Вы находитесь на странице: 1из 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesawat terbang merupakan alat transportasi udara yang banyak di
butuhkan di kalangan masyarakat maupun para pekerja yang mau melakukan
perjalanan jauh, dikarnakan transportasi udara dapat menghemat waktu,
transportasi udara yang digunakan adalah pesawat terbang, pesawat terbang juga
memiliki umur ekonomis tertentu, sehingga harus melakukan perawatan secara
berkala, dan untuk menaggulangi hal-hal yang tidak diinginkan pada pesawat
terbang maka harus dilakukannya pengawasan terhadap standar keselamatan pada
setiap penerbangan, sehingga bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kebakaran pesawat terbang, tergelincirnya roda pesawat saat take off dan lain-lain
Tetapi pada dunia penerbangan ada salah satu hal yang menjadi sebuah
ancaman bagi pesawat adalah terjadinya kebakaran pada pesawat terbang, hal ini
bisa menyebabkan kerugian yang besar. Oleh karna itu pada semua jenis pesawat
terbang ada alat pemadam api yang di simpan pada area yang bisa menyebabkan
terjadinya kebakaran seperti engine, APU, cargo, kokpit, toilet dan cabin.
Pada umumnya sistem kebakaran pada pesawat menggunakan sistem pasif
dan aktif untuk mengurangi dan menghilangkan kebakaran. Metode pasif meliputi
penggunaan firewall, sedangkan metode aktif meliputi sistem deteksi kebakaran
dan pemadam kebakaran, sistem pemadam kebakaran di pesawat terdiri dari
sejumlah komponen yang meliputi, alat pemadam portabel di kokpit dan cabin,
bottle pemadam kebakaran untuk mesin dan APU dan alat pemadam kebakaran
untuk toilet, sejumlah pesawat di wajibkan untuk membawa sejumlah kecil alat
pemadam api portable tergantung jumlah penumpang yang di bawa agar bisa
mencegah apabila terjadinya kebakaran pada pesawat.
Sistem perlindungan atau fire protection pada pesawat terbang terdiri dari
fire detection dan fire extinguisher. Fire detection sendiri merupakan sistem
deteksi yang di pasang pada setiap engine pesawat, yang terdiri dari kawat
penginderaan yang sangat sensitif terhadap panas atau kenaikan suhu drastis dan

1
ada sebuah unit kontrol yang terhubung ke kawat penginderaan api untuk
menghasilkan sinyal yang dapat menyalakan lampu peringatan api di kokpit,
sedangkan fire extinguisher adalah sebuah alat portable pemadam kebakaran yang
di gunakan untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran pada engine, APU,
cargo, kokpit, toilet dan cabin.
Untuk mencegah agar fire protection bisa bekerja dengan lancar, biasanya
di lakukan inspection weight pada botol setiap setahun sekali dan pergantian
botolnya setiap lima tahun sekali. Didalam dunia penerbangan ada beberapa jenis
api yang telah diatur oleh asosiasi perlindungan kebakaran nasional yang telah
mengkategorikan kebakaran dan mengidentifikasi beberapa jenis kebakaran yang
sering terjadi dan beberapa jenis media pemadam yang digunakan dan untuk jenis
media pemadam yang digunakan pada pesawat khususnya di bagian engine adalah
foam atau busa.
Penulis berkeinginan untuk melakukan studi dalam penulisan laporan kerja
praktek ini di PT. Indopelita Aircraft Services dikarenakan PT. Indopelita Aircraft
Services adalah perusahan yang bergerak di bidang perawatan pesawat udara. PT.
Indopelita Aircraft Services menyediakan jasa untuk banyak pelanggan, mulai
dari instansi pemerintah, maskapai penerbangan, layanan udara militer dan
regional serta kerjasama dengan banyak perusahan – perusahan pelayanan
pesawat terbang. Hal tersebut menujukan bahwa PT. Indopelita Aircraft Services
merupakan perusahan terbaik di Indonesia dalam bidang perawatan pesawat
terbang maka dari itu penulis memutuskan untuk melakukan kerja praktek di PT.
Indopelita Aircraft Services.
Penulis melakukan kerja praktek di PT. Indo Pelita Aircraft Service untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Departemen teknik mesin
yang sedang diikuti oleh penulis, juga bertujuan untuk hubungan antara ilmu
yang didapat selama 3 tahun kuliah di Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto
jurusan teknik mesin dengan dunia kerja yang sebenarnya. Atas dasar pemikiran-
pemikiran diatas maka disusunlah Laporan kerja praktek ini.

2
1.2 Tujuan kerja praktek
Secara umum, tujuan kerja praktek adalah :
1. Memenuhi salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan program
strata 1 (S1) Departemen Teknik Mesin di Sekolah Tinggi Teknologi
Adisutjipto Yogyakarta.
2. Mengetahui proses inspeksi bottle fire extinguisher pada pesawat
CASA 212-200
3. Mengetahui tentang cara kerja dari bottle fire extinguisher pada
pesawat CASA 212-200.
1.3 Manfaat kerja praktek
Manfaat dari Praktek kerja lapangan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat belajar tentang proses inspeksi bottle fire
extinguisher pada pesawat CASA 212-200
2. Mahasiswa dapat belajar tentang bagaimana cara kerja dari bottle fire
extinguisher
3. Menumbuhkan rasa percaya diri mahasiswa untuk menghadapi dunia
kerja.
1.4 Batasan Masalah
Selama melaksanakan praktek kerja lapangan, adapun batasan masalah yang
akan di bahasan pada hasil kerja praktek ini. Karna luasnya pembahasan, maka
penyusun hanya mengamati tentang “ inspeksi weight of bottle fire engine
pada pesawat casa 212/200”.

