Вы находитесь на странице: 1из 10

DAFTAR ISI

A. Pendahuluan ..................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
2. Tujuan .......................................................................................................... 1
B. Tinjauan Teori.................................................................................................. 2
1. Pengertian TB Paru ...................................................................................... 2
2. Kesembuhan TB Paru .................................................................................. 2
3. Faktor yang berpengaruh pada kejadian TB Paru ........................................ 2
C. Penutup ............................................................................................................ 5
1. Kesimpulan .................................................................................................. 5
2. Saran ............................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rumus Target Angka Kesembuhan Nasional ................................................... 2

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Karakteristik Pasien Tuberkulosis Paru berdasarkan usia di Puskesmas


Tuminting Manado. ................................................................................................. 3
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin .......................... 3
Tabel 3 Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. ......... 4

iii
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH
PADA KEJADIAN TB PARU

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tuberkulosis sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di dunia karena tingginya jumlah
penderita TB Paru. Dalam laporan WHO diperkirakan terdapat 8,6 juta
kasus TB pada tahun 2012, 13 persen diantaranya merupakan koinfeksi
dengan HIV. Berdasarkan Global Tuberculosis Control tahun 2011
angka prevalensi semua tipe TB adalah sebesar 289 per 100.000
penduduk atau ada 690.000 kasus. Adapun, insidensi kasus baru TB
dengan BTA positif sebesar 189 per 100.000 penduduk atau sekitar
450.000 kasus.1 Di dunia Indonesia menduduki peringkat kedua dengan
kasus TB terbanyak setelah India.2
Faktor yang memengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien
TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, di antaranya infeksi
HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk), faktor lingkungan yaitu
ventilasi, kepadatan hunian, faktor perilaku, kesehatan perumahan, lama
kontak dan kosentrasi kuman.3
Sebagaimana tujuan jangka panjang Penanggulangan Nasional TB
adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB
dengan cara memutuskan rantai penularan, sehingga penyakit TB tidak
lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Maka kegiatan
pencegahan menjadi sangat penting untuk memutuskan mata
rantai penularan dengan mengetahui faktor yang memengaruhi penyakit
TB.2
2. Tujuan
Artikel ini menganalisis pengaruh faktor-faktor risiko TB terhadap
kejadian TB paru di Indonesia.

1
B. Tinjauan Teori
1. Pengertian TB Paru
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang menyerang
parenkin paru-paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru dengan
gejala yang sangat bervariasi.4–6
2. Kesembuhan TB Paru
Kesembuhan penyakit TB yaitu suatu kondisi dimana individu
telah menunjukan peningkatan kesehatan dan memiliki salah satu
indikator kesembuhan penyakit TBC, diantaranya: menyelesaikan
pengobatan secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow up)
hasilnya negatif pada akhir pengobatan dan minimal satu pemeriksaan
follow up sebelumnya negatif.2
Target Angka kesembuhan nasional > 85% , dengan rumus :

Jumlah penderita baru TB Positif yang sembuh X 100%


Jumlah penderita baru BTA Positif yang diobati

gambar 1. Rumus Target Angka Kesembuhan Nasional

3. Faktor yang berpengaruh pada kejadian TB Paru


a. Usia
Di Indonesia sendiri 75% TB banyak menyerang pada kelompok
usia produktif yaitu usia sekitar 15 – 50 tahun.8 Hal ini dikarenakan
seseorang pada usia tersebut masih aktif dalam pekerjaan, dan pada
usia produktif seseorang cenderung tidak memperhatikan
kesehataan tubuh dan asupan nutrisinya. Hal tersebut juga di
temukkan dalam penelitian Dian wahyu, dkk tahun 2015 tentang
karakteristik pasien TB paru di Puskesmas Tuminting Manado
didapatkan hasil mayoritas pasien berada pada kategori umur 26-45
tahun yaitu sebanyak 78 pasien.9

2
Tabel 1 Karakteristik Pasien Tuberkulosis Paru berdasarkan usia di
Puskesmas Tuminting Manado.

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Umur
15-25 tahun 39 19,9
26-45 tahun 78 39,8
46-65 tahun 73 37,2
>65 tahun 6 3,1

b. Jenis kelamin
Di Indonesia penyakit TB banyak diderita oleh laki-laki yaitu
sebanyak 56,4% sedangkan pada perempuan sebanyak 43,6%.10
Hal ini didukung oleh penelitian dari Nurhayati Wadjah tahun 2012
di wilayah kerja Puskesmas Pagimana bahwa laki-laki memiliki
resiko tertular lebih besar daripada perempuan yaitu sebesar 79,3
11
%. Hal ini disebabkan karena (fakta kualitatif) pada laki-laki
lebih sering kontak dengan faktor risiko dan kurang peduli terhadap
aspek pemeliharaan kesehatan individu dibandingakan dengan
wanita.12
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pagimana.

