Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kehamilan

1. Subjektif

Masa kehamilan yang dilalui Ny. L berjalan dengan baik dan

sehat. Kunjungan antenatal yang dilakukan Ny. L sebanyak 5 kali, tetapi

Ny. L hanya melakukan kunjungan antenatal ketempat pelayanan

kesehatan sebanyak 2 kali, selebihnya pemeriksaan kehamilan dilakukan

oleh penulis, hal ini sesuai dengan teori Marmi (2011) satu kali pada

triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali triwulan

ketiga. TM I pada Ny. L sebanyak 1 kali dan dengan masalah mual

muntah yang berlebihan, TM II pada Ny. L sebanyak 1 kali dan tidak ada

masalah, TM III pada Ny. L sebanyak 3 kali dan tidak ada masalah. Hal

ini dapat dikatakan tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek

karena kunjungan kehamilan yang dilakukan Ny. L sudah sesuai standar

dan penyuntikan TT dilakukan pada saat ibu mengetahui bahwa ia hamil

tetapi anatara praktek dan teori terjadi kesenjangan, diketahui Ny. L tidak

melakukan penyuntikan TT yang berguna untuk melindungi ibu dari


penyakit yang dihasilkan oleh bakteri clostridium tetani ( Herri Susan,

2010 )

2. Objektif

Selama TM III pada Ny. L penulis melakukan kunjugan ANC

sebanyak 3 kali. Kunjungan I tanggal 08 Desember 2014, didapatkan

hasil TD: 100/70 MmHg, BB: 71 kg, Ibu mengatakan berat sebelum

hamil 64 kg, jadi kenaikan berat badan pada Ny. L adalah 8 kg. Hal ini

sejalan dengan teori Marmi (2011), kenaikan berat badan sekitar12,5 kg.

Leopold I TFU 30 cm teraba bokong, leopold II teraba puki,

leopold III presentasi kepala dan leopold IV bivergen, DJJ : 139x/menit.

Hal ini sesuai dengan teori Marmi (2011) yang menyatakan bahwa

Leopold I digunakan untuk menentukan tinggi fundus uteri, leopold II

digunakan untuk menetukan letak punggung janin, leopold III digunakan

untuk menentukan letak terbawah janin, leopold IV digunakan untuk

menentukan apakah janin sudah masuk panggul atau belum.

Kunjungan II tanggal 15 Desember 2014 didapatkan hasil TD: 90/

60 MmHg, BB: 71 kg, leopold I TFU 30 cm teraba bokong, leopold II

teraba punggung kanan, leopold III teraba kepala, leopold IV bivergen,

DJJ: 143x/menit. Pada pemeriksaan Hb 7,4 gr%, protein urine negatif,

reduksi urune negatif dan ibu mengeluh sering kencing. Ini merupakan

kesenjangan antara praktek dan teori, pada praktek ditemukan hb Ny. L

7,4 gr%, hal ini tidak sejalan dengan teori sarwono, 2010 yang
mengatakan normal hb pada ibu hamil trimester 3 adalah 11 gr % dan

pada keluhan ibu yang mengeluh sering kecing sejalan dengan teori

Suryati (2011) yang mengatakan bahwa sering kencing pada trimester III

dalam kehamilan merupakan hal yang fisiologis.

Kunjungan III tanggal 22 Desember 2014 didapatkan hasil TD :

100/70 MmHg, BB: 71 kg, leopold I TFU 32 cm teraba bokong, leopold II

teraba punggung kanan, leopold III teraba kepala, leopold IV divergen,

DJJ : 138x/menit.

Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. L tidak sesuai dengan

standar minimal asuhan yaitu tidak dilakukan tes terhadap penyakit

menular, pemeliharan tingkat kebugaran, terapi yodium kapsul dan terapi

obat malaria. Seharusnya, menurut teori Suryati (2011) dalam

pemeriksaan antenatal standar minimal asuhan harus dipenuhi 7 T seperti

timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,

pemberian imunisasi, pemberian tablet zat besi, tes terhadap penyakit

menular seksual, temu wicara/konseling, tes pemeriksaan Hb,

tes/pemeriksaan urine protein, tes/ pemeriksaan reduksi urine, perawatan

payudara, pemeliharaan tingkat kebugaran, terapi yodium kapsul dan

terapi obat malaria. Hal ini memang merupakan suatu kesenjangan antara

praktek dan teori, namun disisi lain karena ibu tidak memiliki indikasi

untuk penyakit tertentu sehingga ibu tidak diberikan pelayanan sesuai 7 T.

