Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
ada sebuah unit kontrol yang terhubung ke kawat penginderaan api untuk
menghasilkan sinyal yang dapat menyalakan lampu peringatan api di kokpit,
sedangkan fire extinguisher adalah sebuah alat portable pemadam kebakaran yang
di gunakan untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran pada engine, APU,
cargo, kokpit, toilet dan cabin.
Untuk mencegah agar fire protection bisa bekerja dengan lancar, biasanya
di lakukan inspection weight pada botol setiap setahun sekali dan pergantian
botolnya setiap lima tahun sekali. Didalam dunia penerbangan ada beberapa jenis
api yang telah diatur oleh asosiasi perlindungan kebakaran nasional yang telah
mengkategorikan kebakaran dan mengidentifikasi beberapa jenis kebakaran yang
sering terjadi dan beberapa jenis media pemadam yang digunakan dan untuk jenis
media pemadam yang digunakan pada pesawat khususnya di bagian engine adalah
foam atau busa.
Penulis berkeinginan untuk melakukan studi dalam penulisan laporan kerja
praktek ini di PT. Indopelita Aircraft Services dikarenakan PT. Indopelita Aircraft
Services adalah perusahan yang bergerak di bidang perawatan pesawat udara. PT.
Indopelita Aircraft Services menyediakan jasa untuk banyak pelanggan, mulai
dari instansi pemerintah, maskapai penerbangan, layanan udara militer dan
regional serta kerjasama dengan banyak perusahan – perusahan pelayanan
pesawat terbang. Hal tersebut menujukan bahwa PT. Indopelita Aircraft Services
merupakan perusahan terbaik di Indonesia dalam bidang perawatan pesawat
terbang maka dari itu penulis memutuskan untuk melakukan kerja praktek di PT.
Indopelita Aircraft Services.
Penulis melakukan kerja praktek di PT. Indo Pelita Aircraft Service untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Departemen teknik mesin
yang sedang diikuti oleh penulis, juga bertujuan untuk hubungan antara ilmu
yang didapat selama 3 tahun kuliah di Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto
jurusan teknik mesin dengan dunia kerja yang sebenarnya. Atas dasar pemikiran-
pemikiran diatas maka disusunlah Laporan kerja praktek ini.
2
1.2 Tujuan kerja praktek
Secara umum, tujuan kerja praktek adalah :
1. Memenuhi salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan program
strata 1 (S1) Departemen Teknik Mesin di Sekolah Tinggi Teknologi
Adisutjipto Yogyakarta.
2. Mengetahui proses inspeksi bottle fire extinguisher pada pesawat
CASA 212-200
3. Mengetahui tentang cara kerja dari bottle fire extinguisher pada
pesawat CASA 212-200.
1.3 Manfaat kerja praktek
Manfaat dari Praktek kerja lapangan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat belajar tentang proses inspeksi bottle fire
extinguisher pada pesawat CASA 212-200
2. Mahasiswa dapat belajar tentang bagaimana cara kerja dari bottle fire
extinguisher
3. Menumbuhkan rasa percaya diri mahasiswa untuk menghadapi dunia
kerja.
1.4 Batasan Masalah
Selama melaksanakan praktek kerja lapangan, adapun batasan masalah yang
akan di bahasan pada hasil kerja praktek ini. Karna luasnya pembahasan, maka
penyusun hanya mengamati tentang “ inspeksi weight of bottle fire engine
pada pesawat casa 212/200”.
3
1.5 Waktu dan Tempat pelaksaan Kerja Praktek
Pelaksaan praktek kerja lapangan di mulai sejak tanggal 25 September
sampai dengan 25 Oktober 2017 yang dilaksanakan di PT Indo Pelita
Aircraft Services.
Tempat : Hangar IV Pondok Cabe Airbase, Pd. Cabe Ilir, Pamulang,
Ciputat, Banten.
Unit : Base Maintenance.
Tanggal : 25 september 2017 s.d 25 Oktober 2017.
Waktu : 07:00 s.d 16:00 WIB.
