Вы находитесь на странице: 1из 14

Tugas Take Home

Ujian Akhir Semester I TA.2017/2018

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi

Dosen pembimbing : Dini Marlina, SKM, SST, M.Kes

Disusun oleh :
Shania wanodya fitriani 311117061

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kanker Payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae
dimana sel abnormal timbul dari sel- sel normal berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. Di Indonesia kanker payudara mendududuki tempat
kedua (15,8%) dari sepuluh kanker tebanyak setelah kanker mulut rahim ditempat
pertama. Kanker payudara umumnya menyerang wanita yang telah berusia lebih dari 40
tahun. Diperkirakan semakin meningkat di masa yang akan datang.Hal ini mungkin
disebabkan antara lain oleh gaya hidup yang jauh berbeda, pola makan, polusi
lingkungan, penggunaan insektisida, zat zat pengawet, penyedap rasa, pewarna,serta
strees yang berkepanjangan. Adapun Upaya deteksi dini atau pencegahan kanker yaitu
dengan melakukan SADARI(Periksa payudara sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi
dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara, metode ini sangat
sederhana,namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita kanker
payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang
diperlukan.

1.2 Tujuan
a) Mampu melaksanakan pengkajian terhadap ibu bersalin dengan kanker payudara
b) Mampu merumuskan diagnosa terhadap ibu bersalin dengan kanker payudara
c) Mampu membuat perencanaan terhadap ibu bersalin dengan kanker payudara
d) Mampu melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu bersalin dengan kanker
payudara
e) Mampu mengevaluasi dari tindakan asuhan kebidanan yang telah diberikan
terhadap ibu bersalin dengan kanker payudara
f) Mampu melakukan pedokumentasian asuhan kebidanan terhadap ibu bersalin
dengan kanker payudara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya
pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di
kendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor. Kanker payudara adalah suatu
penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara dengan manifestasi yang
mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel.
Kanker payudara adalaah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan
seluler dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal. Kanker payudara
adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan
mammae.Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas. Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal
dari parenkim, stoma areola,dan papila mamae.

2.2 Etiologi
- Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer
& Bare, 2002: 1589).
- Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
- Genetik
Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin,
1997).
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
- Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor .
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih
besar untuk terkena kanker.

2.3 Epidemiologi
Pd umumnya negara maju> berkembang, yg dikaitkan dengan tingkat sosial dan
gaya hidup yg berbeda antar negara. Berdasarkan data Globocan (IARC) 2002,
kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pd
perempuan (Incident rate 38/100.000 perempuan). Menurut WHO, setiap tahun
jumlah penderita kanker payudara bertambah 7 juta. Survey terakhir di dunia tahun
2008, menunjukkan tiap 3 menit ditemukan penderita kanker payudara dan setiap 11
menit ditemukan seorang perempuan meninggal akibat kanker.
Insiden kanker payudara didunia relatif tinggi, dilaporkan kejadian kanker
payudara adalah 20% dari seluruh keganasan. Angka prevalensi kanker payudara
yang tercatat di USA menempati urutan tertinggi pada perempuan. Tahun 2008
diperkirakan 1 dari 8 wanita menderita kanker payudara dan 1 dari 33 wanita
meninggal oleh kanker payudara di USA. Kejadian kanker payudara di Asia Tenggara
sebanyak 55.097 kasus dan angka kematian sebanyak 24.961 kasus (Ferlay dkk,
2000).
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker
payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di
Indonesia (16,85%), dengan angka kejadian atau prevalensi sebesar 26 per 100.000
perempuan. Sehingga, Kanker payudara sedang mengancam perempuan. Jumlah
penderita kanker payudara pada tahun 2008, penderita tertinggi berada di DKI Jakarta
berjumlah 1200 lebih, disusul Jawa Tengah dan Provinsi-provinsi di pulau Jawa . Di
Semarang tahun 2007, ditemukan kasus kanker payudara sebanyak 769 kasus atau
19,26% dari seluruh kasus tumor ganas payudara di Jawa tengah. Insiden Puncak
pada kelompok Umur 45-54 tahun. 60% kejadian kanker payudara pada umur 60
tahun, dan 75% diatas 60 tahun. Jumlah penderita kanker payudara pada tahun 2008,
penderita tertinggi berada di DKI Jakarta berjumlah 1200 lebih, disusul Jawa Tengah
dan Provinsi-provinsi di pulau Jawa . Di Semarang tahun 2007, ditemukan kasus
kanker payudara sebanyak 769 kasus atau 19,26% dari seluruh kasus tumor ganas
payudara di Jawa tengah. Insiden Puncak pada kelompok Umur 45-54 tahun.