3
1.5 Waktu dan Tempat pelaksaan Kerja Praktek
Pelaksaan praktek kerja lapangan di mulai sejak tanggal 25 September
sampai dengan 25 Oktober 2017 yang dilaksanakan di PT Indo Pelita
Aircraft Services.
Tempat : Hangar IV Pondok Cabe Airbase, Pd. Cabe Ilir, Pamulang,
Ciputat, Banten.
Unit : Base Maintenance.
Tanggal : 25 september 2017 s.d 25 Oktober 2017.
Waktu : 07:00 s.d 16:00 WIB.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan


Laporan ini di sajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
batasan masalah, waktu dan tempat pelaksaan kerja praktek dan sistematika
penulisan laporan.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini berisikan tentang profil umum perusahaan, visi dan misi perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, jobdesk dan jenis kegiatan.
BAB III KEGIATAN KERJA
Pada bab ini berisikan tentang proses kerja atau kegiatan produksi yang terjadi di
instansi tempat Kerja Praktek, baik secara keseluruhan maupun secara khusus di
unit kerja tempat Kerja Praktek.
BAB IV INSPECTION WEIGHT OF ENGINE FIRE EXTINGUISHER
Bab ini berisikan pengenalan umum tentang inspeksi pesawat, cara kerja fire
extinguisher, membongkar dan melepaskan bottle fire extinguisher dan
pemasangan bottle fire engine.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari pembahasan “inspeksi weight
of bottle fire engine pada pesawat casa 212-200”.

4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil Umum PT.Indopelita Aircraft Service


PT. Indopelita Aircraft Services merupakan anak perusahaan dari PT. Pelita
Air Services dimana perusahaan tersebut adalah anak perusahaan dari PT.
Pertamina yang terdapat di Fasilitas Lapangan Terbang Pertamina, Pondok Cabe
Ciputat Tangerang, dengan lebih dari 2.200 meter landasan pacu, dan seluas 2,8
hektar terdiri dari hanggar, apron, kantor, gudang dan fasilitas lokakarya dengan
alamat lengkap Hanggar IV Bandar Udara Pondok Cabe 15418 Ciputat -
Tangerang Selatan, Indonesia. Pada awalnya bernama divisi Pertamina Air
Service, pada tahun 1974 sesuai dengan keputusan Menteri Kehakiman RI no.
Y.A.S/444/20 tanggal 19 Desember 1974 disahkan menjadi PT. Pelita Air Service
yang bergerak dibidang penerbangan, namun karena setiap maskapai penerbangan
diwajibkan melakukan inspeksi pesawatnya di AMO (Approved Maintenance
Organization) atau yang sering disebut bengkel perawatan dan perbaikan pesawat.
Maka pada tahun 1987 PT. Pelita Air Service mendirikan sebuah AMO dengan
nama PT. Indopelita Aircraft Services. PT. Indopelita Aircraft Services
merupakan tempat terpadu pusat pemeliharaan dan perbaikan pesawat (AMO)
yang didirikan pada tanggal 24 November 1987, untuk menyediakan Jasa
pemeliharaan pesawat induk perusahaan PT. Pelita Air Service ( IAS ) telah
tumbuh menjadi penyedia layanan inspeksi, pemeliharaan, perbaikan dan overhaul
pesawat terkemuka di Indonesia (disertifikasi oleh Indonesia DGAC No: 145
16800).
PT Indopelita Aircraft Services menyediakan jasa untuk banyak pelanggan,
mulai dari instansi pemerintah, maskapai penerbangan, Layanan udara militer, dan
regional, Kemampuan airframe menyebar dari pesawat jet sipil berbadan lebar
sampai dengan helikopter militer, dan baik untuk melayani komponen mesin,
instrumen, radio, dan layanan khusus. Saat ini, PT Indopelita Aircraft Service
melayani pemeliharaan pesawat dan komponen-komponen pesawat berbagai

5
instansi baik pemerintah maupun swasta serta telah menjalani kerjasama dengan
banyak perusahaan pelayanaan pesawat terbang
Dengan berdirinya PT. Indopelita Aircraft Services yang menjadi perusahaan
maintenance atau bengkel pesawat maka akan mengurangi konsumen dari
pesawat-pesawat indonesia yang bergantung pada perusahaan luar negeri,karna
fasilitas di perusahaan mampu mengimbangi bahkan melebihi yang ada di luar
negeri. Perusahaan PT. Indopelita Aircraft Services mampunyai maksud lain
dengan alasan brgerak di bidang sektor perindustrian dan sektor jasa untuk
perkembangan negara,seperti :
 Mempercepat ahli teknologi penerbangan
 Meningkatkan swasembada pemeliharaan pesawat terbang yang merupakan
salah satu program pemerintahan untuk ketahanan nasional
 Meringankan pengeluaran biaya untuk pemeliharaan pesawat terbang atau
perbaikan bagi perusahaan penerbangan nasional
 Mencegah mengalirnya devisa keluar negeri, mengingat fasilitas
pemeliharaan pesawat terbang di dalam negeri masih kurang memadai
sehingaa selama ini hampir setiap kegiatan pemeliharaan atau perbaikan
pesawat terbang di lakukan di luar negeri
 Memanfaatkan fasilitas,peralatan dan personil yang ada di PT. Indopelita
Aircraft Services sebagai tahap awal mengingat adanya tenaga-tenaga yang
ideal yang di miliki diindonesia sendiri.