Standar minimal asuhan tersebut tidak dilakukan karena tes terhadap


penyakit menular hanya dilakukan jika ibu hamil tersebut memilki

indikasi untuk terkena penyakit menular seksual, pemeliharaan tingkat

kebugaran tidak diberikan karena ibu sudah melakukan aktifitas-aktifitas

ringan yang menunjang kesehatan kehamilannya seperti jalan-jalan santai

di pagi dan sore hari, terapi yodium kapsul dan obat malaria tidak

diberikan karena ibu tidak memiliki indikasi untuk terkena penyakit

gondok dan malaria.

Secara keseluruhan tidak ada kesenjangan yang mencolok maupun

komplikasi dan semua masih bisa teratasi yang terjadi pada Ny. L hal ini

dikarnakan Ny. L mau mengikuti anjuran yang diberikan oleh tenaga

kesehatan dan Ny. L juga mengerti akan pentingnya kesehatan dirinya dan

kehamilannya.

3. Analisa

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan yang dilakukan pada Ny.

L didapatkan diagnosa kebidanan pada kehamilan pada kunjungan

pertama yaitu G2P1A0 usia kehamilan 34 minggu 4 Hari, normal. Janin

persentasi kepala tunggal hidup. Pada kunjungan kedua dengan diagnosa

kebidanan G2P1A0, hamil 35 minggu 4 hari, normal. Janin persentasi

kepala tunggal hidup. Dan pada kujungan ketiga dengan diagnosa

kebidanan G2P1A0, hamil 36 minggu 4 hari, normal. Janin persentasi

kepala tunggal hidup, normal. Hal ini sesuai dengan teori Marmi (2011)

dengan cara menghitung usia kehamilan dan dilakukan dengan beberapa


cara yaitu dengan mengitung hari berdasarkan HPHT dan mengukur tinggi

fundus uteri, hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek.

dengan janin tunggal hidup, presentasi kepala normal. Setelah

pemeriksaan yang dilakukan oleh penulis, didapatkan pada kunjungan

ANC pertama, kedua dan ketiga bahwa janin tunggal hidup normal.

Pernyataan ini didasarkan pada pemeriksaan leopold dan DJJ.

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek yang

dilakukan.

4. Penatalaksanaan

Pada kunjungan pertama penulis melakukan konseling pada Ny. L

KIE yang diberikan oleh penulis mengenai nutrisi dalam kehamilan

sesuai teori menurut Suryati (2011) kebutuhan nutrisi selama kehamilan

dan tanda-tanda bahaya kehamilan menurut Suryati (2011). Pada

kunjungan kedua penulis melakukan konseling mengenai

ketidaknyamanan TM III sesuai dengan teori Suryati (2011),

mengingatkan kembali mengenai nutrisi. Dan pada kunjungan ketiga

penulis melakukan konseling mengenai tanda persalinan menurut

Indriyani Dan Moudy (2013) dan persiapan persalinan. Sehingga tidak

didapatkan kesenjangan dalam melakukan penatalaksanaan dengan

asuhan yang diberikan pada ibu sudah sesuai standar.


B. Persalinan

1. Subjektif

Pada masa persalinan Ny. L usia kehamilannya 37 minggu 5 hari,

usia kehamilan didapat dari pemeriksaan HPHT Ny. L hal ini tidak

mengalami kesenjagan antara teori dengan kenyataan karena menurut

Indrayani dan Moudy (2013), yang menyatakan persalinan normal yaitu

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

minggu).

Pada tanggal 30 Desember 2014 jam 05.30 wib, ibu

mengatakan sakit pada perut yang menjalar ke pinggang dan keluar lendir

bercampur darah tetapi ibu merasa sakit tapi sebentar, tanda-tanda

tersebut merupakan tanda tanda persalinan hal ini dinyatakan dalam teori

Indrayani dan Moudy ( 2013 ) .

