Вы находитесь на странице: 1из 6

PROFIL LITERASI SAINS (FISIKA) PESERTA DIDIK TERHADAP BENCANA

ALAM LONGSOR DI KABUPATEN TASIKMALAYA


Dhea Nugraha Hasanudien1,a),Chaerul Rachman2,b)
1,2,3
Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
Jl. A. H. Nasution 105 Bandung, Indonesia, 40614

a)
dheagraha@gmail.com(corresponding author)
b)
chaerulrochman99@uinsgd.ac.id
Abstrak
Kemampuan literasi konsep sains peserta didik di tingkat sekolah menengah atas
merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting diabad 21 ini. Literasi antara
pengetahuan proses, konsep, konteks, dan sikap khususnya peserta didik sangatlah penting
untuk menunjang proses pembelajaran sehingga usaha dalam meningkatkan kemampuan
literasi konsep sains sangatlah dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi
sains peserta didik terhadap bencana alam dilingkungan sekitar yaitu bencana alam longsor di
Kab. Tasikmalaya. penelitian ini menggunakan pre eksperiment desain one shot test design.
Data didapatkan dari instrumen dengan menggunakan empat pertanyaan terbuka yang terdiri
dari indikator literasi yang terdiri dari aspek proses, konsep, konteks, dan sikap terhadap
mitigasi bencana alam di Kab. Tasikmalaya. Data diperoleh dari 57 peserta didik sekolah
menengah atas. Hasil penelitian ini mennjukkan bahwa profil literasi konsep fisika pada
mitigasi bencana alam di dua lokasi yang berbeda jarak menunjukkan perbedaan kemampuan
literasi peserta didik yang jauh. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan untuk
mengembangkan bahan pengayaan mata pelajaran fisika tentang mitigasi bencana alam
longsor.

Kata kunci: Literasi sains, mitigasi bencana longsor, dan pre eksperiment desain one shot
test design.

Pendahuluan kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam


rangka memahami serta membuat
Literasi sains merupakan kemampuan
keputusan berkenaan dengan alam
menggunakan pengetahuan,
(Maturradiyah, 2015)
mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik
Menurut (Klausner, 1996) salah satu aplikasinya dalam kehidupa sehari-hari
tujuan untuk mencapai standar pendidikan sehingga menjadikan pembelajaran fisika
nasional yaitu literasi ilmiah pada mata itu kurang bermakna disebutkan oleh ..
pelajaran sains, salah satu literasi mata yang menyatakan bahwaterdapat hubungan
pelajaran sains adalah literasi atau antara kemampuan literasi konsep fisika
kemampuan memahami konsep-konsep dengan fenomena alam demikian pula
fisika, melalui pemahan konsep-konsep dijelaskan bahwa sebagian bahan ajar mata
fisika peserta didik dapat memahami pelajaran fisika tidak berorientasi pada
fenomena alam sekitar dipandang dari fenomena alam di sekitar lingkungan
sudut ilmiahnya sepertihalnya mitigasi peserta didik hal ini mengakibatkan
bencana longsor. rendahnya sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran fisika dan fenomena alam.
Literasi sains juga berguna bagi semua
siswa, bahkan mereka yang tidak terikat Metode
dalam karir ilmiah atau teknis. Literasi
Metode penelitian ini menggunakan
sains adalah mode untuk percaya bahwa
pre eksperiment desain one shot test
sains memberi siswa metode pemikiran
design. Data didapatkan dari instrumen
yang hebat dan bahwa mempelajari sains
dengan menggunakan empat pertanyaan
mengembangkan kemampuan penalaran
terbuka yang terdiri dari indikator literasi
pikiran (National Education Association
yang terdiri dari aspek proses, konsep,
[NEA], 1895)
konteks, dan sikap terhadap sumber daya
Namun saat ini kemampuan literasi sains alam pemandian air panas ciater.
fisika peserta didik masih rendah.
(Rachman, dkk, 2017)
Masih banyak peserta didik yang tidak
mampu sehingga peserta didik tidak dapat Penelitian ini dilakukan pada peserta
mengaplikasikan konsep fisika dalam didik SMA - Plus Al – Wahid Kec. Salawu
kehidupan sehari-hari, dan juga tidak
Kab. Tasikmalaya dengan jumlah peserta
mampu mengaitkan fenomena fisika
dengan alam sekitar, masih terbatasnya didik 29 orang sebagai sekolah terdekat
penyajian bahan fisika yang mengaitkan dan sekolah jauh dari bencana yaitu MAN
dengan lingkungan sekitar atau fenomena 1 Tasikmalaya dengan jumlah peserta
alam
didik 28 orang. Data penelitian berupa
Sehingga dengan rendahnya jawaban peserta didik terkait empat
pemahaman konsep fisika dan tidak dapat pertanyaan literasi yang dinilai
mengaitkan dengan fenomena alam dan menggunakan rubrik dengan rentang skala
1-4. Jawaban yang diberikan oleh peserta Konsep, Konteks, dan Sikap memiliki
didik kemudian diinterpretasikan sesuai presentasi nilai yang berturut-turut
dengan permasalahan penelitian. Analisis sebagai berikut 18%; 34%; 22%; dan
data penelitian menggunakan deskriptif 26%.
non-parametrik. (Rochman, dkk, 2016) 2. Deskripsi kemampuan literasi MAN 1
Tasikmalaya, sebagai berikut:
Hasil dan Pembahasan
Kemampuan Literasi Siswa
Profil literasi peserta didik terhadap MAN 1 Tasikmalaya
mitigasi bencana longsor yang diperoleh 1 2 3 4
dari lembar questioner baik yang terdekat
maupun yang terjauh sebagai berikut:
Sikap;
19% Proses;
1. Deskripsi kemampuan literasi SMA-
32%
Plus Al-Wahid Kec. Salawu, sebagai Konteks;
26%
berikut: Konsep;
23%
Kemampuan literasi siswa
SMA-Plus Al-Wahid
1 2 3 4 Grafik 2. Kemampuan literasi siswa MAN 1
Tasikmalaya

