Вы находитесь на странице: 1из 40

LAPORAN PRAKTIKUM

PETROGRAFI

BATUAN UBAHAN

Disusun Oleh:
Fathoni Tri Kurniawan
21100116140061

LABORATORIUM SUMBERDAYA MINERAL DAN


BATUBARA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
OKTOBER 2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Petrografi, acara Batuan Alterasi yang disahkan pada


Hari :
Tanggal :
Waktu :
Sebagai laporan praktikum matakuliah Petrografi

Semarang, Desember 2017


Mengetahui
Asisten Acara Praktikan

Mahmud Hari P Fathoni Tri Kurniawan


NIM.21100115120035 NIM.21100116140061

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
a. Sebagai salah satu penyelesaian tugas dari acara batuan alterasi
b. Sebagai pengerjaan salah satu prasyarat mengikuti praktikum acara
berikutnya
1.2 Tujuan
a. Agar mampu menginterpretasikan warna batuan alterasi
b. Agar mampu menginterpretasikan struktur, tekstur dan komposisi mineral
pada batuan allterasi
c. Agar mampu menginterpretasikan proses pembentukan batuan beku dan
memberi penamaan batuan menurut Travis (1955), serta
menginterpretasikan tingkatan alterasi
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari, tanggal : Jumat, 24 November 2017

Jumat, 24 November 2017


Waktu : 14.00 WIB - selesai
Tempat : Laboratorium Sumberdaya Mineral dan
batubara Gedung Pertamina Sukowati LT.3

BAB II

HASIL DESKRIPSI
UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : STA 119 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 1 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin

Granularitas : inequigranular porfiroafanitik

Hubungan Antar Kristal : subhedral

XPL
KOMPOSISI

Mineral Primer :
Kuarsa
Feldspar
Afanit

BAJI KUARSA Mineral sekunder :

Kuarsa Sekunder

Intensitas Alterasi : 86,7%/86,7%=100% (tinggi)

Kondisi Suhu : 200-3000C


UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : STA 119 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin

Granularitas : inequigranular porfiroafanitik

Hubungan Antar Kristal : subhedral

KOMPOSISI
XPL
Mineral Primer :
Kuarsa
Feldspar
Afanit
BAJI KUARSA
Mineral sekunder :

Kuarsa Sekunder

Intensitas Alterasi : tinggi

Kondisi Suhu : 200-3000C


UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : STA 119 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 3 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL
Min_opaq
TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin
Serisit
Granularitas : inequigranular porfiroafanitik
Qz_2nd
Hubungan Antar Kristal : subhedral

XPL
KOMPOSISI

Mineral Primer :
Kuarsa
Feldspar
Afanit

BAJI KUARSA Mineral sekunder :

Kuarsa Sekunder
Intensitas Alterasi : 86,7%/86,7%=100% (tinggi)

Kondisi Suhu : 200-3000C

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : TOnalit DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin

Granularitas : inequigranular porfiroafanitik

Hubungan Antar Kristal : subhedral

KOMPOSISI
XPL Mineral Primer :
Kuarsa

Mineral sekunder :
Kalsit

epidot

BAJI KUARSA

Intensitas Alterasi : tinggi

Kondisi Suhu : 200-3000C

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : Tonalit DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan
PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin

Granularitas : inequigranular porfiroafanitik

Hubungan Antar Kristal : subhedral

KOMPOSISI

XPL Mineral Primer :


Kuarsa

Mineral sekunder :
Kalsit

epidot

BAJI KUARSA

Intensitas Alterasi : tinggi


Kondisi Suhu : 200-3000C

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : Tonalit DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin

Granularitas : inequigranular porfiroafanitik

Hubungan Antar Kristal : subhedral


XPL

KOMPOSISI

Mineral Primer :
Kuarsa
BAJI KUARSA

Mineral sekunder :
Kalsit

epidot

Intensitas Alterasi : tinggi

Kondisi Suhu : 200-3000C

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : G30 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan
PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin

Granularitas : inequigranular porfiroafanitik

Hubungan Antar Kristal : subhedral

KOMPOSISI
XPL
Mineral Primer :
Kuarsa
lagioklas

Mineral sekunder :
Kalsit

epidot
BAJI KUARSA

Intensitas Alterasi : tinggi


Kondisi Suhu : 200-3000C

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : G30 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin

Granularitas : inequigranular porfiroafanitik

Hubungan Antar Kristal : subhedral


XPL KOMPOSISI

Mineral Primer :
Kuarsa
lagioklas

Mineral sekunder :
Kalsit

BAJI KUARSA epidot

Intensitas Alterasi : tinggi

Kondisi Suhu : 200-3000C

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK


Kode Preparat : G30 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin

Granularitas : inequigranular porfiroafanitik

Hubungan Antar Kristal : subhedral

KOMPOSISI
XPL
Mineral Primer :
Kuarsa
Plagioklas

Mineral sekunder :
Kalsit
BAJI KUARSA
epidot
Intensitas Alterasi : tinggi

Kondisi Suhu : 200-3000C

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : BB10 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Afanitik

Kristalinitas : hipokristalin

Granularitas : inequigranular porfiroafanitik


XPL Hubungan Antar Kristal : subhedral

KOMPOSISI

Mineral Primer :
Kuarsa
Plagioklas

BAJI KUARSA

Mineral sekunder :
Kalsit

epidot

Intensitas Alterasi : tinggi

Kondisi Suhu : 200-3000C

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK


Kode Preparat : BB10 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4x Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Fanerit

Kristalinitas : Hipokristalin

Granularitas : Inquigranular

Hubungan Antar Kristal : Subhedral

Replacement

XPL KOMPOSISI

Mineral Primer :
Afanit :
Mineral sekunder :

Epidot
BAJI KUARSA Plagioklas

Klorit

Intensitas Alterasi : Sedang

Kondisi Suhu : Tinggi

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : BB10 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4x Nama dan Nim

Nama Batuan :
Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Fanerit

Kristalinitas : Hipokristalin

Granularitas : Inquigranular

Hubungan Antar Kristal : Subhedral


XPL Replacement

KOMPOSISI

Mineral Primer :
Afanit :
Mineral sekunder :

Epidot

BAJI KUARSA Plagioklas

Klorit

Intensitas Alterasi : Sedang

Kondisi Suhu : Tinggi

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : STA 28 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 1 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan : Grano Diorit (RusselB Travis,


1955) Fathoni Tri Kurniawan
PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Fanerik

Kristalinitas : Holokristalin

Granularitas : Equigranular, Fanerit

Hubungan Antar Kristal : Euhedral

XPL

KOMPOSISI

Mineral Primer :
Plagioklas (30 %)
Ortoklas (10 %)
Piroksen (10 %)
Opaq (10 %)
BAJI KUARSA Afanit (20 %)

Mineral sekunder :
Klorite ( Replacement) (20 %)

Intensitas Alterasi : 0,2 (Lemah)

Kondisi Suhu : 150-325 𝐶elcius


UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : STA 28 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 2 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan : Grano Diorit (RusselB Travis,


1955) Fathoni Tri Kurniawan

PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Fanerik

Kristalinitas : Holokristalin

Granularitas : Equigranular, Fanerit

Hubungan Antar Kristal : Euhedral

XPL

KOMPOSISI

Mineral Primer :
Plagioklas (30 %)
Piroksen (10 %)
Afanit (40 %)
BAJI KUARSA
Mineral sekunder :
Klorite ( Replacement) (20 %)

Intensitas Alterasi : 0,2 (Lemah)

Kondisi Suhu : 150-325 𝐶elcius

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BATUAN UBAHAN FAKULTAS TEKNIK

Kode Preparat : STA 28 DEPARTEMEN

Medan Pandang : 3 TEKNIK GEOLOGI

Perbesaran : 4X Nama dan Nim

Nama Batuan : Grano Diorit (RusselB Travis,


1955)
Fathoni Tri Kurniawan
PPL

TEKSTUR UMUM

Ukuran Butir : Fanerik

Kristalinitas : Holokristalin

Granularitas : Equigranular, Fanerit

Hubungan Antar Kristal : Euhedral

XPL

KOMPOSISI

Mineral Primer :
Opaq (10 %)
Afanit (20 %)

Mineral sekunder :
Klorite ( Replacement) (30 %)
BAJI KUARSA
Serisit ( Replacement) (40 %)

Intensitas Alterasi : 0.7 (tinggi)

Kondisi Suhu : 150-325 𝐶elcius


BAB III
PEMBAHASAN

Telah dilaksanakan engamatan batuan dalam praktikum petrografi acara


batuan ubahan atau alterasi. Pengamatan ini dilakukan pada dua kali pertemuan
yaitu pada hari Jumat, 17 November 2017 dan 24 November 2017 yang bertempat
di Laboratorium Sumberdaya mineral dan batubara Departemen Teknik Geologi
Universitas Diponegoro.