2. Objektif

Pada persalinan kala I jam 10.30 WIB Ny. L diperiksa terdapat

pembukaan 1 cm, persalinan dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten

(membutuhkan waktu yang sangat lambat dari buka 0 sampai 3 cm yang

membutuhkan waktu ± 8 jam tetapi dikatakan fase laten memanjang jika

lebih dari 14 jam) dan fase aktif (dibagi menjadi 3 : fase akselerasi mulai

dari pembukaan 3 sampai 4 cm selama 2 jam, fase dilatasi maksimal

mulai dari pembukaan 4 sampai 9 cm selama 2 jam dan fase dekselerasi

mulai dari pembukaan 9 sampai 10 cm selama 2 jam). Kala I yang dilalui


Ny. L 14 jam dengan lama fase laten 9 jam 30 menit dan fase aktif 4 jam

30 menit. Persalinan kala I Ny. L tidak terjadi kesenjangan antara praktek

dan teori. Menurut teori sarwono (2011) yang menyatakan bahwa

disebutkan kala I memanjang untuk multigravida berlangsung selama 18

jam dengan fase laten 8 jam dan fase aktif 6 jam.

Pada pemeriksaan dalam ibu dilakukan 4 jam sekali hal ini terjadi

kesenjangan antara praktek dan teori, dimana pada praktek pemeriksaan

dalam dilakukan 3 jam 30 menit, ini dikarenakan Ny. L merasakan

perutnya semakin sakit dan setelah diperiksa dengan hasil pembukaan 2

cm dan pasien diperbolehkan pulang. Seharusnya pada saat pulang pasien

harus dilakukan pemeriksaan dalam pada jam 17.00 WIB tetapi karena

keterbatasan alat jadi pasien tidak dilakukan pemeriksaan. Hal ini

disebutkan pada Teori sarwono (2011), yang menyatakan untuk menilai

dan mencatat pembukaan seviks dilakukan 4 jam sekali.

3. Analisa

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan pada Ny. L adalah

G2P1A0 umur kehamilan 37 minggu 5 hari inpartu kala I fase laten. Janin

presentasi kepala tunggal hidup normal.

4. Penatalaksanaan

Pada kala I Ny. L dilakukan pemantauan kemajuan persalinan.

Seperti pembukaan, penurunan, dan pemantauan DJJ setiap ½ jam sekali,


hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2008) yang menyatakan

pemantauan kemajuan persalinan seperti pemeriksaan vagina seperti

pembukaan serviks. Pada jam 00.30 WIB ketuban Ibu merembes dan di

lakukan amniotomi, dengan adanya vulva dan spingter ani membuka

membuka, perenium menonjol, dan adanya dorongan meneran, sehingga

ibu langsung dipimpin untuk meneran selama 25 menit, hal ini sesuai

dengan teori sarwono (2011) dan tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

Pada kala II bayi lahir spontan dengan bantuan bidan pukul 00.55

wib. Hal ini tidak menunjukan kesenjangan anatara teori dan praktek

karena menurut Icesmi dan Margareth (2013) mengatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi persalinan adalah passage (jalan lahir terdiri

dari bagian keras (tulang-tulang panggul dan sendi-sendinya) dan bagian

lunak (otot-otot, jaringan dan ligamen)), power (his dan tenaga meneran

adalah kekuatan his atau kontraksi dan kekuatan mengejan ibu yang

sangat penting dalam proses persalinan), passanger (bagian yang paling

besar dan keras dari pada bagian-bagian lain janin yang akan dilahirkan).

Pada saat bersalin tepat nya pada kala II, Ny. L mengalami gangguan

psikologis yang menyebabkan Ny. L sulit untuk diajak kerjasama, hal ini

sejalan anatara praktek dan teori, menurut Kartini Kartono (2011) yang

menyatakan bahwa pada ibu bersalin rasa cemas sering timbul akibat
kekhawatiran akan proses persalinan yang menyebabkan ibu menjadi

super aktif seakan – akan ingin mengatur proses persalinan dengan

sendirinya.

Pada kala III berlangsung 10 menit di mulai dari setelah lahirnya

bayi sampai lahirnya plasenta, persalinan kala III ibu dilakukan dengan

menggunakan manajemen aktif kala III. Menurut teori JNPK-KR (2008),

kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta dan

selaput ketuban tidak lebih dari 30 menit. Melakukan manajemen aktif

kala III yaitu memberikan oxsitosin, melakukan Peregangan Tali pusat

Terkendali (PTT) dan masase fundus 15 detik. Dalam masa persalinan

kala III Ny. L tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek.

