Вы находитесь на странице: 1из 10

Osifikasi

Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur
embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa sekitar umur 30 – 35 tahun. Osifikasi dimulai
dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung
pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan
membentuk kondroblas.

Proses terbentuknya tulang terjadi dengan dua cara:

a) Osifikasi intra membrane

Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya pada
proses pembentukan tulang pipih. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang
kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari
sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intrammebrane.

b) Osifikasi endokronal

Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula
pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-
sel perikondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang
kompakta, perikondrium berubah menjadi periosteum.

Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut
juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi
kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah
nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.

Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-
zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini,
sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi
pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang
rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan
di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah
kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal
cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter
(lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga

rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum
membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.8

Gambar 3 : Pertumbuhan Tulang


Sumber : Fauci AS, Kasper DL, Braunwald E, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. Bone Structure. United
States: 2008.

Mekanisme kontraksi otot

Otot berkontraksi apabila dirangsang oleh impuls-impuls saraf. Rangsangan dapat berasal dari otak atau
sumsum tulang belakang. Selanjutnya, impuls-impuls saraf mengalir melalui saraf motorik menuju serat-
serat otot. Bagian serat otot yang langsung berhubungan dengan saraf di sebut neuromuskular.5

Pada hakikatnya, setiap serat otot adalah berupa sebuah sel dengan komponen-komponen
selularnya. Hanya saja nama dari komponen-komponen tersebut yang sedikit berbeda. Misalnya,
membran plasma di sebut sarkolema; sitoplasma disebut sarkoplasma dan retikulum endoplasma
disebut retikulum sarkoplasmik.
Otot terdiri atas ratusan hingga ribuan miofibril. Di dalam miofibril terdapat unit-unit kecil yang
disebut sarkomer. Setiap sarkomer mengandung filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang
tebal. Kedua macam filamen tersusun secara tumpang tindih sehingga membentuk pola terang dan
gelap pada otot rangka.

Pada manusia, otot rangka merupakan sistem saraf somatik, yaitu mulai dan berakhir pada tendon 1
berkas otot yang terdiri dari sejumlah besar serat otot. Neuron motorik pada saraf somatik melepaskan
asetilkolin. Asetilkolin berikatan dengan reseptor di daerah tertentu pada sel otot yang disebut end plate.

Pengikatan asetilkolin menyebabkan sel otot mencapai ambang yang menimbulkan potensial aksi
dan menyebabkan terbukanya pintu kalsium di membran.

Selain itu asetilkolin juga mempengaruhi depolarisasi yang terjadi pada kerja otot. Depolarisasi
adalah suatu keadaan dimana terjadi pembalikan/perubahan muatan dari (+) ke (–) atau dari (–)
ke (+).Depolarisasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pembalikan/perubahan muatan dari (+)
ke (–) atau dari (–) ke (+). Saat relaksasi pintu Na tertutup yang disebut dengan keadaan
impermeable.Di luar sel terdapat banyak ion Na dengan muatan (+) sedangkan di dalam ion Cl
dengan muatan (-).4

Namun saat rangsang terjadi maka sifat Voltage Gate (sifat khusus Na) akan membuat pintu
Na terbuka dan tertutup tergantung pada voltase. Pada saat mencapai -55 mV maka pintu Na akan
terbuka semua dan ini disebut sebagai firing level sedangkan saat voltase mencapai + 30 mV maka
pintu Na akan tertutup kembali.Pada saat terbuka maka akan terjadi depolarisasi dimana muatan
di luar menjadi lebih – sedangkan di dalam akan menjadi lebih +.4

Pada otot terdapat dua protein utama yaitu aktin dan miosin.8 Aktin sebagai polimer berfilamen
disebut aktin-F dengan panjang terdiri atas dua untai monomer globular yang disebut aktin-G.
Aktin-G jika berpolimerasi akan membentuk aktin-F, maka aktin-G terikat dari depan ke belakang,
menghasilkan sebuah filamen dengan polaritas yang dapat dibedakan. Sedangkan miosin
merupakan famili protein yang anggotanya sudah teridentifikasi. Miosin mempunyai ekor fibrosa
yang terdiri atas dua buah heliks yang saling terpilin.

