6
1. Pasangkan osiloskop pada terminal masukan dan keluarannya
2. Hidupkan generator sinyal, atur frekuensi sinyal pada 1 KHz dan amplitudo sihingga pada
masukan menunjuk 2 Vpp
3. Baca dan catat tegangan keluarannya
4. Hitung penguat tegangannya
Vinp = 2 Vpp (2,5 x 50 mV) = 125 mV pp
Vout = 3 x 50 mV = 150 mV pp
5. Bandingkan sinyal masukan dan keluarnnya. Berapakah beda phasanya
Beda phasa = 900
6. Ukur tegangan keluaran dari generator sinyal
Vs = 50 mV x 10 = 500 mV pp
7. Hitung arus masukan arus keluaran dan penguatan arusnya
Iinp = 7,5 mA
Iout = 150 mA
Ai = 20 mA
9. Atur amplitudo generator sinyal sampai tegangan keluaran (Vout) = 0,1 Vpp. Pasang variabel
resistor pada keluaran, aturlah sampai di peroleh
Vout = = 75mV
A. Penguat bertingkat
b.1. penguat CE satu tingkat
1. Rakitlah rangkaian seperti gambar 10.2
2. Atur tegangan catu daya 12 V hubungkan dengan rangkaian
3. Pasangkan generator fungsi pada masukan, atur pada frekuensi 1 KHz dengan amplitudo 50 mV
pp
4. Amati bentuk gelombang masukan dan keluarannya. Berapakah beda fasenya
Beda fase = 900
5. Ukurlah tegangan masukan dan keluarannya
Vin = 2,5 . 50 mVpp = 125 m Vpp
Vout = 2,9 . 1 = 2,9 Vpp
6. Berapakah pengutan tegangannya
Av = = 75 mV
Av 2 =
KESIMPULAN
1. Prinsip yang di pakai didalam transistor sebagai penguat yaitu arus kecil pada basis dipakai
untuk mengontrol arus yang lebih besar yang diberikan ke kolektor melalui transistor tersebut.
Dari sini bisa kita lihat bahwa fungsi dari transistor adalah hanya sebagai penguat ketika arus
basis akan berubah. Perubahan arus kecil pada basis inilah yang dinamakan dengan perubahan
besar pada arus yang mengalir dari kolektor ke emitter.
2. Seperti telah dijelaskan pada materi sebelumnya bahwa transistor fungsi utamanya sebagai
penguat. Banyak cara yang dilakukan supaya transistor mampu menguatkan sinyal input yang
kecil menjadi output yang besar dengan tanpa terjadi cacat (distorsi) baik bentuk maupun
phasenya. Namun demikian kemampuan sebuah transistor sangat terbatas sehingga keinginan
untuk memperkuat setinggi mungkin tidak terpenuhi. Oleh karena itu penguat disusun lebih dari
satu penguat, yang sering disebut penguat bertingkat atau cascade amplifier.
Tujuan utama dari penguat bertingkat adalah untuk mendapatkan penguatan daya yang besar
tanpa terjadi kecacatan pada outputnya. Susunan penguat bertingkat dapat berupa hubungan
antara masing-masing susunan penguat satu dengan yang lain, misalnya CB dengan CE; CE
dengan CC; CE dengan CE dan sebagainya disesuaikan tujuan dari penguat.