Persalinan kala IV Ny. L dilakukan observasi 2 jam postpartum

pada Ny. L seperti tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi uterus, kandung

kemih dan pengeluaran darah, dilakukan observasi setiap 15 menit pada 1

jam pertama dan 30 menit pada jam ke 2 dan tidak ditemukan

kegawatdaruratan sehingga kondisi ibu baik dan tidak ada kelainan.

Kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat. Menurut

teori Sarwono (2011) observasi pada kala IV dilakukan setiap 15 menit

pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam ke 2, Pada observasi hal

yang harus dipantau meliputi keadaan ibu, kontraksi uterus dan

perdarahan. Pada 1 jam pertama kelahiran bayi Ny. L disuntik Vit K, hal
ini sejalan dengan teori JNPK-KR (2008), yang menyatakan bahwa

semua bayi lahir harus diberikan Vit K setelah 1 jam. Semua pelaksanaan

yang dilakukan pada kala IV sesuai dengan teori JNPK-KR (2008) dan

sesuai dengan pelayanan yang dilakukan dari kala I sampai dengan kala

IV hal ini sesuai dengan standar pelayanan kebidanan pada persalinan.

c. Nifas

1. Subjektif

Masa nifas yang dilalui Ny. L berjalan dengan baik dan sehat.

Kunjungan prenatal yang dilakukan Ny. L sebanyak 4 kali, secara teori

terdapat kesenjangan dari segi waktu yang dilakukan penulis karena

menurut teori rukiyah (2010) kunjungan nifas sebanyak 4 kali yaitu

kunjungan pertama pada 6-8 jam post partum, kunjungan kedua pada 6

hari setelah persalinan, kunjungan ketiga pada 2 minggu setelah

persalinan, kunjungan keempat pada 6 minggu setelah persalinan. Hal ini

terjadi kesenjangan karena tidak sesuai dengan teori Suherni yang

mengatakan kunjungan nifas ke 3 dilakukan pada 13 Hari post partum

yang seharusnya dilakukan pada tanggal 14 Januari 2015. Kesenjangan

ini terjadi karena Ny L ada kepentingan lain, sehingga tidak

memungkinkan untuk dilakukan kunjungan. Akan tetapi selama

melakukan kunjungan Ny. L tidak ditemukan komplikasi apapun pada

masa nifas sehingga masa nifas Ny. L berjalan dengan baik. Asuhan yang
diberikan pada Ny. L selama masa nifas dapat membantu Ny. L dalam

melawati masa nifasnya.

Kunjungan nifas pertama didapat data dari pola eliminasi bahwa

ibu sudah 2 kali BAK. Hal ini dikatakan normal karena menurut Rukiyah

(2010) yang mengatakan bahwa dalam 6 jam ibu nifas harus sudah BAK

spontan. Kunjungan nifas kedua, ketiga dan keempat ibu mengatakan

tidak keluhan.

2. Objektif

Pada pemeriksaan ke-1 tanggal 2 Januari 2015 yaitu 2 hari post

partum di dapatkan hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik, payudara

mengeluarkan kolostrum, kontraksi uterus baik TFU 2 jari dibawah pusat,

terdapat pengeluaran lochea rubra berwarna merah darah dan ada luka

laserasi derajat II.

Pada pemeriksaan ke 2 tanggal 06 Januari 2015 yaitu 6 hari post

partum didapatkan hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik, ibu tidak

mengeluh apapun, tidak ada tanda-tanda infeksi, puting menonjol, asi

lancar, kontraski uterus baik TFU 3 jari diatas simfisis, terdapat

pengeluaran lochea sanguinolenta warna merah kekuninganan.

Pada pemeriksaan ke 3 12 Januari 2015 yaitu pada 12 hari post

partum didapatkan hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik, ibu

mengeluh sakit pada luka jahitan, kontraksi uterus ibu baik, tidak terjadi
infeksi pada masa nifas, tidak ada pengeluaran lochea lagi dan konseling

KB dini. Hal ini merupakan kesenjangan menurut teori rukiyah (2010)

