Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB III

PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
III-1 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

BAB III

PENDEKATAN DAN
METODOLOGI

3.1. PENDEKATAN METODOLOGI


Pendekatan Teknis

Metode dan sistem kerja pelayanan jasa konsultan diatur dan


ditetapkan sedemikian rupa, sehingga mampu mengembangkan tugas yang
diselesaikan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Pengawas Teknis dan Pejabat
Pembuat Komitmen Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara, sehingga
fungsi Konsultan sebagai Engineer Representative dapat dipenuhi dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan sistem dan peraturan yang berlaku.

Konsultan Pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang


sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi
di lapangan yang secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan persiapan

a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan


pengawasan

b. Memeriksa Time Schedule/Bar Chart/S-Curve/Network Planning


yang diajukan oleh kontraktor konstruksi untuk selanjutnya
diteruskan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Pengawas
Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Perhubungan
Provinsi Kalimantan Utara untuk mendapat persetujuan.

2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan

a. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan


lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan-kegiatan Pengadaan

PT. ARYATAMA
III-2 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

dan pemasangan perlengkapan jalan agar pelaksanaan teknis


maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus
menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan.

b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan


atau komponen Guardrail, komposisi campuran, peralatan dan
perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau di
tempat kerja lainnya.

c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang


tepat dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan.

d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau


pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan
waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak
setelah mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara, yang
sebelumnya diusulkan dan ditindaklanjuti oleh Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan dan Pengawas Teknis Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Utara.

e. Memberhentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan


spesifikasi dalam dokumen kontrak, menolak bahan yang
tidak memenuhi spesifikasi.

f. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada kontraktor konstruksi


dalam mengusahakan perijinan sehubungan dengan
pelaksanaan Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan.

g. Memberikan bimbingan/ petunjuk kepada kontraktor konstruksi


dalam hal tahapan/metoda pelaksanaan agar hasil pelaksanaan
memenuhi spesifikasi yang Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
Pengawas Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen Dinas
Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara tentukan dan
membicarakan masalah/ persoalan yang timbul dalam pelaksanaan,
untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkannya
kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling
lambat 1 minggu kemudian.

PT. ARYATAMA
III-3 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

h. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap


mendesak.

Metodologi yang diterapkan dalam pelaksanaan pengawas Pengadaan dan


pemasangan perlengkapan jalan mencakup tapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :

1. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan (memerintahkan atau


menyetujui kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan atau melarang dan
menghentikan kontraktor dalam pelaksanaan suatu pekerjaan) agar
pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan desain, persyaratan dan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak serta jadwal
waktu yang telah ditetapkan.

2. Mengumpulkan data lapangan yang diperlukan secara terinci untuk


mendukung peninjauan design (Review Design), menyusun
perhitungan desain, membuat gambar desain (Shop Drawings) dan
menyiapkan perintah- perintah kepada kontraktor, sehingga
perubahan tersebut dapat dilaksanakan.

3. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan


perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar
pembayaran, sehingga semua pengukuran pekerjaan, perhitungan
volume dan pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang tercantum
dalam Dokumen Kontrak.

4. Memonitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan dengan


pelaksanaan dan pengendalian mutu serta volume pekerjaan
termasuk keterlambatan pencapaian target fisik.

5. Penyusunan Laporan pengawasan yang berisi, Laporan Harian,


Laporan Mingguan, Laporan Bulanan (Monthly Report), Laporan dan

Laporan Akhir (Final Report) yang mencakup laporan kemajuan


pekerjaan dan laporan keuangan serta masalah-masalah yang ditemui di
lapangan serta menyusun daftar kerusakan dan penyimpangan yang perlu
diperbaiki dalam pelaksanaan Provisional Hand Over (PHO) dan Final Hand Over
(FHO), serta memelihara file pelaksanaan seperti Request and Approval
pekerjaan, Shop Drawing, hasil pengukuran kuantitas, catatan cuaca, catatan

PT. ARYATAMA
III-4 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

kejadian- kejadian penting dan lain-lain.Metode dan sistem kerja pelayanan


jasa konsultan diatur dan ditetapkan sedemikian rupa, sehingga mampu
mengembangkan tugas yang diselesaikan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
Pengawas Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Utara, sehingga fungsi Konsultan sebagai Engineer Representative
dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan sistem dan peraturan yang
berlaku.

Konsultan Pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang


sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi
di lapangan yang secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan persiapan

a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan


pengawasan

b. Memeriksa Time Schedule/Bar Chart/S-Curve/Network Planning


yang diajukan oleh kontraktor konstruksi untuk selanjutnya
diteruskan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Pengawas
Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Perhubungan
Provinsi Kalimantan Utara untuk mendapat persetujuan.

