Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
3. Apa sajakah yang menjadi tinjauan dari perubahan perilaku?
1.3 Tujuan
Dari rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perubahan
2. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perilaku
3. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perubahan perilaku
BAB II
PRINSIP PERUBAHAN PRILAKU
2
2. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain (dari luar) misalnya :
berpikir, bersikap, berfantasi dan sebagainya. Banyak teoti – teori
tentang prilaku yang dikemukakan antara lain adalah sebagai berikut
.
a. Teori Stimulus – Organisme – Respons (SOR)
Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotor) atau tindakan.
3
mendeskripsikan mengenai perilaku, sikap, dan karakteristik
orang dalam melakukan berbagai tugas pekerjaan untuk
menghasilkan outputjabatan yang efektif, outstanding, atau
superior, kemudian disebut kompetensi (competency).
4
prilaku, yang termasuk dalam factor ini adalah pengetahuan,
sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial, dan pengalaman.
B. Factor pemungkin atau pendukung (Enabling Factors)
Factor pemungkin adalah factor antaseden terhadap
prilaku yang memungkinkan motivasi atau aspirasi terlaksana,
yang termasuk dalam factor ini adalah keterampilan, fasilitas,
sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang
memfasilitasi terjadinya prilaku seseorang atau masyarakat.
C. Factor penguat (reinforcing factors)
Factor penguat merupakan factor penyerta prilaku atau
yang datang sesudah prilaku itu ada. Hal – hal yang termasuk
dalam factor ini adalah keluarga, teman, petugas kesehatan
dan sebagainya. Sebagai contoh : ibu hamil akan teratur
minum tablet Fe apabila dia didukung atau diingatkan oleh
keluarga, suami dan sebagainya.
Berdasarkan tiga factor determinan prilaku tersebut, maka
kegiatan promosi kesehatan sebagai pendekatan perilaku
hendaknya diarahkan kepada tiga factor tersebut :
1. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada factor
predisposisi adalah dalam bentuk pemberian informasi atau
pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan. Tujuan kegiatan
ini memberikan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan.
2. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan untuk factor
pendukung/pemungkin adalah memberdayakan masyarakat
melalui pengembangan masyarakat, diharapkan masyarakat
mampu memfasilitasi diri mereka atau masyarakat sendiri
untuk berprilaku sehat.
3. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan pada factor
penguat adalah dengan pelatihan – pelatihan kepada keluarga,
tokoh, masyarakat untuk menguatkan prilaku yang sudah
terbentuk.
2. Prilaku Kesehatan
5
Berdasarkan teori perilaku dan Skiner (1983), perilaku kesehatan
adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, prilaku
kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu sebagai
berikut :
1. Prilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Prilaku atau usaha – usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan jika sakit.
Perilaku ini terdiri atas dua aspek yaitu sebagai berikut.
a. Prilaku pencegahan penyakit, misalnya : pemberian imunisasi TT
pada ibu hamil, mencuci tangan dan sebagainnya.
b. Prilaku peningkatan kesehatan dan penyembuhan akibat sakit
kesehatan itu dinamis dan relative, maka perlu upaya bagi yang
sudah sehat untuk meningkatkan kembali kesehatannya seoptimal
mungkin, misalnya : pemberian antibiotic makan dan minuman
yang bergizi, pemberian tablet Fe dan sebagainya.
2. Prilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau prilaku pencarian pengobatan. Prilaku yang
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat sakit atau
kecelakaan. Prilaku ini dimulai dari yang sederhana yaitu mengobati
sendiri (self treatmen) sampai ke cara modern (teknologi) dengan pergi
keluar negeri, misalnya : pada saat ibu akan bersain dia mencari tenaga
kesehatan (bidan, dokter,perawat) untuk menolong persalianannya,
penderita sakit jantung akan pergi keluar negeri untuk melakukan
pengobatan dan sebagainya.
3. Prilaku kesehatan lingkungan
Menurut Hendrik L.Blum, factor lingkungan mempunyai
kontribusi besar yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya. Apabila individu bisa mengelola lingkungan dengan baik,
maka lingkungan tidak akan mengganggu kesehatan individu, keluarga
6
dan masyarakat, misalnya : pengelolaan sampah, air minum,
pembuangan tinja, pembangunan limbah dan sebagainya.