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
5
instansi baik pemerintah maupun swasta serta telah menjalani kerjasama dengan
banyak perusahaan pelayanaan pesawat terbang
Dengan berdirinya PT. Indopelita Aircraft Services yang menjadi perusahaan
maintenance atau bengkel pesawat maka akan mengurangi konsumen dari
pesawat-pesawat indonesia yang bergantung pada perusahaan luar negeri,karna
fasilitas di perusahaan mampu mengimbangi bahkan melebihi yang ada di luar
negeri. Perusahaan PT. Indopelita Aircraft Services mampunyai maksud lain
dengan alasan brgerak di bidang sektor perindustrian dan sektor jasa untuk
perkembangan negara,seperti :
Mempercepat ahli teknologi penerbangan
Meningkatkan swasembada pemeliharaan pesawat terbang yang merupakan
salah satu program pemerintahan untuk ketahanan nasional
Meringankan pengeluaran biaya untuk pemeliharaan pesawat terbang atau
perbaikan bagi perusahaan penerbangan nasional
Mencegah mengalirnya devisa keluar negeri, mengingat fasilitas
pemeliharaan pesawat terbang di dalam negeri masih kurang memadai
sehingaa selama ini hampir setiap kegiatan pemeliharaan atau perbaikan
pesawat terbang di lakukan di luar negeri
Memanfaatkan fasilitas,peralatan dan personil yang ada di PT. Indopelita
Aircraft Services sebagai tahap awal mengingat adanya tenaga-tenaga yang
ideal yang di miliki diindonesia sendiri.
6
PT. Indopelita Aircraft Services melakukan banyak pemeliharaan-
pemeliharaan pada pesawat.Banyak sekali pesawat-pesawat yang sudah masuk
dan di lakukan aktivitas maintenance di dalam hangar, seperti :
A. Fokker F-50
B. ATR
C. RJ-85
D. CASA C212-200
Adapun helicopter (Rotary wing),seperti :
A. Bell 142 EP
B. Bell PK-PUJ, Bell PK-PUY
Perusahaan PT. Indopelita Aircraft Services juga sering sekali di datangi
oleh pesawat-pesawat luar negeri,biasanya pesawat luar negeri yang datang ke
perusahaan adalah pesawat dari negara Afrika,singapore dan philipina.Dari sinilah
membuat tingkat teknologi indonesia tidak kalah saing dengan perusahaan luar
negeri.Perusahaan mewakili indonesia untuk menunjukan kepada dunia modern
bahwa indonesia mampu menyaingi globalisasi secara general.
7
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Adapun struktur organisasi di PT. Indopelita Aircraft Services adalah
sebagai berikut
8
2.4 Jobdesk
Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian yang berada di dalam
struktur organisasi PT Indo pelita Aircraft Services yaitu sebagai berikut:
1. Commisioner
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengawasi pelaksanaan kegiatan operasional yang dijalankan perusahaan
dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Mengambil keputusan di dalam maupun diluar rapat komisaris.
3. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan
Direktur,termasuklaporan hasil audit internal/eksternal.
4. Memilih dan mengganti pimpinan perusahaan apabila pimpinan perusahaan
yang tidak mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. President Director
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
2. Menawarkan visi dan imajinasi ditingkat tertinggi (biasanya bekerjasama
dengan MD atau CEO).
3. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
4. Menawarkan visi dan imajinasi ditingkat tertinggi (biasanya bekerjasama
dengan MD atau CEO).
5. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia
luar.
6. Mengambil keputusan sebagaimana di delegasikan oleh BOD atau pada
situasi tertentu yang dianggap perlu,yang diputuskan, dalam meeting-
meeting BOD.
9
3. Production EVP
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Membuat rencana kerja dan anggaran direkrtorat produksi serta melakukan
pengawasan atasnya.
2. Mengendalikan dan mensupervisi kegiatan dalam direktorat produksi.
3. Memotivasi dan menetapkan lingkungan kerja yang baik untuk
meningkatkan kinerja personil dalam direktorat produksi
Mengkoordinasikan semua kegiatan direktorat produki dengan
perencanaan kegiatan operasi penerbangan pelanggan.Memastikan bahwa
personil dari direktorat produksi mendapatkan pelatihan yang cukup.
