Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelompok 5
BAB V
PERANCANGAN JEMBATAN BETON BERTULANG
Sandaran/Railing
1. Pipa Sandaran
Data Teknis Profil
Jarak Tiang Sandaran (Ls) :2m
Tegangan Ijin : 160 MPa = 1600 kg/cm2
Elastisitas Baja : 2100000 Mpa
Diameter (D) : 7,63 cm
Tebal (t) : 0,28 cm
Luas (F) : 6,465 cm2
Momen Inersia (I) : 43,7 cm4
Momen Lawan (W) : 11,5 cm3
Berat (G) : 5,08 kg/m
Beban Hidup (P) : 100 kg
= 216,096 kg
q . 𝐿𝑠2 P . Ls
Momen Maksimum (Mmax) = +
8 4
166,096 . 22 100 . 2
= +
8 4
= 133,048 kg m = 13304,8 kg cm
Kontrol Terhadap Lendutan
5 . q . l4 P . l3 L
+ <
384 EI 48 EI 300
5 . 1,661 . 2004 100 . 2003 200
+ <
384 . 2100000 . 43,7 48 . 2100000 . 43,7 300
0,559 < 0,667…………………Ok!
Kontrol Terhadap Momen
Mu
< 𝜎 ijin
W
13304,8
< 1600 ∗ 0,8
11,5
𝑘𝑔
1156,939 < 1280 𝑘𝑔/𝑚2 …………………………………….……..Ok!
𝑚2
2. Tiang Sandaran
Data Teknis Profil
Panjang (B) : 50 mm
Tinggi (H) : 100 mm
Tebal Flens (t1) : 5 mm
Tebal Web (t2) : 7 mm
Momen Inersia (I) : 187 cm4
Momen Lawan (W) : 37,5 cm3
Berat (G) : 9,3 kg/m
Beban Horizontal = 100 . 2 = 200 kg
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Tinggi Profil = 50 cm
3 . σb . m2 3 .76,48 . 2,752
t=√ = √ = 1,446 cm
0,75 . σy 0,75 . 1600
3 . σb . n2 3 .76,48 . 5,52
t=√ = √ = 2,405 cm
0,75 . σy 0,75 . 1600
4. Railing
Data Perencanaan
Muatan Horizontal (H) : 100 kg/m
Letak H (dari atas trotoar) (L1) : 90 cm
Tinggi Railing (ht) : 75 cm
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
0,85 . 𝑓𝑐′ 2 . Rn
ρperlu = ( 1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 . fc′
0,85 . 25 2 . 0,035
ρperlu = ( 1 − √1 − ) = 0,00165
400 0,85 . 25
Check ρperlu
ρmin < ρperlu < ρmax
0,0035 < 0,00165 < 0,02
Karena ρperlu < ρmin , maka,
Check 1
4
.ρ = 0,00165
3 perlu
Karena masih ρperlu < ρmin , maka digunakan 𝛒𝐦𝐢𝐧 = 0,0035
Luas tulangan perlu
Asperlu = ρmin . b . d
= 0,0035 . 1000 . 272
= 952 mm2
1 1
.𝜋 .ø2 . 𝑏 .𝜋 .162 . 1000
4 4
Jarak Tulangan (S) = = = 198,4 ≈ 200 mm
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 952
Data Perencanaan
Lebar :1m
Tebal (tt) : 0,3 m
Mutu Beton (fc’) : 25 MPa
Mutu Baja (fy) : 400 MPa
BJ Beton Bertulang : 2500 kg/m
BJ Baja : 7850 kg/m
BJ Air Hujan : 1000 kg/m
Lengan Momen : 1,20 m
Pembebanan
Beban Mati
Faktor Beban : 1,2
Dinding Sandaran
Lebar : 0,5 m
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Tinggi : 0,75 m
BJ Beton Bertulang : 2500 kg/m
Lengan Momen : 1,2 m
qDL = 0,3 . 0,5 . 2500
= 375 kg/m
quDL = 1,2 . 375
= 450 kg/m
1
MqDL = 2 . quDL . L2
1
= 2 . 450 . 1,22
= 324 kg m
Beban Hidup
Faktor Beban : 1,6
Beban Hidup Trotoar : 500 kg/m
Beban Air Hujan : 1000 kg/m
Tebal Air Hujan : 0,05 m
Vertikal di atas trotoar
Beban Hidup Trotoar = 500 . 0,5 = 250 kg/m
