Вы находитесь на странице: 1из 12

Dinas pendidikan dan kebudayaan

SMK NEGERI 1 KELUANG


Bisnis manajemen dan teknologi rekayasa
JL.keluang-mekarjaya DS.sidorejo kec.keluangkab.muba
30754
E-mail: smkn1keluang@gmail.com

WIRAUSAHA
PROSES PEMBUATAN TAHU

DISUSUSUN OLEH :
1. SOLIHIN
2. ARYA SANDI
3. UJANG SAFARUDIN
4. LILHAM KURNIAWAN
5. SURONO

SMK NEGERI 1 KELUANG


TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018
GURU PEMBIMBING : ETI SUPRIYANTI S.PD
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PROSES PEMBUATAN TAHU
”. Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak menerima bantuan dari berbagai pihak
sehingga dalam waktu yang singkat makalah yang sederhana ini dapat terwujud. Oleh karena
itu, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu,terutama orang tua dan guru-guru di sekolah.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan iringan doa
semoga makalah ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan dan wacana berpikir
kita bersama. Amin.

KELUANG, 10 OKTOBER 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar belakang

b. Rumusan masalah

c. Tujuan teroritis masalah

BAB 2 PEMBAHASAN
a.interaksi antar komponen biotik
b. rantai makanan
c.mekanisme rantai makanan
d. jaring-jaring rantai makanan
e. mekanisme jaring-jaring makanan
BAB 3 KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia merupakan Negara Agraris yang subur beriklim
tropis. Sehingga penduduk Indonesia dapat memanfaatkannya dengan menanam berbagai
macam tanaman. Salah satunya adalah kacang kedelai. Kacang kedelai tersebut banyak
mengandung gizi yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan jasmani. Selain dapat dikonsumsi
kedelai dapat diolah menjadi berbagai macam makanan seperti tahu.
Karena pada kenyataannya proses pembuatan tahu tidaklah terlalu rumit, oleh karena itu
banyak masyarakat yang menjadikan pembuatan tahu sebagai penghasilan keluarga. Oleh
karena itu dibuatnya karya ilmiah ini agar masyarakat atau pembaca dapat mengetahui proses
pembuatan tahu dan bisa dijadikan pedoman baginya untuk memulai usaha.
1.2 Batasan Masalah
Untuk memberikan batasan atau ruang lingkup maka kami mengaskan bahwa karya ilmiah ini
hanya terbatas pada alat dan bahan yang dibutuhkan serta proses pembuatan tahu.

1.3 Rumusan Masalah


1) Bagaimana cara memilih bahan baku yang baik ?
2) Apa saja langkah-langkah dalam proses pembuatan tahu ?

1.4 Tujuan Penelitian


1) Untuk menambah pengetahuan tentang cara pembuatan tahu kedelai serta memperkaya
pengetahuan dan wawasan
2) Mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu

1.5 Manfaat penelitian


1) Memperkaya perkembangan pertanian khususnya dalam tahu
2) Para pembaca diharapkan dapat memahami dan mengetahui proses pembuatan tahu.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Asal-usul Tahu


Tahu dibuat dari kacang kedelai yang fermentasikan dan diambil sarinya. Berbeda dengan
tempe yang asli Indonesia, tahu berasal dari China, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan
bakso.
Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauhu (hanyu pinyin: doufu) yang secara
harfiah berarti “kedelai yang difermentasi”. Di Jepang dikenal dengan nama tofu. Dibawa
para perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga
menyebar ke seluruh dunia.
Tahu pertama kali mucul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han sekitar 2200 tahun yang lalu.
Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan, cucu Kaisar Han Gaozu Liu
Bang yang mendirikan Dinasti Han.
Liu An adalah ilmuan, filosof, penguasa, dan ahli politik. Ia tertarik pada ilmu kimia dan
Meditasi Tadiom. Para ahli sejarah berpendapat bahwa kemungkinan besar Liu An
melakukan pengenalan makanan non daging melalui tahu. Dan kemungkinan besar Liu An
mendapatkan tahu dengan nigari atau air lant dan menjadi kental seperti tahu saat ini.