2. Pekerjaan Teknis Pengawasan Lapangan

a. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan


lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan-kegiatan Pengadaan
dan pemasangan perlengkapan jalan agar pelaksanaan teknis
maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus
menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan.

b. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan


atau komponen Guardrail, komposisi campuran, peralatan dan
perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau di
tempat kerja lainnya.

c. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang


tepat dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan.

PT. ARYATAMA
III-5 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau


pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan
waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak
setelah mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara, yang
sebelumnya diusulkan dan ditindaklanjuti oleh Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan dan Pengawas Teknis Dinas Perhubungan Provinsi
Kalimantan Utara.

e. Memberhentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan


spesifikasi dalam dokumen kontrak, menolak bahan yang
tidak memenuhi spesifikasi.

f. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada kontraktor konstruksi


dalam mengusahakan perijinan sehubungan dengan
pelaksanaan Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan.

g. Memberikan bimbingan/ petunjuk kepada kontraktor konstruksi


dalam hal tahapan/metoda pelaksanaan agar hasil pelaksanaan
memenuhi spesifikasi yang Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
Pengawas Teknis dan Pejabat Pembuat Komitmen Dinas
Perhubungan Provinsi Kalimantan Utara tentukan dan
membicarakan masalah/ persoalan yang timbul dalam pelaksanaan,
untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkannya
kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling
lambat 1 minggu kemudian.

h. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap


mendesak.

Metodologi yang diterapkan dalam pelaksanaan pengawas Pengadaan dan


pemasangan perlengkapan jalan mencakup tapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :

1. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan (memerintahkan atau


menyetujui kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan atau melarang dan
menghentikan kontraktor dalam pelaksanaan suatu pekerjaan) agar
pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan desain, persyaratan dan

PT. ARYATAMA
III-6 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak serta jadwal


waktu yang telah ditetapkan.

2. Mengumpulkan data lapangan yang diperlukan secara terinci untuk


mendukung peninjauan design (Review Design), menyusun
perhitungan desain, membuat gambar desain (Shop Drawings) dan
menyiapkan perintah- perintah kepada kontraktor, sehingga
perubahan tersebut dapat dilaksanakan.

3. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan


perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar
pembayaran, sehingga semua pengukuran pekerjaan, perhitungan
volume dan pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang tercantum
dalam Dokumen Kontrak.

4. Memonitoring dan pengecekan secara terus-menerus sehubungan dengan


pelaksanaan dan pengendalian mutu serta volume pekerjaan
termasuk keterlambatan pencapaian target fisik.

5. Penyusunan Laporan pengawasan yang berisi, Laporan Harian,


Laporan Mingguan, Laporan Bulanan (Monthly Report), Laporan dan

Laporan Akhir (Final Report) yang mencakup laporan kemajuan pekerjaan dan laporan
keuangan serta masalah-masalah yang ditemui di lapangan serta menyusun daftar kerusakan
dan penyimpangan yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan Provisional Hand Over (PHO)
dan Final Hand Over (FHO), serta memelihara file pelaksanaan seperti Request and Approval
pekerjaan, Shop Drawing, hasil pengukuran kuantitas, catatan cuaca, catatan kejadian-
kejadian penting dan lain-lain.

PT. ARYATAMA
III-7 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

Pendekatan Wilayah

Kegiatan jasa konsultansi Pengawasan Guardrail Di Kabupaten Nunukan ini dilakukan pada
wilayah Kabupaten Nunukan yang meliputi Pulau Sebatik spesifik wilayah kecamatan Sebatik
Barat. Untuk itu, kami selaku konsultan mencoba menjelaskan mengenai wilayah-wilayah
tersebut.

Deskripsi Wilayah Kecamatan Sebatik Barat

A.1 Geografis Dan Demografis Wilayah

Kecamatan Sebatik Barat merupakan Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan


Sebatik. Letaknya di pesisir barat Pulau Sebatik yang langsung berbatasan dengan laut
yang memisahkan Pulau Sebatik dengan Sabah - Malaysia. Wilayah administratif
Kecamatan Sebatik Barat berbatasan dengan :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Sabah - Malaysia
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sebatik
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Sulawesi
 Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sebatik

ADMINISTRASI KECAMATAN SEBATIK BARAT


KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PT. ARYATAMA
III-8 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

Luas wilayah Kecamatan Sebatik Barat yaitu 93,26 km2 , yang terbagi atas 4 (Empat) Desa,
yaitu (1) Desa Setabu; (2) Desa Binalawan; (3) Desa Liang Bunyu; dan (3) Desa Bambangan.
Wilayah terluas berada di Desa Setabu.

