Вы находитесь на странице: 1из 17

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/305986525

Aspek Patobiologis pada Penyakit Trofoblas


Gestasional

Article · February 2011

CITATIONS READS

0 747

3 authors, including:

Teresa Liliana Wargasetia


Universitas Kristen Maranatha
21 PUBLICATIONS 18 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Cancer biology View project

All content following this page was uploaded by Teresa Liliana Wargasetia on 08 August 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Aspek Patobiologis pada
Penyakit Trofoblas Gestasional

Teresa L. Wargasetia1, Heda M. D. Nataprawira2,


M. Nurhalim Shahib2

1Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,


Jl. Prof Suria Sumantri 65 Bandung 40164 Indonesia
2Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,

Jl. Eijkman No. 38 Bandung 40161 Indonesia

Abstrak
Penyakit trofoblas gestasional (PTG) mencakup mola hidatidosa (komplit dan parsial) dan
tumor trofoblas gestasional (mola invasif, koriokarsinoma, placental site trophoblastic tumor, dan
epithelioid trophoblastic tumour). Para ahli mempelajari kelainan perkembangan sel-sel trofoblas
pada berbagai lesi trofoblastik PTG termasuk exaggerated placental site dan placental site nodule
melalui gambaran morfologis, sitogenetik, imunofenotip, dan profil ekspresi gen. Upaya
tersebut dilakukan untuk memahami patogenesis tumor trofoblas gestasional yang belum
dipahami secara jelas, serta pengembangan diagnosis patologis dan molekuler dari berbagai tipe
tumor trofoblas, pencarian petanda-petanda genetik untuk prognosis, dan penentuan target-
target terapi potensial bagi bentuk metastatis dari PTG yang resisten terhadap pengobatan
konvensional. Ketertarikan yang besar untuk mengetahui patogenesis PTG belumlah cukup bagi
kemajuan penanganan PTG tanpa disertai ketekunan untuk mendapatkan petanda kanker yang
tidak hanya diduga berperan dalam penyakit ini, namun dibutuhkan tahapan panjang dalam
pencarian dan validasi petanda-petanda kanker untuk diagnostik, prognostik, dan target terapi.

Kata kunci: penyakit trofoblas gestasional, mola hidatidosa, koriokarsinoma, placental site
trophoblastic tumor, sitotrofoblas, sinsitiotrofoblas.
Aspek Patobiologis pada Penyakit Trofoblas Gestasional
(Teresa L. Wargasetia, Heda M. D. Nataprawira, M. Nurhalim Shahib)

Pathobiological Aspect of
Gestational Trophoblastic Disease

Abstract
Gestational trophoblastic disease (GTD) includes hydatidiform mole (complete and partial) and
gestational trophoblastic tumors (invasive mole, choriocarcinoma, placental site trophoblastic tumor and
epithelioid trophoblastic tumor). Experts have studied the developmental abnormalities of trophoblast
cells at various GTD trophoblastic lesions, including exaggerated placental site and placental site nodule
through the morfological image, cytogenetic, immunophenotype and gene expression profile. Those efforts
have been made to understand the pathogenesis of gestational trophoblastic tumor, which is not yet
clearly understood, and to develop pathologic and molecular diagnosis of various types of trophoblastic
tumor, to search for genetic markers for the prognosis and to determine potential therapeutic targets for
metastatic form of GTD, which is resistant to conventional treatment. Great interest to know the
pathogenesis of GTD is not enough for the progress of the handling of GTD without persistence to get the
cancer markers, which are not only thought to play a role in this disease, but they also require a long stage
of research and validation of cancer markers for diagnostic, prognostic and therapeutic target.

Keywords: gestational trophoblastic disease, hydatidiform mole, choriocarcinoma, placental site


trophoblastic tumor, cytotrophoblast, syncytiotrophoblast.

Pendahuluan
Penyakit trofoblas gestasional adalah Mexico, Iran, dan Indonesia.
(PTG) adalah spektrum tumor yang Sejumlah studi dilakukan untuk mencari
berasal dari proliferasi abnormal hubungan antara insidensi mola
jaringan trofoblas plasenta, mencakup hidatidosa yang lebih tinggi pada
mola hidatidosa (komplit dan parsial), kelompok etnis tertentu dengan faktor
mola invasif, koriokarsinoma, placental genetik dan berbagai faktor lingkungan
site trophoblastic tumor, dan epithelioid seperti makanan, defisiensi vitamin A,
trophoblastic tumour. Keempat bentuk kemiskinan, dan virus.1,3-5
terakhir termasuk ke dalam kelompok Data tentang insidensi korio-
tumor trofoblas gestasional (TTG) yang karsinoma lebih terbatas karena
dapat menginvasi, bermetastasis, dan koriokarsinoma lebih jarang ditemukan
menyebabkan kematian bila tidak dibandingkan dengan mola hidatidosa
ditangani.1-2 dan sulit membedakan koriokarsinoma
Studi epidemiologi melaporkan postmolar dari mola invasif. Di Eropa
variasi regional yang luas pada insidensi dan Amerika Utara, koriokarsinoma
mola hidatidosa. Studi yang dilakukan terjadi pada 1 per 40.000 kehamilan2 dan
di Amerika Utara, Australia, Selandia 1 per 40 mola hidatidosa6, sedangkan di
Baru, dan Eropa menunjukkan insidensi Asia Tenggara dan Jepang angka
mola adalah 0,57-1,1 per 1.000 kejadian lebih tinggi yaitu 9,2 dan 3,3
kehamilan, sedangkan studi di Asia per 40.000 kehamilan.2
Tenggara dan Jepang menunjukkan Seperti halnya mola hidatidosa,
insidensi yang tinggi yaitu 2 dari 1.000 TTG banyak ditemukan di Asia dan
kehamilan.2-3 Negara-negara dengan Amerika Latin. Insidensi tumor
frekuensi mola hidatidosa tertinggi trofoblas gestasional di Amerika Serikat

191
JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:190-205

adalah 1:40.000-70.000 kehamilan, endometrium dan lapisan basal dari


sedangkan di Bandung adalah 1:1.000 endometrium bersama-sama mem-
kehamilan, namun kasus plasental site bentuk plasenta untuk pemberian nutrisi
trophoblastic tumour jarang ditemukan.7 dari ibu ke fetus dan ekskresi.
Faktor-faktor risiko utama Sinsitiotrofoblas menginvasi stroma
penyebab mola hidatidosa komplit endometrium dengan implantasi
adalah usia ibu yang terlalu muda/tua blastosis dan merupakan tipe sel yang
dan riwayat kehamilan molar. Risiko memproduksi human chorionic
mengalami mola hidatidosa komplit gonadotrophin (hCG). Trofoblas
pada wanita usia >35 tahun dan <21 intermediet berada di vili korion, tempat
tahun adalah 1,9 kali lebih tinggi implantasi, dan chorion laeve. Ketiga tipe
dibandingkan usia 21-35 tahun. Risiko trofoblas bila berploriferasi dapat
meningkat menjadi 7,5 kali pada wanita menyebabkan PTG.2
>40 tahun.2,4 Wanita dengan riwayat Berbeda dengan mola hidatidosa,
mola hidatidosa sebelumnya patogenesis dari TTG belum banyak
mempunyai kecenderungan untuk diketahui. Dewasa ini, sejumlah
mengalami kehamilan molar. Risiko penelitian dilakukan untuk memperjelas
kehamilan molar yang berulang adalah studi tentang biologi dari trofoblas
1% atau 10-20 kali, bahkan ada sumber manusia pada plasenta normal maupun
yang menuliskan hingga 40 kali lebih penyakit trofoblas.8
tinggi dibandingkan populasi umum. 1-2,
5,8-9

