Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan (digestive system) dimana materi yang
dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur
(anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus
besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang
datangnya dari dinding dalam dari ususbesar.

Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas
dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang
berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat
diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-
polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker)
melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari
polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal (
colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang
berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain
tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker
usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker usus
besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu
penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep dasar CA COLON?

2. Bagaimana Asuhan Keperawatannya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar CA COLON?

2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan CA COLON

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui bahan makanan, saluran pencernaan
meliputi: mulut, kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus, dan usus besar.

1. ORIS (RONGGA MULUT)


Mulut adalah permulaan saluran pencernaan. Rongga mulut dibatasi oleh beberapa
bagian, yaitu sebelah atas oleh tulang rahang dan langit-langit (palatum), sebelah kiri dan
kanan oleh otot-otot pipi, serta sebelah bawah oleh rahang bawah. Ada 2 jenis pencernaan
didalam rongga mulut:
Pencernaan mekanik, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta
peremasan yang terjadi di lambung.
Pencernaan kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim
pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang
berukuran kecil.
Fungsi rongga mulut yaitu mengerjakan pencernaan pertama dengan jalan mengunyah,
untuk berbicara, digunakan untuk bernafas.
1. Pipi dan Bibir
Pipi dan bibir mengandung otot-otot yang diperlukan dalam proses mengunyah dan bicara,
disebelah luar pipi dan bibir diselimuti oleh kulit dan disebelah dalam diselimuti oleh
selaput lendir (mukosa).
2. Gigi
Berdasarkan bentuk dan fungsinya gigi dapat dibedakan menjadi:

2
a. Gigi seri atau Incisivi (I) yang memiliki fungsi untuk menggigit dan memotong.
b. Gigi taring atau Caninus (C) yang memiliki fungsi untuk menyobek.
c. Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau Premolar (P)dan gigi
geraham besar atau Molar (M) yang memiliki fungsi mengunyah dan melumatkan
makanan.
3. Lidah
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu
dalam tindakan bicara. Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut

2. FARING (TEKAK/TENGGGOROKAN)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
Tekak terdiri dari bagian superior (bagian yang sama tinggi dengan hidung), bagian
media (bagian yang sma tinggi dengan mulut) dan bagian inferior nasofaring, pada nasofaring
bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media
disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akarvlidah bagian inferior disebut
laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring. Menelan (deglutisic), jalan
udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke
belakang dari jalan napas dan di depan dari ruas tulang belakang. Makanan melewati
epiglottis lateral melalui resus piriformis masuk ke esophagus tanpa membahayakan jalan
udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama
jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah berkontraksi secara
bersamaan.

3. ESOFAGUS (KERONGKOGAN)
Esophagus adalah yang menghubungkan tekak dengan lambung, yg letaknya
dibelakang trakea yg berukuran panjang ± 25 cm dan lebar 2 cm, mulai dari faring sampai
pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar : lppisan selaput

3
lender (mukosa),lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sekuler, dan lapisan otot
memanjang longitudinal. Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung,
setelah mellui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan
lambung. Fungsi dari esofagus adalah menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke
lambung dan tiap2 ujung esofagus dilindungi oleh suatu spinter yang berperan sebagai barier
terhadap refleks isi lambung kedalam esophagus.

4. GASTER (LAMBUNG)
Lambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling
banyak terutama di daerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
berhubungan dengan esophagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragma di
depan pancreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri.
1. Fungsi dari lambung yaitu menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan oleh
peristaltic lambung dan getah lambung.
2. Fungsi asam lambung sebagai pembunuh kuman atau racun yang masuk bersama makanan
serta untuk mengasamkan makanan agar mudah dicerna.
3. Getah cerna lambung yang dihasilkan :
a. Pepsi, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan peptone)
b. Asam garam (HCl), fungsinya mengasamkan makanan dan membuat suasana asam
pada pepsinogen menjadi pepsin.
c. Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dan dari
karsinogen (karsinogen dan protein susu)
d. Lapisan lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang
marangsang sekresi getah lambung.

