Вы находитесь на странице: 1из 10

ARTIKEL

MEDIA PEMBELAJARAN PROSES PEMBENTUKAN URINE

Disusun sebagai tugas Matakuliah Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Biologi
Pada Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNMUH Jember

Oleh:
Kelompok 19

1. Fatimatus soleha 1510211014


2. Anita Purniasih 1510211001

Dosen Pembina:

Sawitri Komarayanti, Dra.

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
A. Defini Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’,
atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of
Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping
sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator,
dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan
yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran.

Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan


pengajaran (Azhar Arsyad, 2010: 3). Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan
dan alat atau perpaduan antara software dan hardware (Sadiman, dkk, 1996: 5). Media
pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan
pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan komunikasi, maka media
pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses
komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk
menyalurkan pesan pembelajaran.

Menurut Anderson (1987) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 123). Media dapat
dibagai dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran (instructional aids) dan media
pembelajaran (instructional media). Alat bantu pembelajaran atau alat untuk membantu guru
(pendidik) dalam memperjelas materi (pesan) yang akan disampaikan. Oleh karena itu alat bantu
pembelajaran disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film
bingkai (slide) foto, peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan sampai kepada
lingkungan belajar yang dimanfaatkanuntuk memperjelas materi pembelajaran.

B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Hamalik (1986) yang dikutip Azhar Arsyad
(2010: 15), mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan
proses pembelajaran dan menyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.

Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya.
Maksudnya: bahwasanya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih
dapat menjamin pemahaman, orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat
pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang
melihat, atau melihat dan mendengarkannya. Selanjutnya menjelaskan betapa pentingnya media
pemebelajaran karena media pemebelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka, membantu memantapkan
pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.

Levie & Lentsz (1982) yang dikutip Hujair AH. Sanaky (2009: 6), mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: Fungsi Atensi, Fungsi Afektif,
Fungsi Kognitif, Fungsi Kompensatoris. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali
pada awal pelajaran peserta didik tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata kuliah yang
tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media visual yang
diproyeksikan dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada mata kuliah yang
akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi
materi perkuliahan semakin besar.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika
belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa. Misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. Fungsi
kognitif media visual terlihat dari lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan
kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2), mengemukakan manfaat media pembelajaran
dalam proses belajar siswa yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan,
memamerkan, dll.

Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar
mengajar sebagai berikut:

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
1. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat
diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.
2. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan
dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
3. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat
ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide, disamping secara verbal.
4. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat dapat ditampilkan
secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.
5. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media
seperti komputer, film, dan video.
6. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam
kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat
disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time lapse untuk film, video, slide, atau
simulasi komputer.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

C.Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Beberapa media yang paling
akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis.
Selain itu, banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model,
overhead projektor (OHP) dan obyek obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio,
video, VCD, slide (film bingkai), serta program pembelajaran komputer masih jarang digunakan
meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian,
sebagai seorang guru alangkah baiknya Anda mengenal beberapa jenis media pembelajaran
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan memanfaatkan media
tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Klasifikasi media pembelajaran menurut pakar :

1. Klasifikasi media pembelajaran menurut Azhar Arshad

Klasifikasi sumber belajar tidak jauh berbeda dengan bentuknya. Klasifikasi sumber belajar
menurut Degeng dalam Azhar Arshad (2006) adalah sebagai berikut:

1. Pesan (Apa informasi yang ditransmisikan?)


2. Orang (Siapa/Apakah yang melakukan transmisi?)
3. Bahan (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)
4. Alat (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)
5. Teknik (Bagaimana informasi itu ditransmisikan?)
6. Lingkungan/Latar (Di mana ditransmisikan?)

2. Klasifikasi media pembelajaran menurut Rudy Bretz

Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa
gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media
siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, media menurut
taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media
audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6)
media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.

3. Klasifikasi media pembelajaran menurut Sudjana dan Ahmad Rifa’i

Sudjana dan Ahmad Rifa’i membedakan atau mengklasifikasikan media ke dalam empat
kelompok, yaitu media grafis (dua dimensi), misalnya gambar, foto, dan grafik. Media tiga
dimensi, misalnya model susun dan model kerja. Media proyeksi, misalnya OHP dan media
lingkungan (alam).
4. Klasifikasi media pembelajaran menurut R. Murry Thomas

Menurut R. Murry Thomas media diklasifikasikan berdasarkan jenjang pengalaman , yaitu: (1)
Pengalaman dari benda asli (reliefe experience), misalnya bola. (2) Pengalaman dari benda tiruan
(sudstitude of reliefe experience) misalnya gambar dan foto. (3) Pengalaman dari kata-kata
(word only), misalnya buku dan program radio.

5. Klasifikasi media pembelajaran menurut Soeparno

 Klasifikasi media berdasarkan karakteristiknya, dibedakan menjadi: (a) media yang


memiliki karakteristik tunggal, misalnya radio. (b) media yang memiliki karakteristik
ganda, misalnya film dan TV.
 Klasifikasi media berdasarkan dimensi presentasi, yang dibedakan menjadi: (a) Lama
presentasi yaitu presentasi sekilas, misalnya TV, dan presentasi tak sekilas, misalnya
OHP. (b) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu, misalnya TV, dan presentasi tak
kontinyu, misalnya OHP.
 Klasifikasi media berdasarkan pemakainya, dapatdibedakan menjadi (a) berdasarkan
jumlah pemakai, yaitu media untuk kelas besar, kelas kecil, dan belajar individual, (b)
berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pemakai, yaitu media untuk TK, SD, SMP,
SMU, dan PT.

