Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orang menginginkan hidup yang sehat dengan melakukan

berbagai upaya. Saa satu upaya yang penting adalah

penyelenggaraaan pelayanan kesehatan. Kurangnya pelayanan

kesehatan yang komprehensif mendorong WHO (World Health

Organisation) dan WONCA (Organisasi Dokter Keluarga Sedunia)

melakukan kerja sama di bidang kesehatan dalam proyek yang

dikenal dengan TUFH (Towards Unity For Health) di seluruh dunia.

Pada proyek TUFH ini, dokter pelayanan primer atau dokter

umum bekerja dengan visi yang sama dalam jas pelayanan

kesehatan (Idris, 2006).

Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan pelayanan

yang komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan

kesehatan dan mengatur pelayanan oleh provider lain yang

diperlukan (WONCA, 1991). Penyelenggaraan pelayanan

kesehatan tidak membedakan ras, budaya, maupun tingkatan

sosial. Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam


pelayan dokter keluarga adalah dengan memberikan pelayanan

yang holistik dan komprehensif, kontinu, mengutamakan

pencegahan, koordinatif serta kolaboratif, mempertimbangkan

keluarga, lingkungan kerja, serta lingkungan tempat tinggal,

menjunjung tinggi etika serta hukum, dapat diaudit serta

dipertanggungjawabkan, sadar biaya serta mutu, dan

penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral

dari keluarganya (Sugito, 2009).

Kegiatan FOME (Family Oriented Medical Education) kali ini

dilakukan di kecamatan Teluk Betung Barat, tepatnya di rumah

Tn. A. Kegiatan ini diawali dari mengindentifikasi masalah,

melakukan intervensi, dan melakukan evaluasi kepada keluarga

Tn. A mengenai kemungkinan masalah kesehatan yang dapat

terjadi pada keluarga tersebut. Salah satu masalah yang perlu

dilakukan intervensi adalah diabetes melitus (DM) yang diderita

oleh Ny. K sejak 1 tahun yang lalu. Tema intervensi kali ini adalah

melakukan edukasi terhadap pola makan Ny. K yang belum

teratur.

1.2. Tujuan

1.1.2.1. Tujuan umum

Mengidentifikasi risiko atau masalah kesehatan yang terjadi pada

individu dan keluarga Tn. A serta melaksanakan promosi


kesehatan dan pencegahan untuk mengatasi masalah yang ada

pada keluarga tersebut.

1.2.1.2. Tujuan khusus

a. Menngembangkan hubungan yang baik dengan keluarga Tn.

b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada serta

kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi

c. Melakukan intervensi kesehatan kepada keluarga Tn. A

d. Melakukan evaluasi kesehatan kepada keluarga Tn. A

.3. Manfaat

a. Bagi mahasiswa

Mengetahui cara mengidentifikasi masalah, menentukan

prioritas masalah, melakukan intervensi serta evaluasi di

bidang kesehatan pada individu maupun keluarga.

b. Bagi keluarga

Mengetahui risiko kesehatan apa saja yang dapat terjadi

dengan keadaan tempat tinggal dan keluarganya saat ini serta

memahami cara mencegah serta mengatasinya.

c. Bagi institusi/pemerintah
Membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat

kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga, dan

masyarakat.

BAB II HASIL KEGIATAN

2.1. Identitas Keluarga

Pada kegiatan FOME ini kami melakukan 4 kali kunjungan, yaitu

a. 13 April 2015 = kunjungan 1

b. 22 April 2015 = kunjungan 2

c. 30 April 2015 = kunjungan 3

d. 08 Mei 2015 = kunjungan 4


Pada kunjungan pertama dan kedua, kami mendapatkan

identitas dari keluarga Tn. A. Keluarga Tn.A beralamat di

Kelurahan Bakung, daerah kampung sawah keruh, tepatnya di RT

03 dan LK 03 Teluk Betung Barat.

