Вы находитесь на странице: 1из 63

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Thermohygrometer adalah sebuah alat yang
menggabungkan antara fungsi termometer dengan
hygrometer.
Pada umumnya kita lebih mengenal
termometer daripada hygrometer, karena fungsinya
sebagai pengukur suhu sering dipakai dalam dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan hygrometer relatif
jarang terdengar bagi orang awam karena ia hanya
berguna untuk mengukur kelembaban udara baik di
dalam maupun di luar ruangan. Alat
thermohygrometer ini dapat dipakai untuk mengukur
suhu udara dan kelembaban baik di ruang tertutup
maupun diluar ruangan.
Termometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan
suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin
thermo yang berarti panas dan meter yang berarti

1
untuk mengukur.Satuan pengukurannya yang paling
sering kita lihat adalah derajat Celcius (C)
Hygrometer adalah alat yang digunakan untuk
menghitung persentase uap air (embun) yang berada
di udara, atau lebih mudahnya alat untuk mengukur
tingkat kelembaban udara. Satuan pengukuran untuk
Hygrometer adalah Persentase (%). Semakin besar
angka persentasenya maka kelembabannya semakin
tinggi, begitupun sebaliknya.
Di rumah sakit, alat ini digunakan untuk
mengukur tingkat kelembaban suatu ruangan atau alat
yang mempunyai standart tertentu, seperti berikut ;

2
Tabel 1.1 Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan
Udara menurut Fungsi Ruang atau Unit

No. Ruang atau Unit Suhu (0C) Kelembaban (%) Tekanan

1. Operasi 19-24 45-60 positif


2. Bersalin 24-26 45-60 positif
3. Pemulihan/ 22-24 45-60 seimbang
perawatan
4. Observasi bayi 2 1-24 45-60 seimbang
5. Perawatan bayi 22-26 3 5-60 seimbang
6. Perawatan premature 24-26 35-60 positif
7. ICU 22-23 35-60 positif
8. Jenazah/ Autopsi 2 1-24 - negatif
9. Penginderaan medis 19-24 45-60 seimbang
10. Laboratorium 22-26 35-60 negatif
11. Radiologi 22-26 45-60 seimbang
12. Sterilisasi 22-30 35-60 negatif
13. Dapur 22-30 35-60 seimbang
14. Gawat darurat 19-24 45-60 positif
15. Administrasi/ 2 1-24 - seimbang
pertemuan
Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1204/MENKES/SK/X2004

3
Tabel 1.2 Pedoman untuk parameter spesifik fisik udara dalam
ruang
Rentang untuk
kualitas udara
Parameter ruang Satuan
yang dapat
diterima
Suhu udara 22,5- 25,5 C
Kelembaban udara ≤ 70 %
Gerakan udara (pada ≤ 0,25 m/ det
kantor dalam
wilayah kerja)
Sumber : Guideline for Good Indoor Quality, 1996
Beberapa alat dan mesin di rumah sakit juga
berpengaruh penting dalam proses pelayanan pasien.
Contohnya saja pada baby incubator Kelembaban
pada baby incubator berpengaruh pada kesehatan
pertumbuhan bayi. Belum lagi pada ruang
laboratorium, kelembaban ruangan sangat
berpengaruh besar pada sample, obat, dan reagen
yang akan di uji
Dilihat dari pentingnya kelembaban dan suhu
pada setiap alat dan ruangan di rumah sakit,
khususnya pada ruang laboratorium dan ruang bedah

4
lebih terkontrol, maka penulis bermaksud merancang
alat yang berjudul “THERMOHYGROMETER”.

1.2 Batasan Masalah


Dalam pembuatan modul Thermohygrometer
ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas,
meliputi :
1.2.1 Pada perancangan modul ini disertai yang
menampilkan suhu dan kelembaban terukur
1.2.2 Penampilan hasil pengukuran suhu dan
kelembaban pada display LCD karakter 2 x
16
1.2.3 Untuk suhu, tampilan dua digit (satuan
puluhan) dalam derajat Celcius, dengan
range 0-100°C
1.2.4 Untuk kelembaban, tampilan empat digit
(satuan, puluhan dan dua angka di belakang
koma) dalam persen, dengan range 0-90%
1.2.5 Menggunakan sensor SHT11

5
1.3 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis
membuat rumusan masalah yaitu: “Dapatkah dibuat
Thermohygrometer?”

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Dibuatnya thermohygrometer

1.4.2 Tujuan Khusus


Dengan acuan permasalahan di atas,
maka secara operasional tujuan khusus
pembuatan alat ini antara lain :
1.4.2.1 Membuat rangkaian minimum system
ATMega 328
1.4.2.2 Membuat rangkaian menggunakan
sensor suhu dan kelembaban
1.4.2.3 Membuat rangkaian indikator baterai
1.4.2.4 Membuat program untuk
menjalankan system mikrokontroller

6
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Meningkatkan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa teknik elektromedik di bidang alat –
alat kesehatan khususnya alat ukur
1.5.2 Manfaat Praktis
Mempermudah pengguna dalam
mengukur suhu dan kelembaban ruangan atau alat
medis lainnya

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Prinsip Kerja Thermohygrometer


2.1.1 Thermometer
Thermometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun
perubahan suhu. Istilah thermometer berasal dari
bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter
yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja
termometer ada bermacam-macam, yang paling
umum digunakan adalah termometer air raksa.
Ketika mengukur temperatur dengan
menggunakan termometer, terdapat beberapa
skala yang digunakan, di antaranya skala Celsius,
skala Reamur, skala Fahrenheit, dan skala Kelvin.
Keempat skala tersebut memiliki perbedaan
dalam pengukuran suhunya. Berikut rentang
temperatur yang dimiliki setiap skala.