2.4 Patogenesis
 Perubahan genetik
Mutasi yg mempengaruhi protoonkogen dan gen penekan tumor di epitel payudara ikut
serta dalam proses transformasi onkogenik. Dalam transformasi berangkai sel epitel
normal menjadi sel kanker, kemungkinan besar terjadi banyak mutasi didapat.
 Faktor Lingkungan
Pengaruh lingkungan diisyaratkan oleh insidensi kanker payudara yg berbeda-beda
dalam kelompok yg secara genetis homogen dan perbedaan geografik dalam prevalensi.
Faktor lingkungan yg lain adalah iradiasi dan estrogen eksogen.
 Pengaruh hormon
Kelebihan estrogen endogen atau ketidakseimbangan hormon, jelas berperan penting.
Banyak faktor risiko yg telah disebutkan mengisyaratkan peningkatan pajanan ke kadar
estrogen yg tinggi saat daur haid. Tumor ovarium fungsional yg mengeluarkan estrogen
dilaporkan berkaitan dg kanker payudara pada perempuan pasca menopause. Estrogen
merangsang pembentukan faktor pertumbuhan oleh sel epitel payudara normal dan oleh
sel kanker.
Tahapan Kanker Payudara :
o Tahap I
terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi
adanya metastasis
o Tahap II
terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe
tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya metastasis
o Tahap III
terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam
area klavikular, dan tanpa bukti adanya metastasis
o Tahap IV
terdiri atas tumor dan dalam berbagai ukuran dengan nodus limfe normal atau ksnkerosa,
dan adanya metastasis jauh (Smeltzer, 2002).

2.4 Gejala klinis, beserta foto-foto


 Perubahan rasa pada payudara atau puting susu.
 Puting susu menjadi kaku.
 Perubahan warna kulit payudara, aerola payudara atau puting susu menjadi pucat,
merah atau bengkak.
 Benjolan yg tidak hilang, tidak sakit, terasa keras, dan akan semakin tumbuh. Benjolan
yang tumbuh dapat berupa kubis dan mudah berdarah.
 Ada rasa nyeri/ sakit pd payudara.
 Perubahan ukuran payudara.
 Timbul luka pada payudara yg tak kunjung sembuh.
 Puting tertarik kedalam.
 Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk.
 Terkdang keluar cairan, darah merah, kehitam-hitaman, atau nanah dari puting.
2.6 Diagnosa Banding
Saat pertama pasien datang berobat, pemeriksaan payudara dengan seksama
sangat perlu dilakukan sebelum payudara membesar dan sulit diperiksa. Dokter dan
pasien sering gagal menentukan perkembangan serius pada payudara selama
kehamilan. Xeroradiografi tidak begitu membantu menunjukkan perubahan parenkim.
Peningkatan densitas air payudara menurunkan kapasitas mammogram. Pajanan radiasi
pada janin harus dihindari dengan melindungi abdomen secara tepat. Dalam penelitian
pemeriksaan mamografi terhadap 368 wanita hamil, tidak tampak kerusakan janin. Pada
wanita dengan massa yang teraba dan berbatas tegas, mamogram hanya sedikit
memengaruhi terapi, sebaiknya tidak dilakukan.Evaluasi sebaiknya dimulai dengan
FNAB untuk membedakan lesi solid dan kistik, dapat dilakukan dengan anestesi lokal.
Jika biopsi dilakukan selama laktasi, beberapa ahli bedah cenderung mensupresi laktasi
preoperatif menggunakan bromokriptin. Risiko fi stula sangat rendah untuk lesi perifer
tetapi dapat menjadi masalah pada lesi sentral dan dalam. Spektrum histopatologi pasien
hamil sama dengan yang ditemukan pada pasien tidak hamil, penemuan karsinoma
tampaknya sama dengan sampel massa payudara pada populasi tidak hamil. Byrd et al.
menemukan 22% sampel biopsi payudara pada wanita hamil menunjukkan keganasan
dibandingkan dengan 19% pada seluruh populasi. Karsinoma infl amatori dikatakan lebih
sering terjadi selama kehamilan tetapi tidak ditunjang oleh penelitian modern. Reseptor
hormon steroid sulit didapat pada jaringan kanker payudara selama kehamilan kecuali
dengan metode khusus. Kehamilan dapat menurunkan kadar reseptor estrogen dan
progesteron yang terdapat pada fraksi sitosol kanker payudara dan menyebabkan hasil
negatif palsu. Kadar estrogen darah yang tinggi pada kehamilan menyebabkan
translokasi reseptor menuju nukleus dan menempati semua reseptor sitoplasmik,
sehingga tidak ada yang tersisa untuk assay.
Selama kehamilan, estrogen yang tidak terikat harus disingkirkan dengan terapi
sitosol dengan dextran. Assay kemudian dilakukan untuk mendeteksi reseptor estrogen
yang terpakai dalam sitosol dan nukleus. Tidak ada data mengenai reseptor estrogen
pada kanker payudara selama kehamilan yang memiliki arti prognostik.1-3 Tidak terdapat
bukti biopsi payudara menimbulkan risiko yang bermakna untuk ibu dan bayi sekalipun
dengan anestesi umum. Hanya terdapat satu kematian janin dari kasus biopsi payudara
dengan anestesi umum pada wanita hamil karena ketidaktahuan keadaan hamil.

