Вы находитесь на странице: 1из 4

2.b.

Peradangan atau inflamasi adalah salaj satu respo nonspesifik terhadap invansi asing atau
kerusaka jaringan, Bgaimankan fisologi terjadinya proses perdanan akbat masuknya bakteri
ke kulit yang rusak?

Proses peraangan pada kasus diatas biasa disebut dengan Radang supuratif. Infeksi supuratif
lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kollektif diberi nama piogen
(pembentukan nanah). Yang termmasuk piogen adalah stafilokokkus, banyak basil gram
negative.Mekanisme peradangan pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamasi
atau reaksi vaskuler. Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga
plasma akan merembes keluar. selanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sekitar
luka, kemudian fibrin akan membentuk semacam jala, struktur ini akan menutupi saluran
limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi. Pada proses inflamasi juga terjadi
phagositosis, mula-mula phagosit membungkus mikroorganisme, kemudian dimulailah
digesti dalam sel. Hal ini akan mengakibatkan perubahan pH menjadi asam. Selanjutnya
akann keluar protease selluler yang akan menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu makrofak
mononuklear besar akan tiba dilokasi infeksi untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan
akhirnya terjadi pencairan (resolusi) hasil proses inflamasi lokal.

Atau secara singkat seperti ini Mekanisme inflamasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Adanya kerusakan jaringan sebagai akibat dari luka, sehingga mengakibatkan


patogen mampu melewati pertahanan tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh.
2. Jaringan yang terinfeksi akan merangsang mastosit untuk mengekskresikan histamin
dan prostaglandin.
3. Terjadi pelebaran pembuluh darah yang meningkatkan kecepatan aliran darah
sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat.
4. Terjadi perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang
terinfeksi.
5. Sel-sel fagosit memakan patogen.
Nomor 3.

a) Jelaskan bagaimana perbedaan sel B dan Sel T ditinjau dari proses pembentukan,
pematangan dan penggunaannya?

Sel B Sel T

Proses pembentukan Limfosit B terbentuk dan Limfosit T dibentuk di dalam


dimatangkan di dalam sumsum tulang dan menuju ke
sumsum tulang dan masuk ke kelenjar timus untuk
dalam aliran darah menuju mengalami diferensiasi lebih
jaringan limfatik. Sel B lanjut, sel T berperan dalam
bertanggung jawab terhadap kekebalan selular yaitu dengan
produksi antibodi sebagai menyerang sel penghasil
kekebalan humoral antigen secara langsung, sel T
juga turut membantu produksi
antibodi oleh sel B plasma
Tempat pematangan Di timus (kelenjar Thymus) Di sum sum tulang
Penggunaannya/fungsi  Sel B plasma, berfungsi  Sel T pembunuh, berfungsi
membentuk antibodi. menyerang patogen yang
 Sel B pengingant, berfungsi masuk dalam tubuh, sel
mengingat antigen yang tubuh yang terinfeksi, dan
pernah masuk ke dalam sel kanker secara langsung.
tubuh serta menstimulasi  Sel T pembantu, berfungsi
pembentukan sel B plasma menstimulasi pembentukan
jika terjadi infeksi kedua. sel B plasma dan sel T
 Sel B pembelah, berfungsi lainya serta mengaktivasi
membentuk sel B plasma makrofag untuk melakukan
dan sel B pengingat. fagositosis.
 Sel T supresor, berfungsi
menurunkan dan
menghentikan respons
imun dengan cara
menurunkan produksi
antibodi dan mengurangi
aktivitas sel T pembunuh.
Sel T supresor akan bekerja
setelah infeksi berhasil
ditangani.

b) Jelaskan macam-macam sel B dan sel T serta spesifikasinya kerjanya?

 T. Helper : Menstimulasi sel B untuk tumbuh dan berdiferensiasi


 T. Cytolitik Membunuh sel yang terinfeksi
 B.cells : memproduksi antibody
 T.Reg : menekan limfosit T yang jelek dan menekan sel dendritic agar
kerjanya tidak berlebihan
 NK.Cell : membunuh sel yang terinfeksi virus

c) Bagaimanakah mekanisme kerjasama sel B dan sel T

1. Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam
cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, sel
B pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B plasma.
Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga makrofag
akan mudah menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B
pengingat akan tetap hidup dalam waktu lama.
Serangkaian respons ini disebut respons kekebalan primer. Apabila antigen yang
sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat akan mengenalinya dan
menstimulasi pembentukan sel B plasma yang akan memproduksi antibodi. Respons
tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder. Respons kekebalan sekunder terjadi
lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang dihasilkan lebih besar daripada respons
kekebalan primer.
Hal ini disebabkan adanya memori imunologi, yaitu kemampuan sistem imun untuk
mengenali antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.

2. Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau jaringan
tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena antigen pada
permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkan sel
tersebut dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi berhasil ditangani,
sel T supresor akan menghentikan respons kekebalan dengan cara menghambat
aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.

Nah kemudian kerjasama sel B dan sel B sebagai berikut dimana Respon
kekebalan yang diperantarai oleh sel B disebut Respon Humoral. Namun dalam respon
ini sel B tidak bekerja sendiri. Sel B akan dibantu oleh sel T helper. Sel T helper akan
memanggil sel B untuk datang dan berdiferensiasi membentuk sel B memori dan sel B
plasma yang menghasilkan antibodi. Antibodi memiliki empat rantai polipeptida yang
terdiri dari dua rantai panjang dan tebal serta dua rantai pendek dan tebal yang identik,
dan dihubungkan oleh jembatan sulfida sehungga membentuk molekul seperti huruf Y.
Struktur tersebut akan memudahan antibodi untuk menangkap zat asing dan
mematikannya. Ketika mematikan zat asing, antibodi melakukan salah satu cara:
membentuk kompleks antigen antibodi, netralisasi, opsonisasi, aglutinasi, presipitasi,
fiksasi komplemen, umpan balik positif. Netralisasi dengan cara antibodi berikatan dan
menghambat aktivitas zat asing. Opsonisasi, antibodi yang terikat dengan antigen akan
meningkatkan petautan makrofag ke mikroba yang juga meningkatkan fagositosis.
Aglutinasi: penggumpalan antigen yang dperantarai oleh antibodi yang secara efektif
menetralkan dan mengopsonisasi antigen tersebut.

Вам также может понравиться