D. Peran Media Pembelajaran untuk Pembelajaran Biologi

.Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting karena
kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan
bantuan media. Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan audiens (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar mengajar (Majid, 2007). Menurut Kemp dan Dayton dalam
Arsyad (2000), media pengajaran memiliki tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu memotivasi minat
atau tindakan, menyajikan informasi, dan memberi instruksi.
Menurut Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2000) mengemukan manfaat media
pengajaran dalam proses belajar siswa yaitu: pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih bervariasi, siswa dapat
lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-
lain. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini

Melihat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, maka menurut Sanjaya


(2008) bahwa fungsi dan peranan media dalam pembelajaran adalah: (1) Menangkap suatu objek
atau peristiwaperistiwa tertentu; (2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu; dan
(3) Menambah gairah dan memotivasi belajar siswa. Dalam penggunaan media belajar pada
prinsipnya adalah bagaimana siswa dapat dengan lebih mudah dalam belajar. Dengan adanya
media siswa menjadi terangsang untuk lebih mencari tahu tentang materi yang diajarkan guru.

E. Media Pembelajaran untuk Biologi SMA

Media pembelajaran untuk Biologi SMA kelas 2 dengan Materi “ Proses Pembentukan Urine”
.Proses pembentukan urine terdiri atas 3 tahap, yaitu; Filtrasi, Reabsorpsi dan Augmentasi.
Ketiga tahap tersebut terjadi di Ginjal. Ginjal adalah organ pada sistem ekskresi manusia yang
memiliki fungsi utama untuk menyaring darah. Hasil akhir dari penyaringan ini disebut urine.

Urine dibentuk di nefron. Nefron adalah unit terkecil dari ginjal yang berfungsi
menyaring darah dan mengambil kembali bahan-bahan yang bermanfaat ke dalam darah. Nefron
terdiri atas 3 bagian, yaitu tubulus kontortus proximal, tubulus kontortus distal dan duktus
koligentes.
Gambar Nefron pada Ginjal

Setelah pengambilan bahan-bahan yang bermanfaat maka tersisa bahan yang tak berguna. Bahan
ini jika dibiarkan akan membahayakan tubuh karena termasuk bahan racun. Oleh karena itu
bahan racun ini akan keluar dari nefron dalam bentuk larutan yang disebut urine.
Proses Pembuatan Urine
1. Filtrasi (Penyaringan)

1. Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang
dapat menjadi racun bagi tubuh.
2. Filtrasi terjadi di badan malpighi yang terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman
3. Glomerulus berfungsi untuk menyaring air, garam, asam amino, glukosa, dan urea.
4. Hasil filtrasi di glomerulus akan mengalir menuju kapsula bowman dan menghasilkan
urine primer.
5. Urine primer mengandung air, gula, asam amino, garam/ion anorganik dan urea

2. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)

1. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal dan menghasilkan urine sekunder.


2. Urine primer yang terkumpul di kapasula Bowman masuk ke dalam tubulus kontortus
proksimal dan terjadi reabsorpsi.
3. Pada proses ini terjadi proses penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna bagi tubuh
oleh dinding tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.
4. Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain: glukosa, asam amino, dan ion-ion
anorganik (Na+, Ka+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HPO43- dan SO43-)
5. Urine sekunder mengandung sisa limbah nitrogen dan urea.
6. Urine sekunder masuk ke lengkung henle. Pada tahap ini terjadi osmosis air di lengkung
henle desenden sehingga volume urine sekunder berkurang dan menjadi pekat. Ketika
urine sekunder mencapai lengkung henle asenden, garam Na+ dipompa keluar dari
tubulus, sehingga urine menjadi lebih pekat dan volume urine tetap.

3. Augmentasi (Pengendapan)

1. Dari lengkung henle asenden, urine sekunder akan masuk ke tubulus distal untuk masuk
tahap augmentasi (pengendapan zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh).
2. Zat sisa yang dikeluarkan oleh pembuluh kapiler adalah ion hidrogen (H+), ion kalium
(K+), NH3 dan kreatinin. Pengeluaran ion H+ ini membantu menjaga pH yang tetap
dalam darah.
3. Selama melewati tubulus distal, urine banyak kehilangan air sehingga konsentrasi urine
makin pekat.
4. Selanjutnya urine memasuki pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke
vesica urinaria, untuk ditampung sementara waktu. Pengeluaran urine diatur oelh otot-
otot sfingter. Kandung kemih hanya mampu menampung kurang lebih 300 ml.
5. Hasil akhir dari tahap Augmentasi adalah urine yang sesungguhnya.
6. Urine sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia, sisa-sisa pembongkaran
protein, dan zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan, hormon,
serta garam mineral.
7. Jika terdapat bahan atau zat lain maka hal tersebut adalah indikasi bahwa terdapat
masalah di ginjal.

Singkatnya, penyaringan darah oleh ginjal atau proses pembentukan urine teridi dari tiga tahap.
Yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi (pengendapan).
Gambar proses pembentukan urine

Gambar diatas memperlihatkan proses pembetukan urine yang terjadi di Ginjal. Proses tersebut
terdiri dari fitrasi, reabsorpsi dan augmentasi.

F. Daftar Pustaka

Вам также может понравиться