5. INTESTINUM MINOR (USUS HALUS)


Usus halus atau intesnium minor adalah bagian dari system pencrnaan makanan yang
berpangkal pylorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6 m, merupakan saluran paling
panjang tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan yang terdiri dari lapisan
usus halus (lapisan mukosa [sebelah dalam] lapisan otot melingkar [M.sirkuler], lapisan otot
memanjang [M.longitudinal] lapisan serosa [sebelah luar].
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).

4
Kelenjar – kelenjar usus menghasilkan enzim – enzim pencernaan, yaitu :
1. Peptidase, berfungsi mengubah peptide menjadi asam amino
2. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
3. Maltase, berfungsi mengubah maltose menjadi glukosa
4. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
Usus halus terdiri dari 3 bagian :
1. Duodenum (usus dua belas jari)
Nama duodenum berasal dari bahasa latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas
jari. Duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke jejunum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Panjang duodenum adalah 20 cm.
2. Jejunum (usus kosong)
Berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”. Menempati 2/5 sebelah atas dari
usus halus. Terjadi pencernaan secara kimiawi. Panjang dari jejunum adalah 2,5 m
3. Ileum (usus penyerapan)
Ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan ini memiliki panjang
sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan menempati 3/5 bagian akhir
usus halus. Panjang dari ileum adalah 3,6 m.

6. INTESTINUM MAYOR (USUS BESAR)


Usus besar atau Intestinum mayor panjangnya ± 1,5 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-
lapisan usus besar dari dalam ke luar : selaput lender, lapisan otot melingkar, lapisan otot
memanjang, dan jaringan ikat.
Banyak bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri ini juga penting untuk fungsi normal dari
usus. Fungsi usus besar, terdiri dari : menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri
E.Coli, dan tempat feses.
Intestinum mayor terdiri dari :
1. Sekum
Sekum (bahasa latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang
terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Di bawah
seikum terdapat appendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut
juga umbai cacing, panjangnya ± 6 cm. Seluruhnya ditutupu oleh peritoneum mudah

5
bergerak walaupun tidak mempunyai mesentrium dan dapat diraba melalui dinding
abdomen pada orang yang masih hidup.
2. Kolon Asendens
Kolon assendens mempunyai panjang 13 cm, terletak di abdomen bawah sebelah kanan
membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri,
lengkungan ini disebut fleksura hepatica, dilanjutkan sebagai kolon transversum.
3. Kolon Transversum
Panjangnya ±38 cm membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di
bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapaat
fleksura lienalis.
4. Kolon desendens
Panjangnya ±25 cm terletak di abdomen bawah bagian kiri membujur dari atas ke bawah
dan fleksura lienalisbsampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
5. Kolon Sigmoid
Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring dalam rongga
pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai S, ujung bawahnya berhubungan dengan
rektum.

7. REKTUM
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.

8. ANUS
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dansebagian lannya dari usus.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkterFeses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus. Anus terletak
di dasar pelvis, dindingnya diperkuat voleh 3 sfingter yaitu :
1. Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.
2. Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.
3. Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja menurut kehendak.

6
Defekasi (buang air besar) didahului oleh transport. Feses ke dalam rectum yang
mengkibatkan ketegangan dinding rectum mengakibatkan rangsangan untuk reflex defekasi
sedangkan otot usus lainnya berkontraksi. M. levator ini relaksasi secara volunteer dan
tekanan ditimbulkan oleh otot otot abdomen.

B. Pengertian

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur
dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi
lainnya. (Gale, 2000 : 177)
Kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel
DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar). (Brooker, 2001 : 72)
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan
usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan
menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

C. Etiologi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institute, dan organisasi kanker lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :
- Usia lebih dari 40 tahun
- Darah dalam feses
- Riwayat polip rektal atau polip kolon
- Adanya polip adematosa atau adenoma villus
- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
- Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

7
Makanan-makanan yang pasti di cur
igai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1
). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus
besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan
dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya
kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat
kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat
dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa
kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan
buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
 Daging merah
 Lemak hewan
 Makanan berlemak
 Daging dan ikan goreng atau panggang
 Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
 Makanan yang harus dikonsumsi:
 Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis
( seperti brokoli,brussels sprouts )
 Butir padi yang utuh
 Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang


membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma
Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir
besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi
manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna. Faktor yang
menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang
bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di
karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari kanker
pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai
resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan tingkat

8
yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali
lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.