8
a. Termometer skala Celsius
Memiliki titik didih air 100 °C dan titik
bekunya 0 °C. Rentang temperaturnya berada
pada temperatur 0 °C – 100 °C dan dibagi
dalam 100 skala.
b. Temometer skala Reamur
Memiliki titik didih air 80 °R dan titik
bekunya 0 °R. Rentang temperaturnya berada
pada temperatur 0 °R – 80 °R dan dibagi dalam
80 skala.
c. Termometer skala Fahrenheit
Memiliki titik didih air 212 °F dan titik
bekunya 32 °F. Rentang temperaturnya berada
pada temperatur 32 °F – 212 °F dan dibagi dalam
180 skala.
d. Termometer skala Kelvin
Memiliki titik didih air 373,15 K dan titik
bekunya 273,15 K. Rentang temperaturnya berada
pada temperatur 273,15 K – 373,15 K dan dibagi
dalam 100 skala. (Saripudin, A., D. Rustiawan K.,
dan A. Suganda : 2009 )
Jadi, jika diperhatikan pembagian skala
tersebut, satu skala dalam derajat Celsius sama

9
dengan satu skala dalam derajat Kelvin,
sementara satu skala Celsius kurang dari satu
skala Reamur dan satu skala Celsius lebih dari
satu skala Fahrenheit. Secara matematis
perbandingan keempat skala tersebut, yaitu
sebagai berikut;

Gambar 2.1 Perbandingan empat skala termometer


( Sumber :
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/temperatur-
perpindahan-kalor-pemuaian-zat-pengukuran-pengertian-
perubahan.html )

10
2.1.2 Hygrometer
Hygrometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kelembaban relatif udara, atau
jumlah uap air tak terlihat dalam suatu lingkungan
tertentu
Biasanya alat ini dapat juga dimanfaatkan
untuk ditempatkan di dalam bekas (container)
penyimpanan barang yang memerlukan tahap
kelembapan yang terjaga seperti dry
box penyimpanan kamera. Kelembaban yang
rendah akan mencegah pertumbuhan dari
jamur yang menjadi musuh pada peralatan
tersebut.
Hygrometer juga banyak dipakai di
ruangan pengukuran dan instrumentasi untuk
menjaga kelembapan udara yang berpengaruh
terhadap keakuratan alat-alat pengukuran,
pemanfaatan lain yaitu untuk pengukur
kelembaban ruangan pada budidaya jamur,
kandang reptil, sarang burung walet maupun
untuk pengukuran kelembaban pada penetasan
telur dan lain sebagainya.

11
( Sumber :
https://awambelajar.wordpress.com/2014/03/23/hygrometer
-sebagai-sensor-thermal-pendeteksi-kelembaban/ )
2.1.3 Thermohygrometer
Thermohygrometer adalah sebuah alat yang
menggabungkan antara fungsi termometer dengan
hygrometer. Ukurannya beragam, ada yang sedikit
lebih besar dari korek gas, ada pula yang seukuran
telepon genggam.
Pada umumnya kita lebih mengenal
termometer daripada hygrometer, karena
fungsinya sebagai pengukur suhu sering dipakai
dalam dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
hygrometer relatif jarang terdengar bagi orang
awam karena ia hanya berguna untuk mengukur
kelembaban udara baik di dalam maupun di luar
ruangan.
Alat thermohygrometer ini dapat dipakai
untuk mengukur suhu udara dan kelembaban baik
di ruang tertutup maupun diluar ruangan.

12
2.1.4 Manfaat Thermohygrometer
Sistem suhu dan kelembaban hendaknya
didesain sedemikian rupa sehingga dapat
menyediakan suhu dan kelembaban seperti dalam
tabel berikut:
Tabel 2.1 Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan
Udara menurut Fungsi Ruang atau Unit

No. Ruang atau Unit Suhu (0C) Kelembaban Tekanan


(%)
1. Operasi 19-24 45-60 positif
2. Bersalin 24-26 45-60 positif
3. Pemulihan/ perawatan 22-24 45-60 seimbang
4. Observasi bayi 2 1-24 45-60 seimbang
5. Perawatan bayi 22-26 3 5-60 seimbang
6. Perawatan premature 24-26 35-60 positif
7. ICU 22-23 35-60 positif
8. Jenazah/ Autopsi 2 1-24 - negatif
9. Penginderaan medis 19-24 45-60 seimbang
10. Laboratorium 22-26 35-60 negatif
11. Radiologi 22-26 45-60 seimbang
12. Sterilisasi 22-30 35-60 negatif
13. Dapur 22-30 35-60 seimbang
14. Gawat darurat 19-24 45-60 positif
15. Administrasi/ pertemuan 2 1-24 - seimbang
Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1204/MENKES/SK/X2004

13
Tabel 2.2 Pedoman untuk parameter spesifik fisik
udara dalam ruang
Parameter Rentang untuk kualitas Satuan
udara ruang
yang dapat diterima
Suhu udara 22,5- 25,5 C
Kelembaban udara ≤ 70 %
Gerakan udara (pada ≤ 0,25 m/ det
kantor dalam
wilayah kerja)
Sumber : Guideline for Good Indoor Quality, 1996
2.2. Sensor Suhu dan Kelembaban (SHT11)
SHT11 Module merupakan modul sensor
suhu dan kelembaban relatif dari Sensirion. Modul
ini dapat digunakan sebagai alat pengindra suhu
dan kelembaban dalam aplikasi pengendali suhu
dan kelembaban ruangan maupun aplikasi
pemantau suhu dan kelembaban relatif ruangan.
Spesifikasi dari SHT11 ini adalah sebagai
berikut:
a. Berbasis sensor suhu dan kelembaban relatif
SHT11.

14
b. Mengukur suhu dari -40C hingga +123,8C dan
kelembaban relatif dari 0%RH hingga 1%RH.
c. Memiliki ketetapan (akurasi) pengukuran suhu
hingga 0,5C pada suhu 25C dan ketepatan
(akurasi) pengukuran kelembaban relatif hingga
3,5%RH.
d. Memiliki atarmuka serial synchronous 2-wire,
bukan I2C.
e. Jalur antarmuka telah dilengkapi dengan
rangkaian pencegah kondisi sensor lock-up.
f. Membutuhkan catu daya +5V DC dengan
konsumsi daya rendah30 μW.
g. Modul ini memiliki faktor bentuk 8 pin DIP
0,6sehingga memudahkan pemasangannya.
2.2.1 Prinsip Kerja Sensor
SHT11 adalah sebuah single
chip sensor suhu dan kelembaban relatif
dengan multi modul sensor yang outputnya
telah dikalibrasi secara digital. Dibagian
dalamnya terdapat kapasitas polimer sebagai
eleman untuk sensor kelembaban relatif dan
sebuah pita regangan yang digunakan
sebagai sensor temperatur. Output kedua

15
sensor digabungkan dan dihubungkan pada
ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada
satu chip yang sama. Sensor ini
mengahasilkan sinyal keluaran yang baik
dengan waktu respon yang cepat. SHT11 ini
dikalibrasi pada ruangan denagn kelembaban
yang teliti menggunakan hygrometer sebagai
referensinya. Koefisien kalibrasinya telah
diprogramkan kedalam OTP memory.
Koefisien tersebut akan digunakan untuk
mengaklibrasi keluaran dari sensor selama
proses pengukuran.