Diketahui MAN 1 Tasikmalaya


Sikap;
18% Proses;
ini merupakan salah satu sekolah
34% terjauh dari lokasi kejadian bencana
Konteks;
26% longsor. Dari data tersebut diketahui
Konsep;
22% bahwa rata – rata literasi peserta didik
dalam hal Proses, Konsep, Konteks,
dan Sikap memiliki presentasi nilai
Grafik 1. Kemampuan literasi siswa SMA-Plus Al- yang berturut-turut sebagai berikut
Wahid
19%; 32%; 23%; dan 26%.
SMA-Plus Al-Wahid Kec.
Berdasarkan kedua grafik di atas,
Salawu ini merupakan salah satu
kita dapat mengetahui bahwa
sekolah terdekat dari lokasi kejadian
kebanyakan peserta didik kurang
bencana longsor. Dari data tersebut
dalam segi literasi konsep Fisika bila
diketahui bahwa rata – rata literasi
dibandingkan dengan dengan literasi
peserta didik dalam hal Proses,
proses dan konteks.
3. Profil kemampuan literasi peserta terjauh jumlah peserta didik yang berada
didik berdasarkan kelompok pada rentang nilai 1,1 – 2 ialah sebanyak
Profil kemampuan literasi 25 orang, dan pada rentang nilai 2,1 – 3
peserta didik berdasarkan kelompok dengan jumlah 3 orang.
terhadap mitigasi bencana Longsor
4. Profil literasi berdasarkan aspek
Kec. Salawu adalah sebagai berikut:
literasi
Jumlah Persebaran kemampuan peserta
Kelompok Skor
Jauh Dekat didik berdasarkan aspek literasi
1 0–1 0 0
ditunjukan oleh tabel dan grafik
2 1,1 – 2 25 16
3 2,1 – 3 3 13 sebagai berikut:
4 3,1 – 4 0 1
Nilai Rata - Rata Kemampuan
Tabel 1. Kemampuan literasi peserta didik berdasarkan Jarak Literasi
kelompok proses konsep konteks sikap
Dekat 2,9 1,8 2,2 15
Jauh dari Lokasi dekat dari Lokasi
Jauh 2,3 1,6 1,8 1,3
30 25
Rata-Rata Kelompok

25 Tabel 2. Tabel nilai rata-rata kemampuan literasi


20 16 berdasarkan aspeknya
13
15
10
3
5 0 0 0 1 sekolah terjauh sekolah terdekat
0
3.5
Rata-Rata Kemampuan Literasi

2.9
3.0
2.5 2.3 2.2
2.0 1.8 1.8
1.6 1.5
1.5 1.3
Kelompok kemampuan literasi
1.0
0.5
Grafik 3. Profil kemampuan literasi peserta didik 0.0
proses konsep konteks sikap
berdasarkan kelompok
Aspek Kemampuan Literasi
Berdasarkan table dan grafik di atas,
diketahui bahwa kemampuan literasi
konsep fisika peserta didik pada sekolah Berdasarkan tabel dan grafik data

terdekat pada rentang nilai 1,1 – 2 dengan yang diperoleh menunjukkan bahwa skor

jumlah siswa 16 orang dan pada rentang literasi pada aspek konsep, proses, konteks

nilai 2,1 – 3 dengan jumlah 13 orang serta dan sikap peserta didik terhadap mitigasi

