Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setiap perusahaan dalam pelaksanaan kegiatannya selalu memiliki tujuan yang ingin
dicapainya, salah satu dari tujuan perusahaan tersebut yaitu perusahaan memperoleh
keuntungan. Selain hal tersebut kepuasan konsumen juga menjadi salah satu hal yang
menjadi tolak ukur dalam penentuan keberhasilan sebuah perusahaan. dalam menunjang
tujuan dari perusahan tersebut, kegiatan produksi memiliki peranan yang cukup penting.
Kegiatan pemasaran yang cukup baik dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan
perusahaan. Dari kegiatan pemasaran tersebut, nantinya juga akan didapatkan penilaian
mengenai produk yang dijual hingga mengetahui kebutuhan yang diinginkan oleh
pasar/konsumen.
Dalam ilmu ekonomi pemasaran merupakan sebuah ilmu yang telah lama berkembang
hingga saat ini kegiatan yang mampu membawa perusahaan untuk tetap bertahan di pangsa
pasar. Sebelum menuju ke pemasaran penciptaan barang yang akan dijadikan produk dalam
perusahaan, kegiatan tersebut bisa juga disebut dengan kegiatan produksi. Kegiatan produksi
merupakan sebuah kegiatan dalam menghasilkan sebuah barang maupun jasa, dengan tujuan
untuk menghasilkan sebuah barang, memberikan peningkatan nilai guna dari suatu barang
yang sudah ada, mendapatkan penghasilan tambahan dan juga untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan Produksi?
b. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Produksi?
c. Bagaimana Manajemen Produksi dan Operasi berjalan dalam sebuah perusahaan?
d. Bagaimana proses perencangan hingga pengembangan dalam manajeme
produksi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Produksi
Tujuan dan tugas dasar dalam pelaksaanan kegiatan produksi dalam sebuah organisasi
atau perusahaan:
Untuk melaksanakan dan mengendalikan tujuan dan tugas dari proses tersebut, maka
seorang manajer produksi harus melakukan kegiatan yang mencangkup proses
pengambilan keputusan atas faktor input yang digunakan untuk menghasilkan produk dan
mendukung ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi. Seorang manajer produksi harus
dapat menggerakan orang-orang yang bekerja di dalam unit produksi untuk bekerja secara
optimal dan terarah guna tercapainya tujuan dan sasaran dari kegiatan produksi.
Fungsi produksi merupakan fungsi yang bertugas dan bertanggung jawab untuk
melakukan aktivitas peengubahan dan pengolahan sumber daya produksi menjadi keluaran,
barang atau jasa, sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Fungsi ini menciptakan kegunaan
bentuk (form utility) karena melalui kegiatan produksi, nilai dan kegunaan suatu benda
meningkat. Dalam keberadaanya fungsi produksi menjadi tempat terjadinya proses
pengubahan secara fisik atau sumber daya produksi menjadi keluaran.
Secara umum fungsi produksi dibagi menjadi empat elemen atau sub sistem yakni
masukan atau input, proses, keluaran atau output, dan umpan balik. Fungsi produksi dapat
digambarkan seperti Gambar 1 berikut ini:
Input: Output:
Proses -Barang
-Bahan - Keahlian
Lingkungan Ekstern :
Fungsi – fungsi Manajemen :
(perencanaan, Pemerintah, teknologi,
Pengorganisasian, Pengarahan ekonomi, iklim, konsumen,
dan Pengawasan organisasi buruh, hubungan
internasional, dll Umpan balik (feedback)
Dalam bagan diatas menjelaskan bahwa organisasi-organisasi yang berhasil dan sukses
seharusnya memiliki sistem pelaporan yang dapat memberikan informasi umpan balik
(feedback) sehingga dapat diketahui apakah dalam kegiatannya telah memenuhi permintaan
konsumen atau belum. Jika belum memenui permintaan konsumen, dapat segera diketahui
dan kelangsungan hidup organisasi tetap terjaga. Selain itu organisasi harus merancang
kembali produk-produk dan jasa-jasanya. Perubahan yang akan dilakukan bisa berasal dari
operasi internal maupun faktor-faktor produksi yang digunakan (Hendrick, 1980).
1. TUJUAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI (Haming, 2014), yaitu:
a. mengarahkan perusahaan untuk menghasilkan keluaran yang diharapkan oleh pasar,
b. mengarahkan perusahaan untuk dapat menghasilkan keluaran secara efisien,
c. mengarahkan perusahaan untuk mampu menghasilkan nilai tambah atau manfaat
yang semakin besar,
d. mengarahkan perusahaan untuk menjadi pemenang dalam setiap persaingan,
e. mengarahkan perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau disediakan semakin
digandrungi oleh pelanggannya.
