Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB 5

ESTIMASI JENIS DAN KARAKTERISTIK SAMPAH

5.1 Jenis dan Karakteristik Limbah Padat


Berdasarkan undang-undang No.18 Tahun 2008 tentang pengolahan
sampah, jenis sampah yang dikelola adalah:
a. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari
dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
b. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas
umum, dan/atau fasilitas lainnya.
c. Sampah spesifik adalah:
- Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.
- Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun.
- Sampah yang timbul akibat bencana.
- Puing bongkaran bangunan.
- Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah.
- Sampah yang timbul secara tidak periodik.
Menurut Soemirat Slamet (2009:153) sampah dibedakan atas sifat
biologisnya sehingga memperoleh pengelolaan yakni, sampah yang dapat
membusuk, seperti (sisa makan, daun, sampah kebun, pertanian, dan lainnya),
sampah yang berupa debu, sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti
sampa-sampah yang berasal dari industri yang mengandung zat-zat kimia maupun
zat fisik berbahaya.
Sedangkan menurut Amos Noelaka (2008:67) sampah dibagi menjadi 3
bagian yakni:
a. Sampah Organik
Sampah Organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai, dikelola
dan dimanfaatkan dengan prosedur yang benar. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah organik merupakan sampah

29
yang mudah membusuk seperti, sisa daging, sisa sayuran, daun-daun, sampah
kebun dan lainnya
b. Sampah Nonorganik
Sampah nonorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi
pengolahan bahan tambang. Sampah ini merupakan sampah yang tidak mudah
menbusuk seperti, kertas, plastik, logam, karet, abu gelas, bahan bangunan
bekas dan lainnya. Menurut Gelbert (1996) Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.
c. Sampah B3 (Bahan berbahaya beracun)
Pada sampah berbahaya atau bahan beracun (B3), sampah ini terjadi dari zat
kimia organik dan nonorganik serta logam-logam berat, yang umunnya berasal
dari buangan industri. Pengelolaan sampah B3 tidak dapat dicampurkan dengan
sampah organik dan nonorganik. Biasanya ada badan khusus yang dibentuk
untuk mengelola sampah B3 sesuai peraturan berlaku.
Sedangkan karakteristik sampah terbagi atas beberapa aspek yakni sebagai
berikut (Notoatmodjo, 2003):
a. Sampah Basah (Garbage) adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa sisa
potongan hewan atau sayur-sayuran hasil dari pengolahan, pembuatan dan
penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah
menbusuk.
b. Sampah Kering (Rubbish) adalah sampah yang dapat terbakar dan tidak dapat
terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdangangan, kantor-
kantor.
c. Abu (Ashes) adalah sampah yang berasal dari sisa pembakaran dari zat yang
mudah terbakar seperti rumah, kantor maupun dipabrik-pabrik industri.
d. Sampah Jalanan (Street Sweping) adalah sampah yang berasal dari
pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan
tenaga mesin yang terdiri dari kertas kertas, dedaun daunan dan lain lain.
e. Bangkai binatang (Dead animal) adalah jenis sampah berupa sampah-sampah
biologis yang berasal dari bangkai binatang yang mati karena alam, penyakit
atau kecelakaan.

30
f. Sampah rumah tangga (Household refuse) merupakan sampah campuran yang
terdiri dari rubbish, garbage, ashes yang berasal dari daerah perumahan.
g. Bangki kenderaan (Abandonded vehicles) adalah sampah yang berasal dari
bangkai-bangkai mobil, truk, kereta api.
h. Sampah industri merupakan sampah padat yang berasal dari industri-industri
pengolahan hasil bumi / tumbuh-tubuhan dan industri lain
i. Sampah pembangunan (Demolotion waste) yaitu sampah dari proses
pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-puing,
potongan-potongan kayu, besi beton, bambu dan sebagainya.
j. Sampah khusus adalah jenis sampah yang memerlukan penanganan khusus
misalnya kaleng cat, flim bekas, zat radioaktif dan lain-lain.

