Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada klien


Nn “M”, DenganGangguan Sistem Urinaria “Cronic Kidney Disease” di Lontara
1 Atas Depan, Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Wahidin Sudirohusodo, maka pada
bab ini penulis akan membahas kesenjangan yang terjadi antara teori yang ada dan
pelaksanaan kasus nyata. Untuk memudahkan dalam pembahasan kasus seminar
ini, penulis akan membahas sesuai dengan tahapan proses keperawatan yaitu
mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.

A. Pengkajian
Menurut Wijaya,A S, Yessie, M P (2013), data yang sering didapatkan
pada pasien “CKD” adalah pada pengkajian aktivitas terjadi kelemahan, pada
sirkulasi ada riwayat hipertensi, nyeri dada, pada pengkajian eliminasi terdapat
penurunan frekuensi urine, abdomen kembung, diare/ konstipasi, penggunaan
diuretik, dan pada pengkajian pernapasan ada nafas pendek, dan dispnea.
Sedangkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Nn “M”, keluhan yang
didapatkan yaitu pasiien mengeluh sesak napas, nampak cuping hidung
bergerak saat respirasi, pasien mengeluh bengkak pada kedua kaki,
kemampuan dalam melakukan aktivitas berkurang, distensi abdomen,
konstipasi, terjadi penurunan frekuensi berkemih dan observasi TTV:
Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : 92 x/menit, Pernapasan : 32 x/menit,
Suhu : 36,70C.
Berdasarkan hasil pengkajian baik dari teori maupun kasus, tidak
didapatkan kesenjangan antara studi kasus dengan tinjauan teori.

53
53
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Amin, 2015 : 16, diagnosa keperawatan pada pasien dengan
kasus CKD adalah :
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru,
penurunan curah jantung, penurunan perifer yang mengakibatkan
asidosis laktat.
2. Nyeri akut
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran
urine, diet berlebih dan retensi cairan serta natrium
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan
membrane mukosa mulut
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perlemahan aliran darah keseluruh tubuh.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi,
produk sampah
7. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status
metabolik sekunder.

Pada kasus nyata ada lima diagnosa keperawatan yang ditemukan


pada klien “M” yaitu :

1. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan perfusi-ventilasi


2. Kelebihan volume cairan b/d gangguan mekanisme pengaturan
3. Intoleran aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
4. Konstipasi b/d kelemahan otot abdomen
5. Risiko infeksi

54
Adapun kesenjangan diagnosa keperawatan antara teori dan kasus adalah :

1. Nyeri akut.
Diagnosa ini tidak ditegakkan karena pada saat dilakukan pengkajian
pada Nn “M”, pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri dan penulis
tidak menemukan adanya pencetus nyeri pada pasien, dan tidak ada
tanda-tanda nyeri.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan
membran mukosa mulut.
Diagnosa ini tidak ditegakkan karena pada saat dilakukan pengkajian
pada Nn “M”, tidak ditemukan adanya tanda dan gejala
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan, seperti tidak terjadi
mual dan muntah serta tidak terjadi penurunan berat badan, dan juga
penulis telah menghitung IMT pasien masih dalam batas normal yaitu
20,52.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status
metabolik sekunder.
Diagnosa ini tidak ditegakkan karenapada saat dilakukan pengkajian
pada Nn “M” tidak ditemukan adanya kerusakan pada epidermis
ataupun dermis.
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perlemahan aliran darah keseluruh tubuh.
Diagnosa ini tidak ditegakkan karena tidak ada data yang lebih
menunjang untuk ditegakkannya diagnosa ini.
5. Konstipasi b/d kelemahan otot abdomen.
Diagnosa ini ditegakkan dalam kasus namun tidak didapatkan pada
teori, diagnosa ini ditegakkan karena didapatkan data-data yang
menunjang, seperti : pasien tidak pernah BAB selama dirumah
sakit,hal ini bisa disebabkan karena pasien kurang bergerak, tirah

55
baring, dan adanya penurunan intensitas mobilisasi atau aktivitas yang
mengakibatkan terjadinya penurunan frekuensi peristaltik usus.
6. Risiko Infeksi
Diagnosa ini ditegakkan dalam kasus namun tidak didapatkan pada
teori, diagnosa ini ditegakkan karena didapatkan data-data yang
menunjang, seperti : terjadi peningkatan WBC, terjadi penurunan HB,
dan terpasang cemino dan konekta.
Konstipasi
Pada teori penyakit chronic kedney disease (CKD) tidak di dapatkan
diagnosa keperawatan konstipasi. Kenyataan yang di temukan di
pasien didapat diagnosa keperawatan konstipasi dikarenakan adanya
penurunan intensitas mobilisasi atau aktivitas yang mengakibatkan
terjadinya penurunan frekuensi peristaltik usus.
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan untuk semua diagnosa keperawatan dibuat sesuai dengan
masalahnya, kemudian menetapkan tujuan, selanjutnya menentukan diagnosa
yang tepat. Pada perencanaan ini tidak jauh berbeda antara teori dan
perencanaan yang diuraikan sebagai berikut:
1. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran kapiler-
alviolar, ketidakseimbangan perfusi-ventilasi
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam
diharapkan pasien:
NOC :
a. Gangguan pertukaran gas akan berkurang
b. Status pernafasan : pertukaran gas tidak akan terganggu yang
dibuktikan oleh indikator gangguan sbb:
- Status kognitif PaO2, PaCO2 pH Arteri, saturasi oksigen.
Intervensi:
NIC :
Manajemen jalan napas (NIC) :
a. Kaji suara paru; frekuensi napas, kedalaman dan usaha napas