3.1 Peraga Tonalit


Peraga Tonalit merupakan salah satu sayatan batuan ubahan.
Teksturnya yang dibedakan dalam beberapa indikator yaitu Granularitas,
kristalinitas, hubungan antar kristal, dan ukuran kristal. Granularitas yang
dimiliki batuan ini termasuk Inequigranular, yaitu granularitas pada batuan yang
memiliki ukuran ristal tidak seragam dan terdapat kristal besar yang disebut
Fenokris dan kristal kecil yang disebut masa dasar. Jenisnya termasuk
Faneroporfiritik, atau tekstur dimana fenokris dan massa dasarnya masih dapat
diidentifikasi. Kemudian tingkat kristalisasinya termasuk holokristalin, yaitu
batuan ini termasuk batuan yang tersusun atas 100% kristal mineral. Batuan ini
memiliki ukuran kristal 0,5 mm, atau tergolong sedang. Kemudian hubungan
antar kristal pada batuan ini termasuk euhedral. Euhedral merupaka hubungan
dimana tiap-tiap kristal pada batuan memiliki bidang batas yang teratur dan
ukuran yang seragam.

Terdapat beberapa kandungan mineral pada sampel batuan ini.


Mineral pertama yang dijumpai yaitu mineral Plagioklas. Ciri-ciri mineral
plagioklas pada batuan ini yaitu memiliki warna bening,.Relief antar mineralnya
rendah, dan tidak ada belahan. Bentuk dari mineral plagioklas pada sayatan
adalah granular. Mineral kedua yang teramati yaitu mineral biotit. Ciri-ciri
mineral mika pada batuan ini yaitu memiliki warna bening, bentuk pada sayatan
adalah prismatic granular. Kemudian mineral kuarsa dengan komposisi 15 %,
dengan warna bening, prismatik, belahan 1 arah dan pecahannya banyak.
Berdasarkan komposisi batuannya yang mengandung mineral plagioklas, biotit
dan amfibol, serta granularitasnya yang faneroporfititik diinterpretasikan bahwa
batuan ini termasuk batuan intermediet. Kemudian mineral mineral sekunder
yang menyusun adalah Klorit, epidot dan garnet. Karena komposisi feldspar
pada batuan didominasi sepenuhnya oleh Plagioklas (100%) dan tidak adanya
feldspatoid ada batuan maka batuan ini dapat dinamakan Porfir Latit Kuarsa
(Travis, 1955). Namun karena batuan ini telah mengalami proses alterasi maka
batuan ini menjadi Altered Porfiri latit Kuarsa.

Gambar 3.1 Plot Klasifikasi Travis


Mineral Sekunder MP1 MP2 MP3 Rata-Rata
Klorit 20 23 26 23
Epidot 17 10 15 14
garnet 5 10 - 5
42

Batuan ini terbentuk secara langsung dari proses pembekuan


magma. Jika ditinjau dari hubungan antar kristal mineral dan ukuran kristalnya,
diinterpretasikan bahwa batuan ini terbentuk pada zona hipabisal (korok),
dengan durasi pembekuan yang cukup lama karena batuan ini memiliki kristal-
kristal yang berukuran kasar. Kemudian batuan ini mengalami perubahan
komposisi karena adanya fluida hidrotermal dari dalam permukaan bumi.
Keterdapatan mineral mineral sekunder seperti klorit, epidot dan garnet
menunjukkan bahwa mineral ini terbentuk pada suhu +200 derajat Celsius.

