Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
darah perifer kurang dari 150.000/mL) akibat autoantibodi yang mengikat antigen
menjadi dua yakni akut dan kronis. ITP akut biasanya terjadi pada anak usia 2-6
tahun dan 7-28 % kasus berkembang menjadi ITP kronis. ITP kronis biasanya
terjadi pada usia 40-45 tahun dan lebih sering terjadi pada perempuan dibanding
laki-laki (2-3:1).2
Etiologi terjadinya ITP terbagi menjadi dua, yakni primer dan sekunder.
trombosit merupakan etiologi primer dari ITP.2 Sedangkan infeksi HIV, SLE,
berdasarkan jumlah trombosit. Tanda bisa meliputi ptekie, purpura, dan ekimosis
pada kulit. Sedangkan untuk tatalaksana umum dari ITP diantaranya dapat berupa
dosis tinggi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian terapinya yaitu
pemberiannya pada wanita hamil dan pada bayi baru lahir dari wanita hamil
1
dengan ITP. Tujuan dari terapi ITP yaitu mempertahankan hitung trombosit di
atas batas ketika memar spontan atau perdarahan terjadi dengan intervensi
minimal.
Trombositopenia Purpura.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
darah perifer kurang dari 150.000/mL) akibat autoantibodi yang mengikat antigen
2.2 Epidemiologi
ITP dapat terjadi baik pada laki-laki ataupun perempuan. ITP akut
biasanya terjadi pada anak usia 2-6 tahun dan 7-28 % kasus berkembang menjadi
ITP kronis. Sedangkan ITP kronis biasanya terjadi pada usia 40-45 tahun dan
Insiden ITP pada anak antara 4,0-5,3 per 100.000. ITP pada anak
berkembang menjadi bentuk kronik pada beberapa kasus menyerupai ITP dewasa
yang khas. Insidensi ITP pada anak diperkirakan 0,46 per 100.000 anak per tahun.
3
Insidensi ITP kronis pada dewasa adalah 58-66 kasus per satu juta populasi
pertahun (5,8-6,6 per 100.000) di Amerika dan serupa dengan yang ditemukan di
Inggris. ITP kronis ditemukan pada dewasa dengan usia rata-rata 40-45 tahun.
Rasio antara perempuan dan laki-laki adala 1:1 pada ITP akut sedangkan pada ITP
2.3 Etiologi
trombosit autolog kemudian dengan cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh sistem
sekunder. Berdasarkan awitan penyakit dibedakan menadi tipe akut dan kronik.
Dikatakan tipe akut apabila kejadiannya kurang atau sama dengan 6 bulan
(umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan (umumnya
membrane trombosit.2
b. Sekunder
- Infeksi HIV
- SLE
4
- Kasus jarang: infeksi virus herpes, hepatitis akut, tuberculosis, penyakit
Hodgkin.2
2.4 Patofisiologi
5
Gambar 2.2 Pendekatan Terapi Purpura Trombositopenia Purpura
Berdasarkan Mekanisme Kerja dari Splenektomi,
Beberapa Obat dan Plasmafaresis
sirkulasi oleh sistem fagosit mononuklir melalui reseptor Fc makrofag. Pada tahun
kejadian transcient trombositopeni pada neonatus yang lahir dari ibu yang
trombositopeni pada orang sehat yang menerima tranfusi plasma kaya IgG, dari
seorang padien ITP. Trombosit yang diselimuti oleh autoantibodi IgG akan
6
mengalami percepatan pembersihan di lien dan di hati setelah berikatan dengan
reseptor Fcg yang diekspresikan oleh makrofag jaringan. Pada sebagian besar
trombosit. Pada sebagian kecil yang lain, produksi trombosit tetap terganggu,
antibodi ITP untuk berikatan dengan trombosit yang secara genetik kekurangan
yang lain. Juga dijumpai antibodi yang berekasi terhadap berbagai antigen yang
berbeda. Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen yang diperkirakan dipicu
(gambar 1).
berasal dari displai phage menunjukkan penggunaan gen VH. Pelacakan pada
bahwa antibodi tersebut berasal dari klon sel B yang mrngalami seleksi afinitas
yang diperantarai antigen dan melalui mutasi somatik. Pasien ITP dewasa sering
7
2 dan peningkatan profil sitokin yang menunjukkan aktivasi prekursor sel T
helper dan sel T helper tipe 1. Pada pasien-pasien ini, sel T akan merangsang
sintesis antibodi setelah terpapar fragmen glikoprotein IIb/IIIa tetapi bukan karena
terpapar oleh protein alami. Penurunan epitop kriptik ini secara in vivo dan alasan
Dari gambar 2.1 dapat memperjelas bahwa faktor yang memicu produksi
antibodi yang mengenali glikoprotein Ib/IX belum terbentuk pada tahap ini (1).