Beban Air Hujan = 1000 . 0,05 . 0,5 = 25 kg/m +
qLL = 275 kg/m
quLL = 1,6 . qLL
= 1,6 . 275
= 440 kg/m
Lengan Momen = 1,2 m
1
MqLL = 2 . quLL . L2
1
= . 440 . 1,22
2
= 316,8 kg
Beban Terpusat Vertikal
Faktor Beban = 1,2
Pipa Sandaran
Berat = 5,08 kg/m
Jumlah = 2 buah
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Panjang = 1,75 m
P1 = 5,08 . 1,75 . 2
= 17,78 kg
Tiang sandaran
Tinggi = 0,5 m
Berat = 9,3 kg/m
P2 = 0,5 . 9,3
= 4,65 kg
Pelat Landas
Panjang = 0,15 m
Lebar = 0,15 m
Tebal = 0,02 m
P3 = 0,15 . 0,15 . 0,02
= 3,533 kg
= 13181,8 N.m
= 13,1818 kN mm
Tulangan Lentur
b : 1000 mm
Selimut beton (ds) : 50 mm
Tulangan Utama (φ) : 16 mm
Lebar Efektif (dx) : 500 – 50 – (0,5 . 16) = 442 mm
Koefisien Blok (β) : 0,85
Momen Nominal (Mn)
Mn = Mu / φ = 13,1818 / 0,8
= 16,4772 kN m’ = 16477200 N mm’
Rasio Tulangan Minimum (ρmin)
1,4 1,4
ρmin = = = 0,0035 N mm
fy 400
Rasio Tulangan Maksimum (ρmaks)
0,85 . 𝑓𝑐′ 600
ρmaks = 0,75 [β1 . . ( )]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 . 25 600
ρmaks = 0,75 [0,85 . . ( )]
400 600 + 400
ρmaks = 0,02 N mm
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
0,85 . 𝑓𝑐′ 2 . Rn
ρperlu = ( 1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 . fc′
0,85 . 25 2 . 0,084
ρperlu = ( 1 − √1 − ) = 0,00021
400 0,85 . 25
Check ρperlu
ρmin < ρperlu < ρmax
0,0035 > 0,00021 < 0,02
Karena ρperlu < ρmin , maka,
Check 1
4
.ρ = 0,00035
3 perlu
Karena masih ρperlu < ρmin , maka digunakan 𝛒𝐦𝐢𝐧 = 0,00438
Luas tulangan perlu
Asperlu = ρmin . b . d
= 0,00438 . 1000 . 442
= 1935,96 mm2
1 1
.𝜋 .ø2 . 𝑏 .𝜋 .162 . 1000
Jarak Tulangan (S) = 4𝐴𝑠 = 4
= 103,85 ≈ 100 mm
𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1935,96
500 mm
Data Teknis
Panjang Bentang Jembatan (L) : 30 m
Lebar Jembatan (bt) : 9,00 m
Lebar Trotoar (b2) :1m
Lebar Jalur Lalu Lintas (b1) : 7,00 m
Jarak Antar Gelagar : 1,6 m
Tebal Genangan Air Hujan (th) : 0,05 m
Tebal Perkerasan Jalan Aspal (ta) : 0,05 m
Mutu Beton (fc’) : 25 MPa
Tegangan Leleh Baja (fy) : 400 MPa
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Pembebanan
Beban Mati
Berat Sendiri
Faktor beban ultimit (KMS) = 1,3
Berat sendiri (QMS) = b . tp . Wc
= 1 . 0,25 . 25
= 6,25 kN/m
Beban Mati Tambahan
Faktor beban ultimit (KMA) = 2,00
Berat air = b . tp . Ww
= 1 . 0,05 . 10
= 0,5 kN/m
Berat perkerasan jalan = b . tp . Wa
= 1 . 0,05 . 22
= 1,1 kN/m
Berat mati tambahan (QMA) = 0,5 kN/m + 1,1 kN/m = 1,6 kN/m
Beban mati total = QMS +QMA
= (1,3 x 6,25) + (2,0 x 1,6)
= 11,325 kN/m
Beban Hidup
Beban Truk “T”
Panjang Bentang Jembatan = 30 m
Beban Roda Ganda = 225 kN
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Catatan : Untuk bagian bentang Ly, tidak terdapat Momen tumpuan Mty
karena perletakan pada dearah itu terletak bebas.
