Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian.
Laba merupakan salah satu pengukuran aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan dasar
akuntansi akrual. Laporan laba rugi menyajikan laba bersih selama satu periode bersama
dengan komponen laba: pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Laba akuntansi (yang dilaporkan) diukur berdasarkan akuntansi akrual, serta dihitung
dengan mengakui revenues dan mengaitkan biaya dengan revenues yang diakui. Laba
akuntansi memiliki masalah pengukuran yang terjadi akibat distorsi akuntansi karena
diperkenalkannya berbagai aturan yang telah ditentukan, manajemen laba, dan kesalahan
estimasi.
Pos Khusus
Pos khusus (special item) mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak lazim atau
jarang terjadi, tetapi bukan kedua-duanya. Pos ini biasanya dilaporkan sebagai baris terpisah
dalam laporan laba rugi sebelum laba dari usaha yang masih berlangsung. Sering kali, pos
khusus merupakan pos tidak rutin yang tidak memenuhi persyaratan untuk diklasifikasikan
sebagai pos luar biasa.
Beban restrukturisasi dan penghapusan aset goodwill, persediaan, serta properti,
bangunan, dan peralatan merupakan penyumbang terbesar beban ini. Dari pos yang disebutkan
di atas, penurunan nilai aset jangka panjang dan beban restrukturisasi menjadi dua kategori
utama pos khusus.Terdapat dua perbedaan di antara keduanya. Pertama, beban restrukturisasi
berhubungan dengan reorganisasi besar-besaran perusahaan sebagai suatu keseluruhan atau
dalam satu divisi. Restrukturisasi sering kali terkait dengan perubahan strategi usaha,
reorganisasi keuangan, atau fisik usaha tersebut. Di lain pihak, penurunan nilai aset memiliki
lingkup yang lebih sempit yang berhubungan dengan penurunan nilai atau penghapusan satu
kelompok aset. Perbedaan utama yang kedua adalah penurunan nilai aset utamanya merupakan
penyesuaian akuntansi akrual, sementara beban restrukturisasi sering kali melibatkan
komitmen arus kas yang cukup besar, baik pada saat yang bersamaan maupun di masa depan.
Beban Restrukturisasi
Beban restrukturisasi biasanya berhubungan dengan perubahan besar dalam usaha dan
strategi perusahaan. Restrukturisasi biasanya diikuti reorganisasi besar-besaran, termasuk
divestasi unit usaha, penghentian perjanjian kotraktual, penghentian lini produk, perampingan
karyawan, perubahan manajemen, dan penghapusan nilai aset yang sering kali bersamaan
dengan investasi baru dalam bentuk pabrik, peralatan, dan tenaga kerja. Restrukturisasi sering
kali menimbulkan biaya. Divestasi unit usaha sering kali menimbulkan kerugian, karyawan
yang dipecat menuntut kompensasi, kerugian dari penghapusan aset tetap, dan persediaan,
kerugian akibat pelunasan awal sewa, serta pembayaran investasi dan perbaikan baru.
PENGAKUAN PENDAPATAN
Pendapatan(revenue) secara praktis didefinisikan sebagai “arus masuk atau peningkatan
nilai aset suatu perusahaan atau pengurangan kewajiban” yang berasal dari “aktivitas utama
atau inti” yang masih berlangsung. Sebaliknya, keuntungan (gains) adalah peningkatan aset
(ekuitas) bersih yang berasal dari “transaksi sampingan atau insidental” perusahaan.
Membedakan pendapatan dengan keuntungan bergantung pada aktivitas usaha umum suatu
perusahaan. Karena analisis yang kita lakukan memperlakukan kedua hal ini secara berbeda
(misalnya, pendapatan diharapkan akan terus terjadi, sementara keuntungan sebaliknya), maka
perbedaan keduanya menjadi penting.
Jika persyaratan di atas terpenuhi, pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan akan
diakui tetapi dikurangi untuk mencerminkan pengembalian dan beban terkait; jika tidak
terpenuhi, pengakuan pendapatan akan ditunda.