Tabel 1. Daftar anggota keluarga Tn. A yang tinggal satu rumah

N Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Ket


o dalam .
keluarga
1 Ny. K Ibu Kandung P 54 th Tidak Ibu Rumah
Tamat SD Tangga
2 Ny. Mi Anak P 28 th Tamat SMA Di
Kandung Ke Chandra
-3
3 An. Ma Cucu L 7 th Kelas 2 SD -
kandung
(anak Ny. Mi)
4 Ny. D Anak P 27 th Tamat SMA Ibu Rumah
kandung ke – Tangga
4
5 Tn. A Menantu L 30 th Tamat SMA Sales es
(suami Ny. D) krim

Keluarga Tn.A tinggal di sebuah rumah non-permanen atau

bedeng bersama 4 (empat) anggota keluarga lainnya, yaitu Ny. K

(mertua), Ny. Mi (kakak ipar), Ny. D (istri), dan An. Ma

(keponakan). Pendidikan rata-rata keluarga Tn.A adalah SMA dan

yang bekerja ada 2(dua) orang, yaitu Tn. A dan Ny. Mi. Dalam

pemenuhan kebutuhan sehari – hari keluarga ini bertumpu pada

penghasilan Tn. A sebagai sales es krim dan Ny. Mi bekerja di

Chandra. Keluarga Tn. A termasuk keluarga extended karena ada

1 kepala keluarga.
Selain itu, suami dari Ny. K sudah meninggal saat Ny. D berusia 1

tahun karena penyakit kuning (hepatitis). Ny. K mempunyai 4

orang anak, yaitu anak pertama tinggal di Bangka, anak kedua

meninggal pada usia 17 tahun, anak ketiga dan keempat yang

saat ini tinggal bersamanya. Anak ketiga, yaitu Ny. Mi juga sudah

berpisah (divorce) dengan suaminya saat An. Ma berusia 4

tahun, sedangkan anak pertamanya baru saja menikah.

Gambar 1. Genogram keluarga Ny. K

Keterangan:

= laki-laki
= perempuan
= garis perkawinan
= garis perceraian
= laki-laki meninggal
= perempuan meninggal
= anggota keluarga satu rumah
.2. Keadaan Rumah

Rumah cukup layak huni karena bagunan merupakan bangunan yang

sudah tersusun dengan bahan yang kuat, meskipun atapnya masih

menggunakan asbes. Namun, luas rumah dirasa kurang baik untuk dihuni

oleh 5 orang. Kawasan di sekitar rumah merupakan daerah pemukiman

yang padat penduduk. Jarak antar rumah cukup padat dan rata – rata

dihuni oleh masyarakat yang berekonomi menengah kebawah. Suasana

pemukiman terlihat cukup rapih, bersih, dan tertata. Menurut pengakuan

Ny. K keamanan di daerah ini pun terjaga karena adanya poskamling

setiap malam.

Rumah dibangun dengan komposisi bata dilapisi cat, jenis lantai sudah

keramik. Rumah terdiri dari 6 ruangan yaitu 1 ruang tamu, 2 kamar tidur,

1 ruang keluarga, 1 ruang dapur, dan 1 ruang kamar mandi. Kamar tidur 1

ditempati oleh Tn. A dan Ny. D, sedangkan kamar tidur 2 ditempati oleh

Ny. K, Ny. Mi, dan An. Ma. Namun, 2 kamar tidur di rumah tersebut tidak

memiliki jendela sehingga pencahayaan matahari didapat dari jendela

yang ada diruang menonton TV. Ruang tamu dan ruang menonton TV

terlihat bersih dan rapi, tetapi keadaan dapur serta kamar mandi masih

kurang bersih dan penataan perabotan rumah dalam keadaan baik.

.3. Keadaan Keluarga

Sesuai dengan yang sudah penulis tanyakan kepada keluarga Tn. A,

hubungan keluarga dalam keadaan baik dan sewajarnya tanpa ada


hubungan yang renggang ataupun konflik. Semua anggota keluarga Tn. A

selalu berkumpul setiap hari, hanya saja Tn. A yang bekerja sebagai

seorang sales membuat Tn. A sering tidak pulang karena berkeliling ke

berbagai daerah. Akan tetapi, berdasarkan informasi yang didapat dari

anggota keluarga Tn. A, mereka jarang atau tidak pernah melakukan

diskusi dalam memutuskan suatu masalah.

Dalam perencanaan keluarga, Tn. A dan Ny. D berniat untuk memiliki anak

dalam waktu dekat. Hal ini dibuktikan dari pernyataan Ny. D yang sangat

antusias, yaitu Ny. D berhenti bekerja karena ingin mempunyai anak.