Gambar 2.8 Pola yang menumpu pada 2 tepi yang sejajar yang memikul
beban terpusat
Sebaran beban arah memanjang, by = 70 cm
Sebaran beban arah melintang, bx = 90 cm
Koefisien r
Terletak bebas pada kedua tumpuan (r) =1
Terjepit penuh pada kedua tumpuan (r) = 0,50
Untuk keadaan antara (r) = 0,67
3 3
Jika Ly < 3 . r . Ly Sa a r . Lx Sa = 1,05 m
4 4
Gunakan :
Mlx
Mly
Jika Ly < 2 . Lx, maka : a
1 4.
Ly
Mlx
Mly
4.a
Jika Ly > 3 . Lx, maka : 1
3 . Ly
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
a. Tulangan Lentur
Asumsi :
Lebar lantai yang ditinjau (b) = 1000 mm
Selimut beton (ds) = 50 mm
tulangan utama, φ = 19 mm
dx = 300 – 50 –1/2 (19) = 240,5 mm
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Momen nominal :
∅ = 0,80, karena lentur
Mu 72,8 x 106
Mn = = = 91000000 Nmm
∅ 0,80
1,4 1,4
ρmin = = = 0,00438
fy 320
0,85. 𝑓𝑐′ 2. 𝑅𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = . (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐′
0,85 . 25 2 . 1,573
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = . (1 − √1 − ) = 0,00511
320 0,85 . 25
Karena ρmin = 0,00438 < ρperlu = 0,00511, maka ρperlu tidak perlu dikali
(4/3)
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
1 1
. 𝜋. ∅2 . 𝑏 . 𝜋. 192 . 1000
4 4
jarak tulangan, S = = = 230,707 m ≈ 200 mm
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1228,955
maka dipakai tulangan ∅𝟏𝟗 − 𝟐𝟎𝟎
a. Tulangan Lentur
Asumsi :
Tebal lantai yang ditinjau (b) = 1000 mm
Selimut beton (ds) = 50 mm
Tulangan utama, φ = 19 mm
dx = 300 – 50 –1/2 (19) = 240,5 mm
Koefesien Blok Stress :
β1 = 0,85, karena fc ′ = 25 MPa ≤ 30 Mpa
Momen nominal :
∅ = 0,80, karena lentur
Mu 65,4 x 106
Mn = = = 81750000 Nmm
∅ 0,80
0,85. 𝑓𝑐′ 2. 𝑅𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = . (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85. 𝑓𝑐′
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
0,85 . 25 2 . 1,4133
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = . (1 − √1 − ) = 0,00457
320 0,85 . 25
Karena ρmin < ρperlu, maka tidak perlu dihitung ρperlu = (4/3) . ρperlu.
Maka, (4/3) . ρperlu = 0,00457> ρmin = 0,00438, maka dipakai ρperlu.
Luas tulangan perlu :
Asperlu = 𝜌perlu. b .d
= 0,00457 . 1000 . 240,5
= 1099,085 mm2
1 1
. 𝜋. ∅2 . 𝑏 . 𝜋. 192 . 1000
4 4
jarak tulangan, S = = = 257,968 m ≈ 200 mm
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1099,085
maka dipakai tulangan ∅𝟏𝟗 − 𝟐𝟎𝟎
1 1
Vc = 6 √𝑓𝑐′ . 𝑏′ . 𝑑 = 6 √25 .3200 . 250 = 666666,7 N = 666,6667 kN
D13 - 200
Sandaran/Railing
Diketahui:
3 3
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Gambar 5.11 Grafik hubungan beban terbagi rata "q" dengan panjang
bentang
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk BGT diambil sebagai
berikut:
DLA = 0,4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0,4 – 0,0025 * (L – 50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0,3 untuk L ≥ 90 m
a. Beban Terbagi Merata (BTR)
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
𝐻 250
𝑇𝑇𝐵 = = = 50 kN/m
𝑛 5
Lengan thd. Titik berat balok, (beban rem dianggap bekerja 1,8 m di atas
lantai)
y = 1,80 + ta + h / 2 = 1,80 + 0,5 + 1,5/2 = 3,05 m
Beban momen akibat gaya rem:
M = TTB . y = 152,5 kNm
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Desa Perkuwen Kecamatan Long Kali Kabupaten Paser Tana Paser Provinsi
Kalimantan Timur termasuk dalam wilayah 6 pada peta gempa SNI 2833-
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
2008. Untuk lokasi di wilayah gempa 6 diatas tanah sedang, dari grafik
didapatkan koefisien geser dasar 𝐶 = 0,07
Jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral n=1
Faktor perangkaan 𝐹 = 1,25 − 0,025 𝑛
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton bertulang,
maka faktor tipe struktur dihitung dengan rumus, S = 1,0 * F
dengan, F = 1,25 – 0,025 * n dan F harus diambil ≥ 1
F = faktor perangkaan,
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur.