Sebagai ahli prilaku lain, Becker (1979) membuat klasifikasi
lain tentang prilaku kesehatan yaitu sebagai berikut :
Prilaku Hidup Sehat
Prilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya. Prilakunya antara lain sebagai berikut :
a. Makan dengan menu seimbang. Menu seimbang disini berarti
memenuhhi unsur kualitas dan kuantitas dari makanan. Di
Indonesia dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna.
b. Olahraga secara teratur, juga mencakup segi kualitas dan
kuantitas. Dalam satu minggu minimal 2 kali melakukan olah
raga selama lebih kurang satu jam. Hal yang perlu
dipertimbangkan adalah dari segi umur dan status kesehatan
yang bersangkutan.
c. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan yang jelek yang
dapat mengakibatkan berbagai penyakit. Di Indonesia hampir
50% penduduk usia dewasa merokok, begitu juga remaja
hampir 15% sudah merokok.
d. Tidak minum – minuman keras
e. Tidak menggunakan narkoba
f. Istirahat yang cukup
g. Hindari stress. Stress adalah ketegangan dalam prilaku dan
bentuk perasaan yang bergejolak menekan – nekan berupa
ketegangan. Setiap orang bisa mengalami stress dan akibatnya
dapat bermacam – macam bagi kesehatan.
h. Gaya hidup yang sehat : tidak berganti – ganti pasangan dalam
hubungan seks, penyesuain diri dengan lingkungan sekitar, dan
sebagainya..
7
3. Domain Prilaku
Meskipun perilaku dibedakan antara prilaku tertutup (covert), dan
perilaku terbuka (overt) seperti telah diuraikan sebelumnya, tetapi
sebenarnya prilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang
bersangkutan. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi
pendidikan, membedakan adanya tiga area wilayah, ranah atau domain
prilaku ini, yakni kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor
(psychomotor).
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian
domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis,
dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah prilaku sebagai berikut :
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
penngetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga)
dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap obyek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda – beda. Secara garis
besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya :
tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C,
jawabannya adalah tempat membuang air besar, penyakit demam
berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes agepti dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
8
harus dapat menginterprestasiikan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen – komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari
komponen – komponen pengetahuanyang dimiliki.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang unhhtuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap objek tertentu.
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus
atau objek tertentu , sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala
dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan
pikiran, perasaan, perhatian dan kejiwaan yang lain.
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat –
tingkat berdasarkan itensitasnya, sebagai berikut :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau
menerima stimulus yang diberikan (objek).
b. Menaggapi (responding)
Menaggapi disini diartikan memberikan jawaban atau
tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi .
9
c. Mmenghargai (valving)
Menghargai diartikan sebagai subjek atau seseorang
memberikan nilai positif yang terhadap objek atau stimulus, dalam
arti, membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau
mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.
d. Bertanggung jawab
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung
jawag terhadap apa yang diyakininya.
10
1. Pengetahuan
Seorang individu akan mengadopsi prilaku apabila terlebih dahulu
ia tahu arti dan manfaat prilaku . misalnya : ibu hamil akan memeriksakan
kehamilanya apabila ia tahu apa tujuan dan manfaat periksa hamil bagi
ibu, janin dan keluarga. Indicator yang dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan adalah sebagai
berikut :
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit
Penyebab penyakit
Gejala atau tanda – tanda penyakit
Bagaimana cara pengobatan atau kemana mencari pengobatan
Bagaimana cara penularannya
Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi dan
sebagainya
b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat
Jenis makanan yang bergizi
Manfaat makanan yang bergizi
Olahraga
Bahaya napa dan minuman keras, termasuk juga bahaya merokok
Pola hidup sehat
Istirahat, rekreasi dan sebagainya
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
Manfaat air bersih
Pembuangan limbah, pembuangan sampah
Akibat polusi udara
Pencahayaan dan penerangan bagi rumah sehat, dan sebagainya
2. Sikap
Sikap merupakan prilaku tertutup Setelah seseorang diberi stimulus
atau objek, proses selanjutnya dia akan menilai atau bersikap terhadap
stimulus atau objek kesehatan tersebut. Indicator untuk sikap kesehatan
juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan yaitu sebagai berikut :
11
1. Sikap terhadap sakit dan penyakit : bagaimana penilaian atau pendapat
seseorang terhadap gejala atau tanda – tanda penyakit, penyebab
penyakit, cara penularannya, dan sebaainya
2. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat . penilaian atau pendapat
seseorang tentang cara – cara (berperilaku) hidup sehat
3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan . penilaian atau pendapat
seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
Misalnya : penilaian terhadap air bersih, polusi, pembuangan limbah
dan sebagainya.