5.2 Estimasi Jenis dan Karakteristik Limbah Padat


Menurut Tchobanoglous (1993), sampah dapat dikelompokkan berdasarkan
komposisinya dan dinyatakan sebagai % berat atau % volume. Komposisi sampah
tersebut digolongkan menjadi dua komponen yaitu organik dan anorganik.
Penentuan komposisi sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994 sebagai berikut:
Kecamatan Pontianak Tenggara memiliki berbagai macam aktivitas. Dari
aktivitas tersebut menyebabkan banyaknya sifat dan karateristik yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil pengamatan terdapat 2 jenis sampah yaitu organik dan
anorganik. Estimasi timbulan sampah berdasarkan jenisnya di Kecamatan
Pontianak Tenggara dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Estimasi Timbulan Sampah


Persentase Jenis
Estimasi Timbulan Sampah
Sumber Sampah Timbulan (m³hari)
No
Sampah Sampah
Organik Anorganik Organik Anorganik
(m3/hari)
1 Domestik 76% 24% 229,020 174,055 54,965
2 Pasar 79% 21% 27,345 21,603 5,742
3 Pendidikan 96% 4% 4,260 4,090 0,170
4 Pertokoan 97% 3% 3,828 3,713 0,115
Jumlah 264,453 203,461 60,992
Rata-Rata 86,875 50,865 15,248

31
Berdasarkan Tabel 5.1 seperti diatas, dapat dilihat estimasi timbulan
sampah pada Kecamatan Pontianak Tenggara. Sampah yang berasal dari
domestik, berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan sesuai dengan SNI 19 -
3964 – 1994 diperoleh hasil bahwa sampah terdiri dari 76% sampah organik yaitu
sebanyak 174,055 m3/hari dan 24% sampah anorganik yaitu 54,965 m3/hari.
Sampah pasar seperti yang telah dilakukan sesuai dengan SNI 19 - 3964 – 1994
ddidapatkan hasil bahwa sampah dari pasar terdiri atas 79 % sampah organik dan
21 % sampah anorganik dari total sampahnya sebesar 27,345 m3/hari yaitu sebesar
21,603 m3/hari sampah organik dan 5,742 m3/hari sampah anorganik. Sampah
yang berasal dari pendidikan diketahui terdiri atas 96 % sampah organik dan 4 %
sampah anorganik (Ruslinda dan Pasimura, 2012) dari total timbulannya yaitu
sebesar 4,260 m3/hari, sehingga terdapat 4,090 m3/hari sampah organik dan 0,170
m3/hari sampah anorganik. Sedangkan sampah yang berasal dari pertokoan
diketahui sebesar 97 % sampah organik dan 3 % sampah anorganik (Ruslinda dan
Pasimura, 2012), sehingga terdapat 3,713 m3/hari sampah organik dan 0,115
m3/hari sampah anorganik dari total sampah sebanyak 3,828 m3/hari. Berikut ini
merupakan diagram karakteristik timbulan sampah pada Kecamatan Pontianak
Tenggara:

23,06 %
60,992
m3/hari
Organik
Anorganik
76,94 %
203,461
m3/hari

Gambar 5.1 Diagram Estimasi Karakteristik Timbulan Sampah

32
Gambar 5.1 diatas menunjukkan estimasi karakteristik timbulan sampah
pada Kecamatan Pontianak Kota. Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah
timbulan sampah yang dihasilkan adalah sebesar 264,453 m3/hari. Jumlah sampah
organik yang dihasilkan dari perumahan, pendidikan, pasar, dan pertokoan adalah
sebanyak 203,461 m3/hari, sedangkan sampah anorganik sebanyak 60,992
m3/hari. Dengan kata lain, jenis sampah yang dihasilkan di Kecamatan Pontianak
Tenggara sebagian besar merupakan sampah organik yaitu sebesar 76,94 %.
Sisanya yaitu sebesar 23,06 % merupakan sampah anorganik. Hal ini disebabkan
karena memang hampir dari seluruh sumber tersebut banyak terdapat sampah-
sampah seperti bekas makanan, sisa sayur-sayuran dan buah-buahan, kertas,
kardus, dan banyak lagi sampah organik lainnya mengingat Kecamatan Pontianak
Tenggara sendiri merupakan daerah padat pemukiman. Sedangkan untuk sampah
anorganik yang ada, hanyalah seperti plastik, kaleng, botol, pipet, dan lain-lain.
Data-data ini akan digunakan untuk pengoptimalan sistem TPST di wilayah
Kecamatan Pontianak Tenggara.

33
34

Вам также может понравиться