6
PT. Indopelita Aircraft Services melakukan banyak pemeliharaan-
pemeliharaan pada pesawat.Banyak sekali pesawat-pesawat yang sudah masuk
dan di lakukan aktivitas maintenance di dalam hangar, seperti :
A. Fokker F-50
B. ATR
C. RJ-85
D. CASA C212-200
Adapun helicopter (Rotary wing),seperti :
A. Bell 142 EP
B. Bell PK-PUJ, Bell PK-PUY
Perusahaan PT. Indopelita Aircraft Services juga sering sekali di datangi
oleh pesawat-pesawat luar negeri,biasanya pesawat luar negeri yang datang ke
perusahaan adalah pesawat dari negara Afrika,singapore dan philipina.Dari sinilah
membuat tingkat teknologi indonesia tidak kalah saing dengan perusahaan luar
negeri.Perusahaan mewakili indonesia untuk menunjukan kepada dunia modern
bahwa indonesia mampu menyaingi globalisasi secara general.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


Visi dari perusahaan PT. Indopelita Aircraft Services adalah sebagai
Layanan yang komprehensif dan sebagai salah satu pusat pemeliharaan pesawat
terbaik di Indonesia dengan standar kelas dunia.
Misi dari perusahaan PT. Indopelita Aircraft Services adalah mampu
menjadi pusat pemeliharaan pesawat dengan layanan yang efisien dengan kualitas
standar tinggi, pengiriman yang tepat waktu, dan memenuhi kepuasan pelanggan.

7
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Adapun struktur organisasi di PT. Indopelita Aircraft Services adalah
sebagai berikut

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Indopelita Aircraft Service

8
2.4 Jobdesk
Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian yang berada di dalam
struktur organisasi PT Indo pelita Aircraft Services yaitu sebagai berikut:
1. Commisioner
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengawasi pelaksanaan kegiatan operasional yang dijalankan perusahaan
dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Mengambil keputusan di dalam maupun diluar rapat komisaris.
3. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan
Direktur,termasuklaporan hasil audit internal/eksternal.
4. Memilih dan mengganti pimpinan perusahaan apabila pimpinan perusahaan
yang tidak mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. President Director
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
2. Menawarkan visi dan imajinasi ditingkat tertinggi (biasanya bekerjasama
dengan MD atau CEO).
3. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
4. Menawarkan visi dan imajinasi ditingkat tertinggi (biasanya bekerjasama
dengan MD atau CEO).
5. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia
luar.
6. Mengambil keputusan sebagaimana di delegasikan oleh BOD atau pada
situasi tertentu yang dianggap perlu,yang diputuskan, dalam meeting-
meeting BOD.

9
3. Production EVP
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Membuat rencana kerja dan anggaran direkrtorat produksi serta melakukan
pengawasan atasnya.
2. Mengendalikan dan mensupervisi kegiatan dalam direktorat produksi.
3. Memotivasi dan menetapkan lingkungan kerja yang baik untuk
meningkatkan kinerja personil dalam direktorat produksi
Mengkoordinasikan semua kegiatan direktorat produki dengan
perencanaan kegiatan operasi penerbangan pelanggan.Memastikan bahwa
personil dari direktorat produksi mendapatkan pelatihan yang cukup.
4. Memastikan bahwa fasilitas dan alat yang digunakan oleh direktorat
produksi tersedia dan cukup.
4. Finance & General Affair EVP
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang
administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan
perlengkapan.
3. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta
pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
4. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air
dari langganan.
5. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.

10
5. Engineering Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengatur fungsi Engineering Services dalam cara mencapai kualitas
produk,biayayang efektif dan sasaran tepat waktu.
2. Memastikan semua data engineering yang diperlukan dan sumber daya
data tersedia dalam kegiatan engineering untuk mencapai kebutuhan
pelanggan.
6. Aircraft Maintenance Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Menyusun,mengatur,dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan repair
agar tidak mengganggu jalannya operasi perusahaan.
2. Melakukan perbaikan sarana dan prasarana pabrik bila diperlukan
sesuai dengan kemampuan teknik yang dimiliki.
3. Bertanggung jawab atas penggunaan suku cadang dan biaya-biaya
yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan maintenance dan
repair.
7. Finance Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengatur dan mengawasi administrasi yang berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Bertanggung jawab atas lalu lintas pembayaran pembelian material dan
penjualan dari pembeli.
3. Mengawasi sistem pengupahan para buruh dan bertanggung jawab atas
pembayaran gaji para staf.
4. Menerima laporan dan bukti dari penjualan.

8 . Human Resources &General Affair Division


Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengelola sumberdaya manusia yang ada dalam perusahaan.
2. Memastikan sumber daya manusia yang dibutuhkan tersedia.

