Вы находитесь на странице: 1из 3

//

you're reading...
Kontes

Hidup (ODHA) Tanpa Pilihan


Posted by ataraseto ⋅ December 10, 2012 ⋅ 4 Comments
Filed Under AIDS, HIV, ODHA

Life is a Choice. Hidup adalah pilihan. Kita sering dengar bahwa kehidupan hari ini adalah
hasil dari sebuah pilihan yang diambil pada masa lalu, dan pilihan hari ini menentukan
kehidupan kita dimasa yang akan datang.

Sebuah ungkapan yang menurutku tak sepenuhnya benar, Aku membayangkan bagaimana
jika aku dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang sudah terinfeksi HIV. Karena ketidaktahuan
dan keterbatasan informasi, aku pun tertular virus dari air susunya. Ya ini adalah hidupku,
tapi ini bukan pilihanku [terinfeksi HIV].

Lalu, Aku kembali membayangkan, Jika Aku adalah seorang Ibu Rumah tangga, dan aku
bahagia dengan keluargaku. Sampai pada suatu ketika aku sakit, kondisi kesehatanku
menurun drastis, dokter tidak tahu pasti apa penyakitku, aku hanya diberi multivitamin,
dengan harapan kondisi badanku membaik, dan kesehatanku kembali. Tapi itu nggak
merubah apapun, bahkan kondisiku semakin memburuk, aku tidak kuat berjalan lagi. Aku
mendapat saran dari temanku untuk memeriksakan darahku. Dan baru ketahuan bahwa aku
telah terinfeksi HIV. Aku sanggat terpukul, aku tak habis pikir, bagaimana aku bisa terinfeksi
HIV. Aku bukan pengguna narkoba, Aku bukan penganut seks bebas, Aku hanya ibu rumah
tangga biasa, yang hidup normal. Lalu, darimana aku mendapatkan virus terkutuk ini? Ya,
aku tertular virus ini dari suamiku. Ini adalah hidupku, tapi ini bukan pilihanku.

ODHA (Orang dengan HIV AIDS), mereka bukan alien, mereka bukan makhluk penghisap
darah, mereka bukan hantu, mereka sama seperti kita, hanya saja mereka terinfeksi HIV.
Mereka berhak hidup, dan meneruskan hidupnya. Selama ini banyak pendapat orang yang
salah kaprah mengenai HIV. Entah karena keterbatasan informasi, atau memang karena mitos
yang sudah terlanjur beredar di masyarakat kita. Oleh karena itu, supaya kita tidak terjebak
dengan mitos-mitos yang salah. Kita harus tahu mengenai apa itu HIV dan AIDS.
Apa itu HIV?
H >> Human – (Manusia) virus ini hanya menyebar dan bekerja pada tubuh manusia
I >> Immunodeficincy – immune = sistem kekebalan, deficiency = kekurangan / penurunan.
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dengan menghancurkan sel-sel penting yang
bertugas melawan penyakit. Tubuh yang kekurangan sistem kekebalan tidak dapat terlindung
dari penyakit.
V >> Virus – virus bereproduksi dengan cara mengambil alih sel tubuh yang diinfeksinya.
Pada dasarnya HIV tidak jauh beda dengan virus lainnya, termasuk virus influenza, virus
campak, virus polio, atau virus lainnya. Perbedaannya adalah -pada HIV- sistem kekebalan
manusia tidak bisa membebaskan diri dari HIV. Kenapa sistem kekebalan kita bisa kalah dari
HIV? Itu disebabkan karena HIV justru menyerang sel kekebalan tubuh manusia. Semakin
lama HIV berada dalam tubuh, tubuh semakin kehilangan daya tahannya, sehingga menjadi
rentan terhadap segala penyakit. Kondisi kritis ini disebut AIDS.
Mari kita jabarkan kata per kata,
A >> Acquired – dalam bahasa inggris berarti ’diperoleh’ AIDS bukanlah penyakit yang
diwariskan, seperti layaknya penyakit yang terbawa secara genetis seperti penyakit jantung,
thalassemia, dll. AIDS penyakit yang diperoleh karena tertular / terinfeksi.
I >> Immuno – sistem kekebalan tubuh manusia untuk semua organ dan sel yang bekerja
melawan infeksi dan penyakit
D >> Deficiency = kurang. Seseorang pengidap HIV mencapai kondisi AIDS saat sistem
kekebalan tubuhnya berkurang jauh dari semestinya.
S >> Syndrome – sindrom adalah kumpulan gejala dari sebuah penyakit.
Jadi AIDS adalah kondisi kritis dari seseorang yang terinfeksi HIV. Dalam kondisi ini, sistem
kekebalan tubuh manusia sudah rusak parah yang membuat penderita beresiko sangat rentan
terhadap semua jenis infeksi dan beberapa jenis kanker.

Lalu bagaimana cara penularan HIV?