Gambar 2.2 Diagram Blok SHT11


Sistem sensor yang digunakan untuk
mengukur suhu dan kelembaban adalah
SHT11 dengan sumber tegangan 5 Volt dan
komunikasi bidirectonal 2-wire. Sistem
sensor ini mempunyai 1 jalur data yang
16
digunakan untuk perintah pengalamatan dan
pembacaan data. Pengambilan data untuk
masing-masing pengukuran dilakukan
dengan memberikan perintah pengalamatan
oleh mikrokontroler. Kaki serial Data yang
terhubung dengan mikrokontroler
memberikan perintah pengalamatan pada pin
Data SHT11 “00000101” untuk mengukur
kelembaban relatif dan “00000011” untuk
pengukuran temperatur. SHT11 memberikan
keluaran data kelembaban dan temperatur
pada pin Data secara bergantian sesuai
dengan clock yang diberikan mikrokontroler
agar sensor dapat bekerja. Sensor SHT11
memiliki ADC (Analog to Digital Converter)
di dalamnya sehingga keluaran data SHT11
sudah terkonversi dalam bentuk data digital
dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam
pengolahan data pada mikrokontroler. Skema
pengambilan data SHT11 dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

17
Gambar 2.3 Skema Pengambilan Data
Tabel 2.3 PIN SHT11

18
2.3. Blok Rangkaian Minimum System

Gambar 2.4 Schematic Minimun System


Sistem minimum mikrokontroler adalah
system elektronika yang terdiri dari komponen –
komponen dasar yang dibutuhkan oleh suatu
mikrokontroller untuk dapat berfungsi dengan baik.
Padaumumnya, suatu mikrokontroller
membutuhkan dua elemen (selain power supply),
Kristal Oscillator (XTAL), danrangkaian RESET.
Analogi fungsi Kristal oscillator adalah jantung pada
tubuh manusia. Perbedaannya, jantung memompa
darah, sedangkan XTAL memompa data. Dan fungsi
rangkaian RESET adalah untuk membuat
mikrokontroller memulai kembali pembacaan
19
program. Hal tersebut dibutuhkan pada saat
mikrokontroller mengalami gangguan dalam
mengeksekusi program.
2.4. Blok Rangkaian Indikator Baterai

Gambar 2.5 Schematic Indikator baterai


Pada blok rangkaian ini memanfaatkan
sistem pembagian tegangan untuk member trigger
pada basis transistor.
Rangkaian pembagi tegangan biasanya
digunakan untuk membuat suatu tegangan referensi
dari sumber tegangan yang lebih besar, titik
tegangan referensi pada sensor, untuk memberikan
bias pada rangkaian penguat atau untuk memberi
bias pada komponen aktif.
( Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/teori-
elektronika/pembagi-tegangan-voltage-divider/ )
20
BAB III
METODOLOGI

3.1 Diagram Blok

PROGRAM
SHT 11

SENSOR
SUHU
MIKRO LCD
ATMEGA
SENSOR
328
KELEMBABAN

READ

Gambar 3.1 Diagram Blok Thermohygrometer

Ketika power on/off dalam posisi on maka


seluruh rangkaian akan mendapatkan tegangan dari
baterai (power bank). Sensor akan mendeteksi suhu
dan kelembaban yang akan masuk ke IC
Mikrokontroller ATMega 328. Suhu dan
kelembaban ruangan yang terbaca akan ditampilkan

21
pada LCD 2 X 16. . Ketika tombol READ di tekan,
maka akan terukur nilai minimal, maksimal, dan
rata-rata suhu / kelembaban, yang ditampilkan pada
LCD.
3.2 Diagram Alir Modul

Gambar 3.2 Diagram Alir Thermohygrometer


Start kemudian terjadi inisialisasi dari
penginisisalisasian input-output mikrokontroler dan
22
antarmuka LCD 2 X 16. Kemudian setelah selesai
proses inisialisasi, maka LCD akan menampilkan
nilai pembacaan Suhu dan Kelembaban yang
terdeteksi pada sensor. Ketika tombol READ T
ditekan, maka proses pengambilan data Suhu,
Minimal, Maksimal, dan Rata – Rata Suhu, yang
akan ditampilkan pada display LCD. Saat tombol
READ H ditekan, maka proses pengambilan data
Kelembaban, Minimal, Maksimal, dan Rata – Rata
Kelembaban yang akan ditampilkan pada display
LCD.

3.3 Diagram Mekanik

d
e

a
f b g
c

Gambar 3.3 Diagram Mekanik Alat

23
Keterangan gambar ;
a : LCD 2 x 16
b: : Read H
c : Read T
d : Reset
e : ON / OFF
f : Indikator Baterai
g : Sensor
Dimensi Alat ;
Panjang : 15 cm
Lebar : 12 cm
Tinggi : 4 cm

3.4 Alat dan Bahan


Menyiapkan suatu bahan merupakan salah
satu hal yang sangat penting dalam menunjang
keberhasilan pembuatan suatu rangkaian
elektronika, yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
ini diantaranya adalah teknis dan karakteristik
komponen elektronika, harga maupun faktor ada
tidaknya komponen tersebut di pasaran karena perlu
dilakukan perhitungan-perhitungan yang cermat,
survey lapangan maupun mempeljari data pada data