4. Memastikan bahwa fasilitas dan alat yang digunakan oleh direktorat
produksi tersedia dan cukup.
4. Finance & General Affair EVP
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang
administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan
perlengkapan.
3. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
4. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air
dari langganan.
5. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
10
5. Engineering Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengatur fungsi Engineering Services dalam cara mencapai kualitas
produk,biayayang efektif dan sasaran tepat waktu.
2. Memastikan semua data engineering yang diperlukan dan sumber daya
data tersedia dalam kegiatan engineering untuk mencapai kebutuhan
pelanggan.
6. Aircraft Maintenance Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Menyusun,mengatur,dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan repair
agar tidak mengganggu jalannya operasi perusahaan.
2. Melakukan perbaikan sarana dan prasarana pabrik bila diperlukan
sesuai dengan kemampuan teknik yang dimiliki.
3. Bertanggung jawab atas penggunaan suku cadang dan biaya-biaya
yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan maintenance dan
repair.
7. Finance Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengatur dan mengawasi administrasi yang berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Bertanggung jawab atas lalu lintas pembayaran pembelian material dan
penjualan dari pembeli.
3. Mengawasi sistem pengupahan para buruh dan bertanggung jawab atas
pembayaran gaji para staf.
4. Menerima laporan dan bukti dari penjualan.
11
9. Internal Audit Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Melakukan aktivitas pengawasan untuk memastikan bahwa semua proses
akutansi dan keuangan berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada.
10. Marketing Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan terhadap proses sales dan marketing yang berjalan
diperusahaan.
2. Membuat strategi pemasaran yang meliputi kegiatan menyeleksi
beberaptarget pasar,mengembangkan dan memelihara bauran pemasaran
yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang dituju.
11. Quality Assurance &Safety Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab dan memeriksa kualitas bahan baku untuk produksi.
2. Membuat standar kualitas setiap bagian yang kritis dari setiap aspek
dalam perusahaan.
3. Melakukan pengawasan dan tanggung jawab atas kualitas dari setiap
Infrastruktur dan Tenaga kerja yang ada.
12. Logistic Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi dalam pengadaan material kebutuhan pesawat terbang.
2. Mengontrol material sesuai dengan standard.
3. Memastikan ketersediaan material yang dibutuhkan
12
korosi dan retak kemudia part dan panel-panel pada pesawat di ganti
dengan yang baru.
2. Balancing: Sebuah kegiatan atau aktivitas untuk menimbang sebuah
pesawat.dimana mengatur keseimbangan pada saat pesawat take
of,terbang dan pada saat landing.
3. Overhaul: Sebuah kegiatan atau aktivitas dimana menurunkan segala
part dan komponen pesawat.
4. Maintenance: Sebuah kegiatan atau aktivitas berkala yang di terapkan
pesawat khusus pada bagian bagian yang memiliki nilai kerusakan kritis
paling tinggi.
5. Recycling: Sebuah kegiatan yang mendaur ulang atau recyle dari part
part yang ada di pesawat sehingga lift service nya menjadi seperti semula
meski sudah pernah di pakai dan sudah pernah di instal sebelum nya di
pesawat.
13
BAB III
KEGIATAN KERJA
14
4. Mempelajari bidang yang terkait dengan judul √ √ √
dan mencari informasi dari karyawan dan dari
buku-buku yang ada diperusahaan, kemudian
disusun dalam bentuk laporan.
15
3.2 Kegiatan Lainnya
Kegiatan yang dilaksanakan selama proses kerja praktek selalu berubah-ubah,
sesuai dengan prosedur atau perintah dari pembimbing tempat kerja kraktek.
Selama pelaksanaan kegiatan kerja praktek, penulis ditempatkan dibagian
hanggar yaitu khusus perawatan dibagian mesin pesawat saja. Tabel berikut ini
adalah uraian dari kegiatan yang dilaksanakan penulis selama melakukan Kerja
Praktek di PT.Indo Pelita Aircraft Service.