Trombosit yang diselimuti autoantibodi akan berikatan dengan sel penyaji antigen
(makrofag atau sel dendritik) melalui reseptor Fcg kemudian mengalami proses
internalisasi dan degradasi (2). Sel penyaji antigen tidak hanya merusak
trombosit yang lain (3). Sel penyaji antigen yang teraktivasi (4) mengekspresikan
peptida baru pada permukaan sel dengan bantuan kostimulasi (yang ditunjukkan
oleh interaksi antara CD 154 dan CD 50) dan sitokin yang berfungsi memfasilitasi
tambahan (T-cell clone-2) (5). Reseptor sel imunoglobulin sel B yang mengenali
dan sintesis antiglikoprotein 1b/IX antibodi dan juga meningkatkan produksi anti-
8
Metode yang saat ini digunakan untuk penatalaksanaan ITP diarahkan
secara langsung pada berbagai aspek berbeda dari lingkaran produksi antibodi dan
Dari gambar 2.2, dijelaskan bahwa pada umumnya obat yanh digunakan
sebagai terapi awal ITP menghambat terjadinya klirens antibodi yang menyelimuti
trombosit oleh ekspresi reseptor Fcg pada makrofag jaringan (1). Splenektomi
mengganggu interaksi sel-T dan sel-B yang terlibat dalam sintesis antibodi pada
azathioprin dan siklosforin, bekerja pada tingkat sel-T (3). Antibodi monoklonal
terhadap CD 154 yang saat ini menjadi target uji klinik, merupakan kostimulasi
molekul yabg diperlukan untuk mengoptimalkab sel-T makrofag dan interaksi sel-
T dan sel-B yang terlibat dalam produksi antibodi dan pertukaran klas (4).
produksi antibodi. Antibodi monoklonal yang mengenali ekspresi CD20 pada sel-
sel B juga masih dalam penelitian (5). Plasmafaresis dapat mengeluarkan antibodi
sementara dari plasma (6). Transfusi trombosit diperlukan pada kondisi darurat
untuk terapi perdarahan. Efek dari stafilokokkus protein A pada susunan antibodi
Genetik
9
Idiopathic thromnocytopenic purpuratelah didiagnosis pada kembar
Antibodi-anti Trombosit
ditemukam sesering IgG, dan hampir 50% kasus, kedua serotipe imunoglobulin
tersebut ditemukan pada pasien yang sama. Antibodi IgM juga ditemukan pada
kecepatan destruksi trombosit pada ITP ada proporsional terhadap kadar yang
dengan mudah ditemukan dalam plasma atau dalam elusi trombosit pada pasien
dengan penyakit yang aktif, tetapi jarang ditemukan pada pasien yang mengalami
10
Masa hidup trombosit memendek pada ITP berkisar dari 2-3 hari sampai
masa hidup terukur yang lebih lama dibandingkan dengan pasien dengan
trombositopenia berat.
1. ITP Akut
ITP akut lebih sering dijumpai pada anak, jarang pada dewasa, dengan
Varicella zoster dan Ebstein barr. Manifestasi perdarahan ITP akut pada
pada anak biasanya self limiting. Remisi spontan terjadi pada 90% pasien,
60% sembuh dalam 4-6 minggu dan lebih dari 90% pasien sembuh dalam
3-5 bulan.
2. ITP Kronik
dari ringan sampai sedang, infeksi dan pembesaran lien jarang terjadi, serta
bahkan terus menerus. Remisi spontan jarang terjadi dan tampaknya remisi
tidak lengkap.
11
Secara umum, pasien dengan trombosit >50.000/!L biasanya
2.6 Diagnosis
12
trombositopenia. Pemeriksaan darah tepi diperlukan untuk menyingkirkan
Salah satu diagnosis penting adalah fungsi sumsum tulang. Pada sumsum
lebih dari 40 tahun, pasien dengan gambaran tidak khas (misalnya dengan
gambaran sitopenia) atau pasien yang tidak berespon baik dengan terapi.
13
• Gangguan control trombopoetik
• Trombositopenia herediter
c. Peningkatan destruksi trombosit
• Proses imunologis
− Autoimun
Idiopatik sekunder: infeksi, kehamilan, gangguan vaskuler
kolagen, gangguan limfoproliferatif.
− Alloimun
Trombositopenia neonates
Purpura pasca transfusi
• Proses non imunologis
− Trombosis mikroangiopati
Disseminated intravascular coagulation (DIC)
Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP)
Hemolytic-uremic syndrome (HUS)
− Kerusakan trombosit oleh karena abnormalitas permukaan
vascular
Infeksi
Transfusi darah masif
• Abnormalitas distribusi trombosit atau pooling
Gangguan pada limpa (neoplastic, kongestif, infiltrative, infeksi
yang tidak diketahui sebabnya)
Hipotermia
Dilusi trombosit dengan transfusi masif
2.8 Penatalaksanaan9,10
spontan atau perdarahan terjadi dengan intervensi minimal. Hitung trombosit >
14
2.8.1 Umum (dewasa dan anak-anak)
a. Kortikosteroid
lambat. Pada keadaan gawat darurat dan terdapat gejala neurologis, perdarahan
b. Splenektomi
Dianjurkan pada pasien yang tetap mempunyai hitung trombosit < 30.000 /
30.000 / µl.