HIV menyebar pada cairan tubuh manusia, dan hanya ada tiga cairan tubuh yang rawan
membawa HIV, yaitu:
DARAH,
CAIRAN KELAMIN,
ASI (AIR SUSU IBU).
Di seluruh dunia termasuk Indonesia saat ini, cairan kelamin adalah media penyebab
penyebaran HIV terbesar akibat perilaku seks bebas, dan darah merupakan media kedua
terbesar penyebaran HIV diantara pengguna narkoba.
Sebagai tambahan informasi, supaya tidak terjebak HOAX, –dikutip dari sini– Dalam
penularan infeksi HIV dikenal ada istilah yang disebut dengan ESSE yaitu prinsip dimana
dimungkinkan untuk terjadi penularan HIV dari satu manusia ke manusia lainnya.
ESSE ini adalah kepanjangan dari Exit, Survive, Sufficient dan Enter. Dalam bahasa
indonesia bisa diartikan: Jalan keluar virus, Virus yang hidup, Kandungan VIrus yang cukup
untuk menginkubasi serta adanya jalur masuk virus ke tubuh seseorang. HIV hanya bisa
menular jika empat prinsip ini dipenuhi semua dan tidak bisa menular jika hanya salah satu
atau sebagian prinsip terpenuhi.
E= Exit ini maksudnya ada jalan keluar bagi cairan tubuh yang mengandung HIV yang
ada dalam tubuh seseorang keluar tubuh. Hal semacam ini misalnya jika terjadi luka atau
keluarnya cairan tubuh yang mengandung HIV seperti ketika seseorang melakukan hubungan
seksual. Bagi penularan melalui jarum suntik bisa diartikan karena ada darah yang tersisa di
dalam jarum bekas dan kemudian masuk kedalam tubuh seseorang.
S= Survive ini maksudnya dari cairan tubuh yang keluar ini harus mengandung virus
yang tetap bertahan hidup. HIV bila berada di luar tubuh inangnya (manusia) dia tidak
akan bertahan hidup lama. Ini misalnya ketika cairan tubuh keluar di saat berenang atau
berada dalam udara bebas lainnya. Prinsip Survive ini juga tidak terpenuhi bila diberitakan
HIV dimasukkan dalam minuman soda atau makanan sebab asam lambung yang pekat akan
membuat HIV ini tidak bertahan hidup.
S= Sufficient ini maksudnya kandungan HIV dalam cairan tubuh yang keluar dari
orang yang terifeksi HIV harus ada dalam kandungan yang cukup. Jika jumlahnya
sedikit, HIV tidak akan bisa menginkubasi tubuh manusia lainnya. Ini mengapa cairan
keringan dan saliva (ludah) tidak bisa menularkan HIV.
Enter= Adanya jalur masuk di tubuh manusia yang memungkinkan kontak dengan
cairan tubuh yang mengandung HIV. Ini mengapa penggunaan kondom serta pelicin
kemudian penting sebab akan meminimalisir terjadinya perlukaan ketika terjadi kontak
hubungan seksual.
Selama ini banyak anggapan yang salah di masyarakat mengenai penyebaran HIV pada
manusia. Walaupun HIV menyebar melalui darah dan cairan tubuh lainnya, namun tidak
semua cairan tubuh dapat membawa HIV.
> Keringat, menempelnya keringat pengidap HIV positif pada kulit orang sehat tidak akan
menularkan virus tersebut.
> Saliva / Liur tidak dapat menularkan HIV
> Bersin dan Batuk merupakan kasus yang sama dengan air liur, dimana cairan hidung
bukanlah media penularan HIV, selam tidak mengandung darah.
> Menggunakan WC yang sama tidak menyebabkan tertular HIV sebab kotoran dan air seni
tidak membawa HIV
> Makan dengan alat makan yang sama tidak akan menularkan HIV karena sekali lagi air liur
tidak dapat membawa virus ini.
> Berenang bersama tidak menularkan HIV
> Gigitan Nyamuk, tidak akan menularkan HIV. Nyamuk hanya menghisap darah yang
digigitnya dan hanya memasukkan liurnya dalam tubuh yang berupa bentol, nyamuk tidak
menginjeksikan darah yang sudah dihidap ke tubuh lain.
HIV bukan virus yang hidup di udara, air, kotoran / tinja, ataupun air seni. HIV tidak dapat
bertahan lama di luar badan manusia. Oleh karena itu, hubungan sosial yang normal dengan
pengidap HIV tidak membuat kita tertular HIV. Dengan mengetahui bahwa cairan tubuh
yang rawan HIV adalah darah, cairan kelamin, dan ASI, maka kita dapat menjaga tindakan
dan perilaku kita agar tidak beresiko terkena HIV.

Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk mengatasi HIV, terapi obat yang ada hanya
dapat memperlambat kerja virus ini, namun tidak dapat menghilangkan HIV dari tubuh.
Khasiat atau kinerja dari terapi ini sangat dipengaruhi seberapa awal terapi mulai digunakan
oleh pengidap HIV. Tetapi terapi ini juga memancing banyak efek samping seperti tidak
berfungsinya organ-organ dalam.

Dengan memahami apa itu HIV, apa itu AIDS dan bagaimana cara penularannya. Sepatutnya
kita dapat hidup normal berdampingan dengan ODHA. Aku membayangkan bagaimana
terpuruknya perasaan seorang istri yang terinfeksi HIV dari suaminya. Padahal dia hidup
dengan sehat dan normal. Bagaimana perasaan seorang anak yang tidak tahu apa-apa, harus
menanggung virus dalam tubuhnya seumur hidup. Life is a choice, Hidup adalah Pilihan. Jika
aku harus memilih, maka aku akan memilih tidak tertular HIV. Tapi bagaimana dengan
ODHA? Tidak ada pilihan bagi mereka, pilihannya hanyalah TERPURUK atau BANGKIT?
Walau bagaimanapun juga ODHA berhak sehat dan meneruskan hidupnya.

Tulisan ini diikutsertakan pada Kontes Menulis ODHA Berhak Sehat 1 Periode 7 November-
10 Desember 2012.

Вам также может понравиться