24
sheet book komponen-komponen yang akan kita
butuhkan dalam pembuatan modul tersebut.
Berikut ini disampaikan data bahan-bahan
yang diperlukan dalam pembuatan modul ini:
Tabel 3.1. Tabel Daftar Komponen

Nama Komponen Banyaknya


X – TAL 16 MHz 1 buah
Resistor 220 Ω ¼ W 5 buah
Resistor 1KΩ ¼ W 1 buah
Resistor 10K Ω ¼ W 4 buah
Resistor 440 Ω ¼ W 1 buah
Capasitor 10uf/16V 3 buah
Capasitor 22pf 2 buah
Capasitor 10nf 1 buah
Multitone 1K 3 buah
Multitone 20K 2 buah
Led 4 buah
LCD 2x16 1 buah
IC ATMega 328 1 buah
Soket IC ATMega 328 1 buah
Conector 6 pin 4 buah
Conector 5 pin 2 buah
Conector 4 pin 2 buah
Conector 1 pin 6 buah
Push Button 4 buah

25
Sebagai penunjang dalam melaksanakan
pembuatan modul, pengukuran, pengamatan,
maupun pengujian digunakan beberapa paralatan.
Peralatan-peralatan tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Alat ukur
- Multimeter
2. Alat elektrik
- Solder dan timah
- Bor PCB
- Power Bank
3. Alat bantu mekanik
- Obeng
- Tang
- Kunci pas
- Gergaji
- Toolset, dll

3.5 Jenis Penelitian


Jenis penelitian dan pembuatan modul ini
menggunakan metode eksperimen, yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

26
perlakuan tertentu terhadap lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
Bentuk desain penelitian ini adalah Pre-
eksperimental, after only design.
Pada rancangan ini peneliti hanya melihat
hasil tanpa mengukur keadaan sebelumnya.Tetapi
disini sudah ada kelompok kontrol, walaupun tidak
dilakukan randomisasi. Kelemahan dari rancangan
ini adalah tidak tahu keadaan awalnya, sehingga
hasil yang didapat sulit disimpulkan.
Desain dapat digambarkan sbb :
X O
Non Random --------------------------
(-) O

X = Modul TA “Thermohygrometer”
0 = Observasi
( - ) = Thermohygrometer

27
3.6 Variabel Penelitian
3.6.1 Variabel Bebas
Sebagai variabel bebas yaitu suhu
ruangan dan kelembapan ruangan.

3.6.2 Variabel Terikat


Sebagai variabel terikat adalah sensor
suhu dan sensor kelembapan.

3.6.3 Variabel Terkendali


Sebagai variabel terkendali yaitu
display LCD

3.7 Definisi Operasional


Dalam kegiatan operasionalnya, variable -
variabel yang digunakan dalam pembuatan alat,
memiliki fungsi - fungsi antara lain:

28
Tabel 3.2 definisi operasional dan variabel

DEFINISI SKALA
VARIABEL ALAT UKUR HASIL UKUR
OPERASIONAL UKUR

Suhu yang di ukur


Suhu untuk mengetahui Thermometer 0 - 100C Rasio
nilai suhu ruangan.
Kelembaban yang di
ukur untuk
Kelembaban mengetahui nilai Hygrometer 0 - 90% RH Rasio
kelembaban
ruangan.
Sebuah sensor yang
digunakan untuk
Thermohygro T = 0 - 100C
SHT 11 membaca Rasio
meter H=0 - 90% RH
(mendeteksi) suhu
dan kelembaban
Sebuah IC
mikrokontroler yang
digunakan untuk
ATMEGA
memproses data - Tampil / tidak Nominal
328
yang diterima dari
sensor untuk di
tampilkan pada LCD

3.8 Rumus Statistik


Pengukuran mode kalibrasi dilakukan
sebanyak lima kali dalam percobaan. Kemudian
hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan alat
29
standart dan dicari nilai standart deviasi (STD),
angka ketidakpastian dan juga error dengan rumus
sebagai berikut :
a) Rata – rata
Adalah nilai atau hasil pembagian dari
jumlah data yang diambil atau diukur dengan
banyaknya pengambilan data atau banyaknya
pengukuran.
Xi
Rata – Rata ( X ) =
n
Dimana :

X = rata – rata
∑Xi = Jumlah nilai data
n = Banyak data
( 1,2,3,…,n )
b) Simpangan
Adalah selisih dari rata–rata nilai harga yang
dikehendaki dengan nilai yang diukur. Berikut
rumus dari simpangan :
Simpangan = Y – X
Dimana :
Y = suhu setting
X = rerata
30
c) Error (%)
Error (kesalahan) adalah selisih antara mean
terhadap masing-masing data.
Rumus error adalah:

 DataSettin g  Re rata 
Error% =   x100%
 Datasettin g 

d) Standart Deviasi
Standart deviasi adalah suatu nilai yang
menunujukan tingkat (derajat) variasi kelompok
data atau ukuran standart penyimpangan dari
meannya.
Rumus standart deviasi (SD) adalah:

 X 
n
2
i X
i 1
SD 
n 1

Dimana :
SD = standart deviasi
X = nilai yang dikehendaki
n = banyak data

31
e) Ketidakpastian (UA)
Ketidakpastian adalah kesangsian yang
muncul pada tiap hasil pengukuran.
Rumus dari ketidakpastian adalah sebagai
berikut:

Ketidakpastian =

Dimana :
STDV = Standar Deviasi
n = banyaknya data

3.9 Urutan Kegiatan


Dalam penelitian dan pembuatan modul
ini, penulis terlebih dahulu mengadakan urutan
kegiatan persiapan untuk kelancaran jalannya
proses pembuatan dan pengamatan yang meliputi
di bawah ini :
a. Mempelajari teori – teori yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas melalui
studi kepustakaan.
b. Mempelajari dan merancang teknis
pembuatan modul tersebut.
c. Membuat diagram blok sistem

32
d. Membuat diagram alir sebagai urutan cara
kerja alat
e. Merencanakan anggaran biaya pembuatan
modul
f. Menyusun proposal
g. Menyiapkan bahan berupa komponen, box
dan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembuatan modul
h. Membuat layout rangkaian mikrokontroller,
LCD, dan tombol READ
i. Memasang komponen pada PCB
j. Menyatukan semua rangkaian
k. Mengintegrasikan semua rangkaian
l. Menyusun program untuk menyalakan
system
m. Melakukan uji coba modul
n. Melakukan kalibrasi modul
o. Menyusun laporan KTI

33
3.10 Tempat dan Jadwal Penelitian
3.10.1 Tempat pembuatan modul
Pembuatan modul tugas akhir ini
dilakukan dikampus Teknik Elektromedik
POLTEKES Surabaya khususnya diruang
modul Jurusan Teknik Elektromedik.

