Вы находитесь на странице: 1из 11

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

“BPJS KESEHATAN”

Oleh
AAA. Lie Lhianna M.P. H1A013001
Aditya Agung Pratama H1A013002
Anabel Cahyadi H1A01300

Pembimbing Fakultas
dr.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

BAB II. ISI…………………….......................................................................

BAB III. PENUTUP…………………………………………………….......

LAMPIRAN....................................................................................................

BAB 1
Pendahuluan

Setiap orang memiliki hak yang sama untuk memperoleh kesehatan termasuk
memperoleh pelayanan kesehatan. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan) merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
yang juga merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden
dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Sebelumnya, BPJS Kesehatan bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh
PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes
Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal 1 Januari 2014 dan sudah mulia
beroperasi sejak tanggal tersebut.

BAB II
Isi

 Visi dan Misi


- Visi
Terwujudnya Jaminan Kesehatan (JKN-KIS) yang berkualitas dan berkesinambungan
bagi seluruh Penduduk Indonesia pada tahun 2019 berlandaskan gotong royong yang
berkeadilan melalui BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya
- Misi

1. Meningkatkan kualitas layanan yang berkeadilan kepada peserta, pemberi pelayanan


kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya melalui sistem kerja yang efektif dan
efisien.

2. Memperluas kepesertaan JKN-KIS mencakup seluruh Indonesia paling lambat 1


Januari 2019 melalui peningkatan kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan
dan mendorong partisipasi masyarakat serta meningkatkan kepatuhan kepesertaan.

3. Menjaga kesinambungan program JKN-KIS dengan mengoptimalkan kolektibiltas


iuran, system pembayaran fasilitas kesehatan dan pengelolaan keuangan secara
transparan dan akuntabel.

4. Memperkuat kebijakan dan implementasi program JKN-KIS melalui peningkatan


kerja sama antar lembaga, kemitraan, koordinasi dan komunikasi dengan seluruh
pemangku kepentingan.

5. Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi dengan didukung dengan SDM yang
profesional, penelitian, perencanaan dan evaluasi, pengelolaan proses bisnis dan
manajemen resiko yang efektif dan efisien serta infrastruktur dan teknologi informasi
yang handal.

 Dasar Hukum
1. UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
2. UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

 Manfaat
Manfaat Jamian Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1. Rawat Jalan Tingkat Pertama, meliputi :
 Pelayanan peningkatan dan pencegahan penyakit (promotif dan preventif)

- Skrining riwayat kesehatan, skrining kesehatan tertentu (DM, hipertensi,


kanker payudara, dan kanker leher rahim).
- Imunisasi rutin (dasar dan lanjutan); BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis
B.

- Program pengelolaan penyakit kronis (laboratorium dan obat).


Laboratorium yang ditanggung adalah Gula Darah Sewaktu, Gula Darah
Puasa, Gula Darah Post Pandrial, Pemeriksaan HbA1C, dan Kimia Darah.

- Keluarga Berencana (Suntik KB, Pil KB, IUD).

 Pelayanan pengobatan (kuratif) oleh dokter umum, dokter gigi, yang terdiri
dari :
- Pendaftaran administrasi
- Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis

- Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif

- Pelayaan obat dan bahan medis habis pakai

- Pemeriksaan penunjang diagnostic laboratorium tingkat pertama

 Peserta yang membutuhkan pelayanan di luar wilayah domisili peserta dapat


dilayani di FKTP yang ditunjuk oleh BPJS Kesehatan di wilayah tersebut,
maksimal 3 kali kunjungan, dengan kriteria sebagai berikut :
- Melakukan perjalanan dinas
- Menjalankan tugas pendidikan/pelatihan di luar wilayah domisili

- Cuti dan berada di luar wilayah domisili

- Mengunjungi keluarga di luar wilayah domisili

2. Rawat Inap Tingkat Pertama sesuai dengan indikasi medis :


- Pendaftaran dan administrasi
- Akomodasi rawat inap

- Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis

- Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif

- Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

- Pemeriksaan penunjang diagnostic laboratorium tingkat pertama

- Rehabilitasi medik dasar

3. Pelayanan Kebidanan dan Bayi Baru Lahit

4. Pelayanan ambulan rujukan antar fasilitas kesehatan

b. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan


1. Rawat Jalan tingkat lanjutan yaitu pelayanan pengobatan atas indikasi medis di
fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang dilakukan oleh dokter spesialis/sub spesialis
2. Rawat Inap tingkat lanjutan yaitu pelayanan pengobatan atas indikasi medis di
fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang dilakukan oleh dokter spesialis/sub spesialis

3. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di fasilitas kesehatan

c. Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan kesehatan diberikan secepatnya guna untuk mencegah kematian,
perburukan kondisi kesehatan pasien, sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan.

d. Pelayanan Ambulan

Ditujukan terkait dengan pelayanan transportasi pasien rujukan dengan kondisi


tertentu antar fasilitas kesehatan. Pelayanan ambulan hanya dijamin bila rujukan
dilakukan pada fasilitias kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan atau
pada kasus gawat darurat dari fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan.
e. Coordination of Benefit (COB)
Apabila peserta ingin naik kelas keperawatan yang lebih tinggi, maka peningkatan
kelas dapat dilakukan dengan megikuti Asuransi Kesehatan Tambahan (AKT), atau
membayar sendiri seluruh selisih antara biaya yang dijamin. COB ini diperuntukan
hanya pada pelayanan rawat inap di RS yang telah bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan.

 Peserta BPJS Kesehatan


Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS. Sedangkan
orang atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan
anggota keluarganya pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya
ditentukan kemudian. Sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah
melalui program Bantuan Iuran.
Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal, namun juga
pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan. Para
pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan manfaat
yang diinginkan.
Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja di
Indonesia, minimal 6 bulan, yang telah membayar iuran, meliputi :
1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang tidak
mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :
 Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya
a) Pegawai Negeri Sipil
b) Anggota TNI
c) Anggota Polri
d) Pejabat Negara
e) Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri
f) Pegawai Swasta
g) Pekerja yang tidak termasuk pada poin diatas yang menerima Upah.

 Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya


a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri
b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.
3. Bukan pekerja dan anggota keluarganya
a) Investor
b) Pemberi Kerja
c) Penerima Pensiun, terdiri dari :
- Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pension
- Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun
- Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun
- Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat
hak pensiun
d) Veteran
e) Perintis Kemerdekaan
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan;
dan
g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang mampu membayar
iuran.

Anggota Keluarga yang Ditanggung


1. Pekerja Penerima Upah :
- Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak kandung, anak tiri
dan/atau anak angkat), sebanyak-banyaknya 5 orang.
- Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah,
dengan kriteria :
a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
b. Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih melanjutkan
pendidikan formal.
2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat mengikutsertakan
anggota keluarga yang diinginkan (tidak terbatas).
3. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi anak ke-4
dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua.
4. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi kerabat lain
seperti Saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dan lain sebagainya.

 Hak dan Kewajiban Peserta


a. Hak Peserta
1. Mendapat kartu identitas peserta
2. Mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur
pelayanan kesehatan
4. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau
tertulis kepada BPJS Kesehatan,
b. Kewajiban Peserta
1. Memberi data diri dan anggota keluarga secaralengkap dan benar
2. Membayar iuran secara rutin setiap bulan, selamat-lambatnya tanggal 10
bulan berjalan
3. Melaporkan perubahan data diri dari anggota keluarganya
4. Menaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan

 Iuran dan Denda


Berlaku mulai tanggal 1 April 2016, iuran yang harus dibayar per bulannya ialah sebagai
berikut :
- Kelas 1 : Rp. 80.000,-/org/bulan
- Kelas 2 : Rp. 51.000,-/org/bulan
- Kelas 3 : Rp. 25.500,-/org/bulan
 Ketentuan Pembayaran Iuran
1. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 bulan berjalan
2. Penjaminan dihentikan sementara jika terdapat keterlambatan pembayaran iuran
lebih dari 1 bulan sejak tanggal 10
3. Penghentian penjaminan sementara berakhir dan peserra aktoif kembali jika :
- Dilakukan pembayaran iuran tertunggak 12 bulan
- Peserta membayar karena ingin mengakhiri
4. Dalam waktu 45 hari setelah aktif kembali, peserta wajib membayar denda untuk
setiap pelayanan rawat inap yang diperolehnya
5. Besaran denda adalah 2,5% x jumlah bulan menunggak, dengan ketentuan jumlah
bulan menunggak maksimal 12 bulan dan besar denda maksimal Rp. 30.000.000,-
BAB 3
Penutup

BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan program


pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang bertugas untuk
menyelenggarakan jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.
Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS. Sedangkan
orang atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota
keluarganya pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran setiap tanggal 10 bulan berjalan,
sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui program Bantuan
Iuran

Вам также может понравиться