D. Manefestasi klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi,
perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan
keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga
stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih
besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat
samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat
dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang
yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal.
Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang –
kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai
akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi.
Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses
dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat
pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada
sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena,
menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang
bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat
tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal
adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare
bergantian, serta feses berdarah.

E. Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang

9
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan
makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul
dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip
jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal
dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh
ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip
cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid
yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui :


1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik
ke sistem portal.

Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar
(lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan
mukosa.
3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak
terdapat di sekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau
bahkan ke organ-organ lain.

10
PATHWAY CA COLON

Kolitis Kanker Payudara, Konsumsi


Merokok Faktor rahim, atau ovarium Obesitas
genetik ulseratif, makanan yang
penyakit Crohn sekarang atau di rendah serat,
masa lalu banyak lemak
Kontak agen Polip
dan protein
karsinogenik adenomatosa
Perubahan metaplasia pada
dinding kolon
Gangguan konsep
Kerusakan jaringan diri (gambaran diri)
Intoleransi
Aktivitas vascular lokal Kanker Kolon

Kolostomi permanen
Invasi jaringan dan efek
Perdarahan intestinal
Anemia kompresi oleh tumor
feses bercampur darah Resiko tinggi injuri

Kompresi saraf Anoreksia Intervensi radiasi Respon psikologis Intervensi bedah


lokal dan kemoterapi kolektomi
Asupan nutrisi
tidak adekuat Kecemasan
Nyeri dangkal abdominal pemenuhan informasi Preoperatif

Actual/ resiko ketidakseimbangan


Nyeri Pasca bedah
nutrisi kurang dari kebutuhan Perubahan intake
nutrisi Luka pasca bedah
Respon serabut Kerusakan jaringan 11
lokal lunak pasca bedah
Resiko infeksi Port de entree
F. Klasifikasi

Menurut Nation Cencer Institute (2006: 12) klasifikasi stadium kanker kolorektal dapat di
definesikan sebagai berikut:

a. Stadium 0 (Carsinoma in Situ): kanker hanya pada lapisan terdalam dari kolon atau
rektum.
b. Stadium 1: sel kanker telah tumbuh pada dinding dalam kolon atau rektum, tapi belum
menembus ke luar dinding.
c. Stadium ll : sel kanker telah menyebar ke dalam lapisan otot dari kolon atau rektum.
Tetapi sel disekitarnya belum menyebar ke kelenjar getah bening.
d. Tadium lll : kanker telah menyebar ke satu atau lebih kelenjar getah bening di daerah
tersebut, tetapi tidak ke bagian tubuh lainnya.
e. Stadium lV: kanker telah menyebar di bagian lain dari tubuh, seperti hati, paru paru
atau tulang.

Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 :
209) :
KELAS A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
KELAS B: penetrasi melalui dinding usus
B1: kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
KELAS C: invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional
C1: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu
sampai empat buah.
C2: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5
buah.
KELAS D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
luas & tidak dapat dioperasi lagi.

G. Komplikasi

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.


2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.

12
3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang
menyebabkan hemorragi.
4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
6. Pembentukan abses

Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang
pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus
besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama
sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada
disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut
tertutupi oleh kanker.

H. Pencegahan

1. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan
derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang
air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stress.

I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah
dapat diberikan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk
pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain
pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapiradiasi dan atau imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering
dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada
yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari

13
hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan
kemoterapi
2. Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal,
pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi
dapat diangkat dengankolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi
merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya
pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam
membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus
diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C.
Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan
pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan
mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai
berikut.
 Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada
sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
 Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan
tumor dan porsisigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
 Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi
 Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang
tidak dapat direseksi)

3. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum


Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan
pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan
lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi
sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar
tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang
ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
b. Meningkatkan kenyamanan.