3.10.2 Jadwal Penelitian


Penelitian ini dilakukan di kampus
Teknik Elektromedik Surabaya dengan
jadwal kegiatan sebagai berikut:

34
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
a xxx-
b --xx
c ---x
d x---
e -x--
f --xx xxxx xx--
g --xx

h xxxx

i -xx-
j --xx x---
k ---x xx--
l ---x xx--
m xx--
n -xxx
o -xxx xx--

35
BAB IV
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

4.1. Hasil Pengukuran Test Point Pada Level Baterai

Gambar 4.1 Schematic Indikator Baterai

Test Point merupakan suatu titik yang


digunakan untuk mengukur output tegangan pada
titik tertentu.
TP1 : Mengukur output tegangan Indikator
High Baterai
TP2 : Mengukur output tegangan Indikator
Medium Baterai
TP3 : Mengukur output tegangan Indikator
Low Baterai
36
Berikut merupakan hasil pengukuran
tegangan berdasarkan output dari test point dan
berdasarkan rumus.
Tabel 4.1 Pengukuran Test Point
Test Point Tegangan
TP1 0.6 V
TP2 0.63 V
TP3 0.76 V
Perhitungan sesuai rumus ;
Vtot = x Vin
Tabel 4.2 Perhitungan Test Point
Test Point Tegangan
TP1 0.5764 V
TP2 0.6288 V
TP3 0.7564 V

37
4.2. Hasil Pengukuran Sinyal Keluaran Sensor
dengan Osciloscope
i.

Gambar 4.2 Skema pengambilan data


Sistem sensor yang digunakan untuk
mengukur suhu dan kelembaban adalah SHT11
dengan sumber tegangan 5 Volt dan
komunikasi bidirectonal 2-wire. Sistem sensor ini
mempunyai 1 jalur data yang digunakan untuk
perintah pengalamatan dan pembacaan data. Kaki
serial Data yang terhubung dengan mikrokontroler
memberikan perintah pengalamatan pada pin Data
SHT11 “00000101” untuk mengukur kelembaban
relatif dan “00000011” untuk pengukuran
temperatur. SHT11 memberikan keluaran data
kelembaban dan temperatur pada pin Data secara
bergantian sesuai dengan clock yang diberikan
mikrokontroler agar sensor dapat bekerja. Sensor
SHT11 memiliki ADC (Analog to Digital
Converter) di dalamnya sehingga keluaran data
38
SHT11 sudah terkonversi dalam bentuk data digital
dan tidak memerlukan ADC eksternal dalam
pengolahan data pada mikrokontroler.

Tabel 4.3 Gambar Sinyal SHT 11 padaOsciloscope

4.3. Hasil Pengukuran terhadap Kalibrator


Pengukuran modul menggunakan alat
Thermohygrometer di kampus Teknik
Elektromedik sebagai kalibrator dan pembanding
untuk menentukan nilai kebenaran dari modul TA
thermohygrometer
4.1.1 Tabel Pengukuran Alat
a) Ruang 1
a)) Pagi ( 08.00 WIB)

39
Tabel 4.3 Pengukuran Ruang

DATA AKURASI PENGUKURAN

Pengukuran

Rerata
ALAT
X1 X2 X3 X4 X5

T (C) 30.4 30.6 30.6 30.5 30.4 30.5


Thermohygrometer
H (%) 79 79.5 78 78 78.5 78.6

Modul TA T (C) 30.12 30.29 30.24 30.04 30.21 30.18

“Thermohygrometer” H (%) 78.61 77.8 78.1 78.2 77.79 78.1

b)) Siang (13.00 WIB)


Tabel 4.4 Pengukuran Ruang

DATA AKURASI PENGUKURAN


Pengukuran

Rerata
ALAT
X1 X2 X3 X4 X5

T (C) 31.6 32.3 31.9 32 32.4 32.04


Thermohygrometer
H (%) 69.9 69.5 69.5 69.9 69.85 69.73

Modul TA T (C) 31.21 31.27 31.23 31.3 31.35 31.272

“Thermohygrometer” H (%) 70.48 69.64 69.7 69.74 69.85 70.48

40
c)) Malam (20.00 WIB)
Tabel 4.5 Pengukuran Ruang

DATA AKURASI PENGUKURAN

Pengukuran

Rerata
ALAT
X1 X2 X3 X4 X5

T (C) 30.5 30.3 30.4 30.5 30.4 30.42


Thermohygrometer
H (%) 78 78 79 79 80 78.8

Modul TA T (C) 29.88 29.8 29.84 29.81 29.81 29.828

“Thermohygrometer” H (%) 79.39 79.33 79.83 79.71 80.29 79.71

b) Ruang 2
a)) Pagi ( 08.00 WIB)
Tabel 4.6 Pengukuran Ruang

DATA AKURASI PENGUKURAN


Pengukuran

ALAT
X1 X2 X3 X4 X5 Rerata

T (C) 31.5 31.7 31.6 31.6 31.8 31.64


Thermohygrometer
H (%) 76 76 76.2 76 74.5 75.74

Modul TA T (C) 31.26 31.32 31.27 31.17 31.51 31.306

“Thermohygrometer” H (%) 77.1 76.67 76.85 76.55 74.91 76.416

41
b)) Siang (13.00 WIB)
Tabel 4.7 Pengukuran Ruang

DATA AKURASI PENGUKURAN

Pengukuran

Rerata
ALAT
X1 X2 X3 X4 X5

T (C) 31.9 31.9 31.9 32.1 31.8 31.92


Thermohygrometer
H (%) 72 73 72.5 73 73.2 72.74

Modul TA T (C) 32.06 32 31.88 31.78 31.71 31.886

“Thermohygrometer” H (%) 72.83 73 72.8 71.79 72.96 72.676

c)) Malam (20.00 WIB)