Faktor-faktor risiko untuk Gambaran Subpopulasi Trofoblas pada


koriokarsinoma adalah riwayat Plasenta Normal
mengalami mola hidatidosa komplit, Trofoblas adalah jaringan
etnis, dan kehamilan pada usia tua.2,10 embrional yang berperan penting dalam
Risiko mengalami mola hidatidosa implantasi dan plasentasi. Implantasi
komplit meningkat 2 kali pada wanita menyangkut penetrasi blastosis ke epitel
berusia lebih dari 35 tahun, dan 7,5 kali luminal, melintasi lamina basal dan
pada wanita lebih dari 40 tahun.3 tertanam di stroma. Selama implantasi,
Sebesar 8-20% mola hidatidosa sinsitio-trofoblas terbentuk dan
berkembang menjadi ganas dengan menginvasi jaringan maternal.
menginvasi organ sekitar dan Vaskularisasi trofoblas terjadi untuk
bermetastasis ke lokasi yang jauh seperti membuat dan mempertahankan
paru-paru dan otak.1 Peningkatan risiko vaskularisasi antara fetus dan plasenta.
mengalami koriokarsinoma terjadi pada Secara simultan, vaskularisasi maternal
wanita pengguna kontrasepsi oral diatur sehingga terjadi sirkulasi antara
jangka panjang dan mempunyai uterus dan plasenta. Agar plasentasi
golongan darah A.2,10 berhasil, kontrol vaskulogenesis,
PTG berasal dari kelainan pada angiogenesis, dan fungsi trofoblas
perkembangan sel-sel trofoblas. sangat diperlukan.11
Trofoblas normal terdiri atas Trofoblas manusia merupakan
sitotrofoblas, sinsitiotrofoblas, dan derivat dari trofoektoderm yang
trofoblas intermediet. Fungsi merupakan lapisan paling luar dari
sitotrofoblas adalah mensuplai sinsitium blastosit. Setelah implantasi, pada hari 7-
dengan sel-sel untuk membentuk vili 8, trofoektoderm berdiferensiasi menjadi
korion yang membungkus kantung masa sinsitiotrofoblas pada tempat
korion. Vili korion yang menempel pada implantasi sebelum perkembangan vili

192
Aspek Patobiologis pada Penyakit Trofoblas Gestasional
(Teresa L. Wargasetia, Heda M. D. Nataprawira, M. Nurhalim Shahib)

korion. Setelah pembentukan vili pada implantasi pada placental site atau
sekitar usia kehamilan 2 minggu, trofoblas intermediet tipe korion.
trofoblas yang menutupi vili korion Mekanisme yang mendasari diferensiasi
disebut trofoblas vili, sedangkan sitotrofoblas belum diketahui dengan
trofoblas di lokasi lain dinamakan jelas. Walaupun demikian, baru-baru
trofoblas ekstravili.12 ini, ekspresi sinsitin diketahui terlibat
Berdasarkan studi morfologis, dalam fusi sitotrofoblas menjadi sinsitio-
imunofenotip, dan fungsional, trofoblas trofoblas dan penurunan ekspresi Id-2
vili dan ekstravili dapat dibagi menjadi berkaitan dengan diferensiasi
tiga populasi yang berbeda, yaitu sitotrofoblas menjadi trofoblas
sitotrofoblas, sinsitiotrofoblas, dan intermediet tempat implantasi.8,12
trofoblas intermediet.8,12-13 Trofoblas vili Sinsitiotrofoblas vili terbentuk dari
adalah trofoblas yang bertumbuh fusi sitotrofoblas membentuk sel-sel
sebagai bagian dari vili korion, terutama multinuklear dengan sitoplasma
terdiri atas sitotrofoblas dan berlimpah. Sinsitiotrofoblas terdiri atas
sinsitiotrofoblas dengan sebagian kecil sel-sel yang berdiferensiasi paling akhir,
trofoblas intermediet, sedangkan yang menutup vili korion dan
trofoblas ekstravili terdiri atas trofoblas mensintesis dan mensekresikan
intermediet yang menginfiltrasi desidua, sejumlah hormon yang berkaitan
miometrium, dan pembuluh-pembuluh dengan kehamilan, termasuk human
darah.1,12,14 placental lactogen (hPL), SP-1, dan β-
Sitotrofoblas vili berfungsi sebagai human chorionic gonadotropin (β-hCG),
sel punca dan berada pada permukaan placental alkaline phosphatase (PLAP).8,12-13
vili korion, terdiri atas sel-sel Sebagian dari protein sekretori ini juga
mononuklear dengan sitoplasma jernih, mempunyai fungsi parakrin dengan
kecepatan mitosis relatif tinggi, dan meregulasi lingkungan mikro dari sel-
mengeskresikan sitokeratin.8,13 Sitotro- sel desidua, sel-sel inflamasi, dan sel-sel
foblas mengekspresikan epidermal growth otot polos pada tempat pelekatan
factor receptor (EGF-R) yang berikatan plasenta. Sebagai tambahan pada
dengan EGF yang disekresikan oleh perannya sebagai organ endokrin,
desidua. Telah dipostulasikan bahwa sinsititrofoblas terendam dalam darah
melalui mekanisme mirip parakrin, maternal dan bertanggungjawab
EGF-R dan ligannya menstimulasi terhadap pertukaran oksigen, nutrisi,
pertumbuhan sitotrofoblas. Sitotrofoblas dan berbagai produk metabolit antara
berdiferensiasi melalui dua jalur utama. ibu dan fetus.8,12
Jalur pertama, pada permukaan vili, Trofoblas intermediet mempunyai
sitotrofoblas berfusi untuk membentuk ciri morfologis dan fungsional yang
sinsitiotrofoblas. Diferensiasi sitotro- tumpang tindih antara sitotrofoblas dan
foblas menjadi sinsitiotrofoblas diiringi sinsitiotrofoblas.1 Sel-sel trofoblas
penghentian ploriferasi. Proses ini intermediet vili terdiri atas kolom
menghasilkan perluasan daerah trofoblastik yang menanamkan vili
permukaan dari vili korion plasenta korion pada basal plate dari tempat
yang sedang berkembang. Pada jalur ke- implantasi. Sel-sel ini berproliferasi pada
dua, sitotrofoblas pada kolom bagian proksimal dari kolom
trofoblastik yang kontak dengan trofoblastik dan merupakan sumber dari
plasenta berdiferensiasi menjadi tempat implantasi dan trofoblas
trofoblas intermediet vili dan kemudian intermediet tipe korion.
menjadi trofoblas intermediet tempat