Secara umum kinerja produktivitas dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡𝑠
Produktivitas = 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡𝑠
C. Teknik Produksi
Teknik Produksi bisa dinyatakan sebagai "designing the production processfor a product".
Dengan demikian didalam disiplin Teknik Produksi — atau sering pula disebut sebagai
Teknik Manufaktur (Manufacturing Engineering) akan dibahas segala pertimbangan yang
diperlukan dalam kaitannya dengan proses-proses produksi. Disini akan meliputi
permasalahan seperti : desain dan pemilihan mesin (process engineering), desain peralatan-
peralatan bantu (tools, jigs dan fixtures), estimasi biaya, sistem perawatan (maintenance) dan
pengepakan (packaging).
Disini ada satu hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan antara aktivitas-
aktivitas perancangan produk, pemilihan material, proses dan peralatan produksi, serta
perancangan maupun pernilihan perkakas (tools); oleh karena itu langkah-langkah ini perlu
direncanakan dan dikoordinasikan dengan seksama sejak awal agar dapat diperoleh biaya
produksi yang paling ekonomis. Secara ideal seorang perancang produk (product designer)
seharusnya bekerja bersama-sama dengan seorang insinyur produksi (production engineer)
sejak awal. Hal ini dimaksudkan agar ada jaminan bahwa suatu rancangan produk akan bisa
dibuat dengan teknologi (mesin ataupun fasilitas produksi lainnya) yang tersedia pada tingkat
biaya yang minimal. Interaksi kerja antara perancang produk dengan perancang proses
produksi mutlak harus diadakan dan hal ini dapat ditunjukkan dalam bagan sebagai berikut :
Process engineering ini berkaitan dengan aktifitas perancangan yang diperlukan untuk
membuat sebuat produk. Dalam proses tersebut meliputi pemilihan proses yang tepat (efektif
dan efisien) saat diaplikasikan serta penetapan fasilitas produksi lainnya. Contoh dalam
pembuatan beton pracetak yang dilakukan di pabrik lalu diangkut ke proyek untuk
melakukan pemasangan. Pada umumnya beton pracetak mempunyai kekuatan berkisar 4000-
6000 psi/lebih. Kelebihannya adalah penghematan biaya dalam penggunaan bekisting,
dimana kualitasnya juga terkontrol dengan baik dan juga mendapat efisien waktu.
Bahan yang digunakan adalah papan kayu. Papan kayu tersebut dibentuk kotak dan akan
ditahan dengan paku. Dalam penentuan ukuran harus diperhatikan dengan benar karena akan
mempengaruhi dari hasil yang akan di dapatkan. Cetakan ini baik digunakan hingga 50kali
pakai.
Mencampurkan bahan antara lain : kerikil, pasir, semen, dan air dengan membandingkan
komposisi yang pas dan sesuai yang diharapkan.
Dalam pemasukan adukan beton harus dilakukan hati-hati dan harus benar. Ketika terjadi
kesalahan itu akan mengurangi kekuatan dari beton tersebut. Dalam pemasangannya di
masukkan stengah adonan dan di pasang tulangan, setelah itu baru di masukkan seluruhnya
hingga rata cetakan.
Adukan beton dikeringkan secara alami agar mendapatkan kualitas yang baik. Dengan cara
diangin-anginkan saja di ruang terbuka. Jika terkena terik matahari langsung akan
mengakibatkan keretakan yang tak layak digunakan. Dalam proses pengeringan beton juga
harus disiram secara berkala. Perawatan ini dilakukan selama 7 hari hingga mengering
sempurna dan siap digunakan pada usia 30hari.
3. Estimasi Biaya Produksi (Manufacturing Cost)
Estimasi biaya merupakan langkah yang penting didalam kegiatan manufakturing. Biaya-
biaya yang berstruktur dalam hal ini akan bisa diklasifikasikan dalam tiga komponen biaya
utama, yaitu:
Biaya pekerjaan langsung : yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah
para pekerja langsung (operator mesin misalnya).
Biaya overhead : yaitu biaya-biaya produksi yang dikeluarkan selain untuk biaya
material atau pekerja langsung. Sebagai contoh biaya material atau pekerja tidak
langsung adalah merupakan biaya Overhead.
Hampir semua mesin yang diperlukan guna melaksanakan aktivitas atau proses
produksi memerlukan investasi yang mahal dan cukup sensitif di dalam operasinya.
Perawatan secara periodik (prevenfive maintenance) terhadap mesin ataupun fasilitas
produksi jelas penting untuk diperhatikan. Kalau suatu saat terjadi kerusakan (break down)
dari mesin ataupun komponen-komponennya sehingga memerlukan perbaikan dan
penggantinya, maka langkah ini dikenal sebagai kegiatan emergency maintenance.