Tabel 4.8 Pengukuran Ruang

DATA AKURASI PENGUKURAN


Pengukuran

Rerata
ALAT
X1 X2 X3 X4 X5

T (C) 28.3 28.6 28.7 28.7 28.8 28.62


Thermohygrometer
H (%) 88.5 89 89 88.5 87.5 88.5

Modul TA T (C) 27.68 28.02 28.7 28.17 28.28 28.17

“Thermohygrometer” H (%) 89.1 89.61 89.71 88.57 87.12 89.1

42
c) Ruang 3
a)) Pagi ( 08.00 WIB )
Tabel 4.9 Pengukuran Ruang

DATA AKURASI PENGUKURAN

Pengukuran

Rerata
ALAT
X1 X2 X3 X4 X5

T (C) 26.9 26.9 26.9 26.8 26.9 26.88


Thermohygrometer
H (%) 65.5 66 66 66 65.5 65.8

Modul TA T (C) 26.13 26.12 26.12 26.13 26.09 26.118

“Thermohygrometer” H (%) 65.64 65.7 65.54 65.67 65.34 65.578

b)) Siang (13.00 WIB)


c)) Tabel 4.10 Pengukuran Ruang

DATA AKURASI PENGUKURAN


Pengukuran

ALAT Rerata
X1 X2 X3 X4 X5

T (C) 28.3 28.3 28.2 28.1 27.9 28.16


Thermohygrometer
H (%) 63.9 64 64 64 64 63.98

Modul TA T (C) 28.52 28.51 28.41 28.36 27.99 28.358

“Thermohygrometer” H (%) 63.18 63.59 63.66 63.96 64.2 63.718

43
d)) Malam (20.00 WIB)
Tabel 4.11 Pengukuran Ruang

DATA AKURASI PENGUKURAN

Pengukuran

Rerata
ALAT
X1 X2 X3 X4 X5

T (C) 27.23 27.23 27.2 27.1 26.9 27.132


Thermohygrometer
H (%) 64.5 65 65.5 65.5 65.5 65.2

Modul TA T (C) 26.3 27.36 27.16 26.1 26.13 26.61

“Thermohygrometer” H (%) 65.28 65.2 65.26 65.38 65.61 65.346

44
4.4. Hasil Perhitungan/Analisis Data
Tabel Tabel 4.5. Data Pengukuran Kalibrasi
Pengukuran

Rerata Alat

Simpangan

Error (%)
Rerata
Ruang

UA
SD
30.18 30.5 0.32 0.010491803 0.099749687 0.044609416
1 31.272 32.04 0.768 0.023970037 0.05585696 0.024979992
29.828 30.42 0.592 0.019460881 0.032710854 0.014628739
31.306 31.64 0.334 0.010556258 0.126214104 0.056444663
T
2 31.886 31.92 0.034 0.001065163 0.146219014 0.065391131
(C)
28.17 28.62 0.45 0.01572327 0.372692903 0.166673333
26.118 26.88 0.762 0.028348214 0.016431677 0.007348469
3 28.358 28.16 -0.198 -0.00703125 0.216494804 0.09681942
26.61 27.132 0.522 0.019239275 0.602411819 0.269406756
78.1 78.6 0.5 0.006361323 0.337712896 0.151029798
1 69.882 69.73 -0.152 -0.002179837 0.342957723 0.153375357
79.71 78.8 -0.91 -0.011548223 0.386522962 0.172858323
76.416 75.74 -0.676 -0.008925271 0.86699481 0.387731866
H
2 72.676 72.74 0.064 0.000879846 0.502424124 0.224690899
(%)
88.822 88.5 -0.322 -0.003638418 1.054405046 0.471544272
65.578 65.8 0.222 0.00337386 0.146013698 0.065299311
3 63.718 63.98 0.262 0.00409503 0.387324154 0.173216627
65.346 65.2 -0.146 -0.002239264 0.161183126 0.072083285

45
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan Rangkaian


5.1.1 Rangkaian Minimum System

Gambar 5.2 Schematic Minimum System


Spesifikasi Modul Rangkaian Minimum System
yang diperlukan adalah:
1. Tegangan kerja yang dibutuhkan maksimum 5
VDC dan ground
2. IC Mikrokontroller yang digunakan adalah
ATmega328

46
3. Membutuhkan sambungan MISO, MOSI, SCK,
dan RESET untuk dapat memprogram
ATmega328
4. Menggunakan push button sebagai input pada
PORTB untuk pemilihan sistem.
5. Menghubungkan LCD karakter 2 x 16 pada
PORTD sebagai tampilan.
6. Menggunakan PINC sebagai input Data dan
Clock dari sensor SHT11.
Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:
1) Dapat diisi program dengan programmer (dengan
syarat rangkaian telah terhubung dengan catu
daya 5V).
2) Melakukan pengaturan untuk menentukan
kecerahan LCD 2 x 16 dengan mengatur
multiturn.
3) Menjalankan program sederhana untuk mengecek
fungsi push button ketika tidak ditekan dan ketika
ditekan (push button terhubung pada PINB.0 dan
PINB.1)