Pada kunjungan ke 4 tanggal 28 Januari 2015 yaitu 28 hari post

partum didapatkan hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik, ibu tidak

terdapat keluhan apapun dan uterus tidak teraba serta ada pengeluaran

lendir keputih-putihan yaitu lochea alba, mengevaluasi pemilihan alat

kontrasepsi pada ibu dan ibu ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. Serta

menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi BCG pada bayinya pada

tanggal 7 Februari 2015

Dari hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa ada kesenjangan

pada pengeluaran lochea pada kunjungan ketiga sampai kunjungan

keempat pada Ny. L kerena sesuai dengan teori dari (2009) yang

mengatakan bahwa Lochea rubra (cruenta) berisi darah segar dan sisa-sisa

selaput ketuban, sel-sel desidua (desidua, yakni selaput lendir rahim

dalam keadaan hamil, vernix caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep

terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel, yang menyeliputi

kulit janin) lanugo, yakni bulu halus pada anak yang baru lahir) dan

mekonium (yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah

kelenjar usus dan air ketuban, berwarna hijau kehitaman), selama 2 hari

pasca persalinan. Lochea sanguinolenta: Warnanya merah kuning berisi

darah dan lendir ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan. Lochea
serosa: Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-

14 pasca persalinan. Lochea alba: cairan putih yang terjadinya pada hari

setelah 2 minggu.

3. Analisa

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan penulis

mendiagnosa, pada kunjungan pertama diagnosa kebidanan pada Ny. L

P2A0 nifas 6–8 jam, normal. Pada kunjungan kedua diagnosa kebidanan

pada Ny. L P2A0 nifas 6 hari, normal. Pada kunjungan ketiga diagnosa

kebidanan P2A0 nifas 14 hari, normal. Dan pada kunjungan keempat

diagnosa kebidanan P2A0 nifas 28 hari, normal. Tidak ditemukan

kegawatdaruratan sehingga kondisi ibu baik dan tidak ada kelainan.

4. Penatalaksanaan

Pada kunjungan nifas pertama penulis memberikan konseling

tanda bahaya masa nifas, tentang nutrisi dan tentang pemberian ASI yang

benar. Pada kunjungan kedua penulis memberikan konseling tentang

perawatan payudara. Pada kunjungan ketiga penulis memberikan

konseling tentang nutrisi dan tentang pemilihan kontrasepsi. Pada

kunjungan keempat penulis mengevaluasi pemenuhan nutrisi dan tentang

pemilihan alat kontrasepsi. Penulis melakukan penatalaksanaan yang

sesuai dengan kebutuhan Ny. L tidak ada kesenjangan dalam

penatalaksanaan yang diberikan penulisan. Penulis memberikan


penatalaksanaan yang sesuai dengan tujuan masa nifas berdasarkan teori

Menurut Rukiyah (2010) Tujuan Umum : membantu ibu dalam masa

transisi awal mengasuh anak. Tujuan khusus : Menjaga kesehatan ibu dan

bayinya baik fisik maupun psikologis. Melaksanakan skrining secara

komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu maupun bayinya. Memberikan pendidikan kesehatan

pada ibu berkaitan dengan : gizi, menyusui, pemberian imunisasi pada

bayinya, perawatan bayi sehat dan KB. Memberikan pelayanan KB.

C. Neonatus

1. Subjektif

Pada kunjungan neonatus ke I 2 hari, ke II 7 hari dan ke III 28

hari ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat dan baik–baik saja,

tidak ada masalah dan tali pusat sudah lepas pada hari ke 7. Karena itu

tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek.

2. Objektif

Pada kunjungan pertama tanggal 2 Januari 2015 didapatkan hasil

BB : 3000 gr, PB : 49 cm, LK : 35 cm, LD : 35 cm, LILA : 11 cm, ini

menunjukan bahwa berat badan bayi normal.

Pada pemeriksaan BBL didapatkan reflek bayi yaitu, reflek moro

(+), reflek rooting (+), reflek sucking (+), reflek grasphing (+) dan reflek

tonik neck (+). Hal ini sejalan dengan teori JNPK-KR (2008), yaitu
reflek yang ada pada bayi adanya reflek moro, rooting, sucking,

grasphing, dan reflek tonik neck.

Tali pusat bayi Ny. L dibungkus kassa steril tanpa dibubuhi

alkohol atau povidon iodiene, hal ini sesuai dengan teori Indrayani dan

Moudy (2013), cara perawatan tali pusat yaitu jangan membubuhkan atau

mengoleskan apapun ke tali pusat.

Kunjungan kedua tanggal 7 Januari 2015 didapatkan hasil

pemeriksaan BB : 3100 gr, Rr : 40x/menit, N : 120x/menit, S : 36,5ºC, TB

: 50 cm. Tidak ditemukan masalah pada pemeriksaan fisik.