Keputusan ini telah dipikirkan oleh Ny. D.

Gambar 2. Hubungan tiap anggota keluarga (family map)


Keterangan :

= laki-laki

= perempuan

= hubungan antar anggota keluarga

.4. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga

Keluarga Tn. A sudah memenuhi kebutuhannya hingga tersier karena

setiap liburan sekolah, mereka pergi berlibur ke pantai atau tempat

lainnya. Hanya saja Ny. K jarang ikut berlibur karena mudah lelah

sehingga sering di rumah. Akan tetapi, pendidikan keluarga Tn. A yang

paling tinggi saat ini adalah SMA. Dalam pemenuhan kebutuhan spiritual,

mereka tidak saling mengingatkan satu sama lain sehingga hanya

bergantung pada kesadaran masing-masing anggota keluarga.

Adapun dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan, keluarga Tn. A termasuk

keluarga yang sehat, hanya Ny. K yang saat ini menderita DM dan rasa

sakit di bagian lutut setiap malam, tepatnya sebelum tidur. Ny. K adalah

pasien yang rajin kontrol setiap bulan dan mempunyai kertas hasil

pemeriksaannya yang disimpan dirumah.

.5. Gaya Hidup Keluarga

Dalam kebiasaan atau gaya hidup keluarga Tn. A terlihat lebih banyak

mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, hal ini dapat dilihat dari

beberapa pemenuhan kebutuhan pangan dari keluarga ini. Kebiasaan


makan dalam keluarga ini, makanan disiapkan dan dihidangkan dirumah

dengan cara memasak makanan itu sendiri. Kebiasaan olahraga dari

keluarga ini pun sangat kurang dikarenakan mereka tidak ada yang

pernah berolahraga. Keluarga ini pun tidak memiliki kebiasaan buruk

dalam konsumsi makanan atau minuman setiap harinya. Mereka tidak

meminum alkohol. Hanya saja Tn. A yang merokok sejak beliau masih

remaja hingga saat ini.

.6. Lingkungan Hidup Keluarga

Keluarga Tn. A tinggal di area tempat tinggal non permanen. Keamanan

dari tempat pemukiman keluarga Tn. A sangat aman menurut pengakuan

Ny. K karena terdapat siskamling yang selalu menjaga keamanan

lingkungan ini. Selain itu dikarenakan pemukiman yang sangat padat

menjadikan kawasan ini sangat ramai baik di siang hari.

Dalam lingkungan sosial keluarga, keluarga Tn. A tidak ikut terlibat dalam

kegiatan atau organisasi di lingkungan tempat tinggal karena lebih suka

berada di dalam rumah. Kedudukan keluarga ditengah lingkungan

sosialnya dihormati sewajarnya oleh para tetangga sekitar.

.7. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

a) Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik

keluarga

Jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah Tn. A ada 5 orang yang

pendidikan rata-rata adalah tamat SMA. Hal ini kemungkinan


menyebabkan kurangnya pemahaman keluarga Tn. A mengenai

pentingnya menjaga kesehatan karena ilmu yang didapat masih sedikit.

Selain itu, pada keluarga Tn. A juga masih memiliki anak usia sekolah

dan memungkinkan terjadinya masalah kesehatan yang memang sering

dialami oleh anak-anak pada masa pertumbuhan. Contohnya adalah

ISPA, diare, tifoid, dan penyakit lainnya.

b) Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan rumah

Hampir keseluruhan bangunan rumah Tn. A sudah baik, hanya di bagian

atap saja yang masih menggunakan asbes. Hal ini dapat

memungkinkan terjadinya masalah kesehatan, yaitu terpapar zat

berbahaya seperti asbes. Hal lain yang menjadi perhatian adalah

kurangnya ventilasi di rumah tersebut karena jumlah jendela yang ada

hanya di ruang tamu dan di dekat ruang TV, sedangkan di dalam dua

kamar tidur tidak ada jendela sama sekali. Akibat yang mungkin timbul

dari kurangnya ventilasi, terutama di kamar tidur yaitu cahaya matahari

yang masuk ke kamar tidur pun akan berkurang. Hal ini tentu dapat

menyebabkan berbagai masalah, seperti gangguan kulit dan

pernapasan.

c) Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluarga

Keluarga Tn. A merupakan sebuah keluarga yang anggotanya memiliki

hubungan yang baik dan sewajarnya. Hal ini membuat keadaan

psikologis tiap anggota keluarga tetap baik sehingga dapat mencegah


timbulnya masalah kesehatan yang berarti. Akan tetapi, salah satu hal

yang menjadi fokus perhatian adalah jarang atau tidak adanya

musyawarah dalam mengambil sebuah keputusan yang mungkin dapat

membuat setiap anggota kesulitan dalam melakukan suatu hal tertentu.