11
9. Internal Audit Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Melakukan aktivitas pengawasan untuk memastikan bahwa semua proses
akutansi dan keuangan berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada.
10. Marketing Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan terhadap proses sales dan marketing yang berjalan
diperusahaan.
2. Membuat strategi pemasaran yang meliputi kegiatan menyeleksi
beberaptarget pasar,mengembangkan dan memelihara bauran pemasaran
yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang dituju.
11. Quality Assurance &Safety Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab dan memeriksa kualitas bahan baku untuk produksi.
2. Membuat standar kualitas setiap bagian yang kritis dari setiap aspek
dalam perusahaan.
3. Melakukan pengawasan dan tanggung jawab atas kualitas dari setiap
Infrastruktur dan Tenaga kerja yang ada.
12. Logistic Division
Tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi dalam pengadaan material kebutuhan pesawat terbang.
2. Mengontrol material sesuai dengan standard.
3. Memastikan ketersediaan material yang dibutuhkan

2.5 Jenis Kegiatan


Aktivitas yang di lakukan di perusahaan PT. Indopelita Aircraft Services adalah
sebagai berikut :
1. Stripping: Sebuah kegiatan atau aktivitas untuk mengetahui dimana
letak korosi dan crack pada bagian pesawat,khususnya pada bagian body
luar pesawat, kegiatan ini mengerok cat pada bagian pesawat yang
khusus menggunakan sinar ultraviolet untuk mengetahui bagian yang

12
korosi dan retak kemudia part dan panel-panel pada pesawat di ganti
dengan yang baru.
2. Balancing: Sebuah kegiatan atau aktivitas untuk menimbang sebuah
pesawat.dimana mengatur keseimbangan pada saat pesawat take
of,terbang dan pada saat landing.
3. Overhaul: Sebuah kegiatan atau aktivitas dimana menurunkan segala
part dan komponen pesawat.
4. Maintenance: Sebuah kegiatan atau aktivitas berkala yang di terapkan
pesawat khusus pada bagian bagian yang memiliki nilai kerusakan kritis
paling tinggi.
5. Recycling: Sebuah kegiatan yang mendaur ulang atau recyle dari part
part yang ada di pesawat sehingga lift service nya menjadi seperti semula
meski sudah pernah di pakai dan sudah pernah di instal sebelum nya di
pesawat.

13
BAB III
KEGIATAN KERJA

3.1 Rincian Kegiatan Kerja


Rincian kegiatan ini penulis menyusun sesuai dengan apa yang di kerjakan di
lapangan. Rencana kegiatan ini juga selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi di
lapangan. Perubahan ini dapat disebabkan oleh penyesuaian dari pembimbing
Kerja Praktek yang telah ditunjuk oleh perusahaan atau lembaga tempat penulis
melaksanakan Kerja Praktek.
Sehubungan dengan hal tersebut, antara penulis dengan pihak PT. Indopelita
Aircraft Sevices telah membuat kesepakatan bahwa kegiatan Kerja Praktek akan
berlangsung selama satu bulan, maka penulis mempunyai rencana kegiatan
Praktek Kerja Lapangan pada PT. Indopelita Aircraft Sevices seperti pada tabel
berikut :
Tabel 3.1 Rincian rencana kegiatan kerja
Minggu ke -
No Kegiatan kerja I II III IV

1. Pengenalan perusahaan, mengetahui sejarah, √


profil perusahaan, visi dan misi perusahaan,
tata letak ruang dan beradaptasi dengan
lingkungan kerja,
2. Mempelajari apa yang di kerjakan selama √ √ √ √
berada di tempat kerja praktek dan ikut ambil
bagian pada setiap pekerjaan yang dilakukan
di hanggar.
3. Mengetahui komponen yang ada pada bottle √ √
fire extinguisher dengan melakukan removal
dan installation bottle fire pada pesawat
CASA 212-200 serta mengetahui sistem kerja
yang terdapat pada bottle fire extinguisher.

14
4. Mempelajari bidang yang terkait dengan judul √ √ √
dan mencari informasi dari karyawan dan dari
buku-buku yang ada diperusahaan, kemudian
disusun dalam bentuk laporan.

Kegiatan diatas dapat diuraikan dengan spesifikasi sebagai berikut :


1. Melakukan pengenalan perusahaan, mengetahui sejarah perusahaan, profil
perusahaan, visi dan misi perusahaan, tata letak ruang dan beradaptasi
dengan lingkungan kerja, Pada periode ini akan sangat bermanfaat karna
akan lebih mengenal dan memahami kondisi serta suasana kerja
diperusahaan secara umum.
2. Ikut ambil bagian dalam setiap pekerjaan yang dilakukan di hanggar dan
mempelajari apa yang di kerjakan selama berada di tempat kerja praktek.
3. Mempelajari dan mengetahui komponen - komponen yang ada pada bottle
fire extinguisher dan melakukan removal dan installation, serta
mengetahui sistem kerja yang terdapat pada bottle fire extinguisher di
pesawat CASA 212-200. Untuk melaksanakan kegiatan maintenance pada
pesawat harus dengan bimbingan dan arahan dari pembimbing kerja
praktek, serta mempelajari cara yang benar dalam melakukan maintenance
pesawat sesuai dengan prosedur yang tertera pada buku Airplane
Maintenance Manual (AMM).
4. Mempelajari bidang yang terkait dengan judul dan mencari informasi dari
karyawan dan dari buku-buku yang ada diperusahaan, kemudian disusun
dalam bentuk laporan.

15
3.2 Kegiatan Lainnya
Kegiatan yang dilaksanakan selama proses kerja praktek selalu berubah-ubah,
sesuai dengan prosedur atau perintah dari pembimbing tempat kerja kraktek.
Selama pelaksanaan kegiatan kerja praktek, penulis ditempatkan dibagian
hanggar yaitu khusus perawatan dibagian mesin pesawat saja. Tabel berikut ini
adalah uraian dari kegiatan yang dilaksanakan penulis selama melakukan Kerja
Praktek di PT.Indo Pelita Aircraft Service.