14
c. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
d. Mencegah komplikasi.
e. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
5. Penatalaksanaan Diet
a. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan
kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
b. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)Menghindari makanan yang mengandung
lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
c. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
d. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
e. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

J. Pemeriksaan penunjang

1. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi


maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat
dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.
2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada
dan foto kolon (barium enema).
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan
pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil
kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum
dilakukan setelah sigmoidoscopy dancolonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari
penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh
yang sudah metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker
pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon
dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.

15
3. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya
metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.
4. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa
tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran
histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan
differensiasi sel.
5. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun
demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker
(petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml
biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian,
CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab
ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien
dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis
terhadap shigella dan juga amoeba.
6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan
diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan
menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit,
organ dan sebagainya.
8. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia,
perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau
berkurang.
9. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.

16
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. KASUS
Ny T masuk RS Harapan Kita tanggal 21 maret 2010 pukul 08.00 WIB dengan keluhan nyeri
pada perut bagian kuadran IV, tidak nafsu makan dan juga nyeri sedang BAB .Pasien masuk
rumah sakit dengan ca.Colon Pasien akan dilakukan operasi Colostomy pada tanggal 19 Juli
2010. Pasien mengalami pendarahan sebanyak 400cc dan HB pre-operasi 12,3% , Pasien
mengatakan nyeri kurang lebih 5 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik kesadaran
Composmentis, TD 120/80 mmHg , Nadi 80 x/menit ,Suhu 37˚ C via aksila , RR 24
x/menit ), Nyeri dirasakan pada skala 5, conjungtiva anemis,distensi abdomen, nyeri tekan di
abdomen

B. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 21 maret 2014


Jam Pengkajian : 12.00 WIB
Ruang : Bedah

I. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.T
Umur :45 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jl. Mawar no.2 Semarang
Tanggal Masuk RS : 21 maret 2014
Jam Masuk RS : 08.00 WIB
Diagnosa Medis : CA Colon post operasi
No. Registrasi : B314977

17
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub.dgn Pasien : Anak kandung
Alamat : Jl. Mawar no.2 Semarang

II. Keluhan Utama


Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kuadran IV
III. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat keperawatan sekarang
Pasien masuk RS Harapan Kita tanggal 21 maret 2014 pukul 08.00 WIB dengan
keluhan nyeri pada perut bagian kuadran IV .Pasien masuk rumah sakit dengan
ca.Colon Pasien akan dilakukan operasi Colostomy pada tanggal 22 maret 2014.
Pasien mengalami pendarahan sebanyak 400cc dan HB pre-operasi 12,3%
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pasien mengatakan nyeri kurang lebih 5 bulan yang lalu. Dan tanggal 21 maret 2014
pasien dirujuk ke RS Harapan Kita
c. Riwayat Kperawatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita atau mempunyai penyakit
seperti pasien dan penyakit menular lainnya.
IV. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL GORDON
a. Persepsi terhadap kesehatan – Manajemen Kesehatan
Pasien dan keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarganya yang
sakit biasanya dibelikan obat diwarung atau dibawa ke pelayanan kesehatan seperti
puskesmas atau dokter rumah
b. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari hari sebagai
pedagang dan ibu rumah tangga. Akan tetapi selama dirawat dirumah sakit pesien
mengatakan tidak dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri dan segala
aktivitasnya dilakukan ditempat tidur. Pola aktivitas selama pasien sakit adalah sbb :

18
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi V
Berpakaian V
Eliminasi V
Makan V
Mobilisasi V

