Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Pengertian Minyak
Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya
lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air. Sifat kelarutan ini
yang membedakan lipida dari golongan senyawa alam penting lain seperti protein dan
karbohidrat yang pada umumnya tidak larut dalam pelarut nonpolar (Hart, 1990).
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan
tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang efektif,
dimana satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal (Winarno, 1992).
Minyak adalah termasuk golongan lipid (netral). Minyak adalah lemak yang
berwujud cair pada suhu kamar 25oC. Minyak merupakan trigliserida (triasil gliserol) dari
gliserol dan berbagai asam lemak (Winarno, 1997).
Minyak mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida, yaitu: (1) lipid
kompleks (lesithin, cephalin, fosfatida, dan glikolipid), (2) sterol, (3) asam lemak bebas,
(4) lilin, (5) pigmen larut minyak, seperti klorofil dan karotenoid, dan (6) hidrokarbon,
seperti karbohidrat, protein, dan vitamin. Komponen tersebut akan mempengaruhi sifat dan
warna minyak (Buckle, dkk., 1987).
Minyak dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu: (1) minyak nabati, contohnya :
minyak jagung, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji wijen,
minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit, (2) minyak hewani, contohnya ; mentega,
minyak sardin, lemak sapi, dan minyak babi (Winarno,1999).
Ketaren (1986), mengklasifisikan minyak nabati menurut sifat fisiknya sifat
mengering dan sifat cair) menjadi tiga: (1) minyak mengering (drying oil), yaitu minyak
yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi dan akan berubah menjadi
lapisan tebal, bersifat kental, dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan pada udara
terbuka. Contohnya: minyak kedelai, (2) minyak setengah mengering (semi drying oil),
yaitu minyak yang mempunyai daya mengering lebih lambat, contoh minyak jagung dan
minyak biji bunga matahari, dan (3) minyak tidak mengering (non drying oil), contoh:
minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun, dan minyak kacang tanah.
Secara umum, komponen utama minyak yang menentukan mutu minyak adalah
asam lemaknya karena asam lemak menentukan sifat dan stabilitas minyak. Ketaren
(1986), menyatakan bahwa susunan asam lemak dari setiap jenis minyak berbeda-beda
disebabkan adanya perbedaan sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh dan pengolahan.
Untuk memperoleh minyak yang bermutu baik, minyak dan lemak kasar harus
dimurnikan dari bahan-bahan atau kotoran yang terdapat didalamnya.Tujuan utama dari
proses pemurnian minyak atau lemak adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang
tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum
dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri (Ketaren, 1986)
ii-1
BAB 2 LANDASAN TEORI
II.1.2 Jenis-jenis Minyak
Asam Lemak jenuh adalah jenis lemak yang molekulnya tersusun atas rangkaian
atom-atom karbon (C) yang jenuh dengan atom-atom hidrogen (H). Lemak jenuh
umumnya dalam fasa padat pada temperatur kamar. Lemak ini sering disebut juga asam
lemak jenuh (saturated fatty acid). (Winarno, 1982).
Lemak jenuh secara alami terdapat pada beberapa bahan makanan. Umumnya
lemak jenuh terdapat pada bahan makanan hewani termasuk produk susu. Contohnya
daging sapi, daging kambing, kulit unggas, lemak sapi, butter, keju, dan produk susu
lainnya. Bahan-bahan makanan tersebut selain mengandung lemak jenuh juga mengandung
kolesterol.
Bahan makanan yang dibakar atau digoreng menggunakan minyak nabati juga dapat
mengandung lemak jenuh. Beberapa bahan makanan nabati seperti minyak sawit dan
minyak kelapa juga mengandung lemak jenuh, tetapi tidak mengandung kolesterol.
Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA, atau lebih dikenal dengan lemak tak jenuh
tunggal) adalah jenis lemak yang molekulnya tersusun dari rangkaian atom-atom karbon
yang memiliki satu ikatan ganda. Ikatan ganda ini menyebabkan molekul lemak tersebut
tidak jenuh atau masih bisa menambah atom hidrogen. (Lawson, 1985). Lemak tak Jenuh
tunggal biasa disebut lemak baik karena memilik manfaat bagi kesehatan diantarnya
membantu mengurangi penyakit jantung dan menurunkan kadar kolesterol. Beberapa
makanan yang mengandung tinggi lemak tak jenuh tunggal diantaranya Minyak zaitun,
kacang almond, ikan salmon dan buah avokad.
II.1.3 Sifat Fisika dan Kimia Minyak
Seperti yang kita ketahui, perbedaan lemak dan minyak terletak pada wujudnya di
suhu ruang, lemak berbentuk padat dan sebaliknya minyak berbentuk cair pada suhu ruang.
Perbedaan fisik ini disebabkan oleh komposisi asam lemak penyusunnya. Lemak
mengandung asam lemak jenuh lebih banyak, sedangkan minyak mengandung asam lemak
tidak jenuh yang lebih banyak. Karena titik leleh lemak jenuh lebih tinggi dari lemak tidak
jenuh maka lemak cenderung berbentuk padat, sedangkan minyak berbentuk cair pada
suhu ruang.
Sifat-sifat fisik dan kimia minyak dan lemak sangat dipengaruhi oleh komposisi
asam lemak di dalamnya. Asam lemak adalah komponen utama dari minyak dan lemak
yang mengandung 94-98 % persen dari berat minyak atau lemak. Sifat-sifat asam lemak
sendiri dipengaruhi oleh panjang rantai atom C serta ada tidaknya ikatan rangkap asam
lemak tersebut. Komposisi atau jenis asam lemak dan sifat fisio-kimia tiap jenis minyak
berbeda-beda, dan hal ini disebabkan oleh perbedaan sumber, iklim, keadaan tempat
tumbuh dan pengolahan.
A. Sifat-sifat Fisik Lemak dan Minyak
1. Tak larut dalam air.
2. Viskositas lemak dan minyak makin bertambah dengan bertambahnya rantai
karbon, berkurang dengan naiknya suhu dan tidak jenuhnya rantai C.
3. Lebih padat dalam keadaan padat daripada dalam keadaan cair.
CH – O – C – R3 R3COOH CH2OH
3. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila
reaksi penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang mengandung gliserol dapat
dipisahkan dengan cara penyulingan.
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
(Tristearin) (Basa) (Gliserol) (Sodium Stearat)
Pengaruh penambahan NaOH pada analisa asam lemak bebas sampel yaitu untuk
menentukan kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel. Jumlah volume yang
digunakan untuk menitrasi larutan minyak dan alkohol digunakan dalam proses penentuan
asam lemak bebas. Proses titrasi pada praktikum ini berfungsi untuk mengetahui asam
lemak bebas yang terdapat dalam bahan pangan Hal ini sesuai dengan pernyataan
Hilma (2011) yang menyatakan bahwa volume yang diperoleh dari proses titrasi digunakan
dalam proses penentuan kadar asam lemak bebas yang tergandung pada suatu bahan
pangan