3.2 Peraga STA 119


Peraga STA 119 merupakan salah satu sayatan batuan ubahan.
Teksturnya yang dibedakan dalam beberapa indikator yaitu Granularitas,
kristalinitas, hubungan antar kristal, dan ukuran kristal. Granularitas yang
dimiliki batuan ini termasuk Inequigranular, yaitu granularitas pada batuan yang
memiliki ukuran ristal tidak seragam dan terdapat kristal besar yang disebut
Fenokris dan kristal kecil yang disebut masa dasar. Jenisnya termasuk
Faneroporfiritik, atau tekstur dimana fenokris dan massa dasarnya masih dapat
diidentifikasi. Kemudian tingkat kristalisasinya termasuk holokristalin, yaitu
batuan ini termasuk batuan yang tersusun atas 100% kristal mineral. Batuan ini
memiliki ukuran kristal 0,5 mm, atau tergolong sedang. Kemudian hubungan
antar kristal pada batuan ini termasuk subhedral. Euhedral merupaka hubungan
dimana tiap-tiap kristal pada batuan memiliki bidang batas yang kurang teratur
dan ukuran yang kurang seragam.
Terdapat beberapa kandungan mineral pada sampel batuan ini.
Mineral pertama yang dijumpai yaitu mineral-mineral kecil yang disebut sebagai
mineral lempung (clay minerals). Ciri-ciri mineral plagioklas pada batuan ini
yaitu memiliki warna hitam, Relief antar mineralnya sedang, dan tidak ada
belahan. Kemudian mineral mineral sekunder yang menyusun adalah kuarsa.
Karena komposisi feldspar tidak ada maka batuan ini tidak dapat dinamakan
Mineral Sekunder MP1 MP2 MP3 Rata-Rata
Clay minerals 40 43 46 43
Kuarsa sekunder 50 53 52 52
Mineral opaq 4 5 5 5
100
Batuan ini terbentuk secara langsung dari proses pembekuan
magma. Jika ditinjau dari hubungan antar kristal mineral dan ukuran kristalnya,
diinterpretasikan bahwa batuan ini terbentuk pada zona hipabisal (korok),
dengan durasi pembekuan yang cukup lama karena batuan ini memiliki kristal-
kristal yang berukuran kasar. Kemudian batuan ini mengalami perubahan
komposisi karena adanya fluida hidrotermal dari dalam permukaan bumi.
Keterdapatan mineral mineral sekunder seperti mineral zeolite dan kaolinit serta
kuarsa sekunder menunjukkan bahwa mineral ini terbentuk pada suhu +100
derajat celcius.

3.3 Peraga G-30


Peraga G-30 merupakan salah satu sayatan batuan ubahan.
Teksturnya yang dibedakan dalam beberapa indikator yaitu Granularitas,
kristalinitas, hubungan antar kristal, dan ukuran kristal. Granularitas yang
dimiliki batuan ini termasuk Inequigranular, yaitu granularitas pada batuan yang
memiliki ukuran ristal tidak seragam dan terdapat kristal besar yang disebut
Fenokris dan kristal kecil yang disebut masa dasar. Jenisnya termasuk
Faneroporfiritik, atau tekstur dimana fenokris dan massa dasarnya masih dapat
diidentifikasi. Kemudian tingkat kristalisasinya termasuk holokristalin, yaitu
batuan ini termasuk batuan yang tersusun atas 100% kristal mineral. Batuan ini
memiliki ukuran kristal 0,5 mm, atau tergolong sedang. Kemudian hubungan
antar kristal pada batuan ini termasuk subhedral. Euhedral merupaka hubungan
dimana tiap-tiap kristal pada batuan memiliki bidang batas yang kurang teratur
dan ukuran yang kurang seragam.
Terdapat beberapa kandungan mineral pada sampel batuan ini.
Mineral pertama yang dijumpai yaitu mineral-mineral kecil yang disebut sebagai
mineral kuarsa sekunder. Kemudian mineral plagioklas. Ciri-ciri mineral
plagioklas pada batuan ini yaitu memiliki colorleess, Relief antar mineralnya
sedang, dan tidak ada belahan. Bentuk dari mineral plagioklas pada sayatan
adalah granular. Kemudian mineral mineral sekunder yang menyusun epidot dan
garnet. Menurut Travis nama batuan ini adalah Diorit, dan setelah ter-alterasi
namanya adalah Altered Diorite

Mineral Sekunder MP1 MP2 MP3 Rata-Rata


Plagioklas 55 60 65 60
Epidot 17 10 15 15
garnet 7 10 7 7
Mineral afanit 18 14 16 15
100
Batuan ini terbentuk secara langsung dari proses pembekuan
magma. Jika ditinjau dari hubungan antar kristal mineral dan ukuran kristalnya,
diinterpretasikan bahwa batuan ini terbentuk pada zona hipabisal (korok),
dengan durasi pembekuan yang cukup lama karena batuan ini memiliki kristal-
kristal yang berukuran kasar. Kemudian batuan ini mengalami perubahan
komposisi karena adanya fluida hidrotermal dari dalam permukaan bumi.
Keterdapatan mineral mineral sekunder seperti mineral epidot dan garnet serta
kuarsa sekunder menunjukkan bahwa mineral ini terbentuk pada suhu lebih
besar dari 300 derajat celcius.