16
1. Mengikuti kegiatan inspeksi bottle fire
extinguisher pada pesawat Casa 212-200.
3. Minggu ke – 3 2. Mengikuti pekerjaan painting pada pesawat Casa
212-200 dan memasang cover cabin.
3. Mengumpulkan data - data yang dibutuhkan guna
menyelesaikan laporan kerja praktek.
17
BAB IV
INSPEKSI WEIGHT OF ENGINE FIRE EXTINGUISHER
18
1. memeriksa nose gear strut,ban dan komponen roda
2. memeriksa body pesawat termasuk cabin window dan engine
3. memeriksa kondisi area sayap
4. memeriksa kondisi main landing gear dan komponennya
19
4.1.4 Minor maintenance di bagi menjadi 4 bagian yaitu:
4.1.4.1 Transit Check
Inspeksi ini harus dilaksanakan setiap kali setelah melakukan penerbangan
saat transit di station mana pun. Operator biasanya memeriksa pesawat
untuk memastikan bahwa pada pesawat tidak terdapat satu pun kerusakan
struktur, semua sistem berfungsi dengan sebagaimana mestinya
4.1.4.2 Before Departure Check
Inspeksi ini harus dilakukan sedekat mungkin sebelum tiap kali pesawat
berangkat beroperasi, maksimal dua jam sebelumnya.
4.1.4.3 Daily Check (Overnight Check)
Pemeriksaan ini harus dilakukan satu kali dalam jangka waktu 24 jam
setelah daily check sebelumnya dilakukan. Setiap hari pesawat telah
diprediksi akan ground stop minimal selama empat jam. Inspeksi ini
mencakup pemeriksaan komponen, pemeriksaan keliling pesawat secara
visual untuk mendeteksi ada atau tidaknya ketidaksesuaian, melakukan
pengamanan lebih lanjut, dan pemeriksaan sistem operasional.
20
struktur pesawat untuk beroperasi. Untuk Boeing 737 Classic A-check
dilakukan setelah 300 jam terbang,Casa 212-200 dilakukan setelah 100 jam.
B Check : Bergantung pada masing-masing jenis pesawat, pemeriksaan
berkisar antara 9 hingga 28 jam ground time dan biasanya dilakukan kira-
kira setiap lima bulan. Perawatan pesawat dalam skala kecil ini hanya
meliputi proses pembersihan, pelumasan, penggantian ban apabila sudah
aus, dan inspeksi struktur bagian dalam.
C Check : Sebuah pesawat harus melakukan C-Check setelah 15-18 bulan.
Bergantung pada tipe pesawat, pemeriksaan ini bisa memakan waktu 10
hari. Perawatan pesawat tipe ini merupakan inspeksi komprehensif termasuk
bagian-bagian yang tersembunyi, sehingga kerusakan dan keretakan di
bagian dalam dapat ditemukan. Untuk Casa 212-200 setiap 600 FH atau
setiap setahun sekali.
D Check : Inspeksi ini biasa disebut overhaul. Pemeriksaan jenis ini adalah
perawatan yang paling detail, untuk pesawat Boeing 737-300, 737-400 dan
737-500, inspeksi ini dilakukan setiap 24.000 FH. Sedangkan untuk Boeing
747-400 dilakukan setiap 28.000 FH dan untuk Airbus A-330-341
dilakukan setiap 6 tahun. Pada pengecekan jenis ini pesawat diinspeksi
secara keseluruhan.
21
4.2 Fire Extinguisher
Fire extinguisher adalah sebuah alat portable pemadam kebakaran yang di
gunakan untuk memadamkan api khususnya di engine pesawat, fire extinguisher
ini biasanya di lakukan inspeksi weight setahun sekali, untuk pergantian bottlenya
dilakukan setiap 5 tahun sekali, dan berat bottlenya adalah 3,15 kg, di dalam
bottle pemadam mengandung 970gr BCF (bromochlorodifluoromethane)
dikombinasikan dengan freon dan nitrogen.