Keterangan
0: mandiri
1: dibantu sebagian
2: perlu bantuan orang lain
3:perlu bantuan orang lain dan alat
4: tergantung dan tidak mampu
Pasien terlihat lemah karena efek dr anestesi

c. Pola istirahat tidur


Tidak terkaji

d. Pola nutrisi dan metabolic


Sebelum sakit pola makan pasien teratur 3x sehari dengan menu nasi,lauk,sayur satu
porsi habis dan pasien minum kurang lebih 6-8 gelas/hari. Selama dirawat diRS,
pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu lunak(bubur,lauk, sayur)dan hanya
menghabiskan ½ porsi saya. Pasien minum kurang lebih 5-6gelas/hari. Saat dikaji
pasien mengatakan sedang puasa.
e. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 3hari sekali dan pasien mengatakan sebelum
dirawat di RS sejak 5bulan yg lalu pasien mengalami kesulitan BAB. Saat BAB
pasien merasakan sakit pada anusnya. Fesesnya berbentuk kecil tipis berwarna coklat
tua dengan kosistensi keras. Pasien mengatakan BAK tidak mengalami gangguan.
Pasien BAK 4-5 x/hari dengan warna kuning jernih. Jumlah urine sekali BAK 500cc.
Setelah dirawat diRS pasien mengatakan belum BAB sejak 5hari yang lalu pasien
BAK 4-5x/hari dengan warna kuning jernih,jumlah urine sekali BAK kurang lebih
470cc.

19
f. Pola kognitif dan perseptual
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pada indra
pendengaran,penglihatan, perasaan dan penciuman. Semua fungsi indra masih
berfungsi dengan baik. Pasien mengatakan nyeri dengan managejemen nyeri sbb:
P : Luka post operasi
Q: nyeri dirasa cekit-cekit
R : Nyeri dirasakan pada perut kuadran ke-IV
S : Nyeri dirasakan pada skala 5
T : Nyeri dirasakan terus-menerus

g. Pola konsep diri


Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
h. Pola koping
Tidak terkaji
i. Pola sexual –reproduksi
Pasien mengatakan sudah lupa usia berapa pertama kali menstruasi.Pasien sudah
menikah dan memiliki 2 orang anak.Sebelum sakit pola seksual pasien baik.Pasien
mengatakan saat mulai merasakan sakit pada anusnya pasien tidak nyaman saat
berhubungan seksual dengan suaminya.
j. Pola Peran dan Hubungan
Hubungan pasien dan keluarga baik dan harmonis
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama islam

PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Lemah
b.Tingkat kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37˚ C via aksila
RR : 24 x/menit
d. Anthropometri :
TB 150 cm
BB 44 kg

20
e. Kepala : Bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut
hitam bergelombang
f. Mata : Konjungtiva tidak anemis
g. Hidung : Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada epitaksis,
tidak ada pernafasan cuping hidung
h. Mulut : Mulut bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab berwarna merah
muda, tidak ada stomatitis, susunan gigi rapi, lengkap dan bersih
i. Leher : Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, trakea lurus fungsi menelan
baik
j. Abdomen : Bentuk perut datar, terdapat stoma pada kuadran kiri bawah, warna merah
muda
Au : bising usus 4 x/menit
Pa : Tidak teraba pengerasan VU, tidak teraba pembesaran hepar dan lien
Pe : Tymphani
 Ekstremitas Atas : Tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm, capillary refill ka=ki
≤ 2 detik, tangan kanan dan kiri tidak ditemukan edema dan sianosis
 Genetalia : Terpasang dower chateter ukuran 16, pada anus teraba benjolan

VI. DATA PSIKOLOGIS


Status Emosi : Pasien kooperatif

VII. DATA SPIRITUAL


Tidak terkaji
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal pemeriksaan : 21 maret 2014
HEMATOLOGY
Parameter Hasil Satuan Normal
Hemoglobin 12,20 % 13-16
Hematrokit 37,3 % 35-47
Eritrosit 4,26 juta/mmk 3,5-5,6
MCH 28,6 Pg 27-32
MCV 87,5 Fl 75-96
MCHC 32,7 g/dl 29-36
Lekosit 12,9 ribu/mmk 4-11

21
LAJU ENDAP DARAH
LED 1 jam 23 mm
LED 2 jam 49 mm
Trombosit 372 ribu/mmk
Albumin 3,3 gr/dl

PROGRAM TERAPI ( 21 maret 2014)