Kunjungan ketiga tanggal 28 januari 2015 didapatkan hasil

pemeriksaan BB : 3900 gr, Rr : 40x/menit, N : 120x/menit, S : 36,5ºC, TB

: 49 cm. Tidak ditemukan masalah pada pemeriksaan fisik.

3. Analisa

Berdasarkan pemeriksaan pada kunjungan neonatus ke 1, analisa

bayi Ny. L Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan, umur 2 Hari,

normal. Lalu pada kunjungan neonatus ke 2 dan ke 3 dengan analisa

Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan, Normal. Kunjungan

neonatus dilakukan, 7 hari dan 28 hari, dan tidak terdapat kelainan dan

keluhan apapun. Menurut JNPK-KR (2008) kunjungan neonatus yaitu 1

kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari, dan 1 kali pada umur

8-28 hari. Hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek.
4. Penatalaksanaan

Pada kunjungan pertama penulis melakukan pemeriksaan pada

bayi Ny. L dan didapatkan hasil BB : 3000 gr, PB : 49 cm, LK : 35 cm,

LD : 35 cm, ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2008) yang menyatakan

bahwa semua bayi lahir harus diberikan Vit K setelah 1 jam.

Pada kunjungan kedua penulis melakukan pemeriksaan dan

didapatkan hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keaadan sehat, bayi

menyusui, tali pusat telah lepas pada hari ke 7.

Pada pemeriksaan ketiga penulis melakukan pemeriksaan dan

didapatkan hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan sehat dan bayi

menyusui Ekslusif, pemeriksaan antropometri, seperti berat badan 3250

gram, panjang badan 51 cm pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai

ujung kaki dan semuanya normal, tidak ditemukan tanda-tanda bahaya

pada bayi Ny. L. Hal ini sesuai dengan teori Sarwono (2010), yang

mengatakan bahwa tanda-tanda bahaya bayi baru lahir ialah pernafasan

sulit, hipertermi, warna kulit abnormal, bayi tidak mau menyusu, tali pusat

merah atau bengkak, infeksi, diare, atau lemas. Tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik.


D. Keluarga berencana

1. Subjektif

Pada masa nifas Ny. L telah mengikuti anjuran bidan untuk KB

dan ibu memutuskan untuk ber KB suntik 3 bulan, karena ibu menyusui.

Hal ini sejalan dengan teori Abdul Bari Saiffudin (2010), yang

menyatakan bahwa kontrasepsi suntikan depo progestin berisi hormone

progesteron yang cocok untuk ibu menyusui karena tidak mengganggu

produksi ASI. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan.

2. Objektif

Pada tanggal 13 Januari 2015 Ny. L P2A0, penulis melakukan

pemeriksaan pada ibu, penulis pertama kali mengobservasi tanda-tanda

vital pada ibu seperti TD : 110/70 mmHg, N : 80x/menit, Rr : 20x/menit,

S : 37̊C BB : 48 kg dan ibu dalam keadaan sehat dan dalam masa nifas 28

hari pasca persalinan. Penulis datang melakukan pengevaluasian terhadap

pemilihan alat kontrasepsi untuk ibu dan ibu memilih menggunakan KB

suntikan 3 bulan karena status ibu masih menyusui. Hal ini sejalan dengan

teori Abdul Bari Saiffudin (2010), yang menyatakan bahwa kontrasepsi

suntikan depo progestin berisi hormone progesteron yang cocok untuk ibu

menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI.

3. Analisa

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan Ny. L telah menjadi

calon akseptor KB suntik 3 bulan, penyuntikan dilakukan saat 6 minggu


post partum yaitu pada tanggal 7 februari 2015. Hal ini sejalan dengan

teori Abdul Bari Saifuddin (2010), yang menyatakan bahwa kontrasepsi

suntikan depo progestin berisi hormone progesteron yang cocok untuk ibu

menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI. Sehingga secara

keseluruhan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

4. Penatalaksanaan

Penulis melakukan KIE tentang alat kontrasepsi suntik 3 bulan

berupa profil, cara kerja, efektivitas, keuntungan, kerugian, indikasi dan

kontraindikasi serta menyepakati ibu untuk melakukan penyuntikan 3

minggu lagi pada tanggal 7 Februari 2015 dan ibu bersedia untuk

melakukan penyuntikan pada tanggal yang ditetapkan penulis.

Вам также может понравиться