Pada analisis potongan tipis otot rangka memperlihatkan adanya jembatan menyilang diantara
filamen tipis dan tebal. Jembatan ini dibentuk oleh kepala miosin dan ditambah oleh sebagian
kecil dari bagian seperti batang miosin.
Pada proses relaksasi, ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi
ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang
berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi.

Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada
aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung
miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini
mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah
dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus
tadi berulang lagi.

Setelah proses kontraksi selesai ion kalsium akan lepas atau masuk kembali ke plasma sel
sehingga ikatan troponin pun lepas yang menyebabkan ikatan aktomiosin lepas. Aktomiosin yang
lepas menjadi aktin dan miosin menyebabkan otot kembali lagi memanjang dan otot pun relaksasi.

periode kontraksi otot terdiri dari:

1. Periode Latent (PL)  Periode pemberian rangsang sampai terjadinya respon.

2. Periode Kontraksi (PK)  Periode pemendekan otot atau kontraksi.

3. Periode Relaksasi (PR)  Periode kembalinya otot pada keadaan semula setelah mengalami

kontraksi.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontraksi otot

Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada

suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini

disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas

miofibril.
2. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan

berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor

berganda dan summasi bergelombang).

3. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.

4. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada

peningkatan tegangan kontraksi.

5. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga kalsium

tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.

Jaringan Otot2
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ organ tubuh.
Setiap jenis jaringan otot memiliki struktur yabg disesuaikan dengan peran fisiologisnya. Ada tiga
jenis jaringan otot yang dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologi dan fungsional, yaitu :
1. Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos
berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.

gambar 1.a3
1. Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot rangka karena sebagian besar jenis otot ini
melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah
pengaruh saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis
gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab
itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai
dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk
menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.

Gambar 1.b3
2. Otot Jantung
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi
terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar
jantung.

Gambar 1.c3
Metabolisme tulang 9

KALSIUM

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia. Kira-kira
99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. 1% kalsium terdapat pada darah,
dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami gangguan kontraksi, darah akan
sulit membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya.

Kemampuan absorpsi (penyerapan) kalsium lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun
pada proses menua. Absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan pada semua golongan usia.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi absorbsi kalsium, di antaranya kelarutan kalsium dalam air
dan jenis makanan yang dimakan bersama dengan kalsium. Kalsium yang tidak diabsorpsi akan
dikeluarkan dari tubuh.

Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium


1. Tingkat kebutuhan
Peningkatan kebutuhan terjadi pada pertumbuhan, masa kehamilan, menyusui, defisiensi
kalsium.
2. VitaminD
Vitamin D meningkatkan absorpsi kalsium dari saluran cerna dan juga membantu mengontrol
penyimpanan kalsium di tulang. Vitamin D meningkatkan absorpsi kalsium dengan menunjang
transport aktif kalsium melalui epitel ileum yang memproduksi protein-pengikat kalsium.
3. Asam klorida
Asam Klorida yang dikeluarkan oleh lambung membantu absorpsi kalsium dengan cara menurunkan pH
di bagian atas usus halus.

4. Makanan yang mengandung lemak.


Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian memberikan waktu
lebih banyak untuk absorpsi kalsium.

Fungsi Kalsium
• Membentuk serta mempertahankan tulang dan gigi yang sehat
• Mencegah osteoporosis
• Membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka
• Menghantarkan signal ke dalam sel-sel saraf
• Mengatur kontraksi otot
• Membantu transport ion melalui membran
• Sebagai komponen penting dalam produksi hormon dan enzim yang mengatur proses pencemaan, energi
dan metabolisme lemak

Sekitar 50% kalsium total dalam plasma (5 mEq/L) berada dalam bentuk terionisasi (bentuk yang
memiliki aktivitas biologis pada membran sel). Sisanya sekitar 40% terikat dengan protein plasma dan
10% lainnya dalam ikatan kompleks dalam bentuk non-ionisasi dengan anion-anion sepeerti pada fosfat
dan sitrat.

Faktor yang mempengaruhi reabsorbsi kalsium adalah :


• Konsentrasi fosfat plasma
Peningkatan konsentrasi fosfat plasma akan merangsang peningkatan reabsorbsi kalsium olah
ginjal. Dan sebaliknya, jika terjadi penurunan konsentrasi fosfat plasma akan menimbulakan
penurunan reabsorbsi kalsium oleh ginjal.