Tabel 3.2 kegiatan kerja


No Pelaksanaan Kegiatan

1. Pengarahan dari bagian pembimbing kerja praktek
 tentang, tata letak ruangan kerja, peraturan yang

 ada di perusahaan dan struktur organisasi

 sekaligus pengenalan terhadap lingkungan kerja


1. Minggu ke – 1 yang ada di PT. Indopelita aircraft service.
2. Perkenalan dengan karyawan yang ada di
hanggar yang berhubungan dengan pelaksanaaan
Kerja Praktek.
3. Bersosialisasi terhadap lingkungan kerja praktek.

1. Pemberian arahan mengenai gambaran umum dan


struktur organisasi sekaligus pengenalan terhadap
lingkungan kerja.
2. Minggu ke - 2 2. Removal dan installation cabin floor.
3. Pendalaman teori dan gambaran umum tentang
bottle fire extinguisher.
4. Mengikuti kegiatan inspeksi bottle fire
extinguisher pada pesawat Casa 212-200.

16

1. Mengikuti kegiatan inspeksi bottle fire
  extinguisher pada pesawat Casa 212-200.
 3.  Minggu ke – 3 2. Mengikuti pekerjaan painting pada pesawat Casa
212-200 dan memasang cover cabin.
3. Mengumpulkan data - data yang dibutuhkan guna
menyelesaikan laporan kerja praktek.

1. Mengikuti kegiatan pemasangan unkernaut pada


4. Minggu ke - 4 ramdoor di pesawat Casa 212-200.
2. Menyelesaikan laporan.

17
BAB IV
INSPEKSI WEIGHT OF ENGINE FIRE EXTINGUISHER

4.1 Gambaran Umum tentang inspeksi pesawat


Setiap pesawat udara selama beroperasi pasti mempunyai jadwal untuk
perawatan. Perawatan ini harus dilakukan karena setiap komponen mempunyai
batas usia tertentu sehingga komponen tersebut harus diganti. Selain itu,
komponen juga harus diperbaiki bila ditemukan telah mengalami kerusakan.
Secara garis besar, program perawatan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu perawatan preventif dan korektif. Perawatan preventif adalah perawatan
yang mencegah terjadinya kegagalan komponen sebelum komponen tersebut
rusak. Sedangkan perawatan korektif adalah perawatan yang memperbaiki
komponen yang rusak agar kembali ke kondisi awal.

4.1.1 Perawatan preventif dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :


4.1.1.1 Perawatan periodic :
merupakan perawatan yang dilakukan berdasarkan batas waktu dari umur
maksimum suatu komponen pesawat. Dengan kata lain, perawatan ini
merupakan perawatan pencegahan dengan cara mengganti komponen
pesawat meskipun komponen tersebut belum mengalami kerusakan
4.1.1.2 Perawatan on-condition :
merupakan perawatan yang memerlukan inspeksi untuk menentukan kondisi
suatu komponen pesawat. Setelah itu ditentukan tindakan selanjutnya
berdasarkan hasil inspeksi tersebut. Bila ada gejala kerusakan, komponen
tersebut dapat diganti bila alasan-alasan teknik dan ekonominya
memenuhi.Seorang engineer harus melakukan perawatan preventif.
Hal-hal yang harus di lakukan adalah sebagai berikut :

18
1. memeriksa nose gear strut,ban dan komponen roda
2. memeriksa body pesawat termasuk cabin window dan engine
3. memeriksa kondisi area sayap
4. memeriksa kondisi main landing gear dan komponennya

4.1.2 Perawatan korektif yaitu :


perawatan yang dilakukan setelah ditemukan kerusakan pada suatu
komponen, dengan cara memperbaiki komponen tersebut. Bila cara
perbaikan tidak dapat dilakukan dengan alasan teknik maupun ekonomi,
maka harus dilakukan penggantian.
4.1.3 Interval Perawatan Pesawat
Perawatan pesawat biasanya dikelompokkan berdasarkan interval yang
sepadan dalam paket-paket kerja atau disebut dengan clustering. Hal ini
dilakukan agar tugas perawatan lebih mudah, efektif dan efisien. Interval
yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan paket - paket tersebut adalah
sebagai berikut:
4.1.3.1 Flight Hours
Merupakan interval inspeksi yang didasarkan pada jumlah jam operasional
suatu pesawat terbang.
4.1.3.2 Flight Cycle
Merupakan interval inspeksi yang didasarkan pada jumlah takeoff-landing
yang dilakukan suatu pesawat terbang. Satu kali takeoff - landing dihitung
satu cycle.
4.1.3.3 Calendar Time
Merupakan interval inspeksi yang dilakukan sesuai dengan jadwal tertentu.
Dari jumlah tugas perawatan atau inspeksi yang dilaksanakan, maintenance
dapat dibagi dalam minor maintenance seperti transit check, before
departure check, daily check, weekly check dan heavy maintenance seperti
A-Check, B-Check , C-Check dan D-Check.