Pendapatan Waralaba
Standar akuntansi mewajibkan para pemilik waralaba (franchisor) mengakui pendapatan
komisi waralaba dari penjualan waralaba pada saat seluruh jasa atau kondisi material yang
terkait dengan penjualan sebagian besar telah dilaksanakan, atau dipenuhi oleh pemilik
waralaba. Hal ini berlaku pula untuk biaya waralaba berjalan, penjualan produk, penjualan
yang melalui agen, waralaba yang diperoleh kembali, biaya waralaba, pendapatan gabungan,
serta hubungan antara pemilik waralaba dan pembeli waralaba (franchisee). Satu bentuk
kesepakatan umum biaya waralaba adalah seperti berikut ini.
CUPLIKAN ANALISIS
Biaya penggunaan, Lisensi dan Royalti. Seluruh pendapatan dari lisensi akan dicatat
sebagai pendapatan manajemen mempercepat pengakuan pendapatan menjadi biaya yang
digunakan ketika lokasi disetujui atau konstruksi dimulai hingga saat kas diterima.
Manajemen percaya metode ini akan menghubungka pengakuan laba dengan pelaksanaan
jasa yang diberikan secara lebih akurat.... Pendapatan lisensi diakui pada saat took dibuka.
Pendapatan lisensi yang belum diterima dicatat sebagai kewajiban lancar. Pendapatan
royalty dihitung berdasarkan pendapatan lisensi dan diakui pada periode saat pendapatan
yang terkait diterima.
Pendapatan Kontrak (Revenue Under Contract)
—Church's Chicken
Akuntansi untuk kontrak konstruksi jangka panjang untuk barang-barang seperti
bangunan, pesawat terbang, kapal, atau mesin berat memiliki masalah konseptual dalam
penentuan pendapatan dan laba. GAAP mewajibkan perusahaan menggunakan metode
persentase penyelesaian (percentage of completion method) jika taksiran biaya untuk
menyelesaikan suatu kontrak dan perkembangan dalam penyelesaian kontrak dapat diestimasi
secara wajar. Estimasi laba umumnya dilakukan dengan mencatat bagian dari perkiraan laba
total berdasarkan rasio biaya yang terjadi saat ini dibagi dengan perkiraan total biaya. Metode
estimasi lain yang dapat diterima didasarkan atas jumlah unit yang diselesaikan, estimasi
teknik, atau unit yang diserahkan. Berdasarkan metode ini, kerugian berjalan atau antisipasi
kerugian akan sepenuhnya diakui pada periode ketika kerugian itu pertama kali diketahui.
Johnson Controls menguraikan pengakuan pendapatannya sebagai berikut.
CUPLIKAN ANALISIS
CUPLIKAN ANALISIS
Datapoint Corporation mencatat jumlah penjualan yang signifikan dari agen penjualannya
yang meminta pelanggan memesan peralatan komputer senilai jutaan dolar beberapa
bulan sebelum pembayaran yang akan dilakukan kemudian. Dalam banyak kasus, Datapoint
mencatat penjualan meskipun perusahaan belum memproduksi peralatan tersebut.
Dilaporkan bahwa agen-agen penjualannya berada di bawah tekanan berat untuk mencapai
sasaran yang tidak masuk akal atau tidak dapat diraih. Kemudian, Datapoint membalik
penjualan ini dan mematuhi perintah SEC yang melarang perusahaan melakukan
pelanggaran seperti ini di masa depan.
Prime Motor Inns menghasilkan bagian terbesar dari laba yang diperoleh bukan dari
operasi inti perusahaan, melainkan dari penjualan hotel, jasa konstruksi, dan bunga. Dalam
mencatat pendapatan yang tak berulang ini, Prime Motor Inns melonggarkan kriteria
pengakuan dengan menerima wesel dan piutang yang nilainya diragukan, dan dengan
memberikan jaminan kepada pembeli hotel dan pihak bank, suatu tingkat tertentu dari
laba yang akan datang. Meskipun mereka mencatat pendapatan, mereka tidak mencatat
kewajiban kontinjensi yang terkait dengan pendapatan tersebut.