Luas Kecamatan Sebatik Utara Berdasarkan Wilayah Desa


No. Desa Luas Wilayah (Km2) Persentase (%)
1. Desa Setabu 34,54 37 %
2. Desa Binalawan 18,86 20 %
3. Desa Liang Bunyu 17,99 19 %
4. Desa Bambangan 21,88 24 %
Total 93,26 100 %

Penduduk Kecamatan Sebatik Barat sampai tahun 2013 berdasarkan data yang dirilis BPS
Kabupaten Nunukan, berjumlah 7.187 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 2.062 KK.
Dengan jumlah penduduk sebanyak itu dan besaran luas wilayahnya, maka kepadatan
penduduk yang mendiami wilayah Kecamatan Sebatik Barat dikalkulasi mencapai
79,12jiwa/km2. Berdasarkan pola persebarannya, jumlah penduduk terbanyak berada pada
Desa Setabu, dengan persentase mencapai 34,32 % dari total jumlah penduduk yang ada.
Perlu ditegaskan bahwa Desa Setabu merupakan lokasi pusat pemerintahan dan pelayanan
Kecamatan Sebatik Barat. Desa dengan jumlah penduduk terbesar kedua adalah adalah Desa
Binalawan dengan persentase penduduk 25,50 %, disusul Desa Liang Bunyu dengan
persentase 22,20% dan yang terkecil adalah Desa Bambangan dengan persentase 17,96 %
dari total jumlah penduduk Kecamatan Sebatik Barat.

PT. ARYATAMA
III-9 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

Distribusi Penduduk Kecamatan Sebatik


Barat

018%
034%

022%

026%

Setabu Binalawan Lisang Bunyu Bambangan

A.2 Fasilitas Wilayah

Fasilitas Pendidikan

Sinergi antara fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar menjadi salah satu penentu faktor
kualitas sumber daya manusia suatu wilayah. Penyediaan fasilitas pendidikan merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Kecamatan Sebatik Barat.

Berdasarkan data BPS Nunukan (2014) diperoleh gambaran keberadaan fasilitas


pendidikan di wilayah Kecamatan Sebatik mengalami perkembangan dari tahun-tahun
ke tahun. Sampai tahun 2013 fasilitas pendidikan yang terdapat di empat Desa
Kecamatan Sebatik Barat, mencakup Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak dua buah.
Sekolah Dasar (SD) di wilayah ini sampai tahun 2013 tersedia sebanyak delapan buah.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak dua buah. Sementara Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kecamatan Sebatik Barat terdapat satu buah berstatus
negeri.

PT. ARYATAMA
III-10 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

Sarana Pendidikan Kecamatan Sebatik Barat


No. Tingkatan Sekolah Jumlah
1. TK 2
2. SD 8
3. SLTP 2
4. SLTA 1
Jumlah 13

Fasilitas Perekonomian

Perekonomian suatu wilayah dapat diukur dari keberadaan fasilitas perekonomian yang
tersedia. Fasilitas-fasilitas dimaksud menjadi tempat berlangsungnya transaksi keuangan,
distribusi perdagangan, dan jual beli barang maupun jasa. Semakin dinamis semakin
besarnya nilai transaksi dan distribusi berlangsung, maka dinamika perekonomian sutau
wilayah dinilai makin meningkat.

Berdasarkan data statistik yang diperoleh, fasilitas perekonomian yang tersedia pada 4
Desa di Kecamatan Sebatik Barat relatif terbatas. Pasar yang tersedia di kecamatan ini
berupa pasar tradisional. Sarana perbankan belum ada, sedangkan lembaga ekonomi
berbentuk koperasi ada 10 unit. Sarana penginapan komersial belum ada yang tersedia di
wilayah Kec Sebatik. Terdapat 1 pelabuhan yang dikategorikan sebagai pelabuhan
angkutan laut berkategori perintis di wilayah ini, sementara pelabuhan perikanan bertipe
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) juga terdapat 1 unit.

Prasarana Perekonomian Kecamatan Sebatik Barat


No. Fasilitas Perekonomian Jumlah
1. Pasar Tradisional 4
2. Pasar Modern / Swalayan -
3. Bank -
4. Koperasi 14
5. SPBU -
6. Kios BBM 2
7. Pelabuhan laut -
8. Pelabuhan perikanan -

PT. ARYATAMA
III-11 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

9. Hotel Penginapan -
Jumlah 20

Fasilitas Perhubungan

Fasilitas perhubungan berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya,
sampai pertahanan dan keamanan. Karenanya keberadaan fasilitas perhubungan ini
menjadi salah satu indikator pembagunan suatu daerah. Di Pulau Sebatik, termasuk
Kecamatan Sebatik Barat perhubungan yang ada terbagi atas sarana anggkutan darat,
angkutan laut dan sedangkat untuk angkutan udara belum ada.