19
4.1.4 Minor maintenance di bagi menjadi 4 bagian yaitu:
4.1.4.1 Transit Check
Inspeksi ini harus dilaksanakan setiap kali setelah melakukan penerbangan
saat transit di station mana pun. Operator biasanya memeriksa pesawat
untuk memastikan bahwa pada pesawat tidak terdapat satu pun kerusakan
struktur, semua sistem berfungsi dengan sebagaimana mestinya
4.1.4.2 Before Departure Check
Inspeksi ini harus dilakukan sedekat mungkin sebelum tiap kali pesawat
berangkat beroperasi, maksimal dua jam sebelumnya.
4.1.4.3 Daily Check (Overnight Check)
Pemeriksaan ini harus dilakukan satu kali dalam jangka waktu 24 jam
setelah daily check sebelumnya dilakukan. Setiap hari pesawat telah
diprediksi akan ground stop minimal selama empat jam. Inspeksi ini
mencakup pemeriksaan komponen, pemeriksaan keliling pesawat secara
visual untuk mendeteksi ada atau tidaknya ketidaksesuaian, melakukan
pengamanan lebih lanjut, dan pemeriksaan sistem operasional.

4.1.4.4 Weekly Check


Pemeriksaan ini harus telah dilakukan dalam tujuh hari penanggalan.
4.1.4.5 Aircraft maintenance checks
periode pemeriksaan yang harus dilakukan pada pesawat setelah
penggunaan pesawat untuk jangka waktu tertentu, digunakan sebagai
parameter interval untuk heavy maintenance yang meliputi A-Check, B-
Check, C-Check, dan D-Check.
A Check : Dilakukan kira-kira setiap satu bulan. Pemeriksaan ini biasanya
dilakukan hingga 10 jam. Pemeriksaan ini bervariasi, bergantung pada tipe
pesawat, jumlah siklus (takeoff dan landing dianggap sebagai siklus
pesawat, atau jam terbang sejak pemeriksaan terakhir). Perawatan pesawat
jenis ini hanya melakukan pemeriksaan pada pesawat terbang untuk
memastikan kelayakan mesin, sistem-sistem, komponen-komponen, dan

20
struktur pesawat untuk beroperasi. Untuk Boeing 737 Classic A-check
dilakukan setelah 300 jam terbang,Casa 212-200 dilakukan setelah 100 jam.
B Check : Bergantung pada masing-masing jenis pesawat, pemeriksaan
berkisar antara 9 hingga 28 jam ground time dan biasanya dilakukan kira-
kira setiap lima bulan. Perawatan pesawat dalam skala kecil ini hanya
meliputi proses pembersihan, pelumasan, penggantian ban apabila sudah
aus, dan inspeksi struktur bagian dalam.
C Check : Sebuah pesawat harus melakukan C-Check setelah 15-18 bulan.
Bergantung pada tipe pesawat, pemeriksaan ini bisa memakan waktu 10
hari. Perawatan pesawat tipe ini merupakan inspeksi komprehensif termasuk
bagian-bagian yang tersembunyi, sehingga kerusakan dan keretakan di
bagian dalam dapat ditemukan. Untuk Casa 212-200 setiap 600 FH atau
setiap setahun sekali.
D Check : Inspeksi ini biasa disebut overhaul. Pemeriksaan jenis ini adalah
perawatan yang paling detail, untuk pesawat Boeing 737-300, 737-400 dan
737-500, inspeksi ini dilakukan setiap 24.000 FH. Sedangkan untuk Boeing
747-400 dilakukan setiap 28.000 FH dan untuk Airbus A-330-341
dilakukan setiap 6 tahun. Pada pengecekan jenis ini pesawat diinspeksi
secara keseluruhan.

21
4.2 Fire Extinguisher
Fire extinguisher adalah sebuah alat portable pemadam kebakaran yang di
gunakan untuk memadamkan api khususnya di engine pesawat, fire extinguisher
ini biasanya di lakukan inspeksi weight setahun sekali, untuk pergantian bottlenya
dilakukan setiap 5 tahun sekali, dan berat bottlenya adalah 3,15 kg, di dalam
bottle pemadam mengandung 970gr BCF (bromochlorodifluoromethane)
dikombinasikan dengan freon dan nitrogen.
Berikut ini adalah klasifikasi pemadam kebakaran yang dipasang pada
pesawat casa 212 yang terdiri dari :
1. Dua botol pemadam kebakaran pada engine pesawat yang di gunakan untuk
setiap masing - masing engine yang terletak di belakang firewall
2. Ada empat kartrid pelepasan yang ada di bagian kokpit, yang bisa di pakai
untuk engine sebelah kiri maupun engine sebelah kanan
3. Ada dua katup pemadam, yang terletak di sebelah botol pemadam dan
terhubung ke pipa penyemburan yang berfungsi sebagai tempat keluarnya
foam ke engine
4. Ada sebuah pipa crossfeed yang menghubungkan kedua katup pemadam
antara engine sebelah kiri dan engine sebelah kanan yang dipasangkan di
bagian tengah sayap pesawat (centre wing)
5. Ada dua lampu peringatan jenis PTT (push to talk) di panel kontrol
pemadam kebakaran, yang menunjukkan kapan kartrid pelepasan di botol
telah disemburkan dan oleh karena itu kondisi kosong dari botol pemadam
itu dapat di ketahui.
6. Ada dua sakelar inersia yang terletak di atas bagian kokpit, tujuannya
adalah untuk secara otomatis melepaskan botol pemadam pada mesin yang
sesuai saat pesawat mengalami kebakaran, saat melakukannya, saklar
inersia juga memutuskan arus listrik ke semua komponen dan sistem,
kecuali untuk menyemburkan botol pemadam dan untuk mengoperasikan
sistem lampu darurat.