2.2 Teori-teori Tentang Tahu


Ada beberapa teori bagaimana tahu pada awalnya terbentuk :
1) Teori pertama, kemungkinan besar proses pengumpalan tahu terjadi secara kebetulan.
Bila membuat sup dari puree kedelai biasanya harus diberi bumbu. Bila sup tersebut diberi
garam kemungkinan besar mengandung nigari (garam alami). Dengan adanya garam bitern
(nigari) maka pengumpalan tahu segera terjadi. Garam yang sengaja ditambahkan ternyata
dapat menggumpalkan tahu. Para tukang masak kemudian mengambil ampas tahu, agar
mendapat tahu yang lebih lembut dengan tekstur yang indah. Tahap berikutnya adalah
dengan pengepresan, membantu makanan lebih tahan segar dalam waktu yang lebih lama.
2) Teori kedua, mengusulkan bahwa karena tidak berternak sapi atau kambing untuk
produksi susu, kemungkinan besar masyarakat China tidak familiar dengan cara
menggumpalkan susu atau proses penggumpalan secara umum. Karena alasan tersebut,
kemungkinan besar mereka belajar dari orang India di daerah China Selatan atau dari
Monggolia bagian Utara China. Kedua negara tersebut biasa membuat gumpalan susu dan
keju. Teori teknologi import dari negara tetangga dianggap masuk akal karena China sangat
menggemari delicary yang beraroma ringan seperti “shark pin”, sarang burung walet, dan
teripangnya juga diimport dari negara lain. Kata tofu muncul pertama kali dalam sejarah
China sekitar 800 tahun kemudian. Dikatakan bahwa Bhudi Dharma, yang hidup di China
dari tahun 500-528 telah mendirikan sekolah chinesses chian (zen), dan dalam ajarannya
telah melibatkan dengan tahu dalam
Dharma Combat. Untuk memperdalam pernyataan mengenai cara-cara atau jalan Budha.
Budhi Dharma kemudian mengagunggan dan merefleksikan tahu sebagai sumber sesuatu
yang sederhana, sifat jujur, jalan alam pintas, dan mencerminkan warna sebagai jubah yang
putih dan agung. Prasasti tertua yang menyebut tofu adalah saiinoku, yang ditulis sewaktu
dynasti sung (960-1127), lebih dari 1000 tahun setelah penemu tahu itu sendiri.
Banyak buku kuno atau prasasti pada zaman itu menunjukkan karya yang ditulis sekitar 60
sampai 100 Bc,yang berisi cerita Lord An dan Tofu zaman itu. Dibuku-buku yang diterbitkan
dizaman dynasty Sung,terdapat deskripsi atau uraian dan menunjang bahwa tahu sering
disajikan bagi santapan raja-raja dizaman itu. Tofu atau tahu menyebar ke Jepang pada abad
kdelapan dan barangkali dibawa dari daratan China oleh beberapa pendeta Budha (Bhiksu)
yang berkelana mondar-mandir antara Jepang dan China.
Masuknya tahu ke Jepang melalui jalur keluarga istana ,para politisi dn ekonomi yang saat itu
banyak berhubungan antara China dan Jepang. Para Bhiksu Budha itu sendiri makanan
sehari-harinya adalah tofu. Didaerah sekitar candi Budha yang besar terdapat kedai-kedai
tahu dan diorganisasi atau dikelola oleh para Bhiksu Budha.di Jepang,khususnya dizaman
Kamakura (1185-1333) terjadilah gerakan besar-besaran untuk mempopulerkan tahu diantara
penganut agama Budha bagi masyarakat Jepang.
Dari Kamakura berkembang merambat ke Kyoto dan menyebar keseluruh negeri
Jepang.pemeluk agama Budha yaitu menghindarkan diri dari konsumsi daging “dari ternak
yang berkaki empat”,maka kehadiran tahu tentu saja disambut dengan gembira sebagai
sumber makanan kaya protein dan gizi yang murah dan lezat rasanya. Dari Jepang tahu
berkembang dan maju sehingga timbullah inofasi baru dibidang produksi tahu termasuk
didalamnya;tahu baku kering (dried frozen tofu),age,grilledtofu,dan nigari kinughosi.
Bersamaan dengan menyebarnya tahu di Jepang,sifat dasartahu tahap demi tahap mengalami
perubahan. Ditangan para ahli seni masak dan keterampilan,tahu yang diproduksi semakin
lebih lunak,lebih putih,dan dan cita rasanya yang lebih lezat. Namun demikian tahu yang
diproduksi dikawasaan perdesaan ternyata masih tetap mempertahankan tingkat kepadatan
yang lama serta kaya citarasa seperti tahu dari daratan Tiongkok.
Ketika seorang Zen Master China,yang bernama Ingen,tiba di Jepang ditahun 1661,ia sangat
terperanjat saat menemukan tofu yang tidak lagi seperti tahu yang terdapat di China saat ia
meninggalkan China. Dalam memuja jenis makanan baru ia menyusun dan mengukir kalimat
sederhana yang merupakan perubahan yang masih sangat terkenal hingga saat ini.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif yaitu dengan menjelaskan secara jelas mulai
dengan cara penyortiran, perendaman, penggilingan, pendidihan, penyaringan, perebusan,
dan percetakan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 5 Oktober 2017 sampai dengan tanggal 12 Oktober
2017. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan meliputi persiapan,pengumpulan data,dan
penyusunan laporan. Waktu dan tempat penelitian bersifat fleksibel.