Emergency maintenance jelas akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan preventive
maintenance, karena dalam hal ini juga harus memperhitungkan biaya yang hilang
disebabkan berhentinya kegiatan produksi, rescheduling dari rencana produksi, dan
sebagainya. Maksud utama dari aktivitna preventive maintenance terutama untuk menjaga
agar peralatan/ komponen bisa lebih tahan lama dan minimalisasi terjadinya emergency
maintenance. Kegiatan preventive maintenance seperti penggantian pelumas, checking
terhadap bantalan (bearing) akan mampu untuk mencegah terjadinya repair yang terlalu
sering.
5. Pengemasan/Pembungkusan
• Kustomer (pelanggan) akan memesan untuk dibuatkan suatu rancangan produk sesuai
dengan spesifikasi kebutuhannya.
• Kustomer akan membeli satu atau lebih produk yang dibuat secara bebas (standard) atau
tidak perlu menunggu datangnya pesanan terlebih dahulu.
• Suatu pesanan yang didasarkan pada suatu ramalan kebutuhan dari suatu produk tertentu di
masa yang akan datang. Disini ramalan akan dibuat oleh staf bagian pemasaran yang bekerja
secara koordinatif dengan bagian perencanaan dan pengendalian produksi.
7. Perancangan Produk
Bilamana harus dibuat sesuai dengan spesifikasi khusus yang dikehendaki oleh
pemesan, maka disini rancangan produk akan sangat tergantung atau harus disiapkan oleh
kustomer itu sendiri, hal
ini bisa dijumpai dalam kasus job Order. Sebaliknya, bilamana rancangan produk tersebut
merupakan patent atau hak milik maka disini industri manufaktur berkewajiban dan
bertanggung-jawab untuk merancang dan mengembangkannya. Rancangan produk
didokumentasikan dengan bantuan gambar- gambar kerja (baik berupa gambar lengkap
maupun detail komponen- komponennya), identifikasi jelas menpdi standard maupun
spesifikasi teknisnya, Bill of Materials yang akan menunjukkan berapa jumlah masing-
masmg yang dibutuhkan produk. Untuk melihat aspek kelayakan teknis maupun ekonomis
seringkali dibuat sebuah produk dan rancangan produk yang akan dibuat maupun dipasarkan
tersebut.
8. Teknik Produksi
Bagian (Departement) Teknik Produksi dari sebuah industri manufaktur akan memiliki 4
(empat) tanggung jawab pokok, yaitu :
Menetapkan spesifikasi dan rancangan teknis dari perkakas (tools) dan alat-alat bantu
lainnya seperti jigs atau fixture yang diperlukan dalam proses produksi.
Ekspedisi. Sekalipun rencana dan jadwal kerja sudah dibuatkan secara baik, tetapi tidak
menutup kemungkinan masih dijumpai hal-hal yang salah dalam pelaksanaannya. Tugas atas
fungsi dari aktivitas ekspedisi ini adalah membandingkan kemajuan/penyelesaian yang nyata
dengan jadwal produksi yang dibuat. Untuk order-order yang terlambat dari jadwal yang
dibuat, maka petugas ekspedisi harus segera mengambil tindakan koreksi. Hal ini
menyangkut pengaturan kembali jadwal yang lebih sesuai lagi.
Langkah terakhir dalam siklus manufakturing adalah berupa aktivitas pengiriman dan
pendistribusian produk langsung ke konsumen yang memerlukan atau menyimpan produk
tersebut di dalam gudang sebagai persediaan. Maksud dari pada pengendalian persediaan
disini adalah untuk memberi jaminan agar produk baik dari segi jumlah maupun macamnya
selalu tersedia setiap Saat untuk memenuhi permintaan konsumennya. Wala up un dernikian
tetap perlu dilakukan analisa yang tepat agar persediaan bisa dikendalikan pada tingkat yang
optimal agar supaya dana yang diinvestasikan akibat persediaan tersebut bisa segera ditarik
kembali secepatnya. Fungsi pengendalian persediaan ini tidak saja harus diaplikasikan dan
ditujukan terhadap produk akhir melainkan juga terhadap bahan baku ataupun bahan
setengah jadi termasuk komponen-komponen. Dalam setiap kasus, perencanaan dan
pengendalian persediaan harus dicapai suatu keseimbangan antara resiko menyimpan
persediaan dalam jumlah terlalu sedikit dengan kemungkinan terjadi Stock-out" dan terlalu
besamya investasi yang "macet/berhenti" akibat persediaan yang besar. Optimalisasi
persediaan perlu diperhatikan dalam kasus ini.
Pengembangan produk baru dan perbaikan produk yang dilakukan secara kontinu
merupakan salah satu kunci dari pertumbuhan serta kelangsungan hidup dari suatu
perusahaan. Dengan adanya persaingan modern, sebuah perusahaan yang tidak melakukan
inovasi dalam produknya dikhawatirkan akan menghadapi resiko yang cukup besar dalam
kehilangan pasarnya. Konsumen serta industri pasar selalu menginginkan produk-produk
baru dan produk yang memiliki kualitas lebih baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan
kepuasan mereka.