193
JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:190-205

Pada bagian dasar kolom trofoblas, Fungsi trofoblas intermediet tipe korion
trofoblas intermediet menginfiltrasi diduga berkontribusi terhadap sintesis
desidua, arteri-arteri spiral dan matriks ekstraseluler yang diperlukan
miometrium untuk menjadi trofoblas untuk mempertahankan kekuatan
intermediet tempat implantasi.8,12-13 membran korion. Trofoblas intermediet
Walau sel-sel trofoblas tersebut tipe korion diduga juga berperan
menginfiltrasi plasenta, sel-sel itu tidak sebagai barier biologis dan mekanis
berploriferasi.12 Trofoblas intermediet terhadap sistem imun maternal.8,12
vili secara eksklusif mengekspresikan Perbedaan fungsi dan karakter
HNK-1 carbohydrate yang tidak biologis antara berbagai tipe trofoblas
diekspresikan oleh subtipe trofoblas berkaitan dengan invasi jaringan,
intermediet yang lain.8,12 Trofoblas kontrol faktor pembekuan darah, dan
intermediet tempat implantasi ekpresi antigen yang penting untuk
memperlihatkan hasil positif untuk interaksi dengan respons imun ibu.13
pewarnaan imunohistokimia hPL dan
sitokeratin, namun sedikit ekspresi hCG
dan PLAP.13 Fungsi utama dari trofoblas Patogenesis dari Lesi Trofoblastik
intermediet tempat implantasi adalah Shih & Kurman (2007) melakukan
untuk sirkulasi antara ibu dan fetus modifikasi terhadap klasifikasi PTG oleh
dengan menginvasi arteri-arteri spiral WHO (Tabel 1). Modifikasi ini
pada basal plate selama kehamilan awal. dilakukan agar klasifikasi dapat
Mekanisme invasi trofoblas mirip mencakup exaggerated placental site (EPS)
dengan invasi sel-sel tumor, namun dan placental site nodule (PSN) yang
invasi dari trofoblas intermediet tempat sebelumnya belum diklasifikasikan.
implantasi diatur dengan ketat, terbatas Modifikasi ini juga mencakup
pada tempat implantasi dan hanya epithelioid trophoblastic tumor (ETT),
selama kehamilan awal hingga usia 16 neoplasma trofoblastik yang baru-baru
minggu kehamilan.8,12,14 ini dideskripsikan berbeda dari
Trofoblas intermediet yang terletak koriokarsinoma dan plasental site
jauh dari tempat implantasi trophoblastic tumor (PSTT).8,12
berdiferensiasi menjadi trofoblas
intermediet tipe korion. Subpopulasi
trofoblas itu mengekspresikan PLAP.

Tabel 1. Klasifikasi PTG12


Lesi molar
Mola hidatidosa komplit
Mola hidatidosa parsial
Mola invasif
Lesi nonmolar
Koriokarsinoma
Plasental site trophoblastic tumor (PSTT)
Epithelioid trophoblastic tumor (ETT)
Lesi jinak nonneoplastik
Exaggerated placental site (EPS)
Placental site nodule (PSN)

194
Aspek Patobiologis pada Penyakit Trofoblas Gestasional
(Teresa L. Wargasetia, Heda M. D. Nataprawira, M. Nurhalim Shahib)

Saat ini, ETT dipertimbangkan sebagai Regulasi invasi trofoblas ke dalam


varian dari PSTT.9,13 ETT baru jaringan maternal dikontrol oleh
dideskripsikan karena sangat jarang serangkaian interaksi antara trofoblas
ditemukan, bahkan lebih jarang dari ekstravili dengan molekul yang berasal
PSTT.9 dari desidua. Molekul transforming
Koriokarsinoma adalah tumor growth factor (TGF)-β dan TGF-β-binding
epitel yang sangat ganas, dapat proteoglycan decorin yang melokalisasi
berkaitan dengan tipe kehamilan TGF-β di matriks ekstrasel desidua
apapun, paling sering dengan mola menghambat pertumbuhan, migrasi,
hidatidosa komplit. Koriokarsinoma dan invasi sel trofoblas ekstravili.
merekapitulasi diferen-siasi sel-sel Trofoblas neoplastik bersifat resisten
sitotrofoblas pada kehamilan awal dan terhadap regulasi negatif dari TGF-β
dapat timbul dari transformasi sehingga sel-sel trofoblas terus
neoplastik sitotrofoblas. Sitotrofoblas bertumbuh, migrasi, dan menginvasi
neoplastik, mirip dengan sel jaringan sekitarnya.14
sitotrofoblas yang normal, mem- EPS adalah lesi nonneoplastik jinak
pertahankan kapasitas untuk yang dikarakterisasi dengan
berdiferensiasi menjadi sinsitiotrofoblas penambahan jumlah sel-sel trofoblas
dan trofoblas intermediet. Campuran intermediet tempat implantasi yang
dari sito-trofoblas, sinsitiotrofoblas dan menginfiltrasi endometrium dan
trofoblas intermediet adalah miometrium. Sel-sel trofoblas pada EPS
karakteristik dari koriokarsinoma. mempunyai profil morfologi dan
Sitotrofoblas dan trofoblas intermediet imunofenotip yang sama dengan sel-sel
cenderung untuk bertumbuh trofoblas intermediet tempat implantasi
berkelompok dan membentuk lembaran, pada plasenta normal. EPS dapat terjadi
yang dipisahkan oleh sitotrofoblas, pada kehamilan normal, aborsi pada
membentuk karakteristik pola trimester pertama, atau kehamilan molar
pertumbuhan dimorfik. Pada terutama mola komplit.8,12
koriokarsinoma, persentase dari PSTT terbentuk dari sel-sel
trofoblastik intermediet bervariasi dari trofoblas intermediet tempat implantasi
1-90%. Penelitian memperkirakan bahwa neoplastik, yang merupakan tipe sel
translokasi β-catenin ke nukleus yang dominan pada PSTT (Tabel 2).
berkontribusi terhadap proliferasi sel-sel Berbeda dengan invasi trofoblas
trofoblas pada koriokarsinoma.8,12 intermediet ke tempat implantasi yang
Seperti halnya pada mola komplit, terbatas hingga sepertiga kedalaman
upregulation dari onkoprotein c-myc, c- miometrium pada kehamilan normal,8,14
erb-2, c-fms, dan bcl-2 secara sinergis sel-sel tumor PSTT sangat invasif dan
berperan penting dalam patogenesis berinfiltrasi sangat dalam ke
koriokarsinoma. Analisis mutasi K-ras miometrium, kadang-kadang hingga
dan p53 tidak memperlihatkan adanya berpenetrasi hingga ke serosa.8,12 Pada
mutasi gen-gen tersebut pada plasenta normal, fusi sel-sel trofoblas
koriokarsinoma, namun ekspresi intermediet tempat implantasi yang
berlebih p53 kadang-kadang ditemukan. mononukleus menjadi sel-sel
Gen-gen lain yang berpotensi terlibat multinukleus diikuti hilangnya fenotip
dalam perkembangan koriokarsinoma invasif dan migrasi. Hal itu didukung
adalah DOC-2/hDab2, ras GTPase oleh pengamatan histologis bahwa sel-
activating protein, dan HLA-G.8,12 sel trofoblas intermediet tempat
implantasi multinukleus lebih banyak

195
JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:190-205

pada normal atau EPS dibandingkan adalah nodular, terbatas walau mungkin
dengan pada PSTT.12 Imunohistokimia terdapat infiltrasi fokal di periferi.
dengan HLA-G, hPL, dan CD146 (Mel- Tumor terdiri atas sel-sel trofoblas tipe
CAM) positif difus pada PSTT (Tabel 2). korion. Sejumlah studi menunjukkan
PSTT juga berkaitan dengan ekspresi hubungan yang dekat antara ETT
abnormal dari cyclins, cyclin-dependent dengan PSN, namun diperlukan studi
kinases, dan p53.8,12,15 genetika molekuler lebih lanjut untuk
PSN adalah nodul kecil berupa mengkonfirmasi hal itu.8,12
gabungan sel-sel trofoblas intermediet Berdasarkan gambaran morfologis
tipe korion yang tertanam dalam stroma dan imunofenotip (Tabel 2), PTG
terhialinisasi.8,12 PSN adalah lesi nonmolar dapat dihubungkan dengan
nonneoplastik jinak dan sering subpopulasi trofoblas yang berbeda.
ditemukan pada saat kuretase uterus, Regulasi proliferasi jaringan
biopsi servikal, dan kadang-kadang trofoblas membutuhkan keseimbangan
pada spesimen histerektomi.12 Sel antara ekspresi protoonkogen dengan
trofoblas pada PSN mempunyai gen-gen penekan tumor. Kesalahan
morfologi dan imunofenotip yang mirip dalam regulasi tersebut dapat
dengan trofoblas intermediet tipe menyebabkan hilangnya kontrol
korion, namun berbeda dengan trofolas terhadap proliferasi sel, penghentian
intermediet tempat implantasi (Tabel siklus sel, dan apoptosis yang mengarah
2).8,12 pada tumorigenesis. Trofoblas
ETT merupakan bentuk varian dari berkembang dalam lingkungan yang
PSTT, mewakili bentuk malignan dari unik, kaya akan hormon dan berbagai
PSN. Pasien biasanya mengalami faktor tumbuh sehingga keseimbangan
pendarahan vagina dengan sedikit antara semua faktor intrinsik dan
peningkatan level hCG.13 ETT adalah ekstrinsik sangat penting. Gangguan
tipe malignan dari PTG yang sangat terhadap keseimbangan tersebut dapat
jarang ditemukan, bahkan lebih jarang menyebabkan perkembangan berlebihan
dari PSTT.9 Secara histologis, ETT dari jaringan trofoblas.1

Tabel 2. Profil Ekspresi Gen pada Subpopulasi dan Lesi Trofoblas 8


Tipe trofoblas Lesi HLA hPL hCG Cyclin P63 CD146 HNK E-
-G E 1 cad
Sitotrofoblas KK - - - + ++ - - ++
Sinsitiotrofoblas - ++ ++ - - - - -
TI vili ++ -/++ - -/++ - -/++ ++ ++/-
TI tempat EPS, PSTT ++ ++ -a ++ - ++ - +
implantasi
TI tipe korion PSN, ETT ++ + - +b ++ + - ++
Ket: KK: koriokarsinoma; TI: trofoblas intermediet; EPS: exaggerated placental site; PSTT: plasental
site trophoblastic tumor; PSN: placental site nodule; ETT: epithelioid trophoblastic tumor
a: kecuali pada sel-sel trofoblas intermediet multinukleus
b: pewarnaan Cyclin E difus pada ETT, namun sangat fokal pada PSN dan TI tipe korion

196
Aspek Patobiologis pada Penyakit Trofoblas Gestasional
(Teresa L. Wargasetia, Heda M. D. Nataprawira, M. Nurhalim Shahib)

Tabel 3. Regulator Molekuler yang Berkaitan dengan Patogenesis PTG 1


Ekpresi gen berubah pada
Gen Mola hidatidosa Mola hidatidosa Koriokarsinoma
komplit parsial
Gen p53 ↑ ↑ ↑
penekan p21 ↑ - ↑
tumor Rb ↑ - ↑
Onkogen c-erb-B-2 ↑ - ↑
Bcl-2 ↓ ↓ ↓
k-ras - - -
Mdm-2 ↑ ↑ ↑
Regulator Telomerase ↑ ↑ ↑
molekuler E-cadherin ↓ ↓ ↓
lainnya Β-catenin ↓ ↓ ↓
Ket: (↑= up regulation, ↓= down regulation, - = tidak ada perbedaan)
ketika dibandingkan dengan normal

Sejumlah onkogen dan gen penekan bentuk malignan dari PTG yaitu mola
tumor telah dipelajari pada PTG. invasif, koriokarsinoma, dan PSTT. 16
Ekspresi gen-gen penekan tumor yaitu Studi klinik, patologi, dan
p53, p21, Rb dan beberapa onkogen yaitu molekuler telah menyediakan
EGFR, Mdm2, c-erb, dan bcl-2 telah pemahaman tentang patogenesis mola
dipelajari pada PTG melalui berbagai hidatidosa, namun dasar molekuler dan
penelitian (Tabel 3).1 seluler dalam perkembangan GTT masih
Sejumlah penelitian mengaitkan sedikit dipahami. Analisis molekuler
perubahan pada gen-gen genomic GTT didasarkan pada karakterisasi
imprinting dengan patogenesis PTG.4,16 profil ekspresi gen pada berbagai tipe
Gen H19 yang diturunkan secara neoplasma dan pola ekspresi gen yang
maternal terekspresi pada jaringan unik pada subpopulasi trofoblas yang
plasenta dan fetus dan ekspresinya berbeda pada plasenta normal. Setelah
ditekan setelah bayi lahir, sedangkan transformasi neoplastik dari sel punca
IGF2 yang diturunkan secara paternal trofoblas, yang diperkirakan adalah sel
diekspresikan pada jaringan normal. punca sitotrofoblas, program diferensiasi
Ekspresi bi-alelik dari kedua gen yang spesifik mengatur tipe tumor
tersebut ditemukan pada PTG, trofoblas yang berkembang. Korio-
walaupun kariotipenya adalah paternal. karsinoma adalah tumor trofoblas yang
Tingkat ekspresi H19 lebih tinggi pada paling primitif, sedangkan PSST dan
mola hidatidosa komplit dibandingkan ETT relatif lebih berdiferensiasi. Korio-
normal. Penurunan ekspresi H19 dan karsinoma terdiri atas sitotrofoblas,
peningkatan IGF2 berkaitan dengan sinsitiotrofoblas, dan trofoblas inter-
progresi mola hidatidosa menjadi mediet ekstravili dalam jumlah yang
koriokarsinoma.4 Penelitian oleh Shahib bervariasi dan mirip dengan blastosis
et al. (2006) menunjukkan bahwa gen previli yang terdiri atas campuran
HASH2 yang diwariskan secara paternal subpopulasi trofoblas yang sama.15 EPS
tidak diekspresikan pada mola dan PSTT berkaitan dengan diferensiasi
hidatidosa, namun diekspresikan pada trofoblas intermediet tempat implantasi,
sedangkan PSN dan ETT berkaitan

197
JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:190-205

dengan trofoblas intermediet tipe vili yang ganas, sedangkan PSTT dan
korion.12,15 Koriokarsinoma ber-kaitan ETT ekuivalen trofoblas intermediet
dengan trofoblas previli. Meskipun ekstravili yang malignan.10,13
setiap tumor trofoblastik intermediet Shahib et al. (2001) meneliti asal-
mempunyai karakter yang berbeda, usul genetik dari neoplasma trofoblastik
kadang-kadang lesi trofoblastik malignan dengan menggunakan
memperlihatkan gambaran histologis penanda polimorfik Sequence Tag Site
campuran antara koriokarsinoma, PSTT, (STS). Hasil penelitian menunjukkan
dan ETT yang memperlihatkan bahwa neoplasma trofoblastik dapat
plastisitas dari diferensiasi trofoblas berasal dari tiga macam asal-usul yaitu
pada berbagai tumor tersebut (Gambar androgenesis, fertilisasi normal, dan
1).12 partenogenesis. Kehamilan sebelumnya
tidak selalu identik dengan konsepsi
penyebab terjadinya neoplasma
Patologi Penyakit Trofoblas trofoblastik. Hasil penelitian juga
Gestasional memperlihatkan bahwa PSST mungkin
Kehamilan molar dan TTG semua memiliki mekanisme karsinogenesis
berawal dari trofoblas plasenta. 2,10 Mola yang berbeda dengan neoplasma
hidatidosa berasal dari trofoblas vili, trofoblastik lainnya karena kontribusi
koriokarsinoma terbentuk dari trofoblas paternal dan maternal yang dominan. 17

Exaggerated
placental site

Placental site
Trofoblas intermediet trophoblastic
tempat implantasi tumor

Trofoblas Korio-
Sitotrofoblas intermediet karsinoma
vili

Trofoblas intermediet Epithelioid


tipe korion trophoblastic
tumor

Placental site
nodule

Gambar 1. Diferensiasi Subpopulasi Trofoblas dan Hubungannya dengan


Berbagai Subpopulasi Trofoblas Intermediet pada Nonmolar GTT 12

198
Aspek Patobiologis pada Penyakit Trofoblas Gestasional
(Teresa L. Wargasetia, Heda M. D. Nataprawira, M. Nurhalim Shahib)

Mola Hidatidosa normal oleh dua sperma (Gambar


Mola hidatidosa adalah kehamilan 2).1-3,6,10,14 Kurang dari 5% mola parsial
abnormal yang dikarakterisasi oleh akan berkembang menjadi TTG dan
proliferasi trofoblas dengan tingkat yang jarang terjadi metastase.2,12 Penanganan
bervariasi dan pembengkakan vesikula kehamilan molar dengan kuretase atau
dari vili plasenta yang berkaitan dengan histerektomi tergantung pada keinginan
ketiadaan atau abnormalitas fetus.2 untuk mempertahankan fertilitas.7,19
Mola hidatidosa komplit
mengalami pembesaran vili tanpa Mola Invasif
adanya fetus atau embrio, trofoblas Mola invasif adalah tumor jinak
hiperplasia dengan tingkat atipia yang yang berasal dari invasi mola hidatidosa
bervariasi, dan tidak ada kapiler-kapiler ke miometrium dengan perluasan
vili.1-2,10 Secara makrokopis, vili pada langsung melalui jaringan atau saluran
mola hidatidosa komplit tampak seperti vena. Invasi vili korion hidropik ke
rangkaian buah anggur.1,18 Hampir 90% miometrium disertai proliferasi
dari mola komplit adalah 46, XX, berasal sitotrofoblas dan sinsitiotrofobas. 6
dari duplikasi kromosom sperma Kurang lebih 10-17% mola hidatidosa
haploid setelah memfertilisasi telur akan menjadi mola invasif, dan sekitar
dengan kromosom maternal tidak ada 15% akan bermetastase ke paru-paru
atau inaktif. Sepuluh persen mola atau vagina. Mola invasif lebih sering
komplit adalah 46, XY atau 46, XX, didiagnosis secara klinis daripada
sebagai hasil dari fertilisasi telur kosong patologis, yaitu berdasarkan
oleh dua buah sperma (dispermi). 2,4,6,10 peningkatan hCG persisten setelah
Beberapa studi memperlihatkan pasien evakuasi mola dan sering ditangani
dengan penyakit berulang adalah molar dengan kemoterapi tanpa diagnosis
biparental yang dapat bersifat familial histopatologi.2 Gambaran histopatologi
atau sporadik (Gambar 2). Kondisi ini mola invasif sama dengan mola
berkaitan dengan mutasi missense pada hidatidosa komplit, namun terdapat
gen NLRP7 pada kromosom 19q13.3- invasi ke miometrium.1
13.4.2,10 Neoplasia trofoblastik (mola
invasif atau koriokarsinoma) terjadi Koriokarsinoma
setelah mola komplit pada 15-20% Koriokarsinoma adalah penyakit
kasus.2, 9 ganas yang dikarakterisasi oleh
Mola hidatidosa parsial hiperplasia trofoblas abnormal dan
memperlihatkan adanya jaringan fetus anaplasia, ketiadaan vili korion,
atau embrionik, vili korion dengan pendarahan, dan nekrosis, dengan
edema fokal yang bervariasi dalam invasi langsung ke miometrium dan
bentuk dan ukuran, inklusi trofoblas invasi vaskular yang menghasilkan
stroma, sirkulasi pada vili, hiperplasia penyebaran ke tempat-tempat jauh,
trofoblas fokal dengan atipia sedang, biasanya ke paru-paru, otak, hati, pelvis
ploriferasi terbatas pada sinsi- dan vagina, ginjal, usus, dan limpa. 2,13
tiotrofoblas. Sebagian besar mola parsial Secara makroskopis, jaringan korio-
mempunyai kariotipe triploid (biasanya karsinoma terlihat lunak, berwarna
69, XXY), kadang-kadang tetraploid (92, ungu, dan sangat hemoragik.1
XXXY) sebagai hasil fertilisasi ovum

199
JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:190-205

Gambar 2. Asal Mula Kariotipe Mola Hidatidosa Komplit dan Parsial, serta
Mola Hidatidosa Komplit Biparental10
MHK=Mola Hidatidosa Komplit, MHP=Mola Hidatidosa Parsial,
biMHK= Mola Hidatidosa Komplit Biparental
Materi genetik dari ayah berwarna hitam, sedangkan dari ibu berwarna merah

Koriokarsinoma dilaporkan terjadi Placental Site Trophoblastic Tumor (PSTT)


berkaitan dengan berbagai kejadian PSTT adalah penyakit yang sangat
kehamilan. Kurang lebih 25% kasus jarang, berasal dari tempat implantasi
terjadi setelah aborsi atau kehamilan di plasenta dan terdiri atas trofoblas
tuba, 25% berkaitan dengan kehamilan intermediet mononukleus tanpa
term atau preterm, dan 40-80% berasal infiltrasi vili korion pada lembaran atau
dari mola hidatidosa, walaupun hanya cords antara serabut miometrium. PSTT
2-3% mola hidatidosa menjadi berkaitan dengan sedikit invasi
koriokarsinoma.2,13 Melalui teknik vaskular, nekrosis, dan pendarahan
genetika molekuler, termasuk restriction dibandingkan koriokarsinoma, dan
frangment-length polymorphism assays, mempunyai kecenderungan untuk
diperoleh fakta bahwa koriokarsinoma metastasis limfatik.2,20 Metastase dapat
setelah mola hidatidosa komplit adalah ke paru-paru, otak, hati, saluran
androgenetik, sedangkan yang reproduksi bawah, dan abdomen.18
berkembang dari kehamilan normal PSTT hanya sedikit mensekresikan
adalah biparental.13 hCG.1 Pewarnaan imunohistokimia
menunjukkan adanya keberadaan

200
Aspek Patobiologis pada Penyakit Trofoblas Gestasional
(Teresa L. Wargasetia, Heda M. D. Nataprawira, M. Nurhalim Shahib)

sitokeratin yang difus dan hcG yang Epithelioid trophoblastic tumor (ETT)
fokal. Studi sitogenetik menunjukkan ETT adalah varian dari PSTT yang
bahwa PSTT lebih sering adalah diploid menstimulasi karsinoma. Berdasarkan
daripada aneuploid.2 Kebanyakan PSTT gambaran morfologi dan histokimia,
(60%) mengikuti kehamilan non- ETT berkembang dari transformasi
molar,2,9,14 aborsi spontan (±15%) atau neoplastik trofoblas intermediet tipe
mola hidatidosa (20%).6 Sebanyak korion. ETT sangat jarang ditemukan,
sepertiga penderita PSTT positif pada sebagian besar ETT muncul beberapa
saat tes kehamilan.18 Tumor ini relatif tahun setelah kehamilan normal (full-
resisten terhadap kemoterapi sehingga term).2
penanganannya dengan histerektomi.19- Gambaran klinikopatologis dari
20
PTG diperlihatkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Gambaran Klinikopatologis dari PTG1-2


PTG Gambaran Patologis Gambaran Klinis
Mola hidatidosa 46, XX; 46, XY Setelah 2 kehamilan molar,
komplit Tidak ada fetus/embrio risiko kehamilan molar ke-tiga
Pembengkakan vili yang difus adalah 15-20%
Hiperplasia trofoblas yang hCG >100.000mIU/mL
difus Komplikasi medis
Tidak ada scalloping vili korion
Mola hidatidosa Triploid (69, XXY; 69, XYY; <5% berkembang menjadi
parsial 69 XXX) neoplasia trofoblastik
Ada fetus/embrio abnormal hCG <100.000mIU/mL
Pembengkakan vili yang fokal Komplikasi medis jarang
Hiperplasia trofoblas yang
fokal
Ada scalloping vili korion
Mola invasif Invasi miometrium 15% metastasis ke paru-
Vili membengkak paru/vagina
Hiperplasia trofoblas Lebih sering didiagnosis secara
klinis dibandingkan patologis
Koriokarsinoma Hiperplasia trofoblas abnormal Pembuluh darah menyebar ke
dan anaplasia tempat jauh, paru-paru/otak/
Tidak ada vili hati
Pendarahan, nekrosis Penyakit ganas
PSTT Se-sel tumor menginfiltrasi Sangat jarang
miometrium dengan invasi Kadar hCG adalah indikator
vaskular/limfatik yang kurang dapat dipercaya
Tidak ada vili Relatif kemoresisten
Sedikit pendarahan dan Penanganan terutama dengan
nekrosis pembedahan
Sel-sel tumor positif pada
pewarnaan human placental
lactogen (hPL)

201
JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:190-205

Diagnosis Patologis Penyakit Trofoblas tanpa vili korialis, disertai hemoragi dan
Gestasional nekrosis. Koriokarsinoma berupa tumor
Pemeriksaan histologis merupakan bilaminar dengan sitotrofoblas sebagai
standar emas dalam diagnosis pusat yang dikelilingi sinsitiotrofoblas
kehamilan molar.9 Diagnosis patologis dan sedikit trofoblas intermediet.18 Ciri-
dari mola hidatidosa komplit dan parsial ciri PSTT adalah tampak sel-sel trofoblas
dilakukan melalui pemeriksaan patologi intermediet, inti polimorf,
anatomi pada spesimen kuretase. Secara hiperkromatis, mitosis ditemukan,
mikroskopis, pada mola hidatidosa sitoplasma eosinofil, perdarahan dan
komplit terdapat stroma vili korialis nekrosis minimal.7 ETT berbentuk
yang oedematus, tanpa vaskularisasi, nodular, mempunyai batas yang jelas
disertai hiperplasia dari sel sitotrofoblas dengan sel-sel yang berinfiltrasi di
dan sinsitiotrofoblas. Gambaran patologi perifer. Sel-sel tumor ETT terlihat
anatomi pada mola hidatidosa parsial sebagai susunan sel-sel trofoblas
adalah vili korialis dari berbagai ukuran intermediet tipe korion yang
dengan degenerasi hidropik, kavitasi, mononuklear dan bercampur dengan
dan hiperplasia trofoblas, scalloping yang hialinisasi stroma dan area nekrosis,
berlebihan dari vili, inklusi stroma mitosis ditemukan.8, 12-13
trofoblas yang menonjol, ditemukan Imunohistokimia untuk human
jaringan embrio atau janin.7 placental lactogen, inhibin-α, HLA-G, dan
Penggunaan petanda-petanda Mel-CAM (CD146) positif pada trofoblas
imunohistokimia membantu dalam ekstravili. Cyclin E diekspresikan pada
diagnosis dan prognosis, walaupun kolom trofoblas dari vili yang tertanam
belum semua petanda digunakan secara pada plasenta, trofoblas ekstravili
rutin di laboratorium. Pewarnaan tempat implantasi, dan korio-
imunohistokimia p57kip2 (gen pada karsinoma.14 Imunohistokimia untuk
kromosom 11p15.5 yang diekspresikan koriokarsinoma memperlihatkan hasil
secara maternal)14 dapat membedakan positif untuk PLAP dan β-HCG, dengan
mola komplit (negatif) dari mola parsial pewarnaan lemah atau negatif untuk
(positif, sitotrofoblas dan mesenkim vili hPL. Imunohistokimia PSST memperl-
terwarna), sedangkan hibridisasi in situ ihatkan positif difus untuk HLA-G dan
atau flow cytometry dapat membedakan hPL, β-HCG positif lemah, namun
mola komplit diploid dari mola parsial terwarna kuat oleh CD146 (Mel-
triploid.2, 9-10 Para peneliti terus mencoba CAM).8-9,12 Imunohistokimia ETT mirip
meningkatkan sensitivitas dan dengan PSTT, kecuali lebih kuat untuk
spesifisitas diagnostik sehingga baru- PLAP dan lebih lemah pada pewarnaan
baru ini, PCR-based short tandem repeat hPL dan CD 146.9
DNA genotyping muncul sebagai metode
untuk diagnostik mola hidatidosa. 21
Diagnosis patologis mola invasif, Penutup
koriokarsinoma, PSTT, dan ETT Tujuan utama penelitian penyakit
dilakukan dari hasil kuretase, biopsi lesi kanker adalah mengidentifikasi
metastatik, histerektomi spesimen atau mekanisme molekuler perkembangan
plasenta.2 Pada mola invasif ditemukan kanker, lalu mendeteksi marker
vili korialis di antara otot-otot (petanda) molekuler dan menjadikan
miometrium. Gambaran patologi mekanisme tersebut sebagai target untuk
anatomi koriokarsinoma menunjukkan obat yang didisain spesifik untuk
adanya sel-sel trofoblas yang atipik, menyerang sel-sel kanker. Petanda

202
Aspek Patobiologis pada Penyakit Trofoblas Gestasional
(Teresa L. Wargasetia, Heda M. D. Nataprawira, M. Nurhalim Shahib)

kanker adalah indikator berupa PTG, dengan harapan mendapatkan


substansi biokimia yang meng- petanda kanker yang tidak hanya
indikasikan perilaku kanker pada saat diduga berperan dalam penyakit ini,
ini dan saat yang akan datang. namun melewati sejumlah tahapan
Karakteristik molekuler dari dalam pencarian dan validasi petanda
sebagian besar kanker belum diketahui kanker untuk diagnostik, prognostik,
secara lengkap dan belum ada petanda dan target terapi.
yang valid untuk deteksi dini dan target Namun berbeda dengan begitu
terapi untuk kanker tersebut. Sebagian maraknya penelitian pada berbagai jenis
besar diagnosis kanker berdasarkan kanker yang lain, jumlah dan kedalaman
pemeriksaan morfologis dari spesimen penelitian yang berkaitan dengan
biopsi tumor, namun pendekatan ini patogenesis molekuler PTG relatif
mempunyai keterbatasan dalam terbatas. Hal ini mungkin berkaitan
memprediksi potensi progresi tumor dengan insidensi PTG yang relatif
dan respons terhadap pengobatan. rendah di negara-negara maju. Untuk
Dewasa ini, para peneliti mencari sistem masyarakat Indonesia, PTG adalah
klasifikasi berdasarkan patogenesis masalah yang penting karena
molekuler. Sejumlah studi ekspresi gen- insidensinya tinggi, faktor risiko banyak,
gen menjanjikan diagnosis dan prognosis buruk untuk jenis malignan,
prognosis yang lebih jelas, prediksi dengan penyebaran yang merata.
respons terhadap pengobatan, dan Walaupun terdapat kecenderungan
identifikasi target-target potensial untuk penurunan insidensi, namun banyak
terapi. ditemukan kasus-kasus dalam keadaan
Terdapat heterogenitas yang sangat lanjut. Sering ditemukan PTG dengan
besar di antara pasien kanker sehingga diagnosis, umur pasien, skor prognostik
respons terhadap terapi beragam. Selain yang sama ditangani dengan terapi yang
itu, sebagian besar obat kanker adalah sama, namun diperoleh luaran hasil
agen toksik yang mempengaruhi rawat yang berbeda. Keadaan ini
pertumbuhan sel, sehingga berefek menunjukkan bahwa dibutuhkan upaya
negatif terhadap sel-sel normal dalam untuk menggali keilmuan mengenai
tubuh. Penggunaan petanda dapat karakteristik biologis PTG yang dapat
memastikan bahwa setiap pasien diterapkan untuk memecahkan masalah
menerima obat yang efektif untuk tumor klinis.
secara individual dengan cara Salah satu masalah pada PTG
meningkatkan tingkat respons terhadap adalah bahwa setelah didiagnosis
obat dan mengurangi toksisitas. Selain mengalami kehamilan mola, bertahun-
meningkatkan efektivitas terapi, petanda tahun kemudian sebagian pasien
berpotensi menurunkan biaya diketahui mengalami keganasan dan
pengobatan dengan menghindarkan membutuhkan kemoterapi. Oleh karena
terapi yang tidak efektif dan biaya untuk itu dibutuhkan uji prognostik pada
menangani efek samping, apalagi bila diagnosis mola untuk mengidentifikasi
petanda dapat mendeteksi kanker secara mola yang dapat berkembang menjadi
dini. ganas secara dini.
Seperti halnya pada penyakit Koriokarsinoma adalah salah satu
keganasan lainnya, para peneliti yang kanker pada manusia yang sangat
tertarik mempelajari PTG berusaha responsif terhadap kemoterapi, bahkan
memahami mekanisme molekuler koriokarsinoma dengan metastase dapat
perkembangan ke arah keganasan pada ditangani dengan kemoterapi kombinasi