47
Program Minimum System

#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(5, 4, 3, 2, 1, 0);
boolean A=false;
boolean B=true;
boolean C=true;
#include <SHT1x.h>
#define dataPin A4
#define clockPin A5
SHT1x sht1x(dataPin, clockPin);
//Fungsi Rata-Rata
//Fungsi Rata-Rata Suhu
const int numReadings = 10;
float readings[numReadings]; // the readings from
the analog input
int index = 0; // the index of the current
reading
float total = 0; // the running total
float average = 0;
//Fungsi Rata-Rata Kelembaban
const int numReadingsH = 10;
float readingsH[numReadingsH]; // the readings
from the analog input
int indexH = 0; // the index of the current
reading
float totalH = 0; // the running total
float averageH = 0;
//Fungsi MIN MAX
//Fungsi MIN MAX Suhu
float mintemp;
float maxtemp;
//Fungsi MIN MAX Kelembaban
float minhum;
48 float maxhum;

void setup()
//Fungsi MIN MAX Kelembaban
float minhum;
float maxhum;
void setup()
{
lcd.begin(16, 2);
pinMode(8,INPUT_PULLUP);
pinMode(9,INPUT_PULLUP);
int sensorVal = digitalRead(8);
int sensorVal2 = digitalRead(9);
// Rata - Rata
//Fungsi Rata-Rata T
for (int thisReading = 0; thisReading <
numReadings; thisReading++)
readings[thisReading] = 0;
//Fungsi Rata-Rata H
for (int thisReadingH = 0; thisReadingH <
numReadingsH; thisReadingH++)
readingsH[thisReadingH] = 0;
}
void loop()
{
//Pembacaan Suhu dan Kelembaban
float temp_c;
float humidity;
temp_c = sht1x.readTemperatureC()-3;
humidity = sht1x.readHumidity();
//Rata - Rata + Min Max
//Hitungan Rata-Rata + Min Max Temperatur
total= total - readings[index];
readings[index] = temp_c;
total= total + readings[index];
index = index + 1;
49
if (index >= numReadings)
{
index = 0;
index = index + 1;
if (index >= numReadings)
{
index = 0;
}
mintemp=min(temp_c,readings[index]);
maxtemp=max(temp_c,readings[index]);
average = total / numReadings;

//Hitungan Rata-Rata + Min Max Humidity


totalH= totalH - readingsH[indexH];
readingsH[indexH] = humidity;
totalH= totalH + readingsH[indexH];
indexH = indexH + 1;
if (indexH >= numReadingsH)
{
indexH = 0;
}
minhum=min(humidity,readingsH[indexH]);
maxhum=max(humidity,readingsH[indexH]);
averageH = totalH / numReadingsH;
if (A==false)
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("H:");
lcd.print(humidity);
lcd.print("%");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("T:");
lcd.print(temp_c);
lcd.print("C");
}
50 else if (B==true)
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
}
else if (B==true)
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("H:");
lcd.print(humidity);
lcd.print("% ");
lcd.print("R:");
lcd.print(averageH);
lcd.print("%");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("-:");
lcd.print(minhum);
lcd.print("% ");
lcd.print("+:");
lcd.print(maxhum);
lcd.print("%");
}
else if (C==true)
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("T:");
lcd.print(temp_c);
lcd.print("C ");
lcd.print("R:");
lcd.print(average);
lcd.print("C");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("-:");
lcd.print(mintemp);
lcd.print("C ");
lcd.print("+:"); 51
lcd.print(maxtemp);
lcd.print("C");
}
lcd.print("C ");
lcd.print("+:");
lcd.print(maxtemp);
lcd.print("C");
}
if (digitalRead(8)==LOW)
{
A=true;
B=true;
C=false;
}
else if (digitalRead(9)==LOW)
{
A=true;
B=false;
C=true;
}
if ((temp_c > 100)||(0 > temp_c))
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("H:");
lcd.print(humidity);
lcd.print("%");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("INVALID RANGE");
}
else if (humidity > 90)
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("INVALID RANGE");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(temp_c);
52
}
delay(10);
}
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(temp_c);
}
delay(10);
}

5.1.2 Rangkaian Indikator Baterai

Gambar 5.2 Schematic Indikator baterai

Spesifikasi Modul Rangkaian Indikator baterai


yang diperlukan adalah:
1. Tegangan input catu daya DC 4 Volt
2. Menggunakan transistor NPN BD139
3. Terdapat tiga indicator, yaitu Low, Medium,
High, yang dibedakan dengan cara mengatur

53
besar tegangan yang digunakan sebagai triger
pada basis transistor
maka besar nilai pembagian tegangan dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut ;
Vtot = x Vin

jadi didapatkan hasil, seperti dibawah ini;


1) Untuk Indikator Low Baterai
Vtot = x Vin

= x4V
= 0.7564 V
2) Untuk Indikator Medium Baterai
Vtot = x Vin

= x4V
= 0.6288 V
3) Untuk Indikator High Baterai
Vtot = x Vin

= x4V
= 0.5764 V
Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:
1. Mengukur tegangan pada test point
2. Melakukan pengujian nyala lampu indikator
baterai.
54
Secara teoritis nilai pembagian tegangan dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut;
Vtot = x Vin

Sedangkan dari pengukuran test point didapatkan nilai,


yaitu;
Tabel 5.1 Pengukuran Test Point
Test Point Tegangan
TP1 0.6 V
TP2 0.63 V
TP3 0.76 V

Jadi perbandingan teori dan pengukuran pada test point


memiliki selisih ±0.009466667 V

5.1.3 Modul Sensor SHT11

Gambar 5.3 Skema pengambilan data


SHT11 adalah sebuah single chip sensor suhu
dan kelembaban relatif dengan multi modul sensor yang
outputnya telah dikalibrasi secara digital.

55
Sistem sensor yang digunakan untuk mengukur
suhu dan kelembaban adalah SHT11 dengan sumber
tegangan 5 Volt dan komunikasi bidirectonal 2-wire.
Sistem sensor ini mempunyai 1 jalur data yang
digunakan untuk perintah pengalamatan dan pembacaan
data. Kaki serial Data yang terhubung dengan
mikrokontroler memberikan perintah pengalamatan pada
pin Data SHT11 “00000101” untuk mengukur
kelembaban relatif dan “00000011” untuk pengukuran
temperatur. SHT11 memberikan keluaran data
kelembaban dan temperatur pada pin Data secara
bergantian sesuai dengan clock yang diberikan
mikrokontroler agar sensor dapat bekerja. Sensor SHT11
memiliki ADC (Analog to Digital Converter) di
dalamnya sehingga keluaran data SHT11 sudah
terkonversi dalam bentuk data digital dan tidak
memerlukan ADC eksternal dalam pengolahan data pada
mikrokontroler.
Spesifikasi Modul SHT11 adalah:
1. Bentuk Sinyal Persegi
2. Tegangan Input Catudaya DC 5Volt
3. Konsumsi daya 30µW

56
Apabila rangkaian ini berhubungan dengan program
maka subprogramnya adalah:

//Pembacaan Suhu dan Kelembaban


float temp_c;
float humidity;
temp_c = sht1x.readTemperatureC()-3;
humidity = sht1x.readHumidity();

Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:


1. Menghubungkan modul dengan catu daya DC 5 Volt,
dan melihat keluaran sinyal data dan Clock pada
oscilloscope.
2. Membandingkan data keluaran sensor dengan alat
ukur yang terkalibrasi.
Secara teoritis modul ini telah diklaim terkalibrasi oleh
perusahaannya. Namun, dari pengukuran didapatkan
rentang nilai suhu yang besar antara modul dengan alat
sesungguhnya. Jadi dibutuhkan pengolahan data pada
program pembacaan data sensor.