pada renyang nilai 3,1 – 4 dengan jumlah bencana alam longsor di Kec. Salawu

siswa 1 orang. Sedangan pada sekolah untuk sekolah terdekat berurut-turut 2,9;
1,8; 2,2; dan 1,5. Sedangkana pada sekolah Berdasarkan tabel 3 dan grafik 3, dapat
yang jauh dari lokasi berutur-turut sebesar kita ketahui bahwa rata – rata nilai profil
2,3; 1,6; 1,8; dan 1,3. Dari kedua sekolah pemahaman peserta didik terhadap konsep
tersebut, skor rata-rata aspek yang terbesar Fisika gravitasi, gaya berat, gaya gesek,
terdapat pada aspek proses. Artinya kedua tekanan, kecepatan dan percepatan, serta
kelompok peserta didik ini menunjukkan Adhesi dan kohesi secara berturut – tirut
kemampuan menjelaskan proses terjadinya antara lain 81%; 0%; 88%; 9%; 21%; dan
longor yang cukup tinggi. 0%. Dari kedua sekolah tersebut, skor rata-
rata konsep Fisika yang terbesar terdapat
5. Profil nilai rata - rata pencapaian
pada konsep gravitasi dan gaya gesek.
konsep Fisika
Artinya kedua kelompok peserta didik ini
Rata – rata nilai profil
menunjukkan kemampuan pemahaman
pencapaian peserta didik berdasarkan
tentang konsep gravitasi dan gaya gesek
konsep Fisika ditunjukan oleh tabel
yang mengakibatkan terjadinya longor
dan grafik sebagai berikut:
cukup tinggi. Seperti yang telah
Profil pencapaian konsep Fisika dikemukakan oleh (Huang: 2001), bahwa
No Konsep Fisika yang perlu Rata - blok yang meluncur berada di bawah
dicapai rata
1 Gravitasi 81% tekanan sebelum gempa dan pergerakan
2 Gaya Berat 0 material yang baru terjadi terjadi di dekat
3 Gaya Gesek 88% tepian kepala, membuka ketegangan
4 Tekanan 9%
ketegangan jauh sebelum gempa tersebut
5 Kecepatan dan Percepatan 21%
6 Adhesi dan Kohesi 0% memicu kemunduran yang besar.
Kemungkinan besar blok batu itu tidak
Tabel 3. Profil pencapaian konsep Fisika yang perlu
di capai tergelincir sebelum gempa terutama oleh
gesekan basal.
Konsep Fisika yang perlu dicapai
81% 88%
100% Karena arah slide bertepatan dengan
80%
60% kemiringan permukaan yang
40% 0% 9% 21% 0%
20%
0% mendasarinya, dan karena seluruh formasi
terlibat, gerakan awal disimpulkan hampir
diterjemahkan secara murni. Kami
menganalisa proses inisiasi rock slide
Grafik 4. Grafik nilai pencapaian pemahaman konsep
dengan menggunakan model block slide.
Fisika yang perlu diketahui Peserta didik
Kesimpulan (2001). Influence of surface-normal
ground acceleration on the initiation
Profil literasi sains speserta didik
of the Jih-Feng-Erh-Shan landslide
terhadap mitigasi bencana longsor di Kec.
during the 1999 Chi-Chi, Taiwan,
Salawu masih tergolong sedang ditinjau
earthquake. Bulletin of the
dari aspek pengetahuan proses dan konteks
Seismological Society of America,
, namun bila ditinjau dari aspek
91(5), 953-958.
pengetahuan konsep dan sikap tergolong
rendak. Lemahnya aspek konsep dan sikap Klausner, R. (1996). National Science

didasari oleh kurangnya pembahasan dan Education Standards. Science

penyuluhan yang memuat tentang Education. https://doi.org/0-309-

peristiwa tersebut sehingga peserta didik 54985-X

kekurangan informasi untuk memperoleh


Maturradiyah, N., & Rusilawati, A.
pengetahuan mengenai hal tersebut.
(2015). “Analisis Buku Ajar Fisika

Daftar Pustaka SMA Kelas XII di Kabupaten Pati


Berdasarkan Muatan Literasi Sains”.
C. Rochman, D. Nasrudin dan H. Y. Unnes Physics Education Journal,
Suhendi, “Profil literasi sains (fisika) 4(1).
peserta didik terhadap sumber daya
National Education Association [NEA].
alam mineral (SDA&M), energi baru
(1895). The Report of the Committee
dan terbarukan (EBT) dan mitigasi
of Ten on Secondary School Studies.
bencana di wilayah Jawa Barat,”
Education in the United States: A
dalam Seinar Kontribusi Fisika,
Documentary History.
Bandung, 2016.

C. Rochman, D. Nasrudin, Muslim dan N.


Hernita, “Characteristics of the ability
of physics concept in enrichment
teaching materials of natural and
mineral resources (NMRs) literacy,”
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, vol.
6, no. 2, pp. 252-256, 2017.

Huang, C. C., Lee, Y. H., Liu, H. P.,


Keefer, D. K., & Jibson, R. W.

Вам также может понравиться