BEBAN
Berdasarkan PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan pada paragraf 99
menyatakan bahwa entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat
menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.
Beban disubklasifikasikan untuk memberikan penekanan pada komponen utama dari
kinerja keuangan yang dapat berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan
kemampuan untuk dapat diprediksi. Analisis ini diberikan dalam satu dari dua bentuk, yaitu :
1. Bentuk pertama dalam analisis ini adalah metode “sifat beban”. Entitas
menggabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya dan tidak merealokasikan
menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mungkin mudah diterapkan karena
tidak membutuhkan adanya alokasi beban menurut fungsional.
2. Bentuk kedua analisis ini adalah metode “fungsi beban” atau “biaya penjualan” dan
mengklasifikasikan beban sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan
atau sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi atau administratif. Sekurang-kurangnya,
entitas mengungkapkan biaya penjualannya berdasarkan metode ini secara tersendiri
dari beban lain. Metode ini dapat menyediakan informasi yang lebih relevan kepada
pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode klasifikasi beban
berdasarkan sifat, tetapi pengalokasian biaya berdsarkan fungsi mungkin mensyaratkan
pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan matang.
3. BIAYA BUNGA
Bunga (interest) merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merupakan
kelebihan kas yang dibayar atau ditagih atas Jumlah uang (pokok) yang dipinjam atau
dipinjamkan. Bunga ditentukan oleh beberapa faktor, dan faktor terpenting adalah risiko
kredit (utang tidak dapat dibayar) dari peminjam. Beban bunga ditentukan oleh tingkat
bunga, pokok pinjaman, dan jangka waktu.
Penghitungan Bunga
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk
pendanaan melalui utang, termasuk pada kasus obligasi, amortisasi diskon, atau premium.
Kesulitan akan timbul saat perusahaan mengeluarkan utang konversi atau utang dengan
waran. Situasi ini menimbulkan tingkat nominal yang lebih rendah dari biaya utang sejenis
yang tidak memberikan fitur tambahan ini. Pada kasus utang konversi, praktik akuntansi
menganggap utang tidak terpisah dari fitur ekuitas. Karena itu, tidak ada bagian
penerimaan dari penerbitan obligasi yang diakui sebagai fitur konversi. Pada kasus utang
yang dikeluarkan bersamaan dengan waran, kas yang diterima terkait dengan nilai waran
diakui sebagai modal tambahan. Beban yang terkait dengan akun diskon utang yang
diamortisasi sepanjang mass pengeluaran utang akan menambah biaya bunga efektif
Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aset yang sedang dibangun
atau diproduksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan (termasuk aset yang dibangun
atau diproduksi untuk perusahaan oleh pihak lain dengan pembayaran di muka atau
berkala). Tujuan kapitalisasi bunga adalah (1) mengukur biaya akuisisi aset secara lebih
akurat dan (2) mengamortisasi biaya akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari
aktivitas tersebut.
Menganalisis Bunga
Analisis kita harus menyadari bahwa akuntansi bunga utang konversi saat ini masih
kontroversial. Beberapa berpendapat bahwa mengabaikan nilai hak konversi dan
menggunakan tingkat bunga obligasi sebagai ukuran bunga akan mengabaikan biaya
bunga sesungguhnya. Sedikit berlawanan dengan pendapat ini adalah penghitungan laba
per lembar saham dilusian menggunakan jumlah saham yang dapat diterbitkan pada
kondisi terjadi konversi atas utang yang dapat dikonversi. Efek ini memberikan beban
tambahan pada tingkat bunga melalui dilusi laba per lembar saham.