5.2 Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruhan


Cara kerja modul Thermohygrometer ini,
yaitu ketika power on/off dalam posisi on maka seluruh

57
rangkaian akan mendapatkan tegangan dari baterai
(power bank). Kemudian, sensor akan mendeteksi suhu
dan kelembaban yang akan masuk dan diolah datanya
oleh IC Mikrokontroller ATMega 328. Suhu dan
kelembaban ruangan yang terbaca akan ditampilkan pada
LCD 2 X 16, dengan ketentuan terdapat empat digit
angka (puluhan, satuan, dan dua angka dibelakang koma)
Rangkaian Indikator Baterai digunakan untuk
mendeteksi tegangan Power Bank yang tersisa. Indikator
baterai ini dibuat dengan sistem pembagian tegangan,
yang dibedakan menjadi tiga, yaitu Low, Medium, dan
High.
Setelah diadakan pengujian dan pengukuran,
maka dilakukan pendataan hasil untuk mengetahui
ketepatan dari pembuatan modul yang penulis lakukan
atau untuk memastikan apakah masing-masing bagian
(komponen) dari rangkaian modul yang dimaksud telah
bekerja sesuai dengan fungsinya seperti yang telah
direncanakan.
Dari data hasil pengujian dan pengukuran, maka di
dapatkan hasil rata – rata error pada data suhu ± 0.0135%
dan rata – rata error pada data kelembaban ± 0.00154%

58
Kelebihan dari modul ini, yaitu sensor yang
digunakan mampu mendeteksi suhu dan kelembaban
secara akurat, karena memiliki adc didalamnya, sehingga
mampu mendeteksi hingga dua angka dibelakang koma.
Selain itu sensor ini mempunyai dua keluaran, yaitu suhu
dan kelembaban, sehingga tidak memerlukan dua sensor
untuk pendeteksian dua data. Meskipun sensor ini telah
diklaim terkalibrasi oleh pabrik, namun pada
kenyataannya diperlukan penambahan rumus pada
program, agar rentang nilai pembacaan pada data suhu
tidak terlalu jauh.
Selain itu, modul thermohygrometer ini, tidak
memiliki mode hold dan penyimpanan data. Sehingga,
pembacaan data sulit ditentukan sebab suhu terus
berjalan dan data tidak dapat dipanggil.

59
BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa
6.1.1 Pada rangkaian minimum system, tegangan kerja
yang dibutuhkan maksimum 5 VDC
6.1.2 Setelah dilakukan pengolahan proram untuk
menerima data suhu pada sensor, modul sensor
SHT11, mampu mendeteksi suhu dan kelembaban
dengan rata – rata error pada data suhu ± 0.0135%
dan rata – rata error pada data kelembaban ±
0.00154%
6.1.3 Pada rangkaian indikator baterai memanfaatkan
system pembagian tegangan untuk mentriger
basis transistor sehingga mampu mengatur nyala
LED sebagai indikator baterai untuk mode Low,
Medium, maupun High, dengan rata – rata selisih
tegangan terukur dengan teori ±0.009466667 V
Secara umum dapat disimpulkan bahwa modul
thermohygrometer ini dapat digunakan sebagai alat

60
pengukur suhu dan kelembaban, sebab toleransi error
tidak melebihi 5%.

6.2 SARAN
Pengembangan penelitian ini dapat dilakukan
pada:
6.2.1 Mode penyimpanan data untuk membantu
operator memonitoring suhu dan kelembaban
ruang
6.2.2 Mode Hold agar pembacaan data lebih mudah dan
akurat
6.2.3 Range pengukuran yang lebih besar dan desain
box yang sesuai dengan range yang dikehendaki.

61
DAFTAR PUSTAKA

Awan Suck T. 2014. Hygrometer Sebagai Sensor


Thermal Pendeteksi Kelembaban.
https://awambelajar.wordpress.com/2014/03/23/hyg
rometer-sebagai-sensor-thermal-pendeteksi-
kelembaban / (diakses 7 Desember 2014)

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


1204/MENKES/SK/X2004.
http://www.jasamedivest.com/files/permenkes_120
4-2004-persyaratan_kes_rs.pdf (diakses 20
November 2014)

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi.


Cetakan Ke-dua. Raja Grafindo Persada. Jakarta
http://budisma.web.id/apa-itu-hygrometer/ (diakses
24 November 2014)

Middleton, W.E.K. 1966. A history of the thermometer


and its use in meteorology. Baltimore: Johns
Hopkins Press. Reprinted ed. 2002, ISBN 0-8018-
7153-0.

http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer (diakses
24 November 2014)

Saripudin, A., D. Rustiawan K., dan A. Suganda. 2009.


Praktis Belajar Fisika 1 : untuk Kelas 10 Sekolah
62
Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan Departemen
Nasional, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/te
mperatur-perpindahan-kalor-pemuaian-zat-
pengukuran-pengertian-perubahan.html (diakses 7
Desember 2014)

Thermohygro Medan . 2013. Sekilas Mengenai Suhu


dan Kelembaban.
http://www.pengukursuhutop.blogspot.com/p/beran
da.html

---. Inovasi dan Kreatifitas Seputar Teknologi.--.


http://ym-
try.blogspot.com/2014/02/atmega328.html (diakses
15 Mei 2015)

---. Pengenalan Arduino.--.


http://mkpraktis.blogspot.com/2013/09/pengenalan-
arduino.html (diakses 25 Mei 2015)

63

Вам также может понравиться