Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Latar Belakang
metabolit asetosal dalam serum darah untuk mengatur dosis terapi (Matias et al., 2004,
Rainsford, 2004).
Asam Salisilat
Asam salisilat digunakan secara topikal, terutama untuk mengobati berbagai problema
dermatologik. Senyawa ini merupakan metabolit plasma utama dari asam asetilsalisilat dan dapat
juga merupakan hasil metabolisme dari metil salisilat dan salisilamida. Asam salisilat diekskresikan
melalui urin, sebagian besar sebagai konjugat dengan glisin (asam salisilurat). turunan asam salisilat
yang dideskripsikan dibawah ini merupakan obat yang biasa dijumpai.
Asam Asetilsalisilat
Struktur Kimia dari Asam Asetilsalisilat
Asam astilsalisilat merupakan turunan asam salisilat yang paling sering digunakan. Senyawa ini
digunakan sebagai analgesik dan juga merupakan metabolit aloksipirin dan benorilat. Perkiraan
dosis mematikan minimum pada orang dewasa adalah 15g.
Asam asetilsalisilat mengalami metabolisme dengan cepat oleh esterase plasma in vivo menjadi
asam salisilat yang kemudian di ekskresikan melalui urin, terutama sebagai konjugat dengan
glisin (asam salisilurat.
Asam 4-aminosalisilat
Metil salisilat
Metil 2-hidroksibenzoat; asam salisilat metil ester; C8H8O3; massa molekular relatif, 152
Metil salisilat (minyak tanaman wintergreen) merupakan cairan yang berbau menyengat
pada temperatur kamar dan digunakan secara luas terutama dalam produk obat topikal.
Pada ingesti, senyawa ini lebih toksik daripada asam asetilsalisilat karena lebih cepat
terserap. Kematian telah terjadi pada anak anak setelah ingeti sekecil 4mL; pada orang
dewasa, ingesti 30 mL biasanya fatal. Metil salisilat sebagian mengalami metabolisme in vivo
menjadi asam salisilat
Salisilamida
Salisilamida digunakan sebagai analgesik. Pada hidrolisis, senyawa ini membentuk asam
salisilat.
Senyawa salisilat memberikan warna ungu spesifik dengan ion feri dan reaksi ini menjadi
dasar uji yang diuraikan dibwah ini. Uji sederhana dip-strip (kertas-celup) untuk salisilat
berdasarkan reaksi tersebut telah tersedia.
Asam asetilsalisilat dan metil salisilat sendiri tidak beraksi dengan ion feri, sehingga isi
lambung dan residu dari tempat kejadian harus dihidrolisis sebelum analisis dilakukan.
Salisilamida hanya dapat terdeteksi setelah hidrolisis, meskipun dalam sampel urin.
Uji Kualitatif
Dapat diaplikasikan pada urin, isi lambung dan residu dari tempat kejadian.
Pereaksi:
Pereaksi Trinder. Campur 40 g merkuri klorida yangn dilarutkan dalam 850 mL akuades
dengan 120 mL larutan asam hidroklorida akuos (1 mol/L) dan 40 gn feri nitrat terhidrat, dan
encerkan samapi 1 L dengan akuades.
Prosedur;
Tambah 0.1 mL pereaksi Trinder pada 2 mL sampel dan campur selama 5 detik.
Untuk uji asam asetilsalisilat atau metil salisilat dalam isi lambung atau residu dari
tempat kejadian, dan uji salisilamida dalam urin, isi lambung atau residu dari tempat
kejadian:
dinginkan, saring jika perlu dan kemudian netralkan dengan 1 mL natrium hidroksida
Hasil :
Terbentuknya warna violet kuat menunjukkan adanya salisilat. Bahan pengawet azida
bereaksi kuat dalam uji ini, dan hasil positif yang keliru dapat diberikan oleh sampel urin
yang mengandung keton dengan konsentrasi tinggi.
Uji ini sensitif dan akan mendeteksi pada dosis terapetik terhadap asam salisilat, asam
asetilsalisilat, asam 4-aminosalisilat, metil salisilat dan salisilamida.
Sensitivitas :
Salisilat, 10 mg/L
Analisis Kuantitatif
Pereaksi:
Perekasi Trinder
Standar:
Larutan akuos yang mengandung asam salisilat pada konsentrasi 0.200.400 dan 800
mg/L. simpan pada 4oC jika tidak digunakan.
Prosedur:
2. Aduk dengan pengaduk vortex selama 30 deik dan sentrifus selama 5 menit
Hasil :
Hitung konsentrasi salisilat dari grafik yang diperoleh pada analisis standar salisilat.
Beberapa metabolit salisilat menganggu, tetapi konsentrasi senyawa ini dalam plasma
biasanya rendah. Sebagi contoh, oksalat dari tabung darah fluorida/oksalat, juga menganggu
uji ini.
Sensitivitas :
Salisilat, 50 mg/L
Interprestasi Klinik
Penggunaan topikal asam salisilat dan metil salisilat, seta penelanan salisilat dapat
menyebabkan gejala salisilisme. Alkalosis respiratori diikuti dengan asidosis metabolik
adalah gejala yang khas, walaupun dalam kenyataannya suatu gangguan campuran
asam-basa biasanya kelihatan. Hasil analisis gas darah adalah petunjuk yang penting pada
penilaian tingkat keparahan keracunan. Jika dicurigai terjadinya keracunan akut, konsentrasi
salisilat dalam plasma seharusnya ditetapkan menggunakan metode yang telah diuraikan
diatas.
Upaya aktif untuk mengoreksi keadaan asam-basa dan alkalinasi urin untuk
meningkatkan eliminasi racun dapat dipertimbangkan, tergantung pada kondisi pasien dan
konsentrasi salisilat dalam plasma. Pemberian berulang karbon aktif juga dilakukan.
Penetapan serial salisilat dalam plasma dan pH urin berguna dalam pemantauan
perawatan aktif. Petunjuk interprestasi hasil salisilat dalam plasma diberikan pada gambar.
Konsentrasi sampai 300 mg/L mungkin dapat terjadi selama terapi pada orang dewasa.