3.3 Sample Penelitian


Pengambilan sample dilakukan untuk membandingkan dua kedelai yang berkualitas baik
dengan yang berkualitas buruk.

3.4 Taktik Pengumpulan Data


Karya ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan studi pustaka. Metode ini digunakan
untuk mendapatkan data sekaligus bagaimana cara proses pembuatan tahu. Dan informasi
diperoleh juga dari browsing,pencarian melalui internet kemudian dianalisis.

3.5 Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan cara melakukan langsung proses pembuatan tahu. Setelah
tahu yang kami buat sendiri selesai, kami melakukan perbandingan antara tahu yang kami
buat dengan tahu yang sudah ada dipasaran.
3.6 Prosedur Penelitian
Alat dan bahan dalam proses pembuatan tahu :
1) Kedelai
2) Asam cuka
3) Kain pengaduk
4) Cetakan
5) Wadah
6) Tungku dan kompor
7) Alat penghancur
8) Ember
9) Tampah
10) Kain saring

Cara kerja :
1. Pilih kedelai yang bersih dan besar ukurannya,kemudian cuci sampai bersih.
2. Rendam kedelai dalam air bersih selama 8 jam,usahakan semua kedelai terendam.
3. Bersihkan kembali kedelai dengan cara dicuci berkali-kali. Usahakan kedelai ini
sebersih mungkin untuk menghindari kedelai cepat masam.
4. Hancurkan kedelai dengan cara ditumbuk dan secara perlahan tambahkan air sedikit
demi sedikit sehingga kedelainya berbentuk bubur.
5. Masak bubur kedelai menggunakan tungku atau kompor. Apabila kedelai sudah
masak maka ditandai dengan gelembung kecil.
6. Saring bubur kedelai tersebut dengan asam cuka secukupnya,sambil diaduk secara
perlahan. Proses ini akan menghasikan gumpalan tahu.
7. Endapkan tahu itu,kemudian siap untuk dicetak sesuai keinginan kita.
BAB IV
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Untuk membuat tahu kedelai harus melewati beberapa tahap, yaitu pernyotiran, pencucian,
perendaman, penggilingan, pendidihan, penyaringan, penggumpalan, pencetakan, dan
perebusan.
A. Penyortiran dan Pencucian
Setiap harinya, home industri Purwogondo ini menggunakan ± 15 kuintal biji kedelai yang
sudah tua. Sebelum digiling, biji-biji kedelai itu harus dipilih terlebih dahulu. Caranya adalah
dengan meletakkan biji-biji kedelai itu pada tampah kemudian ditampi. Biasanya hal ini
dikerjakan oleh 4 orang. Tujuan dari pemilihan ini untuk mendapatkan kedelai yang bersih,
bebas dari kotoran sehingga menghasilkan produk tahu yang berkualitas.
Biji-biji kedelai yang sudah bersih itu kemidian dimasukkan ke dalam ember berisi air
dimana airnya mengalir, sehingga kotoran yang melekat maupun tercampur diantara biji
dapat hilang.

B. Perendaman
Setelah kedelai itu dicuci kemudian kedelai direndam dalam bak besar selama 6-12 jam.
Tetapi biasanya home industri ini merendam kedelai selama 7 jam. Perendaman kedelai
dimaksudkan agar kedelai menyerap air sehingga lebih lunak dan kulitnya mudah dikupas.
Cara mengupas kulit kedelai ini adalah dengan meremas-remas kedelai dalam air kemudian
dikuliti sehingga biji-biji kedelai kelihatan bersih.