Contohnya jika ada salah satu anggota yang terkena masalah, ia akan

segan untuk menceritakan hal ini kepada anggota lainnya sehingga

mungkin akan mengganggu pikirannya yang berdampak pada kegiatan

sehari-hari.

Perencanaan dalam keluarga: ada

d) Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan keluarga

Pemenuhan kebutuhan keluarga Tn. A secara ekonomi sudah baik

dilihat dari perabotan rumah tangga dan rutinnya berlibur saat liburan.

Dalam bidang kesehatan pun terlihat baik karena salah satu anggota

keluarga yang memang sedang sakit, yaitu Ny. K rutin kontrol satu

bulan sekali dan memiliki catatan kontrol tersebut. Hal ini menunjukkan

kepedulian anggota keluarga akan kesehatan sehingga dapat

menurunkan risiko terjadinya masalah di bidang kesehatan.

Akan tetapi, dilihat dari pendidikan belum dikatakan baik karena rata-

rata tamat SMA sehingga kemungkinan pengetahuan mereka, terutama

di bidang kesehatan masih sedikit. Begitu pula dengan pemenuhan


kebutuhan spiritual yang belum berjalan dengan baik kemungkinan

akan memengaruhi kondisi psikologis mereka saat menghadapi suatu

masalah.

- pemenuhan kebutuhan ekonomi: tersier

- kebutuhan pendidikan : pendidikan menengah

e) Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup

keluarga

Hampir semua anggota keluarga Tn. A tidak berolah raga sehingga

memungkinkan kurangnya pertahanan sistem imun tubuh terhadap

suatu penyakit karena tidak dilatih. Salah satu anggota keluarga, yaitu

Ny. D sangat menyukai bakso dan mie ayam dan hampir setiap hari

mengonsumsinya, sedangkan frekuensi makannya tidak teratur minimal

3 kali/hari. Hal ini kemungkinan dapat menyebabkan masalah seperti,

gangguan pencernaan terutama di bagian lambung.

Anggota keluarga yang lain, yaitu Tn. A, juga memiliki kebiasaaan

merokok sejak remaja yang dilakukan setiap hari dengan jumlah hampir

2 bungkus/hari. Hal ini tentu sangat memungkinkan terjadinya masalah,

baik untuk Tn. A sendiri maupun untuk anggota keluarga yang lain.

Kemungkinan masalah yang timbul pada diri sendiri yaitu terjadinya Ca

paru mengingat lamanya Tn. A merokok, yaitu sejak remaja. Selain itu,

jika Tn. A merokok di dalam rumah akan mengganggu kesehatan Ny. K

yang menderita DM karena sistem imunnya yang rendah dan merokok


merupakan salah satu faktor yang dapat memicu timbulnya masalah

kesehatan pada penderita DM. Namun, masalah kesehatan juga bisa

terjadi pada An. Ma yang masih kecil karena kebiasaan merokok Tn. A

dan kemungkinan penularan melalui teman-teman disekitarnya.

f) Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup

keluarga

Lingkungan di sekitar rumah Tn. A terlihat bersih tanpa ada sampah

yangg berserakan, tetapi karena jalan di sekitarnya masih ada yang

berpasir sehingga dapat mengganggu penglihatan jika pasir tersebut

tertiup angin.

Risiko lain yang didapatkan keluarga Tn.A adalah terpaparnya anggota

keluarga yang tinggal didalam rumah dengan debu, asbes, CO4, dan

timbal karena atap yang tidak terdapat pelafon, dan atap rumah masih

memakai asbes. Adapun resiko pekerjaan yang didapatkan Tn.A adalah

paparan zat berbahaya berupa CO dan debu karena Tn. A selalu bekerja

turun lapang dijalan raya.

