Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN PRAKTIKUM RADIOGRAFI INTERVENSI

Judul: Arteriografi Jantung

Disusun Oleh:

Evy Noerma Handayani

151510383038

PROGRAM STUDI D-IV RADIOLOGI

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIELANGGA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Radiologi intervensional merupakan suatu tindakan atau prosedur yang
menggunakan sinar-X sebagai panduan untuk melakukan diagnosa maupun
intervensi non bedah dalam ilmu kedokteran. Saat ini pemanfaatan radiologi
intervensional sudah semakin luas, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
rumah sakit yang sudah memiliki fasilitas radiologi intervensional.
Kateterisasi Jantung dan angiografi adalah suatu pelayanan yang di
lakukan di laboratorium kateterisasi jantung & angiografi untuk menentukan
Diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah dan untuk selanjutnya
dilakukan Intervensi Non Bedah sesuai indikasi secara invasif melalui
pembuluh darah dengan menggunakan kateter atau elektroda. Intervensi non
bedah merupakan tindakan intervensi yang sesuai indikasi untuk dilakukan
terhadap pasien setelah di temukan diagnosis yang tepat, dilakukan secara
perkutan melalui pembuluh darah tanpa pembedahan.
Arteriografi coroner merupakan pemeriksaan invasif untuk
menggambarkan keadaan arteri coroner jantung dengan cara memasukkan
kateter pembuluh darah kedalam tubuh dan menginjeksikan cairan kontras
untuk memberikan gambaran pembuluh darah coroner pada pencitraan sinar-X
segera setelah kontras diinjeksikan.
Angiografi coroner merupakan pemeriksaan yang paling akurat dan
sesuai standar untuk mengidentifikasi penyempitan pembuluh darah yang
berhubungan dengan proses aterosklerosis di arteri coroner jantung.
Selain itu, angiografi coroner merupakan pemeriksaan yang paling andal
untuk memberikan informasi anatomi coroner pada pasien penyakit jantung
coroner pasca pengobatan medik maupun revaskularisasi, seperti
Percutaneous Coronary Intervention (PCI), atau Coronary artery Bypass
Graft (CABG).
Angiografi coroner dilakukan jika hasil pemeriksaan non invasif kurang
informatif atau karena ada kontraindikasi pemeriksaan non invasif.
Beberapa faktor yang mendorong perkembangan angiografi coroner:
- Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia kedokteran
- Pasien menuntut diagnosis pasti dan cepat tentang penyakit yang
dideritanya
- Dibutuhan diagnosis pasti guna pencegahan dan terapi
- Dibutuhkan pencitraan anatomi pembuluh darah coroner sebagai syarat
PCI maupun CABG

Pemilihan lokasi Puncture

Pemilihan arteri yang akan digunakan sebagai akses masuknya kateter


kedalam ubuh pasien juga tidak kalah penting. Pemilihan arteri ini bergantung
pada beberapa faktor, seperti keahlian operator, kondisi fisik pasien, status anti
koagulasi dan kondisi pembuluh darah perifer.

Beberapa ateri yang dipilih, antara lain:

 Arteri femoralis
Paling banyak dipilih bila tidak ada kondisi yang mengganggu.
 Arteri brakialis dan arteri radialis
Areti arteri ini kurang populer, tetapi dipillih apabila ada penyakit
pembuluh darah perifer yang parah dan pada pasien obesitas.
Dibandingkan dengan arteri brakialis, areteri radialis lebih sering dipilih
karena kateter lebih mudah dipasang dan dilepas.

1.2. Tujuan Praktikum:


1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan Prinsip Dasar Teknik Radiografi
Intervensi.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan prosedur pemeriksaan radiografi
Arteriografi/Phlebografi, Limfografi, dan Biopsi dengan tuntutan
radiografi.
BAB II

BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

2.1.Pelaksanaan Praktikum
Hari, Tanggal : Selasa, 17 Oktober 2017
Waktu : 09.00-11.00 WIB
Tempat : Ex Museum FK Universitas Airlangga

2.2. Alat dan Bahan


1. 1 perangkat laptop dengan CD room
2. CD materi praktikum

2.3. Metode Praktikum:


1. Mahasiswa mendapatkan CD atau video pemeriksaan arteriografi jantung
2. Mahasiswa mengidentifikasi anatomi arteri coronaria
3. Mahasiswa membuat capture gambar atreiografi jantung dengan anotasi
anatomi arteri coronaria

2.4. Langkah-Langkah:
1. Nyalankan 1 perangkat laptop yang dilengkapi dengan CD room.
2. Masukan Materi CD pada CD room yang telah diberikan pada setiap
kelompok.
3. Buka materi CD tersebut kemudian amati dan iddentifikasi anatomi aretri
coronaria. Kemudian buat capture gambar arteriografi jantung dan
masukkkan kedalam form berikut.

Jenis Pemeriksaan
Posisi
Capture Gambar 1 Identifikasi anatomi
Capture Gambar 2 Identifikasi anatomi
Dst….. Identifikasi anatomi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Hasil Praktikum

Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan data sebagai


berikut:

Jenis
Percutaneous Coronary Intervention
Pemeriksaan

Posisi LAO, RAO

Screen 1
Right Coronary
Artery

Posisi: RAO 300


Right Coronary
Screen 2
Artery

Posisi: RAO 300 Cranial 200

Right Coronary
Screen 3
Artery

Posisi: LAO 400 Cranial 200


1
2
Left coronary
artery dengan
stenosis pada:
1. Left Anterior
Screen 4 Descending
3
Proximal
2. Left Anterior
Descendig Distal
3. Circumflex
artery