Instruksi post operasi :
a. Diit lunak 1900 kkalori (bubuk,lauk,sayur)
b. Infuse RL 20 tpm
c. Injeksi cefotaxine 2x1 gram
d. Tramadol 3x30 gram
e. Bising Usus+: boleh makan

IX. ANALISA DATA


Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77
Tanggal/Jam DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI Ttd
No
1 22 maret 2014 DS: Pasien mengatakan nyeri Nyeri akut Trauma
12.00 WIB pada perut bagian kuadran IV jaringan dan
Manajemen nyeri: reflek
P : Pasien mengatakan nyeri spasme otot
post op. sekunder
Q : Pasien mengatakan nyeri akibat
terasa cekit-cekit operasi
R : Pasien mengatakan nyeri
pada perut bag.kuadran IV
S: skala nyeri 5
T : nyeri terus – menerus
DO : Pasien mengatakan
memegangi perut bag.yang
nyeri dan merintih kesakitan

22
2 22 maret 2014 DS : Pasien mengatakan Keseimbangan Pemenuhan
12.00 WIB tidak nafsu makan nutrisi kurang nutrisi yang
Pasien mengatakan hanya dari tidak
menghabiskan ½ porsi kebutuhan adekuat
makan tubuh
DO :
A→ TB : 150cm
BB : 44kg
IMT : 19,56
B→ HB : 12,20 %
Albumin : 3,3 gr/dl
D→ Diit lunak 1900 kkalori
(bubur, lauk, sayur)
3 22 maret 2014 DS : Pasien mengatakan Resiko Pasca
12.00 WIB ingin menggaruk-garuk infeksi pembedahan
daerah sekitar stoma
DO : Didapatkan luka stoma
yang terlihat basah dan
merah (H1)
Lekosit : 12,9 ribu /mmk
4 22 maret 2014 DS : Pasien mengatakan Defisit Kelemahan
12.00 WIB perlu bantuan orang lain perawatan diri atau nyeri
untuk melakukan aktivitas post operasi
dan tidak leluasa bergerak
DO : aktivitas : 2
Beepakaian : 2
Eliminasi : 2
Makan : 2
Mobilisasi : 2
Pasien bedrest total
Keterangan pasien perlu
bantuan orang lain

23
X. Diagnosa Keperawatan :
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77

1. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori yang
mencukupi sekunder akibat kanker
3. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organism sekunder akibat pembedahan
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan atau nyeri post operasi

XI. RENCANA TINDAKAN


Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77
Tang DIAGNOSA TUJUAN
No. gal KEPERAWA &KRITERIA INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
/Jam TAN HASIL
1. 22 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Memonitor TTV Dapat mengindikasikan rasa 06.00WIB S: Pasien
mare b.d trauma tindakan sakit akut dan ketidaknyamanan 1. Memonitor TTV mengatakan
t jaringan dan keperawatan nyerinya sudah
2014 reflek spasme selama 1x 24 jam Pendekatan PQRST dapat secara berkurang dan
15.0 otot sekunder nyeri berkurang 2. Kaji ulang komprehensif menggali kondisi 07.00 WIB merasa lebih

24
0 akibat operasi dengan KH : memanajemen nyeri nyeri pasien , apabila pasien 2. Memberikan obat nyaman, dengan
WIB 1. Skala nyeri dan lakukan mengalami skala nyeri 3 ( 0-4) , analgetik (tramadol pengkajian ulang
berkurang pengkajian ulang nyeri keadaan ini merupakan yang 3x30 g) sesuai advis nyeri
dari 5 menjadi 3 P,Q,R,S,T perlu perawat waspadai karena Dokter
memberikan manifestasiklinik P: pasien
2. Pasien yang bervariasi dari komplikasi mengatakan
mengatakan lebih pascabedah reseksi kolon nyeri terasa
nyaman cekit-cekit
Pengaturan posisi semiflower
dapat membantu merelaksasi
3. Pasien terlihat Q: pasien
oto-otot abdomen pascabedah
tidak memegangi 3. Posisikan pasien 07.10 WIB mengatakan
sehingga dapat menurunkan
bag.yang nyeri senyaman mungkin 3. Memposisikan klien nyeri karena post
stimulas nyeri dari luka
senyaman mungkin op
pascabedah
4. Pasien mampu
untuk melakukan R: pasien
tehnik relaksasi mengatakan
Meningkatkan intake oksigen
dengan latihan nyeri pada perut
sehingga akan menurunkan
nafas dalam dan kuadran IV
nyeri sekunder dari penurunan
tehnik distraksi S: Skala nyeri3
oksigen lokal
4. Ajarkan tehnik 07.20 WIB T: pasien
5. TTV 110- relaksasi dengan 4.Mengajarkan teknik mengatakan