Fasilitas Perhubungan Kecamatan Sebatik Barat


No. Jenis Sarana Perhubungan Jumlah (Unit)
A. Angkutan Darat
1. Terminal 1
2. Bus/Taxi/Line 152
B. Angkutan Laut
1. Dermaga
a. Komersil -
b. Perintis 2
2. Kapal Feri/Sped/Kapal Motor 212
C. Angkutan Udara
1. Bandara Domestik -
2. Jumlah Maskapai -

Aktivitas perhubungan laut di Kecamatan Sebatik Barat masih tergolong minim walaupun
hanya ditopang oleh dua dermaga perintis sehingga untuk menggunakan transportasi
laut masyarakat pada umumnya menggunakan perahu di dermaga perintis. Sementara
untuk sarana angkutan darat di wilayah ini, ditandai dengan ketersedian Bus sebanyak
152 unit sedangkan untuk sarana angkutan udara di Pulau Sebatik termasuk Kecamatan
Sebatik Barat tidak memiliki sama sekali sarana ini

PT. ARYATAMA
III-12 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

A.3 Pemanfaatan Lahan

Pemanfaatan lahan di Kecamatan Sebatik Barat umumnya pada pertanian dan


perkebunan. Sektor perkebunan tersebut meliputi komoditas sawit, kakao dan buah-
buahan. Sedangkan sektor pertanian meliputi komoditas padi.

Berdasarkan data statistic Kecamatan Sebatik Barat tahun 2014 sektor pertanian
memiliki luas lahan 594 Ha sedangkan sektor perkebunan 2.847, 4 Ha. Lahan potensi
adalah lahan yang secara topografis merupakan daratan yang relatif landai dengan
eksiting berupa padang rumput, semak belukar, rawa ataupun hutan. Lahan potesial
merupakan lahan yang memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai areal persawahan,
ladang perkebunan, dan pertambakan. Kecamatan Sebatik Utara juga memiliki lahan
potensi seperti lahan kering di gunakan untuk ditanami palawija dan sayur-sayuran
dengan luas keseluruhan yaitu 85 Ha.

1. Pendekatan Terhadap Transportasi

Transportasi merupakan urat nadi kehidupan sosial ekonomi suatu negara/daerah yang
mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi
merupakan satu kesatuan sistem yang terdiri dari Sarana dan Prasarana yang didukung oleh
tata laksana dan sumber daya manusia membentuk jaringan prasarana dan jaringan
pelayanan.

Kondisi Transportasi yang baik tentunya adalah transportasi yang mampu mengakomodasi
segala aktivitas masyarakatnya, juga transportasi yang efektif dan efisien. Kondisi transportasi
disesuaikan dengan sasaran Sistranas yaitu menciptakan penyelenggaraan transportasi yang
efektif dalam arti selamat, aksesbilitas tinggi, terpadu, kapasitar mencukupi, teratur, lancar
dan cepat, mudah, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi, dan
efisien yang berarti transportasi tersebut memiliki beban public yang rendah tetapi dengan
utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional. Untuk mewujudkan system
transportasi sesuai dengan tujuan, diperlukan pemetaan kondisi transportasi saat ini sebagai
pijakan awal dalam menganalisis kondisi transportasi dan memprediksikan kondisi
transportasi mendatang.

Transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan barang pada hakekatnya telah dikenal
secara alamiah semenjak manusia ada dibumi, meskipun pergerakan atau perpindahan itu
masih dilakukan secara sederhana. Sepanjang sejarah, transportasi baik volume maupun

PT. ARYATAMA
III-13 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

teknologinya berkembang sangat pesat. Sebagai akibat dari adanya kebutuhan pergerakan
manusia dan barang, maka timbullah tuntutan untuk menyediakan system, jaringan, sarana

dan prasarana agar pergerakan tersebut bisa berlangsung dengan kondisi aman, nyaman dan
lancar, serta ekonomis dari segi waktu dan biaya.

Dalam penyediaan prasarana transportasi yakni bangunan-bangunan yang diperlukan


tentunya disesuaikan dengan jenis sarana yakni kendaraan atau alat angkut yang digunakan.
Penyediaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor lain, yaitu : kondisi alam, kehidupan
manusia dan teknologi bahan dan bangunan.