3. Praktik (Tindakan)
Praktik (tindakan) dalam prilaku terjadi apabila seseorang telah
melewati dua domain terlebih dahulu yaitu pengetahuan dan sikap. Setelah
melewati dua tahapan sebelumnya, maka seseorang akan mempraktikkan
atau melaksanakan apa yang diketahui dan disikapinya (dinilai baik).
Indicator praktik kesehatan sama seperti kedua domain sebelumnya yaitu
sebagai berikut :
1. Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit
Tindakan atau prilaku pencegahan penyakit : Imunisasi TT
pada ibu hamil, menggunakan masker pada saat bekerja di tempat
berdebu dan sebagainya. Tindakan penyembuhan penyakit misalnya :
minum obat, berobat kefasilitas pelayanan kesehatan dan sebagainya.
2. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Tindakan ini mencakup mengkonsumsi makanan yang bergizi,
melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak narkoba dan
minuman keras dan sebagainya.
3. Tindakan kesehatan lingkungan
Tindakan ini terdiri atas membuangan sampah pada tempatnya,
menggunakan air bersih untuk mandi, mencuci, masak, membuat
saluran air yang baik dan sebagainya.
Secara teori memang perubahan prilaku atau mengadopsi
prilaku yang baru mengikuti tahap – tahap yang telah disebutkan yaitu
12
melalui proses perubahan pengetahuan (knowledge) – sikap (afektif) –
praktik (practice) atau KAP.
13
Biasanya perubahan perilaku karena penghayatan ini cenderung
dari pengalaman pribadi individu tersebut atau bahkan mengadopsi dari
pengalaman orang lain. Seseorang yang merasa perilaku tersebut pantas
dan harus ada pada dirinya, maka dengan terbuka dia akan melakukan
perubahan perilaku dalam dirinya.
Contoh:
Seorang bapak yang merupakan perokok aktif sejak usia
muda menderita penyakit gangguan pernafasan dan paru-
paru. Setelah beberapa kali memeriksakan diri ke dokter dan
dokter tersebut meminta agar bapak tersebut untuk tidak
merokok lagi. Akan tetapi bapak tersebut tidak
mempedulikan nasehat dokter, dia tetap mengkonsumsi
rokok. Ternyata penyakitnya semakin parah dengan stadium
lanjut. Kemudian bapak tersebut teringat kembali dengan
saran dokter untuk berhenti merokok dan akhirnya bapak
tersebut menyadari bahwa dia memang harus berhenti
merokok. Setelah itu perlahan-lahan bapak tersebut mencoba
untuk berhenti merokok dan akhirnya berhasil dan
penyakitnya mulai berkurang.
1. Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat
identifikasi tentang apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan
mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat
bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan.
2. Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka
proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti
14
merupakan proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan
yang diyakini salah.
3. Mengintrospeksi
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat
penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk
dilakukan. Di samping itu instropeksi juga berguna untuk mendeteksi
kadar self-excusing yang bisa jadi masih tetap ada dalam diri seseorang
hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi, atau interpretasi dalam
memahami dan melaksanakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam
berubah terdapat beberapa teori perubahan yaitu Teori Redin, Teori Lewin,
Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock dan Teori Spradley.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian
terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan
dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor
ekstern, yaitu faktor lingkungan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian
terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan
dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor
ekstern, yaitu faktor lingkungan.Sedangkan aspek perilaku berupa aspek fisik,
aspek psikis, dan aspek sosial.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan
respon Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3
domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari
pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
15
Dalam perubahan perilaku terdapat teori-teori yang membahas
menegenai perubahan perilaku yakni Teori S-O-R, Teori “Dissonance” :
Festinger, Teori fungsi: Katz, Teori “Driving forces”: Kurt Lewin dan Health
Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan).
Sedangkan bentuk-bentuk perubahan perilaku berupa perubahan
alamiah (natural change) , Perubahan terencana (planned change) ,
dan Kesiapan berubah (Readiness to change). Untuk melakukan perubahan
maka harus memiliki strategi, maka strategi perubahan perilaku berupa
Inforcement, Persuasi, Fasilitasi dan Education.
3.2 Saran
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan
produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu
konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas
hidup yang sehat.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://panthom-zone.blogspot.com/2011/11/hubungan-kesehatan-dengan-
perilaku.html
17
DAFTAR ISI
ii18