Dalam melakukan kegiatan penyelenggaraan makanan pasien di
rumah sakit, biaya merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan menentukan. Biaya harus diperhitungkan setepat mungkin, sehingga secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan dan dikendalikan seefisien dan seefektif mungkin (Kemenkes RI, 2013). Biaya pelayanan gizi rumah sakit adalah biaya yang telah atau akan dikeluarkan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan gizi rumah sakit, dan salah satunya meliputi biaya untuk kegiatan penyelenggaraan makanan pasien.
Biaya makan adalah biaya bahan-bahan yang dipakai untuk
menghasilkan makanan yang diperlukan. Biaya ini merupakan variabel langsung, karena mempunyai hubungan langsung terhadap pelayanan makanan yang diselenggarakan. Biaya makan per orang per hari merupakan biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan makanan. Biaya ini diperoleh berdasarkan total biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan makanan dibagi dengan jumlah output setiap jenis pelayanan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung biaya makan per orang per hari adalah jumlah output dari penyelenggaraan makanan, yaitu porsi makan atau jumlah konsumen yang dilayani.
Penentuan harga/indeks harga di instalasi gizi RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung berdasarkan standar makanan. Untuk VIP sebesar Rp. 166.500, kelas 1 sebesar Rp. 53.000, kelas 2 sebesar Rp. 46.000, dan kelas 3 sebesar Rp. 30.000. Yang membedakan penentuan harga adalah pemilihan jenis bahan makanan dan alat saji makanan. Untuk kelas 1, jenis bahan makanan lebih bervariasi, biasanya pada pemilihan buah dan snack. Serta alat saji yang digunakan untuk menghidangkan snack berbahan porselen. Sedangkan, indeks harga makanan dokter dan pegawai untuk makan pagi, siang, dan sore sebesar Rp. 13.000, ekstra subuh sebesar Rp.4.400, snack resiko tinggi sebesar Rp. 8.000, snack non resiko tinggi Rp. 4.400, dan ekstra malam Rp. 4.400; makanan buka dan sahur sebesar RP. 33.000, ta’jil sebesar Rp. 8.500, makanan hari raya sebesar Rp. 33.000, dan snack cuti bersama Rp. 14.500.
Di Instalasi gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin, untuk mengendalikan biaya
anggaran dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi , yaitu setiap satu siklus atau setiap bulan pihak perencanaan, ADUM, bagian gudang, PPBNM, dan rekanan berkumpul untuk mencocokan jumlah setiap item yang telah dipesan dan diterima. Jika satu siklus pengeluarannya ada yang berlebih, maka dilakukan analisis apakah terjadi kenaikan jumlah pasien atau kenaikan harga makanan. Untuk mencegah kenaikan harga di siklus selanjutnya, dilakukan penyesuaian menu.
Hubungan Antara Penampilan Makanan Dan Ketepatan Waktu Penyajian Makanan Dengan Sisa Makanan Pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung