Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
III-1 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
BAB III
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
1. Pekerjaan persiapan
PT. ARYATAMA
III-2 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
PT. ARYATAMA
III-3 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
PT. ARYATAMA
III-4 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
1. Pekerjaan persiapan
PT. ARYATAMA
III-5 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
PT. ARYATAMA
III-6 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
Laporan Akhir (Final Report) yang mencakup laporan kemajuan pekerjaan dan laporan
keuangan serta masalah-masalah yang ditemui di lapangan serta menyusun daftar kerusakan
dan penyimpangan yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan Provisional Hand Over (PHO)
dan Final Hand Over (FHO), serta memelihara file pelaksanaan seperti Request and Approval
pekerjaan, Shop Drawing, hasil pengukuran kuantitas, catatan cuaca, catatan kejadian-
kejadian penting dan lain-lain.
PT. ARYATAMA
III-7 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
Pendekatan Wilayah
Kegiatan jasa konsultansi Pengawasan Guardrail Di Kabupaten Nunukan ini dilakukan pada
wilayah Kabupaten Nunukan yang meliputi Pulau Sebatik spesifik wilayah kecamatan Sebatik
Barat. Untuk itu, kami selaku konsultan mencoba menjelaskan mengenai wilayah-wilayah
tersebut.
PT. ARYATAMA
III-8 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
Luas wilayah Kecamatan Sebatik Barat yaitu 93,26 km2 , yang terbagi atas 4 (Empat) Desa,
yaitu (1) Desa Setabu; (2) Desa Binalawan; (3) Desa Liang Bunyu; dan (3) Desa Bambangan.
Wilayah terluas berada di Desa Setabu.
Penduduk Kecamatan Sebatik Barat sampai tahun 2013 berdasarkan data yang dirilis BPS
Kabupaten Nunukan, berjumlah 7.187 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 2.062 KK.
Dengan jumlah penduduk sebanyak itu dan besaran luas wilayahnya, maka kepadatan
penduduk yang mendiami wilayah Kecamatan Sebatik Barat dikalkulasi mencapai
79,12jiwa/km2. Berdasarkan pola persebarannya, jumlah penduduk terbanyak berada pada
Desa Setabu, dengan persentase mencapai 34,32 % dari total jumlah penduduk yang ada.
Perlu ditegaskan bahwa Desa Setabu merupakan lokasi pusat pemerintahan dan pelayanan
Kecamatan Sebatik Barat. Desa dengan jumlah penduduk terbesar kedua adalah adalah Desa
Binalawan dengan persentase penduduk 25,50 %, disusul Desa Liang Bunyu dengan
persentase 22,20% dan yang terkecil adalah Desa Bambangan dengan persentase 17,96 %
dari total jumlah penduduk Kecamatan Sebatik Barat.
PT. ARYATAMA
III-9 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
018%
034%
022%
026%
Fasilitas Pendidikan
Sinergi antara fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar menjadi salah satu penentu faktor
kualitas sumber daya manusia suatu wilayah. Penyediaan fasilitas pendidikan merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Kecamatan Sebatik Barat.
PT. ARYATAMA
III-10 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
Fasilitas Perekonomian
Perekonomian suatu wilayah dapat diukur dari keberadaan fasilitas perekonomian yang
tersedia. Fasilitas-fasilitas dimaksud menjadi tempat berlangsungnya transaksi keuangan,
distribusi perdagangan, dan jual beli barang maupun jasa. Semakin dinamis semakin
besarnya nilai transaksi dan distribusi berlangsung, maka dinamika perekonomian sutau
wilayah dinilai makin meningkat.
Berdasarkan data statistik yang diperoleh, fasilitas perekonomian yang tersedia pada 4
Desa di Kecamatan Sebatik Barat relatif terbatas. Pasar yang tersedia di kecamatan ini
berupa pasar tradisional. Sarana perbankan belum ada, sedangkan lembaga ekonomi
berbentuk koperasi ada 10 unit. Sarana penginapan komersial belum ada yang tersedia di
wilayah Kec Sebatik. Terdapat 1 pelabuhan yang dikategorikan sebagai pelabuhan
angkutan laut berkategori perintis di wilayah ini, sementara pelabuhan perikanan bertipe
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) juga terdapat 1 unit.
PT. ARYATAMA
III-11 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
9. Hotel Penginapan -
Jumlah 20
Fasilitas Perhubungan
Fasilitas perhubungan berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya,
sampai pertahanan dan keamanan. Karenanya keberadaan fasilitas perhubungan ini
menjadi salah satu indikator pembagunan suatu daerah. Di Pulau Sebatik, termasuk
Kecamatan Sebatik Barat perhubungan yang ada terbagi atas sarana anggkutan darat,
angkutan laut dan sedangkat untuk angkutan udara belum ada.
Aktivitas perhubungan laut di Kecamatan Sebatik Barat masih tergolong minim walaupun
hanya ditopang oleh dua dermaga perintis sehingga untuk menggunakan transportasi
laut masyarakat pada umumnya menggunakan perahu di dermaga perintis. Sementara
untuk sarana angkutan darat di wilayah ini, ditandai dengan ketersedian Bus sebanyak
152 unit sedangkan untuk sarana angkutan udara di Pulau Sebatik termasuk Kecamatan
Sebatik Barat tidak memiliki sama sekali sarana ini
PT. ARYATAMA
III-12 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
Berdasarkan data statistic Kecamatan Sebatik Barat tahun 2014 sektor pertanian
memiliki luas lahan 594 Ha sedangkan sektor perkebunan 2.847, 4 Ha. Lahan potensi
adalah lahan yang secara topografis merupakan daratan yang relatif landai dengan
eksiting berupa padang rumput, semak belukar, rawa ataupun hutan. Lahan potesial
merupakan lahan yang memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai areal persawahan,
ladang perkebunan, dan pertambakan. Kecamatan Sebatik Utara juga memiliki lahan
potensi seperti lahan kering di gunakan untuk ditanami palawija dan sayur-sayuran
dengan luas keseluruhan yaitu 85 Ha.
Transportasi merupakan urat nadi kehidupan sosial ekonomi suatu negara/daerah yang
mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Transportasi
merupakan satu kesatuan sistem yang terdiri dari Sarana dan Prasarana yang didukung oleh
tata laksana dan sumber daya manusia membentuk jaringan prasarana dan jaringan
pelayanan.
Kondisi Transportasi yang baik tentunya adalah transportasi yang mampu mengakomodasi
segala aktivitas masyarakatnya, juga transportasi yang efektif dan efisien. Kondisi transportasi
disesuaikan dengan sasaran Sistranas yaitu menciptakan penyelenggaraan transportasi yang
efektif dalam arti selamat, aksesbilitas tinggi, terpadu, kapasitar mencukupi, teratur, lancar
dan cepat, mudah, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi, dan
efisien yang berarti transportasi tersebut memiliki beban public yang rendah tetapi dengan
utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional. Untuk mewujudkan system
transportasi sesuai dengan tujuan, diperlukan pemetaan kondisi transportasi saat ini sebagai
pijakan awal dalam menganalisis kondisi transportasi dan memprediksikan kondisi
transportasi mendatang.
Transportasi yang menyangkut pergerakan orang dan barang pada hakekatnya telah dikenal
secara alamiah semenjak manusia ada dibumi, meskipun pergerakan atau perpindahan itu
masih dilakukan secara sederhana. Sepanjang sejarah, transportasi baik volume maupun
PT. ARYATAMA
III-13 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
teknologinya berkembang sangat pesat. Sebagai akibat dari adanya kebutuhan pergerakan
manusia dan barang, maka timbullah tuntutan untuk menyediakan system, jaringan, sarana
dan prasarana agar pergerakan tersebut bisa berlangsung dengan kondisi aman, nyaman dan
lancar, serta ekonomis dari segi waktu dan biaya.
Transportasi adalah kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat
lain. Dalam transportasi terdapat unsure pergerakan (movement), secara fisik terjadi
perpindahan tempat atas barang atau penumpang dengan atau tanpa alat angkut ke tempat
lain. Pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa alat angkut. System transportasi
merupakan suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang, prasarana
dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang yang tercakup
dalam suatu tatanan, baik alami maupun buatan/rekayasa. Untuk mewujudkan system
transportasi sesuai dengan tujuan, diperlukan pemetaan kondisi transportasi saat ini sebagai
pijakan awal dalam menganalisis kondisi transportasi dan memprediksikan kondisi
transportasi mendatang.
Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting guna melancarkan
mobilitas perekonomian di Provinsi Kalimantan Utara, dengan adanya jalan tersebut mobilitas
penduduk maupun barang dan jasa dari tempat yang satu ke tempat yang lain dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat. Jalan sebagai salah satu prasarana perhubungan hakekatnya
merupakan unsur penting dalam pembangunan suatu daerah. Jalan mempunyai peranan
penting dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan serta
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Jalan mempunyai peranan untuk
mendorong pengembangan semua satuan wilayah pengembangan, dalam usah mencapai
tingkat perkembangan antar daerah yang semakin merata. Jalan merupakan suatu kesatuan
sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan
wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu hubungan hirarkhi.
Definisi jalan berdasarkan UU 22 tahun 2009 adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang berada
PT. ARYATAMA
III-14 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. Jalan yang membentuk jaringan
dapat disebut sebagai Jaringan Transportasi Jalan.
Jaringan Transportasi Jalan adalah serangkaian simpul dan / atau ruang kegiatan yang
dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan untuk
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. Transportasi jalan diselenggarakan dengan
tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar,
tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya,
menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan
dan stabilitas, sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan
biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 3 Tahun 2012
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus BidangKeselamatan Transportasi
Darat :
Pasal 1
1. Dana Alokasi Khusus Bidang Keselamatan Transportasi Darat yang selanjutnya disebut
DAK Bidang Keselamatan Transportasi Darat, adalah dana yang bersumber dari APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya
untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana bidang keselamatan transportasi
darat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan
pembangunan daerah.
2. Daerah otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PT. ARYATAMA
III-15 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Marka jalan, rambu lalu lintas, pagar pengaman jalan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
(APILL), delineator dan paku jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, harus sesuai dengan
persyaratan teknis sebagaimana diatur dalam :
1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 1993 tentang Marka Jalan;
2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 61 Tahun 1993 tentang Rambu Lalu
Lintas di Jalan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2006;
3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali
dan Pengaman Pemakai Jalan; dan
4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 62 tahun 1993 tentang Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas.
PT. ARYATAMA
III-16 PENGAWASAN GUARDRAIL DI KABUPATEN NUNUKAN
Pasal 5
Pasal 6
PT. ARYATAMA