Posisi: LAO 400 Cranial 250

1
2
Left coronary
artery dengan
stenosis pada:
1. Left Anterior
Descending
Screen 5
3 Proximal
2. Left Anterior
Descendig Distal
3. Circumflex
artery

Posisi: LAO 400 Cranial 250


Left coronary
1
artery dengan
tampak stenosis
pada:
1.Left Anterior
2
Screen 6 Descending
proximal
2. Left Anterior
Descending
Distal

Posisi: RAO 200 Caudal 200

1
Left coronary
artery dengan
tampak stenosis
Screen 7 pada:
1.Left Anterior
Descending
Proximal

Posisi: LAO 450 Caudal 200


3.2. Pembahasan

Pada CD materi yang telah diberikan yaitu menunjukkan video pemeriksaan


angiografi koroner dimana pemeriksaan tersebut dilakukan dengan
kateterisasi jantung menggunakan kontras media water soluble. Pada masing-
masing video menunjukkan kontras yang memasuki arteri coroner jantung
baik memperlihatkan rangkaian arteri coroner jantung kanan maupun arteri
coroner jantung kiri. Pada setiap screen meemperlihatkan posisi pengambilan
video yang berbeda pula tergantung region pembuluh darah arteri yang akan
diperiksa atau diperlihatkan dengan megoperasikan alat C-arm yang cukup
flexible untuk menentukan posisi yang diambil seperti AP, RAO, LAO
maupun dengan penyudutan kearah cranial dan caudal dengan besar sudut
yang berbeda-beda bergantung pada keperluan. Dengan melakukan tindakan
angiografi coroner maka dapat membantu mengetahui bagian pembuluh
darah coroner yang mengalami stenosis, sehingga dengan mengetahui lokasi
atau letak pembuluh darah yang mengalami stenosis dengan tepat maka dapat
dilakukan tindakan selanjutnya untuk pemasangan stent. Berikut penjelasan
masing-masing screen pada tabel diatas.
 Pada screen 1 menunjukkan capture gambar dari video yang pertama
yang menunjukan percikan kontras yang terlihat sekilas dan tidak
memasuki bagian arteri coroner jantung.
 Pada screen kedua dan ketiga menujukkan kontras yang penuh mengisi
rangkaian arteri coroner bagian kanan/ Right Coronary Artery. Dimana
posisi dalam mengambil rekaman tersebut yaitu RAO (Right Anterior
Oblique) pada screen kedua dan posisi LAO (Left Anterior Oblique) pada
screen ketiga. Kedua screen tersebut diambil dengan penyudutan kearah
Cranial 200. Pada rangkaian Right Coronary Artery tidak menunjukkan
adanya stenosis (penyempitan) sehingga sepanjang jalur masuk arteri
tersebut tampak normal terisi kontras pada kedua posisi.
 Pada screen keempat dan kelima menunjukkan gambaran kontras yang
memenuhi rangkaian arteri coroner bagian kiri/ Left Coronary Artery.
Dimana posisi dalam mengambil rekaman tersebut yaitu LAO (Left
Anterior Oblique) dengan penyudutan kearah Cranial 250. Ujung kateter
ditempatkan pada Left Coronary Artery. Pada rangkaian arteri tersebut
menunjukkan adanya stenosis pada tiga tempat; Circumflexa Artery, Left
Anterior Descending bagian proximal dan Left Anterior Descending
bagian distal sehingga pada ketiga tempat tersebut diperlukan
pemasangan stent. Masing-masing stenosis yang terjadi memiliki
persentase yang berbeda-beda dengan rincian sebagai berikut.
7,2
 Circumflexa Artery = x 100 % = 40%
17,9
10,8
 Left Anterior Descending Proximal = x 100 % = 50%
21,6
7,4
 Left Anterior Descending Distal = x 100 % =68%
10,8
 Pada screen keenam menunjukkan gambaran kontras yang mengisi
pembuluh darah arteri coroner bagian kiri/ Left Coronary Artery Dimana
posisi dalam mengambil rekaman tersebut yaitu RAO (Right Anterior
Oblique) dengan penyudutan kearah Caudal 200 dan tampak adanya
stenosis pada dua tempat dengan presentase sebagai berikut.
10,2
 Left Anterior Descending Proximal = x 100 % = 61%
16,7
10,7
 Left Anterior Descending Distal = x 100 % =78%
13,7
 Pada screen ketujuh menunjukkan gambaran kontras yang mengisi
pembuluh darah arteri coroner bagian kiri/ Left Coronary Artery yang
diambil pada posisi LAO (Left Anterior Oblique) dengan penyudutan
kearah Caudal 200. Ujung kateter ditempatkan pada Left Coronary Artery.
Pada gambaran tersebut terlihat adanya stenosis pada satu tempat dengan
persentase sebagai berikut.
12,1
 Left Anterior Descending Proximal = x 100 % = 65%
18,5
Dari serangkaian data hasil yang telah didapatkan maka dapat dijelaskan
bahwa pengambilan gambar dengan berbagai posisi dan sudut sinar yang berbeda
mempengaruhi tampak atau tidak nya stenosis dari masing-masing posisi. hal ini
dikarenakan struktur anatomis dari pembuluh arteri coroner yang berbeda-beda
sehingga diperlukan beberapa posisi yang berbeda untuk menentukan dengan pasti
ada atau tidaknya stenosis dengan tepat. Perbedaan hasil tangkapan citra dari
berbagai posisi yang berbeda berdampak pula pada persentase stenosis pada
tempat yang sama namun perbedaan ini tidak terlalu signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Endang Murniaty, E. Y. (2006). Kajian Potensi Resiko Radiasi di Fasilitas Radiologi


Intervensional. 11.

Modul Praktikum Radiografi Inervensi Dasar. (2016). Surabaya.

Вам также может понравиться