2.7 penunjang diagnosis


a. Pemeriksaan payudara sendiri
Pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara klinis adalah prosedur
murah dan tidak invasif untuk pemeriksaan payudara. Apabila ditemukan indikasi yang
abnormal, yaitu benjolan atau penebalan pada jaringan payudara, sakit pada salah satu
payudara atau pada ketiak. Satu payudara menjadi lebih besar atau lebih rendah, puting
tertarik ke dalam atau berubah posisi, perubahan kulit (mengkerut), bengkak di bawah
ketiak ayau tulang selangka, ruam pada atau sekitar kulit. Jika ada tanda-tanda tersebut
harus dilakukan tiga pengkajian, yaitu pemeriksaan klinis payudara, mammografi atau
ultrasonografi, dan biopsi
b. Mammografi
Mamografi menggunakan sinar x dosis rendah untuk membuat gambaran rinci dari
payudara. Mammografi bisa mendeteksi kanker payudara pada tahap awal, bisa
menunjukkan lesi yang tidak bisa dideteksi dengan pemeriksaan payudara klinis. Ada 2
dua jenis pemeriksaan mamografi, skrining dan diagnostik. Skrining payudara dilakukan
pada wanita tanpa gejala misalnya ketika ada benjolan pada payudara atau putting
discharge ditemukan ada pemeriksaan payudara sendiri atau kelainan yang ditemukan
selama skrining mamografi. Wanita dengan implan payudara atau riwayat penyakit
kanker payudara menggunakan diagnostik mamografi.
c.MRI
MRI digunakan untuk beberapa kasus, yaitu : kasus kanker payudara dengan hasil
mammografi negatif, untuk mengetahui ukuran tumor dalam kanker lobular invasif, untuk
memantau respon kanker payudara terhadap terapi preoreratif, ada kejanggalan antara
penilaian pengkajian awal terhadap gumpalan di payudara.
d. Infra merah digital
e. Positron Emision Tomography Scanning
PET scanning digunakan untuk mengidentifikasi metastasis kelenjar getah bening
nonaxilary untuk kanker payudara stadium lanjut dan kanker payudara inflamatory
sebelum memulai terapi non adjuvant.
f. Tes Genetik
Penyebab utama dari pewarisan kanker payudara adalah mutasi dari gen BRCA1
atau BRCA2, yang merupakan faktor resiko dari pengembangan penyakit lain. Akan
tetapi gen ini sangat jarang ditemukan pada populasi wanita dengan kanker payudara.
Tes ini sudah dilakukan di Amerika Serikat.

2.8 Penatalaksanaan pada persalinan


Kehamilan bersamaan dengan mengidap kanker payudara bisa terjadi meskipun hal ini
cukup jarang terjadi. Kanker payudara selama kehamilan disebabkan karena adanya
hormon-hormon kehamilan pemicu kanker, seperti estrogen dan progresteron. Banyak
wanita hamil yang juga menderita kanker payudara lebih memilih untuk menunda
pengobatan penyakit mereka. Alasannya, mereka dilanda ketakutan akan proses
pengobatan yang bisa mengancam kesehatan janin jika dilakukan selagi masih
mengandung. Padahal, mitos ini tidak benar. Mengobati kanker payudara yang dilakukan
sedini mungkin tanpa menunggu waktu kelahiran justru akan menambah kesempatan
hidup ibu.
Jenis pengobatan yang akan diberikan untuk ibu hamil tergantung beberapa hal-hal,
seperti:
-Ukuran tumor
-Letak tumor
-Penyebaran kanker
-Usia kehamilan
Pilihan terapi yang diinginkan oleh ibu
Pengobatan kanker payudara, baik untuk wanita hamil maupun tidak, memiliki tujuan
yang sama, yaitu mengontrol kanker dan mencegah penyebarannya. Hanya saja, tujuan
pengobatan akan lebih kompleks karena keselamatan janin dalam kandungan juga harus
diperhatikan.
Operasi kanker payudara tergolong lebih aman dibandingkan dengan pengobatan
lain seperti kemoterapi, terapi hormon, dan radiasi, karena dapat membahayakan janin
selama kehamilan. Bagi wanita yang mengidap kanker payudara pada awal kehamilan
dan harus segera menjalani kemoterapi, dokter mungkin akan menganjurkan untuk
mengakhiri kehamilan. Untuk beberapa jenis kanker payudara, seperti inflammatory
breast cancer, penanganan medis harus segera dilakukan agar tidak membahayakan
pasien.
Sebuah penelitian menemukan bahwa mengakhiri masa kehamilan karena menjalani
pengobatan kanker tidak meningkatkan prognosis wanita. Meskipun penelitian ini belum
sempurna, mengakhiri kehamilan tidak lagi dianjurkan bagi pengidap kanker payudara.
Namun, pilihan ini bisa saja dibahas setelah melihat semua pilihan pengobatan yang
tersedia, khususnya untuk kanker agresif yang mungkin memerlukan perawatan segera.
Ibu hamil dan keluarga harus mengetahui manfaat sekaligus risiko dari semua pilihan
pengobatan sebelum membuat keputusan.