Untuk nilai, n = 1 maka :
F = 1,25 – 0,025 . n = 1,225
Faktor tipe struktur, S = 1,0 . F = 1,225
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C * S = 0,07 * 1,225 = 0,08
Koefisien beban gempa vertikal, Kv = 50% * Kh = 0,043 < 0,10
Diambil koefisien gempa vertikal, Kv = 0,10
Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt = 0,10*635,616 = 63,56 kN
Beban gempa vertikal, QEQ = TEQ / L = 3,53 kN/m
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Adapun Ilustrasi pembebanan pada SAP 2000 dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Untuk proses Assign beban-beban hingga Analyze SAP2000 dapat dilihat pada
langkah-langkah berikut ini:
1. Pemilihan Permodelan
a. Pada Tab file, klik new model, maka akan terlihat bingkai pop up seperti
dibawah ini:
b. Ubah satuan yang diinginkan, dalam hal ini gunakan satuan (Ton.m.f), pilih
permodelan “Beam”, maka akan muncul jendela Pop Up seperti dibawah
ini:
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Isilah kolom number of spans dengan jumlah 1 dan Span length sebesar 25
(satuan otomatis dalam meter). Klik Ok maka akan muncul gambar
span/bentang seperti dibawah ini:
Klik modify/show material, lalu isi pada setiap kolom seperti data di bawah ini:
Material Name : Beton 25 MPa
Weight per unit Volume: 2400 kg/m = 2,4 ton/m
Ubah unit menjadi N,mm,C
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Pada kolom section properties pilih frame section, maka akan muncul
gambar seperti dibawah ini:
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Maka pembuatan Profil Gelagar Balok T (Tee Beam) telah selesai, Klik Ok.
b. Menentukan Parameter Bentuk Pembebanan dan Kombinasi
Pembebanan
Untuk parameter pembebanan pada tab define pilih Load Pattern, ini akan
menyesuaikan beban mana yang akan otomatis di hitung oleh program dan
beban manakah yang akan di input secara manual, lihat gambar dibawah ini:
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Klik OK.
Selanjutnya kita akan membuat kombinasi pembebanan agar momen yang
didapatkan pada bentang menjadi Momen Ultimit, adapun langkah-
langkahya dapat dilihat sebagai berikut:
Klik pada MODAL lalu klik run/do not run case, agar perhitungan struktur tidak
dihitung kembali oleh program. Klik Ok
Maka akan muncul gambar seperti dibawah ini:
Untuk melihat momen yang dihasilkan, klik Show Forces/Stresses pada tab
display, maka akan muncul jendela POP up seperti dibawah ini:
Klik kolom Case Combo/Name pilih Momen Ultimit, pada Component pilih
Moment 3-3 dan padaOptions pilih show Values on Diagram. Klik ok maka
akan terlihat momen maksimum yang bekerja ditengah bentang seperti
gambar dibawah ini:
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
Dari hasil perhitungan di atas, diambil nilai kombinasi beban yang terbesar,
sehingga:
Mu = 366,547 ton.m (comb.2, dengan tegangan yang diperbolehkan 125%)
Md = 366,547 / 1,25
= 293,230 ton.m
Bw : 500 mm Hf : 300 mm
𝑓𝑐′ : 19,86 MPa Fy : 320 MPa
Ln : 1600 mm L : 9000 mm
ds : 50 mm H : 1550 mm
Tul.sengkang : 12 mm Tul.utama : 25 mm
d : 1500 − (50 + 12 + 1⁄2 . 25) = 1475,5 mm
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 𝜌𝑏
0,85 . 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 [𝛽1 .( )]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 . 19,86 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 [0,85. .( )] = 0,0219
320 600 + 320
𝐴𝑠 9508,760
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑏𝑒.𝑑2 = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 1600 . = 0,00272
1475,52
226
= 6−1 = 45,2 mm
Dimana:
Batasan spasi tulangan:
1. Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh
kurang dari d ataupun 25 mm.
2. Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih,
tulangan pada lapis atas harus diletakkan tepat diatas tulangan
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 𝜌𝑏
0,85 . 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 [𝛽1 .( )]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 . 19,86 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 [0,85. .( )] = 0,0219
320 600 + 320
𝐴𝑠 9508,760
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑏𝑒.𝑑2 = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 1600 . = 0,00272
1475,52
Dimana:
Batasan spasi tulangan:
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
1. Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh
kurang dari d ataupun 25 mm.
2. Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih,
tulangan pada lapis atas harus diletakkan tepat diatas tulangan
dibawahnya dngan spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang dari 25
mm.
ℎ𝑓⁄
Mf = 𝐴𝑠𝑓 . 𝑓𝑦. (𝑑 − 2) = 21914,0625 . 320. (1475,5 −
300⁄ ). 10−7
2
= 929,506 T.m
Karena Mn < Mf, maka penampang dianalisis sebagai Balok persegi:
4. Menentukan Nilai Kperlu
2.𝑀𝑛 2 .178,6125 .107
𝐾 = 1 − √1 − 0.85 .𝑓𝑐.𝑏𝑤.𝑑2 = 1 − √1 − 0.85 .19,86.500.1475,52 = 0.0804
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 𝜌𝑏
Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil II
Kelompok 5
𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Spasi Antar Tulangan = 𝑗𝑚𝑙.𝑡𝑢𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔−1
226
= 6−1 = 45,2 mm
Dimana:
Batasan spasi tulangan:
1. Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh
kurang dari d ataupun 25 mm.
2. Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih,
tulangan pada lapis atas harus diletakkan tepat diatas tulangan
dibawahnya dngan spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang dari 25
mm.
3. Menghitung Nilai Mf
0.85 .𝑓𝑐 ′ .ℎ𝑓.(𝐵𝑒−𝐵𝑤) 0.85 .19,86.300.(1600−500)
Asf = = = 21914,0625 mm2
𝑓𝑦 320
𝑀𝑛 123,456 .107
As = = = 2614,76 mm2
𝑓𝑦.(𝑑−𝑘⁄2) 320.(1475,5−0,0548⁄2)
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 . 𝜌𝑏
0,85 . 𝑓𝑐′ 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 [𝛽1 .( )]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 . 19,86 600
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 [0,85. .( )] = 0,0219
320 600 + 320
𝐴𝑠 2091,80
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑏𝑒.𝑑2 = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 1600 . = 0,0006
1475,52
= 614583,33 N = 614,583 kN
Φ.Vc = 0,75 x 614,583 = 460,937 kN
1/ Φ.V 460,937
2. c = = 230,468 kN
2
Karena Vu > 1/2 . Φ.Vc > Φ.Vc, maka perlu tulangan sengkang.
Digunakan tulangan sengkang sebagai pengikat balok lentur dengan jarak
tulangan minimum:
Kekuatan geser yang diberikan tulangan baja:
Vs = Vu =531,83 kN
Φ.Vs = 0.75 . 531,83 = 398,87 kN
𝟏 𝟏
𝜱. ( . √𝒇𝒄′. 𝒃𝒘. 𝒅) = 𝟎, 𝟕𝟓. ( . √𝟏𝟗, 𝟖𝟔. 𝟎, 𝟓. 𝟏, 𝟒𝟕𝟓) . 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟑 𝟑
= 𝟕𝟗𝟑, 𝟖𝟎𝟔 𝒌𝑵
𝟏
Φ.Vs < 𝜱. (𝟑 . √𝒇𝒄′. 𝒃𝒘. 𝒅)
2. Adapun sketsa Tulangan Geser dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Φ.Vc = 460,937 kN
1
/2 . Φ.Vc = 230,468 kN
Vu = 𝟓𝟑𝟏, 𝟖𝟑 kN
9m
ϕ 12 – 300
204