22
Gambar 4.1 Bottle Fire Extinguisher

Gambar 4.2 Saklar Pelepasan

23
4.3 Cara kerja bottle fire extinguisher
Cara kerja fire extinguisher ini sama seperti alat pemadam pada umumnya,
Sistem pemadam ini bekerja apabila terjadi kenaikan suhu drastis atau terjadi
kebakaran, maka pada ujung pipa di bagian bawah bottle fire ada sebuah terminal
switch yang berfungsi sebagai pendeteksi yang sangat peka terhadap suhu panas
dan menghubungkan kabel konektor dari bottle ke bagian kokpit.Apabila terjadi
kebakaran di engine langkah pertama yang harus dilakukan oleh pilot adalah
Shutdown engine agar menghentikan pasokan bahan bakar ke mesin.
Bottle fire akan mulai di tembakan oleh kokpit apabila detektor yang
mendeteksi suhu panas sudah lebih dari 900C. ketika suhu panas terdeteksi maka
alarm kebakaran atau lampu peringatan akan menyala,kemudian pilot mulai
menembakan foam atau media pemadam,dari sini katup atau cartridge yang
berfungsi mengatur keluarnya foam atau media pemadam akan terbuka dan foam
akan mengalir keluar memalui pipa diffuser dan memadamkan api.pada umumnya
tingkat kecepatan penyemprotan media pada sistem ini terbilang sangat cepat
karna hanya memerlukan waktu tak sampai 1 menit, sehingga kemungkinan
penjalaran api yang terlalu besar akan dapat di cegah secepat mungkin.

4. 4 Membongkar dan memasang bottle fire extinguisher


Pada saat membongkar dan pemasangan bottle sebaiknya di amati dengan
teliti,perhatikan setiap bagian-bagian komponen dengan saksama, Kondisi dari
komponen-komponen bottle bisa di lihat secara visual inspeksi apabila terjadi
kerusakan ringan,untuk itu harus lebih teliti dalam membongkar dan pemasangan
bottle karna tanda-tanda kerusakan bisa di lihat tanpa harus mengunakan alat
khusus.

24
4.4.1 Automatic Fire Extinguisher
1. Equipment dan material :
A. Servicing platform

untuk mempermudah perkerjaan dalam proses memasang atau


pembongkaran komponen pesawat pada bagian engine.

Gambar 4.3 Servicing Platform

B. Ring pass

untuk mengencangkan atau membuka baut atau mur yang ada pada cartridge
dan delivery pipes.

Gambar 4.4 Ring Pass

25
C. pipa protection cover
Sebagai penutup dari cartridge pipe.

Gambar 4.5 Pipa Protection Cover

D. Screwdriver
Untuk membuka atau unntuk mengencangkan baut pada cover engine.

Gambar 4.6 Screwdriver

26
E. Voltmeter
Alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik pada
terminal switch.

Gambar 4.7 Voltmeter

2. Langkah-langkah kerjaAutomatic Fire Extinguisher


A. Proses removal
1. sebelum melakukan pembongkaran pada bottle fire langkah yang
pertama yang harus diperhatikan adalah memasang platform servis di
sisi LH (Left Hand) dan RH (Right hand) pada mesin yang sesuai.
2. lepaskan panel mesin 470JL (480JL) dengan menggunkan screwdriver
dan bukalah panel-panel berikut :

27
tabel 4.1 bagian-bagian wing button

PANEL SERVICE PANEL

OVERHEAD EXT L WB 1

OVERHEAD EXT R WB 2

OVERHEAD EXT INDIC WB 15

B. proses removal
1. lepaskan konektor kartrid (pada gambar 1 dan 7) dengan
menggunakan adjustable wrench
2. lepaskan konektor quick-release (pada gambar 4)
3. lepaskan dua konektor indikator dari strip terminal (pada gambar 5)
4. lepaskan delivery pipes (pada gambar 2 dan 3)
5. lepaskan overpreassure pipe dengan menggunkan ring pass
(pada gambar 6)
6. kendorkan tali pengikat (into strap) (pada gambar 8). Setelah itu
lepaskan alat pemadam api.
C. Proses installation
1. letakkan alat pemadam api ke dalam tali pengikat (into strap) dan
dipasang pada braket, kemudian kencangkan strep (pada gambar 8)
2. sambungkan delivery pipes (pada gambar 2 dan 3) kemudian
kencangkan dengan menggunakan ring pass
3. hubungkan overpreassure pipe dan kencangkan menggunakan ring
pass (pada gambar 6)
4. hubungkan dua konektor indikator ke terminal switch (pada gambar 5)
5. hubungkan kedua konektor pada quick-release (pada gambar 4)

28
6. lakukan pengujian dengan menggunakan voltmeter pada konektor
kartrid pelepasan (pada gambar 1 dan gambar 7)
7. hubungkan konektor kartrid (pada gambar 1 dan 7) ke masing-masing
kartrid dengan menggunakan ring pass
8. pasang label pada bottle yang sudah dilakukannya inspeksi.

Gambar 4.8 Automatic Fire Extinguisher

Gambar 4.9 Label

29
4.4.2 Fire Extinguisher Valve
1. Equipment dan material :
A. pipa protection cover
Berfungsi sebagai penutup dari pipa cartridge.