.8. Urutan Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga

Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga

a. Pola makan Ny. K sebagai pasien DM dan asam urat

b. Kurangnya pencahayaan matahari di kamar tidur

c. Risiko anak Ny. K mengalami DM

d. Penggunaan asbes sebagai atap rumah


e. Risiko penyakit paru pada Tn. A dan keluarga akibat perilaku merokok

Tn. A

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Penyusunan prioritas masalah kesehatan keluarga

Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari keluarga Tn. A dapat

diketahui berbagai hal yang mungkin menjadi masalah, khususnya

masalah kesehatan, pada keluarga tersebut. Untuk menentukan prioritas

masalah, penulis menggunakan metode Urgency, Seriousness, Growth

(USG) karena penggunaannya cukup mudah dan menyesuaikan informasi

yang didapatkan oleh penulis. Adapun penjabaran metode USG adalah

sebagai berikut.

Tabel 2. Penentuan prioritas masalah menggunakan metode USG

No Masalah Nilai Kriteria Nilai

U S G Akhir
1 Pola makan Ny. K sebagai pasien DM 5 4 5 14
2 Kurangnya pencahayaan matahari di 4 4 3 11
kamar tidur
3 Risiko anak Ny. K mengalami DM 2 5 2 9
4 Penggunaan asbes sebagai atap 3 3 2 8
rumah
5 Risiko penyakit paru pada Tn. A dan 3 3 3 6
keluarga akibat perilaku merokok Tn.
A

Setelah penulis melakukan penyusunan prioritas masalah menggunakan

metode USG ternyata masalah kesehatan yang perlu segera dilakukan

intervensi adalah pola makan Ny. K yang menderita DM.

.2. Rencana intervensi masalah kesehatan keluarga

Setelah mendapatkan data-data yang lengkap mengenai keadaan

kesehatan anggota keluarga Tn. A, penulis mencari satu masalah yang

paling prioritas untuk dilakukan intervensi. Masalah yang akan dilakukan

intervensi adalah pola makan pada Ny. K yang menderita DM.

Penulis memilih masalah itu sebagai prioritas karena selain dapat

menimbulkan masalah kesehatan baru, masalah ini juga berpengaruh

terhadap proses pemulihan kesehatan Ny. K. Selain itu, berdasarkan

informasi yang telah didapat maka diketahui bahwa Ny. K sebenarnya

sudah memahami jenis makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh

untuk dikonsumsi. Akan tetapi, Ny. K belum mengetahui pengaturan

jadwal makan yang baik pada pasien DM sehingga jumlah zat gizi yang

diperlukan oleh tubuh belum tercukupi dengan baik.

Pelaksanaan pola makan yang baik merupakan salah satu kegiatan kuratif

nonfarmakologis dan juga merupakan kegiatan preventif untuk mencegah


timbulnya penyakit dan memperberatnya DM. Dengan demikian, penulis

berharap prioritas masalah ini dapat terselesaikan dengan baik sehingga

dapat terjadi peningkatan derajat kesehatan pada keluarga Tn. A.

Sebelum pelaksanaan intervensi penulis melakukan beberapa kali

kunjungan ke rumah keluarga Tn. A. Selain untuk menciptakan komunikasi

yang lebih baik, hal ini juga sangat bermanfaat untuk membangun

kepercayaan keluarga Tn. A kepada penulis sebagai mahasiswa yang

mencoba untuk membina keluarga Tn. A. Dengan demikian, diharapkan

keluarga Tn. A dapat menerima dan mengikuti saran yang penulis berikan

pada saat pelaksanaan intervensi. Rencana pemeliharaan kesehatan

keluarga Tn. A dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Rencana pemeliharaan kesehatan keluarga Tn. A

Perencanaan (1) Tahap Hasil


Tujuan Materi Cara Sasara Intervensi Intervensi
Kegiatan Kegiatan Pembinaan n (2) (3)
Individ
u
Memper Pengenalan Memberi Ny. K Mengenalk Terjadi
baiki DM dan penjelasan an dan
peningkat
pola edukasi mengenai menjelaska
an
makan pola makan pengertian n hal-hal
Ny. K yang baik – tujuan yang pengetahu
penatalaks berkaitan an
anaan dengan mengenai
nonfarmak penyakit
penyakit
ologis DM DM kepada
DM
dan Ny. A
memberi
lembar
jadwal
makan
selama 1
minggu

.3. Proses intervensi masalah kesehatan keluarga

Pelaksanaan intervensi dilakukan pada tanggal 30 April 2015 pukul 15.00

– selesai. Intervensi dilakukan dengan menggunakan berupa kalender

yang berisi tentang diabetes melitus serta edukasi diet dan lembar

pemantauan jadwal makan untuk Ny. K selama 1 minggu.