Proses pengembangan produk baru, terdiri atas lima langkah antara lain sebagai berikut
(Handoko, 2016):
a. Pencarian gagasan, gagasan produk bersumber dari pasar maupun teknologi yang
telah ada. Ide-ide yang berasal dari pasar merupakan sumber dari berbagai kebutuhan
dan keinginan dari konsumen yang belum terpenuhi. Selain itu, ide dalam
menentukan produk baru juga bisa berasal dari hasil observasi terhadap produk yang
telah ada, pendapat dari suplier, para ahli, pesaing, marketing dan manajemen
puncak.
b. Seleksi produk, tidak semua ide harus dikembangkan sehingga menghasilkan produk
baru. Ide pembuatan produk baru setidaknya telah memenuhi tiga kriteria yaitu : (1)
potensi pasar, (2) kelayakan finansial, (3) kesesuaian operasi. Sebelum ide dalam
pembuatan produk baru dilaksanakan maka harus dianalisa terlebih dahulu
berdasarkan tiga kriteria tersebut.
c. Desain produk pendahuluan, kegiatan ini berkaitan dengan pengembangan desain
terbaik dari ide produk baru. Desain produk biasanya digunakan untuk
pengembangan dari beberapa alternatif desain yang sesuai dengan ciri-ciri konsepsual
produk terpilih. Dalam kegiatan ini perusahaan juga memerlukan penetapan atribut
kunci produk yaitu, reliabilitas (frekuensi kerusakan komponen-komponen),
maintainability (kemudahan dalam reparasi dan pemeliharaan), dan umur kehidupan
produk (antisipasi periode penggunaan).
d. Pengujian (testing), kegiatan pengujian terhadap prototype-prototype ditujukan untuk
pengujian pemasaran dan kemampuan teknikal produk. Kegiatan penilaian ini dengan
melakukan uji pasar, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif
mengenai pendapat konsumen terhadap produk baru.
e. Desain akhir (final), dalam kegiatan ini spesifikasi dan komponen dari produk serta
gambar perakitan disusun, sehingga memberikan kerangka bagi proses produksinya.
Jika dalam proses testing terdapat perubahan dan dimasukkan dalam desain akhir
maka perubahan yang dilakukan tersebut dilakukan pengujian kembali untuk
menjamin kualitas dari produk tersebut
Kegiatan pengembangan produk bukanlah sebuah proses yang mudah untuk dilewati,
karena dalam pelaksanaannya tentunya mengalami beberapa hambatan antara lain :
Selain beberapa faktor yang telah disebutkan diatas faktor lain seperti, harga tanah,
dominasi masyarakat, peraturan tenaga kerja dan relokasi, kedekatan dengan pabrik dan
gudang perusahaan yang lain, tingkat pajak, kondisi cuaca atau iklim, tingkat keamanan,
serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup juga perlu
dipertimbangkan dalam penentuan lokasi sebuah perusahaan.
a. Penentuan tujuan, dalam hal ini tujuan bergantung kepada kebutuhan informasi para
manajer
b. Pengembangan model, model merupakan kerangka analitik jika dimasukkan data
masukan, akan menghasilkan estimasi penjualan di waktu yang akan datang.
c. Pengujian model, pengujian model dilakukan untuk menentukan tingkat akurasi,
validitas, realibilitas yang diinginkan. Pengujian model bertujuan untuk mengetahui
validitas atau kemampuan prediksi secara logik dalam suatu model.
d. Penerapan model, setelah pengujian dilaksanakan analisis penerapan model dalam
tahap ini data historik dimasukkan ke dalam model untuk menghasilkan sebuah
ramalan.
e. Revisi dan evaluasi, peramalan yang telah dilakukan sesering mungkin ditinjau
kembali dan diperbaiki. Perbaikan dilakukan jika terjadi perubahan dalam perusahaan
maupun lingkungannya. Sedangkan evaluasi merupakan membandingkan ramalan
dengan hal nyata dalam menilai ketepatan penggunaan suatu metodologi atau teknik
peramalan. Kegiatan ini dibutuhkan untuk menjaga kualitas estimasi di masa yang
akan datang.
Daftar Rujukan
Ahyari, A. 1986. Manajemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi Buku II.
Yogyakarta: BPFE.
Ahyari, A. 1999. Manajemen Produksi. Yogkarta: BPFE.
Assauri, S. 2016. Manejemen Operasi Produksi. Jakarta: Rajawali Pers.
Haming, M. Nurnajamuddin, M. 2014. Manajemen Produksi Modern. Jakarta: PT.Bumi
Aksara.
Wignjosoebroto, S. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya: Guna
Widya