Dianjurkan pada pasien ITP yang mengalami perdarahan mengancam jiwa, pada
d. Obat imunosupresif
atau kombinasi. Dianjurkan untuk pasien yang tidak berespon baik terhadap
15
mg/kgBB maksimal 150 mg/hari P.O, bila 3 bulan tidak ada respon maka obat
dihentikan, namun jika ada respon sampai 3 bulan turunkan sampai dosis
selama 3 bulan.
destruksi sel eritrosit rhesus D-positif yang dibersihkan oleh RES di lien dan
blokade.
f. Danazol
Dosis 200 mg P.O 4 kali sehari selama 6 bulan. Fungsi liver harus
diperiksa setiap bulan. Jika respon terjadi, dosis diteruskan sampai dosis maksimal
g. Transfusi trombosit
beberapa jam.
16
c. Hitung trombosit 10.000 – 30.000 / µl pada trimester 2 atau 3 dan yang
tulang, hipertensi.
jika dilakukan pada trimester 2 dengan hitung trombosit pasien < 10.000 /
teratogenik.
h. Jika hitung trombosit wanita hamil > 50.000 / µl, tidak dianjurkan
dengan hitung trombosit < 10.000 / µl yang akan menjalani operasi caesar
2.8.3 Pada bayi baru lahir dari wanita hamil dengan ITP
17
neurologis
c. Pada bayi baru lahir yang tidak memiliki perdarahan intrakranial dan
intravena.
d. Pada bayi baru lahir yang memiliki hitung trombosit > 50.000 / µl tidak
e. Jika bayi baru lahir terdapat perdarahan intrakranial dan hitung trombosit
intravena.
18
Gambar 2.3 Algoritma Tatalaksana ITP
2.9 Komplikasi
di bawah20.000 dan biasanya di bawah 10.000, atau bila obat yang mengganggu
0,4%, 1,2% dan 13%per pasien / tahun untuk mereka yang berusia di bawah 40,
40-60 dan lebih tua dari 60 tahun. Namun, perlu dicatat secara keseluruhan.
19
Kejadian perdarahan mayor, atau kematian akibat pendarahan, dilaporkan kurang
Komplikasi lain yang sering diamati bukan berasal dari ITP tapi dari terapi
pada usia tua. Ketika steroid digunakan untuk terapi, kursus berkhasiat paling
pengobatan potensial.
2.10 Prognosis
dewasa hanya sebagian kecil dapat mengalami remisi spontan, penyebab kematian
pada ITP biasanya disebabkan oleh perdarahan intracranial yang berakibat fatal
berkisar 2,2 % untuk usia lebih 40 tahun dan sampai 47,8 % untuk usia lebih dari
yang dipertahankan lebih dari 100.000 sel. Pada pasien anak-anak, ketiganya
diatasi enam orangminggu setelah diagnosis, sepertiga lainnya dalam enam bulan
dan sepertiga lebih lanjut menjadi kronis. Pasien didiagnosis pada masa bayi atau
Sepertiga pasien dewasa tetap dalam pengampunan 5 tahun sejak diagnosis awal,
20
BAB 3
KESIMPULAN
darah perifer kurang dari 150.000/mL) akibat autoantibodi yang mengikat antigen
ITP dibedakan menjadi akut dan kronis. ITP akut biasanya terjadi pada
anak usia 2-6 tahun dan 7-28 % kasus berkembang menjadi ITP kronis. ITP kronis
biasanya terjadi pada usia 40-45 tahun dan lebih sering terjadi pada perempuan
dibanding laki-laki (2-3:1).2Etiologi dari ITP terbagi menjadi dua, ada primer dan
kronis.2
yang diselimuti oleh autoantibodi IgG dibersihkan lebih cepat di hati dan lien
Pada sebagian besar pasien akan terjadi kompensasi dengan peningkatan produksi
trombosit, akan tetapi sebagian lain produksi trombosit ini tetap terganggu.1
Diagnosis ITP akut dan kronik berbeda. Tanda dan gejala yang tmuncul
21
purpura, dan ekimosis pada kulit. Perdarahan dapat terjadi di dalam selaput lendir
saluran pencernaan, mulut, hidung, dan mata. Analisis laboratorium lain yang
trombosit dengan flow cytometry, fluorescent antinuclear antibody testing, dan uji
serologis.6
22
DAFTAR PUSTAKA
2009. Jakarta. Internal Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; pp:
1165-1173.
C et all. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV. 2014. Jakarta . FKUI; pp: 668-
669.
Haematol. 2003;120(4):574-596.
23
8. Provan D, Stasi R, Newland AC, Blanchette VS, Bolton-Maggs P, Bussel JB,
Februari 2018.
24