25
140/80-90 mmHg latihan nafas dalam Distraksi dapat menurunkan relaksasi dengan cara nyeri kadang-
stimulus internal latihan nafas dalam kadang
6. Nadi 80- O: Pasien
Anlgetik diberikan untuk
100x/menit tampak lebih
membantu menghambat
5. Ajarkan teknik nyaman dan
stimulus nyeri khe pusat
distraksi terlihat tidak
persepsi nyeri dikonteks serebri
memegangi
sehingga nyeri berkurang
perut bagian
6. Berikan obat perut yang nyeri
analgetik (tramadol) TD : 120/80
3x30 gr sesuai advice mmhg
dokter N : 20 x /
menit
A: masalah nyeri
akut teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
2. 22 Ketidakseimb Setlah dilakukan 1. Berikan porsi Makanan dapat lewat dengan 06.30 S: pasien
mare angan nutrisi tindakan makan sedikit tapi mudah kelambung , dan 1. Menganjurkan pasien mengatakan mau
t kurang dari keperawatan sering membuat lambung tidak bekerja makan dengan porsi makan dan

26
2014 kebutuhan selama 2x24 jam. lebih keras sedikit tapi sering mampu
15.0 tubuh b.d Kebutuhan menghabiskan 1
Dapat merangsang nafsu makan
0 peningkatan nutrisi klien 2. Anjurkan untuk 06.45 porsi makanan.
WIB kebutuhan ter[enuhi dengan makan selagi makanan 2. Menganjurkan O : TB : 150 cm,
kalori dan criteria hasil: masih hangat makan selagi BB : 44,1 kg ,
kesulitan 1. Nafsu makan makanan masih hangat IMT : 19,6
dalam pesien meningkat Agar mengetahui peningkatan Albumin :
mencerna ditandai dengan atau penurunan dari tindakan 09.00 3,7 gr/dl
kalori yang pasien mampu 3. Memonitor BB tiap yang kita lakukan 3. memonitor BB /hari Hb : 14,6 %
mencukupi menghabiskan 1 hari A : masalah
Sebagian pasien tidak tahu
sekunder porsi makan. teratasi sebagian
pentingnya nutrisi bagi pasien ,
akibat kanker P : pertahankan
dan pasein mau makan sesuai
2. BB klien 11.00 intervensi 1, 5, 6
dengan waktunya dan porsinya
meningkat 0,3kg 4. Berikan penkes ttg 4.memberikan penkes
2 hari pentingnya nutrisi tentang pentingnya
bagi tubuh nutrisi bagi tubuh
Agar kebutuhan nutrisi
3. Nilai albumin
terpenuhi
dan hb normal
(albumin 3,5-5,0 Agar kebutuhan protein dan zat
gr/dl, Hb 13-16 besi terpenuhi. 12.00
%) 5. Monitor pemberian 5.memonitor pemberian

27
diit diit

6. Anjurkan pasien 15.00


untuk makan makanan 6.Menganjurkan pasien
yang mengandung untuk makan makanan
protein yang mengandung
(telur,daging,tempe, protein dan zat besi.
tahu) dan makanan
yang mengandung zat
besi (sayuran
hijau,daging,dll)