• Asidosis metabolik dan Alkalosis metabolik


Asidosis metabolik merangsang terjadinya peningkatan reabsorbsi kalsium oleh ginjal,
sedangkan pada alkalosis metabolik terjadi penurunan reabsorbsi kalsium oleh ginjal.

• Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah menimbulkan penurunan reabsorbsi kalsium oleh ginjal. Sedangkan
pada penurunan tekanan darah merangsang peningkatan reabsorbsi kalsium oleh ginjal.

• hormon paratiroid
Peningkatan PTH merangsang peningkatan reabsorbsi kalsum oleh ginjal, dan sebaliknya.

• Volume CES
Peningkatan CES menimbulakn penurunan reabsorbsi kalsium oleh ginjal. Sedangkan penurunan CES
merangsang peningkatan reabsorbsi kalsium oleh ginjal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang :


1. Hormon pertumbuahan (Growth hormon, GH )
Yang berperan dalam meningkatkan Remodeling tulang dan pertumbuhan tulang.
2. Insulin-like Growth faktor-1 dan 2.
Yang berperan penting dalam formasi tulang dan juga dalam mempertahankan
Massa tulang.

3. Estrogen dan Androgen


Berperan sangat penting pada maturasi tulang yang sedang tumbuh dan mencegah kehilangan
massa tulang.

4. Hormon-hormon lainnya (insulin, tiroid, paratiroid, dan sitokin )

Kolagen dalam tulang.


Kolagen merupakan protein ekstraselular yang terpenting didalam tubuh dan didalam tulang, kolagen
merupakan 65 % bagian dari total komponen organik didalam tulang.

BONE TURNOVER
Bone turnover merupakan mekanisme fisiologik yang sangat penting untuk memperbaiki tulang
yang rusak atau mengganti untuk tulang yang tua dengan tulang yang baru. Tulang secara kontinu
dibentuk olehosteoblas dan diabsorbsi ketika osteoklas menjadi aktif. Dan tulang juga diabsorbsi secara
kontinu dengan adanya osteoklas yang merupakan sel fagositik besar yang bernti banyak dan suatu
turunan monosit yang dibentuk di sum-sum tulang.

Tahap awal produksi tulang adalah sekresi molekul kolagen (monomer kolagen) dan substansia dasar
oleh osteoblast.Monomer kolagen ini akan berpolimerasi dengan cepat untuk membentuk serat kolagen
(osteoid). Selama osteoid dibentuk, sejumlah osteoblas terperangkap dalam osteoid dan menjadi inaktif.
Pada tahap ini, osteoblas disebut osteosit.

Vitamin D
Vitamin D yang digunakan untuk meningkat absorpsi kalsium dalam usus. Dalam hal ini vitamin
D yang digunakan adalah dalam bentuk aktif yaitu 1,25 dihidroksikolekalsiferol. 1,25-
dihidroksikolekalsiferol berfungsi untuk meningkatkan absorpsi kalsium oleh usus dengan cara
meningkatkan pembentukan protein pengikat kalsium di sel epitel usus. Protein pengikat kalsium
ini berfungsi di brush border untuk mengangkut kalsium ke dalam sitoplasma sel dan selanjutnya
kalsium bergerak melalui membran basolateral sel dengan cara difusi terfasilitasi.
Langkah pertama dalam aktivasi vitamin D adalah mengubah vitamin D menjadi 25 hidroksikalsiferol
dan proses in terjadi di hati. Den selanjutnya 25 hidroksikalsiferol akan diubah lagi menjadi bentuk aktif
dari vitamin D yaitu 1,25 hidroksikalsiferol. Proses ini terjadi di tubulus proksimal ginjal dan juga
mendapat bantuan langsung dari PTH.

1,25 hidroksikalsiferol berfungsi sebaga suatu jenis ”hormon” yang berfungs untuk meningkatkan
basorbsi kalsium oleh usus. 1,25 hidroksikalsiferol meningkatkan produksi protein pengikat kalsium di
sel epitel usus. Protein ini berfungsi di brush border sel-sel tersebut untuk mengangkut kalsium ke dalam
sitoplasma sel dan selanjutnya kalsium bergerak melalu membran basolateral sel dengan cara difusi
terfasilitasi.