203
JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:190-205

dan prosedur pembedahan ajuvan. sebagai Persistent Gestational Trophoblastic


Namun demikian, sebagian pasien Disease (PTD) bila kadar β-hCG serum
karsinoma mengalami kekambuhan meningkat atau tetap. Pada keadaan ini,
setelah pengobatan pertama. Berbeda apakah PTD adalah mola hidatidosa
dari koriokarsinoma, PSTT dan ETT invasif, koriokarsinoma metastasis,
lebih sukar disembuhkan dengan PSTT, atau ETT tidak dapat diketahui.
kemoterapi konvensional sehingga Ketiga, berkaitan dengan keterbatasan di
berkembang menjadi metastatik dan atas, reagen seperti lini sel dan model
menyebabkan kematian. Oleh karena hewan untuk studi mekanisme sangat
itu, obat terapi baru diperlukan untuk terbatas. Sebagai contoh, hanya
meningkatkan efikasi dan mengurangi beberapa lini sel koriokarsinoma dan
efek toksik dari kemoterapi, terutama satu lini sel PSTT yang tersedia untuk
obat kombinasi dan menyelamatkan studi biologi sel dan molekuler. 15
pasien PTG metastasis yang resisten Terlepas dari tantangan yang ada,
kemoterapi. berbagai penelitian telah dilakukan
Pengembangan terapi baru akan untuk memahami etiologi molekuler
sulit dilakukan tanpa upaya yang terus PTG. Perkembangan dalam studi
menerus untuk memahami biologi dari molekuler sel-sel pada plasenta normal
PTG dengan jelas. Pengobatan dengan dan lesi trofoblastik serta identifikasi
target molekuler yang didesain untuk gen-gen yang diekspresikan pada
menginaktivasi jalur molekuler yang trofoblas manusia membantu
penting untuk pertumbuhan dan menjelaskan tentang patogenesis lesi
kelangsungan hidup sel tumor trofoblas yang menyediakan dasar
merupakan pengobatan yang untuk diagnosis patologis dan
dinantikan. Berbeda dari kemoterapi molekuler dari berbagai tipe tumor
standar yang berpengaruh terhadap sel- trofoblas, pencarian petanda genetik
sel yang berploriferasi, inhibitor- untuk prognosis, dan penentuan target-
inhibitor dengan target jalur yang target terapi potensial bagi bentuk
spesifik akan secara selektif metastatis dari PTG yang resisten
mengeliminasi sel-sel tumor untuk terhadap pengobatan konvensional.
mencapai efek terapi maksimum dengan
efek samping minimum. Contoh agen
antikanker baru adalah gefinitib,
Daftar Pustaka
inhibitor kinase dengan EGFR sebagai
1. Alazzam M, Tidy J, Hancock BW,
target dan trastuzumab berupa antibodi Powers HJ. Gestational trophoblastic
dengan reseptor ERBB2 sebagai target. 15 neoplasia, an ancient disease: new light
Meskipun terdapat ketertarikan and potential therapeutic targets.
yang besar untuk mengeksplorasi Anticancer Agents Med Chem.
patogenesis dari PTG, studi aspek 2010;10:176-85.
molekuler pada PTG adalah suatu 2. Lurain J. Gestational trophoblastic
tantangan karena beberapa sebab. disease I: epidemiology, pathology,
Pertama, PTG adalah penyakit yang clinical presentation and diagnosis of
jarang di negara maju sehingga gestational trophoblastic desease. Am J
spesimen jaringan, terutama dari Obstet Gynecol. 2010:531-39.
jaringan segar sulit diperoleh. Kedua, 3. Berkowitz R. Gestational trophoblastic
Tumor Trofoblas Gestasional sering disease. In: Berek J, editor. Novak's
gynecology. 13 ed. New York: Lippincott
tidak dikarakterisasi secara histologis,
Williams & Wilkins; 2002.
namun diklasifikasikan secara klinis

204
Aspek Patobiologis pada Penyakit Trofoblas Gestasional
(Teresa L. Wargasetia, Heda M. D. Nataprawira, M. Nurhalim Shahib)

4. Lewin S, Herzog TJ. Current 13. Sebire N, Lindsay L Current issues in


perspectives on gestational trophoblastic the histopathology of gestational
disease. Women's Oncol Rev. 2003;3:109- trophoblastic tumors. Fetal Pediatr
16. Pathol 2010;29:30-44.
5. Slim R, Mehio A. The genetics of 14. Wells M. The pathology of gestational
hydatidiform moles: new lights on an trophoblastic disease: recent advances.
ancient disease. Clin Genet. 2007;71:25- Pathology. 2007;39(1):88-96.
34. 15. Shih I. Gestational trophoblastic
6. Crum C. The female genital tract. In: neoplasia-pathogenesis and potential
Kumar VAA, Fausto N, editor. Robbins therapeutic targets. Lancet Oncol.
and Contran pathologic basis of disease 2007;8:642-50.
7ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 16. Shahib M, Martaadisoebrata D, Kato H.
2005. Detection of hash2 (ascl2) gene
7. Martaadisoebrata D. Buku pedoman expression in gestational trophoblastic
pengelolaan penyakit trofoblas disease. J Reprod Med. 2006;51:892-6.
gestasional. 1st, editor. Jakarta: EGC; 17. Shahib N, Martaadisoebrata D, Kondo
2004. H, Zhou Y, Shinkai N, Nishimura C, et
8. Shih I, Kurman RJ. Pathogenesis of al. Genetic origin of malignant
gestational trophoblastic lesions. In: trophoblastic neoplasms analyzed by
Giordano A BA, Kurman R, editor. sequence tag site polymorphic markers.
Current Clinical Oncology: Molecular Gynecol Oncol. 2001;81:247-53.
Pathology of Gynecologic Cancer. 18. Salafia C, Popek EJ. Placenta. In:
Totowa: Humana Press, Inc; 2007. p. 157- Damjanov I, Linder J, editor. Anderson's
66 pathology. 10 ed. St. Louis: Mosby-Year
9. Slavik T. Pathology of gestational Book, Inc; 1996.
trophoblastic neoplasia: a review with 19. Schorge J, Goldstein DP, Bernstein MR,
recent insight. South Afr J Gynaecol Berkowitz RS. Gestational trophoblastic
Oncol. 2010;2(2):56-60. disease. Curr Treat Options Oncol.
10. Secki M, Sebire NJ, Berkowitz RS. 2000;1:169-75.
Gestational trophoblastic disease. Lancet 20. Lurain J. Treatment of gestational
2010;376:717-29. trophoblastic tumors. Curr Treat Options
11. Lunghi L, Ferretti ME, Medici S, Biondi Oncol. 2002;3:113-24.
C, Vesce F. Control of human trofoblast 21. Hui P. Molecular diagnosis of gestational
function. Reprod Biol Endocrinol. trophoblastic disease. Expert Rev Mol
2007;5(6). Diagn. 2010;10(8):1023-34.
12. Shih I, Kurman RJ. Molecular basis of
gestational trophoblastic diseases. Curr
Mol Med. 2002;2:1-12.

205

View publication stats

Вам также может понравиться