2.9 Pencegahan penyakit dan pencegahan infeksi


Secara umum, pengobatan bersifat individual bergantung pad saat kasus ditemukan
termasuk
(1) usia gestasi
(2) stadium
(3) patologi tumor
(4) reseptor tumor
(5) keadaan kelenjar limfe
(6) jumlah anak.
Stadium I dan II operasi radikal dengan atau tanpa radiasi, terapi hormonal atau
kemoterapi. Stadium III dan IV hanya dilakukan operasi simple untuk paliatif terhadap
nyeri dan dilanjutkan dengan, radiasi, kemoterapi dan hormonal. Bila ditemukan pada
trimester pertama dan kedua maka dilakukan terminasi kehamilan pada stadium lanjut
dan metastase kelenjar. Kemoterapi dan radiasi sebaiknya diberikan setelah melahirkan
karena merupaka kontra indikasi selama kehamilan. Pada trimester tiga kehamilan
diterminasi jika janin telah matur, pasca persalian dilanjutkan dengan radiasi dan
kemoterapi laktasi dihentikan apabila diberikan kemoterapi. Cara penanggulangan yang
terbaik adalah dengan melakukan radikal mastektomi ataupun simple mastektomi diikuti
dengan radiasi. Abortus provokatus tidak mempengaruhi perjalanan kanker mamma dan
kemungkinan metastase.
Walaupun masih ada anggapan bahwa kehamilan akan memperberat perjalanan
kanker mamma, sehingga dilakukan terminasi kehamilan pada trimester pertama dan
kedua. Survaival penderita kanker mammae baik yang ditemukan dalam kehamilan
maupun yang bukan relatif sama dan apabila sudah ada metastase ke aksila maka
prognosisnya menjadi lebih buruk.
Wanita yang telah mengalami mastektomi tetap dapat hamil dan prognosis kanker
mammae tetap sama dengan wanita lain yang tidak hamil. Sebaiknya ditunggu 3 tahun
setelah dibuktikan tidak adanya metastase pada kelenjar aksila dan 5 tahun apabila
ditemukan adanya metastase ke kelenjar aksila. Tidak ada juga bukti bahwa tindakan
kastrasi akan memperlambat atau menghalangi terjadinya metastase dan prognosisnya
menjadi lebih baik. Penelitian membuktikan bahwa kanker mammae tidak ada perbedaan
pada wanita hamil dengan wanita yang tidak hamil, prognosis semata ditemukan oleh
stadium ditemukan dan ditanganinya kanker mammae.
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang endemic pada
wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam factor,diantaranya faktor
lifestyle dan gizi. Setiap orang di dunia ini memiliki resiko untuk terkena kanker payudara,
walaupun wanita lebih berresiko daripada laki-laki. Oleh karena itu, sangat diperlukan
pencegahan dini dimulai dari diri sendiri dengan SADARI, memperbaiki pola makan/gizi dan gaya
hidup/lifestyle. Karena menurut penelitian World Cancer Research Fund (WCRF), memperbaiki
gizi dan lifestyledapat mencegah kanker payudara hingga 42%.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kalbemed.com/Portals/6/11_204Laporan%20Kasus-
Kanker%20Payudara%20dalam%20Kehamilan.pdf
http://www.rspermatadepok.com/index.php/en/10-kesehatan-ibu/62-kanker-
mammae-dalam-kehamilan
https://portalkesehatan.wordpress.com/kesehatan-wanita/kanker-payudara-ca-
mammae/
https://www.google.co.id/search?q=gejala+klinis+ca+mamae+pada+persalinan&sour
ce=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiegcnivfXYAhUJRo8KHRcQBc4Q_AUICy
gC&biw=1366&bih=623#imgrc=_
https://bukusakudokter.org/2012/11/04/ca-mamae-kanker-payudara/
http://musnierlinda.blogspot.co.id/2014/09/asuhan-keperawatan-camamae.html
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/pengobatan-kanker-payudara-bagi-ibu-
hamil/
http://azizahnurmaylis95.blogspot.co.id/2014/03/makalah-kanker-payudara-ca-
mammae-tugas.html

Вам также может понравиться