Kesimpulan

Dari skenario yang terkait seorang anak kecil terjatuh dan patah pada tulang pahanya .pada
pergerakan anatomi seorang anak kecil tadi .tidak hanya melibatkan tulang paha saja .tetapi
komponen komponen yang terlibat seperti otot otot paha .. filamen,myofibril .kontraksi dan
relaksasi dan proses melibatkan reabsorsi tulang

Вам также может понравиться

  • PATOGENESIS Hepatitis
    PATOGENESIS Hepatitis
    Документ9 страниц
    PATOGENESIS Hepatitis
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Scribd 5
    Scribd 5
    Документ2 страницы
    Scribd 5
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Hepatitis E
    Hepatitis E
    Документ6 страниц
    Hepatitis E
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Perdarahan Di Usia Trimester Pertama
    Perdarahan Di Usia Trimester Pertama
    Документ45 страниц
    Perdarahan Di Usia Trimester Pertama
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • PATOGENESIS Hepatitis
    PATOGENESIS Hepatitis
    Документ9 страниц
    PATOGENESIS Hepatitis
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Anc
    Anc
    Документ2 страницы
    Anc
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Komplikasi Operasi Scribd
    Komplikasi Operasi Scribd
    Документ3 страницы
    Komplikasi Operasi Scribd
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Komplikasi Operasi Scribd
    Komplikasi Operasi Scribd
    Документ21 страница
    Komplikasi Operasi Scribd
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • PATOGENESIS Hepatitis
    PATOGENESIS Hepatitis
    Документ5 страниц
    PATOGENESIS Hepatitis
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
    Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
    Документ9 страниц
    Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Kasus Dispol MH
    Kasus Dispol MH
    Документ5 страниц
    Kasus Dispol MH
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Scribd 2
    Scribd 2
    Документ3 страницы
    Scribd 2
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Definisi Psoriasis
    Definisi Psoriasis
    Документ3 страницы
    Definisi Psoriasis
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Pembagian Stadium Menurut Daniel Vaughan DKK
    Pembagian Stadium Menurut Daniel Vaughan DKK
    Документ3 страницы
    Pembagian Stadium Menurut Daniel Vaughan DKK
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Blok 14
    Blok 14
    Документ15 страниц
    Blok 14
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Limfadenitis
    Limfadenitis
    Документ20 страниц
    Limfadenitis
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Kasus Dispol MH
    Kasus Dispol MH
    Документ5 страниц
    Kasus Dispol MH
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Blok 14
    Blok 14
    Документ18 страниц
    Blok 14
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Gangguan Keseimbangan
    Gangguan Keseimbangan
    Документ32 страницы
    Gangguan Keseimbangan
    RaykaChristin
    100% (1)
  • Graves Disease
    Graves Disease
    Документ18 страниц
    Graves Disease
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Blok 5 Reguler
    Blok 5 Reguler
    Документ15 страниц
    Blok 5 Reguler
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Diabetes Melitus DR Yus
    Diabetes Melitus DR Yus
    Документ34 страницы
    Diabetes Melitus DR Yus
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Scribd 5
    Scribd 5
    Документ2 страницы
    Scribd 5
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Limfadenitis
    Limfadenitis
    Документ5 страниц
    Limfadenitis
    RaykaChristin
    100% (1)
  • Cervicogenic Headache Scirb
    Cervicogenic Headache Scirb
    Документ4 страницы
    Cervicogenic Headache Scirb
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Laporan Jaga
    Laporan Jaga
    Документ28 страниц
    Laporan Jaga
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Scribd 1
    Scribd 1
    Документ2 страницы
    Scribd 1
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Limfadenitis
    Limfadenitis
    Документ5 страниц
    Limfadenitis
    RaykaChristin
    100% (1)
  • Komplikasi Operasi Scribd
    Komplikasi Operasi Scribd
    Документ3 страницы
    Komplikasi Operasi Scribd
    RaykaChristin
    Оценок пока нет
  • Stadium Klinis Carcinoma
    Stadium Klinis Carcinoma
    Документ4 страницы
    Stadium Klinis Carcinoma
    RaykaChristin
    Оценок пока нет