Akan tetapi, pada proses pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan

tujuan awal penulis. Hal ini disebabkan oleh suatu masalah diluar

kekuasaan penulis sehingga harus mengganti keluarga binaan saat

intervensi. Akhirnya, dengan bantuan ibu kader posyandu, penulis

mendapat keluarga binaan yang baru dan langsung menyampaikan

intervensi dengan materi yang sama. Hal ini membuat penulis mengubah

tujuan awal, yaitu melakukan edukasi terhadap pola makan Ny. K menjadi

pengukuran tingakat pengetahuan mengenai Diabetes Melitus terhadap

Ny. A karena ternyata Ny. A belum memahami penyakit tersebut.


Informasi yang penulis sampaikan mengenai diabetes melitus yaitu

a. Pengertian

b. Bahaya

c. Orang-orang yang berisiko dan cara pencegahan

d. Pengaturan makan

e. Tujuan pengobatan

f. Berbagai jenis makanan pengganti nasi, daging, tempe, dan sayuran

.4. Hasil evaluasi

Setelah intervensi dilakukan, penulis melakukan evaluasi pada hari

Jum’at, 08 Mei 2015 pukul 10.30-selesai untuk mengetahui bagaimana

hasil intervensi yang telah penulis lakukan. Saat melakukan intervensi

kepada Ny. A, penulis memberikan pre test dengan memberi pertanyaan

seputar penyakit DM. Berdasarkan pre test tersebut, penulis mengetahui

bahwa Ny. A belum memahami penyakit DM dan hanya pernah

mendengar namanya saja sehingga penulis menjelaskannya kepada Ny. A.

Saat evaluasi, penulis memberikan post test dalam bentuk kuesioner yang

berisi 10 pertanyaan seputar DM dan Ny. A berhasil menjawab 4

pertanyaan dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa Ny. A mulai paham

mengenai penyakit DM dan dapat disimpulkan adanya peningkatan

pengetahuan mengenai penyakit DM pada Ny. A.


BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Prioritas masalah yang didapatkan dari keluarga Tn. A adalah edukasi

mengenai pola makan pada Ny. K yang mengalami DM. Setelah itu

dilakukan intervensi pada Ny. A karena keluarga Tn. A sedang mengalami


masalah sehingga tidak memungkinkan bagi penulis untuk melakukan

intervensi. Akhirnya, 1 minggu setelah melakukan intervensi penulis

melakukan evaluasi kepada Ny. A untuk mengetahui tingkat pengetahuan

nya terhadap DM dan hasilnya adalah adanya peningkatan pengetahuan

mengenai penyakit DM pada Ny. A.

.2. Saran

Ny. A harus lebih memahami penyakit DM karena suaminya kemungkinan

berisiko terkena penyakit tersebut. Salah satu hal yang membuktikannya

adalah konsumsi kopi yang mengandung gula terlalu banyak setiap 2 kali

sehari.

DAFTAR PUSTAKA

Wonodirekso, S. Sistem Pelayanan Dokter Keluarga Meningkatkan Kadar

Kesejawatan dan Profesionalisme. Majalah Kedokteran Indonesia

volume 59(1). 2009. hal. 1-2.

Prasetyawati, A. E. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2010. hal. 2-3.

Idris, F. Pelayanan Dokter Berbasis Dokter Keluarga di Indonesia. Ilmu

Kesehatan Masyarakat Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya. 2006. hal. 2.


LAMPIRAN
Kamar mandi D

Kamar tidur 1

Lemari dan

Kamar tidur 2

Ruang tamu

Teras rumah

Gambar 3. Denah rumah keluarga Tn. A

Keterangan:

= jendela

= pintu/jalan keluar-masuk ruangan

Вам также может понравиться