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)


Laki-laki 149 79.3
Perempuan 39 20.7
Total 188 100

c. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan akan menggambarkan perilaku seseorang
dalam hal kesehatan. Semakin rendah pendidikan maka ilmu
pengetahuan dibidang kesehatan juga semakin berkurang. Tingkat
pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi pengetahuan di
bidang kesehatan langsung atau tidak langsung. Seseorang yang

3
memiliki pengetahuan yang cukup mencoba untuk perilaku hidup
sehat sesuai dengan tingkat pendidikannya.13
d. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap faktor risiko
yang akan dihadapi contoh, bila pekerjaan di lingkungan berdebu
akan mengakibatkan gangguan pada saluran pernafasaan. Jenis
pekerjaan seseorang berbanding lurus dengan pendapatan dan akan
berdampak pada pola hidup seperti konsumsi makanan, serta
pemeliharaan kesehatan. Pendapatan juga sangat mempengaruhi
kontruksi rumah. Jika pendapatan rendah maka rumah tidak
memenuhi syarat sehat sehingga mempermudahkan terjadinya
penularaan penyakit infeksi.13
e. Penghasilan
Keadaan sosial ekonomi (penghasilan) berkaitan erat dengan
pendidikan, keadaan sanitasi lingkungan, gizi, dan akses terhadap
pelayanan kesehatan. Menurut Eka Fitriani (2012) ada hubungan
antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian Tuberkulosis
Paru.14 Kepala keluarga yang mempunyai pendapatan dibawah
UMR akan mengkonsumsi makanan dengan kadar gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan bagi setiap anggota keluarga sehingga
mempunyai status gizi yang kurang dan akan memudahkan untuk
terkena penyakit infeksi diantaranya TB paru.14
Tabel 3 Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru.

Tingkat pendapatan keluarga Kasus Persentase (%)


Rendah 44 71
Tinggi 18 29
Total 62 100

4
C. Penutup
1. Kesimpulan
Faktor risiko TB yang berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian
TB paru dewasa di Indonesia adalah usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.
2. Saran
Diharapkan artikel ini dapat menjadi sumber referensi untuk penulisan
artikel selanjutnya dan menjadi sumber informasi bagi penderita TB
Paru terkait faktor resiko yang berpengaruh pada kejadian TB Paru.

5
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. WHO Indonesia [Internet]. Jakarta; 2013.


Available from: http://www.who.int/countries/idn/en/
2. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Katalog Dalam Terbitan :
Kementerian Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2014. p. 1–210.
3. Penyusun TIM. Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis. 2nd ed. Jakarta:
Depkes RI; 2007.
4. Irman S. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan pada Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
5. Darmanto D. Respirologi. Jakarta: Buku Kedokteran; 2007.
6. Iskandar J. Penyakit Paru dan Saluran Napas. Jakarta: Buana Ilmu Populer;
2010.
7. Isselbacher K. Prinsip - prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 1st ed. Jakarta: EGC;
2009.
8. Penyusun TIM. Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis. 2011;
9. Laily DW, Rombot D V, Lampus BS. Karakteristik pasien tuberkulosis
paru di Puskesmas Tuminting Manado. J Kedokt komunitas dan Trop.
2013;3:1–5.
10. Provinsi Jawa Tengah DK. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2014. Vol. 3511351. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah;
2014.
11. Wadjah N. Gambaran Karakteristik Penderita TBC Paru Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagimana Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai Tahun
2012. 2012;1–9.
12. Penyusun TIM. Profil Kesehatan Kota Semarang 2015. Semarang; 2015.
13. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberculosis : Pedoman dan
penatalaksanaan di indonesia. Jakarta: PDPI; 2006.
14. Fitriani E. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru. Unnes J Public Heal [Internet]. 2013;2(1):2–5.
Available from: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujphFAKTOR

Вам также может понравиться