Gambar 4.10 Pipa Protection Cover

B. Ring pass
Berfungsi untuk mengencangkan atau membuka baut atau mur yang ada pada
cartridge dan delivery pipes.

Gambar 4.11 Ring Pass

30
C. Long nose
Berfungsi sebagai penjepit kawat.

Gambar 4.12 Long Nose

2. Langkah-langkah kerjafire extinguisher valve


A. Proses removal
1. lepaskan pipa (pada gambar 1,2,5 dan 6) dari port valve (7) dengan
menggunakan ring pass
2. Pasang pipe protection covers (pada gambar 1,2,5 dan 6) pada port
valve (7)
3. kendorkan mur (pada gambar 4) dan lepaskan port valve
(pada gambar 7) dari penjepit (3) dengan menggunakan alat bantu long
nose
B. Proses Installation
1. pasang port valve ke penjepit (3) dan kencangkan mur menggunakan
ring pass (pada gambar 4).
2. sambungkan pipa penghubung (pada gambar 1,2,5 dan 6) ke port valve
(7) dan kencangkan pipa penghubung itu dengan menggunakan ring
pass.

31
Gambar 4.13 Fire Extinguisher Valve

4.4.3 Engine fire extinguisher system


1. Equipment dan material
A. unit daya dasar (ground power unit / GPU)
Untuk mengisi daya listrik ke APU

Gambar 4.14 Ground Power Unit

32
B. Discharge connector test lamp
Untukmengecek lampu yang ada di terminal switch

Gambar 4.15 Discharge Connector Test Lamp

2. Langkah-langkah pengerjaan engine fire extinguisher system


1. pasang servicing platform pada engine kiri dan engine kanan.
2. melepaskan panel mesin 470 LH pada engine kiri dan panel 480 RH pada
engine kanan.
3. lepaskan kedua pipa crosfeed (pada gambar 2) dari bottle fire engine.
4. sambung dan kencangkan pipa crosfeed (pada gambar 2) ke bottle fire
engine pada masing-masing engine kiri dan engine kanan.

33
Gambar 4.16 Engine Fire Fxtinguisher System

3. Proses pengujian terminal switch


1. lepaskan konektor A dan B pada terminal swicth dari kartrid pelepas
pemadam kebakaran baik engine kiri maupun pada engine kanan
2. menghubungkan GPU dan menyalakan sistem listrik pesawat.
3. pasang lampu uji pelepasan ke masing - masing konektor terminal
switch setelah itu melakukan pengujian dengan menggunakan
Discharge connector test lamp. setelah melakukan pengujian pada
bottle yang ada pada engine kiri maupun kanan, sambung dan
kencangkan pipa pengangkut (pada gambar 2) ke bottle fire
extinguisher dengan menggunakan kunci ring pass.
4. pasang panel mesin 470 RH dan 480 LH pada mesin yang sesuai
dengan menggunakan Screwdriver.

34
Gambar 4.17 penutup wing button

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Selama melaksanakan Kerja Praktek (KP) di PT.Indo Pelita Aircraft
Services dan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan
yaitu :
a) PT. Indo Pelita Aircraft Service adalah salah satu anak perusahaan dari PT
Pelita Air Service, dimana perusahaan tersebut adalah anak perusahaan
dari PT. Pertamina yang terdapat fasilitas lapangan terbang pertamina. PT.
Indo Pelita Aircraft service merupakan tempat terpadunya pusat
pemeliharaan pesawat terbang seperti, inspeksi perbaikan dan overhaul
pesawat.
b) Proses inspeksi yang dilakukan pada bottle fire extinguisher adalah proses
inspeksi C check, bottle fire extinguisher adalah komponen pesawat yang
harus di periksa secara rutin setiap setahun sekali serta komponen-
komponennya yang lain, apabila terjadi kerusakan langsung dilakukan
pergantian, pemeriksaan Bottle fire engine ini tidak memerlukan alat
khusus tetapi dengan menggunakan visual inspeksi saja.
c) Bottle fire extinguisher merupakan komponen yang di kontrol secara
otomatis oleh kokpit melalui saklar pelepasan dan foam akan keluar
melalui cartridge menuju ke delivery pipes.

36
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan untuk pembaca bila akan melakukan
Kerja Praktik di PT.Indo Pelita Aircraft Services antara lain :
a) Melakukan bimbingan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing kerja
praktek (KP) atau kepada dosen Teknik Mesin untuk mengkonsultasikan
tempat Kerja Praktek yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat kerja
praktek.
b) Melakukan bimbingan kepada pembimbing Kerja Praktek di perusahaan
jika menemukan kendala, membutuhkan saran serta mencari informasi
sebanyak–banyaknya mengenai Kerja Praktek dan mengumpulkan
informasi dan sumber-sumber bahan Kerja Praktek untuk mendukung
proses pembelajaran dan proses pembuatan laporan kerja praktek.
c) Pada saat melakukan proses pengecekan harus sesuai dengan yang tertera
pada task card yang telah di kasih perusahaan agar hasil pengecekan yang
didapat semaksimal mungkin dan sesuai dengan prosedur keselamatan
penerbangan yang tertera pada AMM (Airplane Maintenance Manual ).

37
DAFTAR PUSTAKA

1. PRATT & WHITNEY CANADA, AMM (Airplane Maintenance


Manual) part no.26-00-00
2. PRATT & WHITNEY CANADA, ILUSTRATED PART CATALOG,
manual part no. 26-00-00
3. PRODUCK SUPPORT CUSTOMER TRANING FIRE PROTECTION
4. WWW.INDOPELITAAIRCRAFTSERVICE.COM
5. AMO OF Q.C MANUAL.
6. AVIATION MAINTENANCE TECHNICIAN SERIES.

38

Вам также может понравиться