Berikut ini adalah klasifikasi pemadam kebakaran yang dipasang pada
pesawat casa 212 yang terdiri dari :
1. Dua botol pemadam kebakaran pada engine pesawat yang di gunakan untuk
setiap masing - masing engine yang terletak di belakang firewall
2. Ada empat kartrid pelepasan yang ada di bagian kokpit, yang bisa di pakai
untuk engine sebelah kiri maupun engine sebelah kanan
3. Ada dua katup pemadam, yang terletak di sebelah botol pemadam dan
terhubung ke pipa penyemburan yang berfungsi sebagai tempat keluarnya
foam ke engine
4. Ada sebuah pipa crossfeed yang menghubungkan kedua katup pemadam
antara engine sebelah kiri dan engine sebelah kanan yang dipasangkan di
bagian tengah sayap pesawat (centre wing)
5. Ada dua lampu peringatan jenis PTT (push to talk) di panel kontrol
pemadam kebakaran, yang menunjukkan kapan kartrid pelepasan di botol
telah disemburkan dan oleh karena itu kondisi kosong dari botol pemadam
itu dapat di ketahui.
6. Ada dua sakelar inersia yang terletak di atas bagian kokpit, tujuannya
adalah untuk secara otomatis melepaskan botol pemadam pada mesin yang
sesuai saat pesawat mengalami kebakaran, saat melakukannya, saklar
inersia juga memutuskan arus listrik ke semua komponen dan sistem,
kecuali untuk menyemburkan botol pemadam dan untuk mengoperasikan
sistem lampu darurat.
22
Gambar 4.1 Bottle Fire Extinguisher
23
4.3 Cara kerja bottle fire extinguisher
Cara kerja fire extinguisher ini sama seperti alat pemadam pada umumnya,
Sistem pemadam ini bekerja apabila terjadi kenaikan suhu drastis atau terjadi
kebakaran, maka pada ujung pipa di bagian bawah bottle fire ada sebuah terminal
switch yang berfungsi sebagai pendeteksi yang sangat peka terhadap suhu panas
dan menghubungkan kabel konektor dari bottle ke bagian kokpit.Apabila terjadi
kebakaran di engine langkah pertama yang harus dilakukan oleh pilot adalah
Shutdown engine agar menghentikan pasokan bahan bakar ke mesin.
Bottle fire akan mulai di tembakan oleh kokpit apabila detektor yang
mendeteksi suhu panas sudah lebih dari 900C. ketika suhu panas terdeteksi maka
alarm kebakaran atau lampu peringatan akan menyala,kemudian pilot mulai
menembakan foam atau media pemadam,dari sini katup atau cartridge yang
berfungsi mengatur keluarnya foam atau media pemadam akan terbuka dan foam
akan mengalir keluar memalui pipa diffuser dan memadamkan api.pada umumnya
tingkat kecepatan penyemprotan media pada sistem ini terbilang sangat cepat
karna hanya memerlukan waktu tak sampai 1 menit, sehingga kemungkinan
penjalaran api yang terlalu besar akan dapat di cegah secepat mungkin.
24
4.4.1 Automatic Fire Extinguisher
1. Equipment dan material :
A. Servicing platform
B. Ring pass
untuk mengencangkan atau membuka baut atau mur yang ada pada cartridge
dan delivery pipes.
25
C. pipa protection cover
Sebagai penutup dari cartridge pipe.
D. Screwdriver
Untuk membuka atau unntuk mengencangkan baut pada cover engine.
26
E. Voltmeter
Alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik pada
terminal switch.
27
tabel 4.1 bagian-bagian wing button
OVERHEAD EXT L WB 1
OVERHEAD EXT R WB 2
B. proses removal
1. lepaskan konektor kartrid (pada gambar 1 dan 7) dengan
menggunakan adjustable wrench
2. lepaskan konektor quick-release (pada gambar 4)
3. lepaskan dua konektor indikator dari strip terminal (pada gambar 5)
4. lepaskan delivery pipes (pada gambar 2 dan 3)
5. lepaskan overpreassure pipe dengan menggunkan ring pass
(pada gambar 6)
6. kendorkan tali pengikat (into strap) (pada gambar 8). Setelah itu
lepaskan alat pemadam api.