C. Penggilingan

Keping-keping kedelai ditambah iar panas dan dimasukkan ke dalam alat penggiling. Untuk 1
bagian kedelai ditambah dengan dan bagian air panas dengan tujuan untuk menonaktifkan
enzim lipoksigenasi dalam kedelai yang menyebabkan bau langu.
Cara penggilingan : keping-keping kedelai direndam air panas selama beberapa menit
kemudian dimasukkan ke dalam penggilingan yang digerakkan generator. Keping-keping
kedelai tergiling menjadi halus dan menjadi bubur putih yang kemudian ditampung dalam
panic besar.
D. Pendidihan
Setelah digiling, bubur kedelai tadi dididihkan. Pendidihan ini bertujuan untuk
menonaktifkan zat antinutrisi kedelai dan meningkatkan nilai cerna.
Cara pendidihan : bubur kedelai dimasukkan ke dalam wajan besar lalu dipanaskan diatas
tungku. Karena bubur kedelai ini masih kental maka perlu ditambahkan air. Selama
pendidihan ini akan mengeluarkan busa, maka agar buasa tidak tumpah perlu diaduk. Lama
pendidihan ini sekitar 15-39 menit.

E. Penyaringan
Setelah dididihkan, bubur kedelai ini selanjutnya disaring untuk mendapatkan sari kedelai.
Caranya bubur kedelai diletakkan diatas kain mori kasar yang ada di dalam panic. Setelah itu,
kain mori ditutupkan pada bubur lalu diletakkan diantara penjepit papan kayu yang berada
pada peremukaan panic. Papan kayu ditekan sekuat-kuatnya agar semua air yang terdapat
dalam bubur terperas semua. Bila perlu, ampas saringan diperas lagi dengan menambah
sedikit air, penyaringan ini dapat dilakukan berulang kali hingga diperoleh sari kedelai yang
optimal. Selain sari kedelai, kita juga mendapatkan hasil lain yaitu ampas tahu yang dapat
dijadikan pakan ternak dan tempe gembus.
Selanjutnya, sari kedelai yang masih hangat dan berwarna kekuning-kuninigan itu ditambah
dengan batu tahu atau air cuka sehingga timbul jonjot-jonjot putih. Penggumpalan ini
berlangsung selama 10 menit agar mendapatkan protein yang sempurna.

F. Pencetakan
Proses selanjutnya adalah pencetakan. Pertama-tama dimulai dengan pemisahan air asam atau
cuka yang terdapat diatas endapan dengan cara meletakkan tampah diatas endapan kemudian
menekannya. Maka air akan berada diatas tampah kemudian diselang atau diambil dengan
gayung. Setelah itu barulah gumpalan protein dimasukkan ke dalam cetakan yang bagian
alasnya dihamparkan kain mori. Jika cetakan telah berisi penuh dengan gumpalan protein
kain mori dilipat bagian atasnya dan diatas kain diletakkan pemberat (batu) sekitar 3 menit.
Akhirnya jadilah tahu yang kemudian akan dipotong-potong sesuai permintaan konsumen.
Biasanya berukurang 5 x 5 cm.

G. Perebusan
Sebelum tahu ini dipasarkan, maka tahu harus direbus dahulu dan dibiarkan dalam air
perebusan sampai saat dijual. Tujuan perebusan ini agar tahu tidak menjadi basi. Pada saat
perebusan kita bisa menambahkan perasaan kunyit atau garam.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari uraian tersebut maka kami mengambil kesimpulan yaitu :
1. Dengan dijadikannya metode membuat tahu sebagai judul karya ilmiah ini akan
mengembangkan pengetahuan kita tentang cara-cara membuat tahu.
2. Proses pembuatan tahu mempunyai beberapa tahapan mulai dari penyortiran kedelai
hingga perebusan.

5.2 Saran
Dari uraian tersebut,kami ingin menyampaikan saran antara lain :
1. Usaha produksi tahu memang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk
sekitar. Oleh karena itu,usaha produksi tahu ini lebih dikembangkan.
2. Limbah dari proses pembuatan tahu seharusnya diolah sebagaimana mestinya,karena
limbah tersebut menimbulkan bau busuk dan menggangu kesehatan serta lingkungan
masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Kaswinarti Fibria. 2007. Studi Kasus Industri Tahu Tandang Semarang, Sederhana Kendal
dan Gagak Sipat Boyolali
(http://eprints.undip.ac.id/17407/1/Fibria_Kaswinarni.pdf
http://www.iwf.or.id/assets/document/44128.pdf.
http://neniuswatun.blogspot.com/2012/04/pencemaran-dan-penanganan-limbah.html
http://rahmankumbohu.blogspot.com/2010/10/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal.html

Вам также может понравиться