3. 22 Resiko Setelah dilakukan 1. Monitoring tanda- Dapat mengetahui 08.00 S : pasien


mare infeksi b.d tindakan tanda infeksi perkembangan penyakit 1. Memonitor tanda mengatakan
t tempat keperawatan tanda infeksi nyerinya
2014 masuknya selama 3x24jam 2. Proteksi infeksi Kondisi bersih dan kering akan berkurang dan
15.0 organism diharapkan klien dengan cara menghindari kontaminasi 08.15 tidak gatal.
0 sekunder tidak terjadi lingkungan sekitar komensal dan akan 2. Memproteksi dengan O : disekitar area
WIB akibat infeksi di area harus bersih,luka tidak menyebabkan respons inflamasi cara lingkungan sekitar luka terlihat
pembedahan luka post operasi boleh kena air sampai lokal , serta akan memperlama harus bersih, luka tidak kemerahan tetapi

28
dengan KH : jahitan di angkat penyembuhan boleh kena air selama tidak timbul
1. Luka jahitan tidak diangkat push
bersih,tidak ada A : masalah
kemerahan di Perawatan luka sebaiknya tidak teratasi
sekitar luka setiap hari untuk menurukan P : pertahankan
3. Lakukan perawatan kontak tindakan dengan luka 08.20 intervensi 1, 2 ,
2. Tidak ada pus luka dengan arsetif yang kondisi steril sehingga 3. Melakukan 3, 4,5
di sekitar luka mencegah kontaminasi kuman perawatan luka
keluka bedah
3. Suhu normal 08.30
Agar luka tidak terkontaminasi
36-37,5°C 4.mencuci tangan
oleh tangan kita . dan tidak
4. Cuci tangan sebelum melakukan
terjadi resiko infeksi
4. Lekosit 4-11 sebelum melakukan tindakan
ribu/mmk tindakan
4. 22 Defisit Setelah dilakukan 1.monitor kemampuan memonitor kemampuan aktifitas 06.30 S : pasien
mare perawatan diri tindakan aktifitas klien klien seperti makan, mandi, dan 1.memonitor mengatakan
t b.d kelemahan keperawatan eliminasi agar tidak terjadi hal kemampuan aktifitas mampu
2014 atau nyeri post selama 2x24 jam yang tidak diinginkan klien seperti makan, memenuhi
15.0 operasi diharapkan mandi, dan eliminasi kebutuhan sehari
0 kebutuhan sehari- 2.bantu klien dalam untuk meningkatkan keinginan hari secara
WIB hari klien melakukan aktifitas pasien untuk melakukan aktifitas 06.30 mandiri

29
terpenuhi dg KH: secara mandiri kebutuhan sehari-hari secara 2.membantu klien meskipun
1.pasien mandi 1 mandiri dalam melakukan kadang masih
X dengan bantuan aktifitasnya secara memerlukan
membantu dalam melakukan mandiri. bantuan orang
2. kulit pasien aktifitas secara mandiri dapat lain.
terlihat bersih dan mempercepat pasien beratifitas 06.30 O : pasien
wangi secara mandiri 3. melakukan mobilisasi mempu makan
secara bertahap dimulai sendiri tanpa
3.gigi pasien 3. lakukan mobilisasi agar pasien terbiasa melakukan dalam aktifitas ringan bantuan orang
terlihat bersih dan secara bertahap dan tidak menyebabkan seperti ganti baju dan lain.
tidak berbau dg kelelahan ROM A : masalah
menggosok gigi 2 4. motivasi klien teratasi sebagian
X sehari untuk melakukan untuk meningkatkan keinginan 06.30 P : lanjutkan
aktifitas kebutuhan pasien untuk melakukan aktifitas 4. memotivasi klien intervensi 1, 2 , 3
4. pasien mampu sehari hari secara kebutuhan sehari-hari secara untuk melakukan ,4
makn 3X sehari mandiri mandiri aktivitas secara mandiri.
tanpa bantuan
orang lain

30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan
penyakit yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa
disembuhkan.Kanker kolon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah
kanker paru-paru ( ACS 1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena
penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila
dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin
besar peluangnya. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kankerkolon.

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The National Cancer
Institute), dan organisasi kanker lainnya.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
kita tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon. Kami selaku penulis sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih
baik lagi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo

Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk

perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;

Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By

Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta

Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI,

Jakarta.

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,

Philadelphia, USA

32

Вам также может понравиться