Transportasi adalah kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat
lain. Dalam transportasi terdapat unsure pergerakan (movement), secara fisik terjadi
perpindahan tempat atas barang atau penumpang dengan atau tanpa alat angkut ke tempat
lain. Pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa alat angkut. System transportasi
merupakan suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang, prasarana
dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang yang tercakup
dalam suatu tatanan, baik alami maupun buatan/rekayasa. Untuk mewujudkan system
transportasi sesuai dengan tujuan, diperlukan pemetaan kondisi transportasi saat ini sebagai
pijakan awal dalam menganalisis kondisi transportasi dan memprediksikan kondisi
transportasi mendatang.

2. Pendekatan Terhadap Transportasi Jalan

Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting guna melancarkan
mobilitas perekonomian di Provinsi Kalimantan Utara, dengan adanya jalan tersebut mobilitas
penduduk maupun barang dan jasa dari tempat yang satu ke tempat yang lain dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat. Jalan sebagai salah satu prasarana perhubungan hakekatnya
merupakan unsur penting dalam pembangunan suatu daerah. Jalan mempunyai peranan
penting dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan serta
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Jalan mempunyai peranan untuk
mendorong pengembangan semua satuan wilayah pengembangan, dalam usah mencapai
tingkat perkembangan antar daerah yang semakin merata. Jalan merupakan suatu kesatuan
sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan
wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hirarkhi.

Definisi jalan berdasarkan UU 22 tahun 2009 adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang berada

PT. ARYATAMA
III-14 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. Jalan yang membentuk jaringan
dapat disebut sebagai Jaringan Transportasi Jalan.

Jaringan Transportasi Jalan adalah serangkaian simpul dan / atau ruang kegiatan yang
dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan untuk
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Transportasi jalan diselenggarakan dengan
tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar,
tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya,
menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan
dan stabilitas, sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan
biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.

3. Pendekatan Terhadap Keputusan Menteri Perhubungan Tentang Keselamatan


Transportasi Darat

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 3 Tahun 2012
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus BidangKeselamatan Transportasi
Darat :

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Dana Alokasi Khusus Bidang Keselamatan Transportasi Darat yang selanjutnya disebut
DAK Bidang Keselamatan Transportasi Darat, adalah dana yang bersumber dari APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya
untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana bidang keselamatan transportasi
darat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan
pembangunan daerah.
2. Daerah otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PT. ARYATAMA
III-15 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

3. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia


yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Pasal 2

Pemanfaatan, pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan teknis terhadap kegiatan yang


dibiayai melalui DAK Bidang Keselamatan Transportasi Darat berpedoman pada Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Keselamatan Transportasi Darat.

Pasal 3

DAK Bidang Keselamatan Transportasi Darat hanya dapat digunakan untuk :

a. pengadaan dan pemasangan marka jalan;


b. pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas;
c. pengadaan dan pemasangan pagar pengaman jalan;
d. pengadaan dan pemasangan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL);
e. pengadaan dan pemasangan delineator, dan / atau
f. pengadaan dan pemasangan paku jalan.

Pasal 4

Marka jalan, rambu lalu lintas, pagar pengaman jalan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
(APILL), delineator dan paku jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, harus sesuai dengan
persyaratan teknis sebagaimana diatur dalam :

1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan;
2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 61 Tahun 1993 tentang Rambu Lalu
Lintas di Jalan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2006;
3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali
dan Pengaman Pemakai Jalan; dan
4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 62 tahun 1993 tentang Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas.

PT. ARYATAMA
III-16 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN

Pasal 5

Pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Keselamatan Transportasi Darat sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 3, ditempatkan pada jalan Kabupaten/Kota dengan kriteria sebagai berikut:

a. jalan yang memiliki potensi dan rawan kecelakaan;


b. jalan yang rawan bencana
c. jalan yang menuju lokasi pariwisata;
d. jalan yang dilalui angkutan umum; dan/atau
e. jalan yang memiliki potensi kemacetan.

Pasal 6

1) Dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pemerintah


Daerah terlebih dahulu melakukan kajian dan peninjauan lapangan dalam rangka
pengumpulan data dukung untuk penempatan kebutuhan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3.
2) Berdasarkan hasil kajian dan peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ditetapkan program kegiatan yang paling sedikit memuat:

a. peta dan gambar lokasi pemasangan;

b. jumlah dan jenis kebutuhan;

c. anggaran yang diperlukan.

PT. ARYATAMA

Вам также может понравиться