3.3 Peraga P1
Peraga P1 merupakan salah satu sayatan batuan ubahan. Teksturnya
yang dibedakan dalam beberapa indikator yaitu Granularitas, kristalinitas,
hubungan antar kristal, dan ukuran kristal. Granularitas yang dimiliki batuan ini
termasuk Inequigranular, yaitu granularitas pada batuan yang memiliki ukuran
ristal tidak seragam dan terdapat kristal besar yang disebut Fenokris dan kristal
kecil yang disebut masa dasar. Jenisnya termasuk Faneroporfiritik, atau tekstur
dimana fenokris dan massa dasarnya masih dapat diidentifikasi. Kemudian
tingkat kristalisasinya termasuk holokristalin, yaitu batuan ini termasuk batuan
yang tersusun atas 100% kristal mineral. Batuan ini memiliki ukuran kristal 0,5
mm, atau tergolong sedang. Kemudian hubungan antar kristal pada batuan ini
termasuk subhedral. Subhadral merupaka hubungan dimana tiap-tiap kristal
pada batuan memiliki bidang batas yang kurang teratur dan ukuran yang kurang
seragam.
Terdapat beberapa kandungan mineral pada sampel batuan ini.
Mineral pertama yang dijumpai yaitu mineral-mineral kecil yang disebut sebagai
mineral kuarsa sekunder. Kemudian mineral plagioklas. Ciri-ciri mineral
plagioklas pada batuan ini yaitu memiliki colorleess, Relief antar mineralnya
sedang, dan tidak ada belahan. Bentuk dari mineral plagioklas pada sayatan
adalah granular. Kemudian mineral mineral sekunder yang menyusun epidot dan
garnet. Namun batuan ini tidak dapat dinamai karena adanya mineral yang telah
terubahkan
Mineral Sekunder MP1 MP2 MP3 Rata-Rata
Plagioklas 55 60 65 60
Epidot 17 10 15 15
garnet 7 10 7 7
Mineral afanit 18 14 16 15
100
Batuan ini terbentuk secara langsung dari proses pembekuan
magma. Jika ditinjau dari hubungan antar kristal mineral dan ukuran kristalnya,
diinterpretasikan bahwa batuan ini terbentuk pada zona hipabisal (korok),
dengan durasi pembekuan yang cukup lama karena batuan ini memiliki kristal-
kristal yang berukuran kasar. Kemudian batuan ini mengalami perubahan
komposisi karena adanya fluida hidrotermal dari dalam permukaan bumi.
Keterdapatan mineral mineral sekunder seperti mineral epidot dan garnet serta
kuarsa sekunder menunjukkan bahwa mineral ini terbentuk pada suhu lebih
besar dari 300 derajat celcius.
3.4 Sayatan Peraga BB10

Pada STA ini memiliki tekstur umum yaitu ukuran butir 1 mm


dengan perbesaran mikroskop 4x. Kristalinitasnya berupa hipokristalin atau
terdiri Kristal dan massa dasar atau gelasan. Granularitasnya yaitu
inequigranular termasuk kedalam faneroporfiritik. Hubungan antar Kristal
yaitu menampakan kenampakan yang cukup jelas maka termasuk kedalam
jenis euhedral.