C. Proses installation
1. letakkan alat pemadam api ke dalam tali pengikat (into strap) dan
dipasang pada braket, kemudian kencangkan strep (pada gambar 8)
2. sambungkan delivery pipes (pada gambar 2 dan 3) kemudian
kencangkan dengan menggunakan ring pass
3. hubungkan overpreassure pipe dan kencangkan menggunakan ring
pass (pada gambar 6)
4. hubungkan dua konektor indikator ke terminal switch (pada gambar 5)
5. hubungkan kedua konektor pada quick-release (pada gambar 4)
28
6. lakukan pengujian dengan menggunakan voltmeter pada konektor
kartrid pelepasan (pada gambar 1 dan gambar 7)
7. hubungkan konektor kartrid (pada gambar 1 dan 7) ke masing-masing
kartrid dengan menggunakan ring pass
8. pasang label pada bottle yang sudah dilakukannya inspeksi.
29
4.4.2 Fire Extinguisher Valve
1. Equipment dan material :
A. pipa protection cover
Berfungsi sebagai penutup dari pipa cartridge.
B. Ring pass
Berfungsi untuk mengencangkan atau membuka baut atau mur yang ada pada
cartridge dan delivery pipes.
30
C. Long nose
Berfungsi sebagai penjepit kawat.
31
Gambar 4.13 Fire Extinguisher Valve
32
B. Discharge connector test lamp
Untukmengecek lampu yang ada di terminal switch
33
Gambar 4.16 Engine Fire Fxtinguisher System
34
Gambar 4.17 penutup wing button
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Selama melaksanakan Kerja Praktek (KP) di PT.Indo Pelita Aircraft
Services dan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan
yaitu :
a) PT. Indo Pelita Aircraft Service adalah salah satu anak perusahaan dari PT
Pelita Air Service, dimana perusahaan tersebut adalah anak perusahaan
dari PT. Pertamina yang terdapat fasilitas lapangan terbang pertamina. PT.
Indo Pelita Aircraft service merupakan tempat terpadunya pusat
pemeliharaan pesawat terbang seperti, inspeksi perbaikan dan overhaul
pesawat.
b) Proses inspeksi yang dilakukan pada bottle fire extinguisher adalah proses
inspeksi C check, bottle fire extinguisher adalah komponen pesawat yang
harus di periksa secara rutin setiap setahun sekali serta komponen-
komponennya yang lain, apabila terjadi kerusakan langsung dilakukan
pergantian, pemeriksaan Bottle fire engine ini tidak memerlukan alat
khusus tetapi dengan menggunakan visual inspeksi saja.
c) Bottle fire extinguisher merupakan komponen yang di kontrol secara
otomatis oleh kokpit melalui saklar pelepasan dan foam akan keluar
melalui cartridge menuju ke delivery pipes.
36
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan untuk pembaca bila akan melakukan
Kerja Praktik di PT.Indo Pelita Aircraft Services antara lain :
a) Melakukan bimbingan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing kerja
praktek (KP) atau kepada dosen Teknik Mesin untuk mengkonsultasikan
tempat Kerja Praktek yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat kerja
praktek.
b) Melakukan bimbingan kepada pembimbing Kerja Praktek di perusahaan
jika menemukan kendala, membutuhkan saran serta mencari informasi
sebanyak–banyaknya mengenai Kerja Praktek dan mengumpulkan
informasi dan sumber-sumber bahan Kerja Praktek untuk mendukung
proses pembelajaran dan proses pembuatan laporan kerja praktek.
c) Pada saat melakukan proses pengecekan harus sesuai dengan yang tertera
pada task card yang telah di kasih perusahaan agar hasil pengecekan yang
didapat semaksimal mungkin dan sesuai dengan prosedur keselamatan
penerbangan yang tertera pada AMM (Airplane Maintenance Manual ).
37
DAFTAR PUSTAKA
38