56
b. Pantau saturasi O2
c. Pantau hasil gas darah
d. Pantau kadar elektrolit
e. Pantau tingkat kesadaran
f. Identifikasi kebutuhan pasien terhadap pemasangan jalan napas
g. Auskultasi suara napas.
h. Ajarkan kepada pasien tehnik bernapas dan relaksasi
i. Berikan terapi oksigen yang dilembapkan sesuai program.
2. Kelebihan volume cairan

Tujuan :Setelah dilakukan asuhan selama 3x24 jam pasien dapat


menunjukkan :

NOC:

a. Kelebihan volume cairan dapat di kurangi, yang dibuktikan oleh


keseimbangan cairan, keparahan over load cairan minimal dan
indikator fungsi ginjal yang adekuat
b. Keseimbangan cairan tidak akan terganggu (kelebihan).
Intervensi :
NIC:
a. Tentukan lokasi edema perifer
b. Kaji komplikasi pulmonal yang di indikasikan dengan gangguan
napas
c. Kaji ekstremitas bagian tubuh yang edema terhadap gangguan
sirkulasi dan integritas kulit
d. Kaji efek pengobatan pada edema
e. Tinggikan ekstremitas untuk meningkatkan aliran balik vena.
f. Kolaborasi tindakan dialisis
g. Konsultasika dengan ahligizi untuk memberikan diet dengan
kandungan protein yang adekuat dan pembatasan natrium.

57
3. Intoleran Aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
Tujuan :Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam
diharapkan pasien:
NOC :
a. Menoleransi aktifitas yang biasa di lakukan
b. Menampilkan aktifitas kehidupan sehari hari dengan beberapa
bantuan.
Intervensi :
NIC :
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur,
berdiridan melakukan aktifitas sehari-hari
c. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan
aktivitas
Manajemen Energi (NIC) :
d. Tentukan penyebab keletihan
e. Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energi
yang adekuat
4. Konstipasi
Tujuan :Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam
diharapkan pasien:
NOC :
Konstipasi menurun yang di buktikan oleh Defekasi :
a. Pola eliminasi
b. Feces lunak dan berbentuk
c. Mengeluarkan feces tanpa bantuan
Intervensi :
NIC
a. Catat data dasar mengenai program defekasi, aktivitas, medikasi
dan pola kebiasaan pasien

58
b. Kaji dan dokumentasikan : (Warna dan konsistensi feces,
keluarnya flatus, adanya impaksi, ada atau tidak ada distensi
abdomen pada ke empat kuadran abdomen)
c. Ajarkan kepada pasien tentang efek diet (misal : cairan dan serat)
pada eliminasi.
d. Lakukan kolaborasi :
- Ahli gizi :
Konsultasi untuk meningkatkan cairan dan serat dalam diet
- Dokter
Pemberian terapi enema atau laksatif
Pada teori penyakit chronic kedney disease (CKD) tidak di dapatkan
diagnosa keperawatan konstipasi. Kenyataan yang di temukan di pasien
didapat diagnosa keperawatan konstipasi dikarenakan adanya penurunan
intensitas mobilisasi atau aktivitas yang mengakibatkan terjadinya penurunan
frekuensi peristaltik usus.

5. Risiko infeksi
Tujuan :Setelah dilakukan asuhan selama 3x24 jam klien dapat
menunjukkan :
Faktor Risiko Infeksi akan hilang.
NOC:
a. Terbebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Memperlihatkan hygiene personal yang adekuat
c. Melaporkan tanda dan gejala infeksi
Intervensi :
NIC:
a. Pantau tanda dan gejala infeksi (Misal : suhu tubuh, denyut
jantung dan penampilan luka).
b. Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan (Misal : Usia
lanjut, usia kurang )
c. Pantau hasil laboratorium

59
d. Amati penampilan praktik higiene personal.
e. Instruksikan hygiene personal untuk melindungi tubuh terhadap
infeksi.
f. Kolaborasi dalam pemberian terapi antibiotik.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah langkah keempat dalam proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan yang telah
direncanakan dalam intervensi keperawatan.(Aziz Alimul, 2008).
Semua tindakan yang di laksanakan selalu berorientasi pada rencana
yang telah dibuat sebelumnya dengan mengantisipasi seluruh tanda-tanda
yang timbul sehingga tujuan keperawatan dapat dicapai. Dalam pelaksanaan
tindakan, Penulis menjalin kerja sama dengan tim kesehatan lain serta
melibatkan pasien dan keluarga secara aktif dalam proses perawatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan yang diberikan pada pasien Nn
“M” dengan gangguan urinaria “CKD” selama 3 hari (tanggal 26 - 28
Oktober 2017) meliputi :
1. Tindakan mengkaji atau observasi.
2. Tindakan mandiri perawat.
3. Tindakan edukatif perawat.
4. Tindakan kolaboratif perawat.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah hasil dari semua perencanaan dan pelaksanaan yang telah
dilakukan.Evaluasi dinilai dari berdasarkan kriteria tujuan yang telah
diterapkan sebelumnya.Dari ke enam diagnosa yang didapat, seluruh
diagnosa tidak teratasi selama 3 hari implementasi.

60

Вам также может понравиться