Batuan ini memiliki beberapa Komposisi. Komposisi yang terdapat


pada yaitu ada mineral primer yang terdiri dari plagioklas dengan kelimpahan
50% memiliki sifat optik yaitu bentuk prismatic, memiliki kembaran albit.
Selain mineral primer juga
dijumpai mineral sekunder
seperti klorit dengan
kelimpahan 33,3 %.
Selain mineral klorit juga
dijumpai mineral adularia 6,6 %
, dan juga mineral kaolinit
15%. Mineral kaolinit juga
dapat disebut sebagai
mineral lempung. Maka
batuan ini dapat dinamakan dengan Andesit Porfir (travis, 1955). Namun
karena telah terubahkan batuan ini berubah menjadi Altered ANdesit Porfir
Mineral Sekunder MP1 MP2 MP3 Rata-Rata
Plagioklas 42 50 45 48
Adularia 7 8 7 6
Kaolinit 17 10 17 16
Klorit 33 37 33 33
100
Batuan ini terbentuk secara langsung dari proses pembekuan magma.
Jika ditinjau dari hubungan antar kristal mineral dan ukuran kristalnya,
diinterpretasikan bahwa batuan ini terbentuk pada zona hipabisal (korok),
dengan durasi pembekuan yang cukup lama karena batuan ini memiliki kristal-
kristal yang berukuran kasar. Kemudian batuan ini mengalami perubahan
komposisi karena adanya fluida hidrotermal dari dalam permukaan bumi.
Keterdapatan mineral mineral sekunder seperti adularia, kaolinit dan klorit
menunjukkan bahwa mineral ini terbentuk pada suhu +200 derajat Celsius.

3.5 Sayatan Peraga STA28

Peraga STA-28 merupakan salah satu sayatan batuan ubahan.


Teksturnya yang dibedakan dalam beberapa indikator yaitu Granularitas,
kristalinitas, hubungan antar kristal, dan ukuran kristal. Granularitas yang
dimiliki batuan ini termasuk Inequigranular, yaitu granularitas pada batuan yang
memiliki ukuran ristal tidak seragam dan terdapat kristal besar yang disebut
Fenokris dan kristal kecil yang disebut masa dasar. Jenisnya termasuk
Faneroporfiritik, atau tekstur dimana fenokris dan massa dasarnya masih dapat
diidentifikasi. Kemudian tingkat kristalisasinya termasuk holokristalin, yaitu
batuan ini termasuk batuan yang tersusun atas 100% kristal mineral. Batuan ini
memiliki ukuran kristal 0,5 mm, atau tergolong sedang. Kemudian hubungan
antar kristal pada batuan ini termasuk euhedral. Euhedral merupaka hubungan
dimana tiap-tiap kristal pada batuan memiliki bidang batas yang teratur dan
ukuran yang seragam.

Batuan ini memiliki beberapa Komposisi. Komposisi yang terdapat


pada yaitu ada mineral primer yang terdiri dari plagioklas dengan kelimpahan
50% memiliki sifat optik yaitu bentuk prismatic, memiliki kembaran albit.
Selain mineral primer juga dijumpai mineral sekunder seperti klorit dengan
kelimpahan 33,3 %. Selain mineral klorit juga dijumpai mineral adularia 6,6 %
, dan juga mineral kaolinit 15%. Mineral kaolinit juga dapat disebut sebagai
mineral lempung. Maka batuan ini dapat dinamakan dengan Andesit Porfir
(travis, 1955). Namun karena telah terubahkan batuan ini berubah menjadi
Altered Andesit Porfir
Mineral Sekunder MP1 MP2 MP3 Rata-Rata
Plagioklas 42 50 45 48
Adularia 7 8 7 6
Kaolinit 17 10 17 16
Klorit 33 37 33 33
100
Batuan ini terbentuk secara langsung dari proses pembekuan magma. Jika
ditinjau dari hubungan antar kristal mineral dan ukuran kristalnya, diinterpretasikan
bahwa batuan ini terbentuk pada zona hipabisal (korok), dengan durasi pembekuan
yang cukup lama karena batuan ini memiliki kristal-kristal yang berukuran kasar.
Kemudian batuan ini mengalami perubahan komposisi karena adanya fluida
hidrotermal dari dalam permukaan bumi. Keterdapatan mineral mineral sekunder
seperti adularia, kaolinit dan klorit menunjukkan bahwa mineral ini terbentuk pada
suhu +200 derajat Celsius.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

 Sayatan Batuan Tonalit ini memiliki nama Diorit Kuarsa terubahkan


yang memiliki intensitas alterasi kuat
 Sayatan Batuan STA 119 ini tidak dapat dinamai
 Sayatan Batuan BB10 memiliki tingkatan alterasi sedang
 Sayatan Batuan G30 memiliki nama andesit terubahkan
 Sayatan batuan STA 28 memiliki nama andesit terubahkan
4.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Praktikan
a. Agar mampu menelaah materi Batuan beku non fragmental dengan
baik
b. Agar belajar sebelum acara agar tidak kebingungan ketika praktikum
berlangsung
5.2.2 Saran untuk Asisten
a. Agar lebih variatif lagi dalam menjelaskan contoh.

Вам также может понравиться