Akuntansi kapitalisasi bunga juga masih diperdebatkan. Beberapa analis berpendapat
bahwa bunga mencerminkan biaya periode dan tidak perlu dikapitalisasi. Apa pun
pandangan orang, analisis kita harus menyadari bahwa akuntansi kapitalisasi bunga masih
tidak jelas sehingga mengarah pada keragaman dalam praktik. Harus diingat bahwa
kapitalisasi bunga tercakup, dalam biaya aset dan menjadi beban melalui penyusutan dan
amortisasi. Untuk menilai dampak kapitalisasi bunga terhadap laba bersih, analisis kita
harus mengetahui jumlah kapitalisasi bunga saat ini yang dibebankan pada laba melalui
penyusutan dan amortisasi. Kita juga memerlukan jumlah ini untuk menghitung fixed
charge coverage ratio secara lebih akurat (lihat Bab 10). Sayang, dalam praktiknya,
pengungkapan jumlah ini tidak diwajibkan sehingga analisis kita menjadi tidak sempurna.
Salah satu potensi sumber informasi ini adalah pengungkapan Form 10-K.
4. PAJAK PENGHASILAN
Beban pajak penghasilan merupakan biaya penting dalam usaha. Memahami akuntansi
pajak penghasilan penting untuk keberhasilan analisis laporan keuangan.
Tampilan 6.12
Perbedaan Temporer dan Tetap antara Laba GAAP dan Laba kena pajak
PERBEDAAN TEMPORER
Diakui Pajak Lebih Dulu daripada Diakui GAAP Lebih Dulu daripada
GAAP Pajak
Pendapatan Pendapatan
1. Penerimaan penghasilan pencatatan di 1. Penjualan cicilan metode akrual dalam
muka GAAP.
2. Pendapatan sewa diterima di muka 2. Metode ekuitas dari akuntansi
3. Kontrak jasa dibayar di muka investasi
4. Royalti yang diterima di muka
Pengeluaran
Pengeluaran 1. Beban/kewajiban garansi produk
1. Penyusutan yang dipercepat untuk 2. Tunjangan pensiun
pajak 3. Penyisihan piutang tidak tertagih
2. Kapitalisasi biaya tertentu 4. Penurunan nilai aset persediaan,
properti, pabrik, dan peralatan
5. Beban restrukturisasi
6. Beban sewa modal
7. Rugi pajak dibawa ke depan
PERBEDAAN TETAP
1. Pendapatan bunga dari obligasi bebas pajak yang tidak diakui oleh peraturan pajak.
2. Kredit pajak.
3. Pajak atas laba yang belum diterima dari anak perusahaan di luar negeri.
4. Pengurangan divider ESOP
5. Laba War negeri yang dikenakan pajak dengan tarif pajak yang berbeda dari tarif
pajak wajib AS.
6. Tunjangan kesehatan yang diberikan oleh pihak medis.
RATIO PROFITABILITY (RASIO KEUNTUNGAN)
Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva, maupun laba dan modal sendiri.
Rasio profitabilitas atau disebut juga dengan istilah Rentabilitas, terdiri dari :
A. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan
laba bruto per rupiah penjualan, dihitung dengan rumus berikut :
Gross Profit Margin = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan
Penjualan Bersih
= 29.768.000 – 20.000.000
29.768.000
= 32,81%
Artinya ratio sebesar 32,81% berarti jumlah laba kotor adalah sebesar 32,81% dari volume
penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena
hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah di bandingkan dengan
penjualan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang
baik operasi perusahaan.
C. Operating Ratio
Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan. Semakin
kecil angka rasio menunjukkan kinerja yang semakin baik. Rumusnya adalah sebagai
berikut :
E. BOPO
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio
efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin
efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban
operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga
dan total pendapatan operasional lainnya.
Tingkat Beban Pajak (Effective Tax Rate/ ETR) digunakan untuk mengukur biaya pajak
perusahaan dibanding dengan laba sebelum pajak. Hal tersebut akan memberikan gambaran
seberapa besar biaya pajak yang dihadapi perusahaan sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi, misalnya sektor industri, ketentuan hukum, akuntansi, dan sebagainya.
Rumusnya adalah:
Palepu, Healy, Bernard. 2013. Business Analysis and Valuation. 6th Edition. South-Western
College Publishing
Subramanyam, K.R dan Wild, J.J. 2010. Financial Statement Analysis. Edisi 12. Jakarta:
Salemba Empat