Вы находитесь на странице: 1из 19

Accounting Analysis Revenue and Expense

Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian.
Laba merupakan salah satu pengukuran aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan dasar
akuntansi akrual. Laporan laba rugi menyajikan laba bersih selama satu periode bersama
dengan komponen laba: pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
Laba akuntansi (yang dilaporkan) diukur berdasarkan akuntansi akrual, serta dihitung
dengan mengakui revenues dan mengaitkan biaya dengan revenues yang diakui. Laba
akuntansi memiliki masalah pengukuran yang terjadi akibat distorsi akuntansi karena
diperkenalkannya berbagai aturan yang telah ditentukan, manajemen laba, dan kesalahan
estimasi.

Mengukur Laba Akuntansi


Pendapatan (dan keuntungan) dan beban (dan kerugian) merupakan dua komponen utama
laba akuntansi. Bagian ini akan membahas kedua komponen tersebut.

Revenues dan Gains


Pendapatan (revenues) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau arus kas masuk
yang akan diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung.
Pendapatan meliputi arus kas masuk seperti penjualan tunai, dan arus kas masuk prospektif
seperti penjualan kredit. Keuntungan (gain) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau
akan diperoleh yang berasal dari transaksi dan peristiwa yang tidak berhubungan dengan
aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung. Perbedaan antara pendapatan dan
keuntungan didasarkan atas aktivitas usaha yang sedang berlangsung yang menghasilkan
pendapatan. Pendapatan diharapkan tetap terjadi selamanya berdasarkan kelangsungan usaha.
Sebaliknya, keuntungan tidak berulang.
Metode pengakuan pendapatan dapat mempengaruhi laba yang dilaporkan secara
signifikan. Pengakuan pendapatan menjadi semakin rumit karena semakin terkait dengan
aktivitas e-commerce. Pengakuan pendapatan juga merupakan wilayah yang memiliki panduan
minimal standar akuntansi. Kondisi ini memungkinkan adanya peluang untuk melakukan
manajemen laba. Oleh karena itu analisis praktik pengakuan pendapatan memiliki arti yang
sangat penting dalam analisis laporan keuangan.

Expenses and Losses


Beban (expenses) merupakan arus kas keluar yang terjadi, arus kas keluar yang akan
terjadi, atau alokasi arus kas keluar masa lalu yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang
masih berlangsung. Kerugian (losses) merupakan penurunan aset bersih perusahaan yang
berasal dari aktivitas sampingan atau insidental suatu perusahaan. Akuntansi beban dan
kerugian sering kali melibatkan penilaian jumlah dan waktu alokasi atas periode pelaporan.
Masalah penting adalah penangguhan biaya (atau alokasi sepanjang beberapa periode).
Akuntan mengapitalisasi biaya yang manfaatnya akan direalisasikan sepanjang beberapa
periode. Biaya ini secara sistematis akan dialokasikan ke periode-periode mendatang.
Sebaliknya, banyak biaya diakui pada periode yang sama ketika biaya tersebut terjadi. (Arus
kas keluar untuk biaya atau kerugian tidak selalu harus .terjadi bersamaan saat beban dan
kerugian diakui).

Pos Khusus
Pos khusus (special item) mengacu pada transaksi dan peristiwa yang tidak lazim atau
jarang terjadi, tetapi bukan kedua-duanya. Pos ini biasanya dilaporkan sebagai baris terpisah
dalam laporan laba rugi sebelum laba dari usaha yang masih berlangsung. Sering kali, pos
khusus merupakan pos tidak rutin yang tidak memenuhi persyaratan untuk diklasifikasikan
sebagai pos luar biasa.
Beban restrukturisasi dan penghapusan aset goodwill, persediaan, serta properti,
bangunan, dan peralatan merupakan penyumbang terbesar beban ini. Dari pos yang disebutkan
di atas, penurunan nilai aset jangka panjang dan beban restrukturisasi menjadi dua kategori
utama pos khusus.Terdapat dua perbedaan di antara keduanya. Pertama, beban restrukturisasi
berhubungan dengan reorganisasi besar-besaran perusahaan sebagai suatu keseluruhan atau
dalam satu divisi. Restrukturisasi sering kali terkait dengan perubahan strategi usaha,
reorganisasi keuangan, atau fisik usaha tersebut. Di lain pihak, penurunan nilai aset memiliki
lingkup yang lebih sempit yang berhubungan dengan penurunan nilai atau penghapusan satu
kelompok aset. Perbedaan utama yang kedua adalah penurunan nilai aset utamanya merupakan
penyesuaian akuntansi akrual, sementara beban restrukturisasi sering kali melibatkan
komitmen arus kas yang cukup besar, baik pada saat yang bersamaan maupun di masa depan.

Beban Restrukturisasi
Beban restrukturisasi biasanya berhubungan dengan perubahan besar dalam usaha dan
strategi perusahaan. Restrukturisasi biasanya diikuti reorganisasi besar-besaran, termasuk
divestasi unit usaha, penghentian perjanjian kotraktual, penghentian lini produk, perampingan
karyawan, perubahan manajemen, dan penghapusan nilai aset yang sering kali bersamaan
dengan investasi baru dalam bentuk pabrik, peralatan, dan tenaga kerja. Restrukturisasi sering
kali menimbulkan biaya. Divestasi unit usaha sering kali menimbulkan kerugian, karyawan
yang dipecat menuntut kompensasi, kerugian dari penghapusan aset tetap, dan persediaan,
kerugian akibat pelunasan awal sewa, serta pembayaran investasi dan perbaikan baru.

Analyzing Special Item


Menganalisis pos khusus adalah tugas penting dalam analisis akuntansi. Penggunaan estimasi
menciptakan adanya peluang untuk melakukan manajemen laba. Berikutnya adalah
pemahaman dasar ekonomi suatu pos khusus, khususnya beban restrukturisasi. Pos khusus
timbul karena frekuensi dan dampaknya terhadap laba bersih periode lalu, saat ini, dan masa
depan. Bagian ini akan menjelaskan penyebab pos khusus menjadi alat yang populer bagi
manajemen laba. Selanjutnya, akan diuraikan dampak beban khusus dan penyesuaian yang
dibutuhkan dalam laporan keuangan.
Manajemen Laba dan Special Item. Sebagian besar pos khusus, baik itu frekuensi
maupun besarannya, merupakan pengurang laba. Kenaikan pos khusus ini semakin
mencemaskan dan menjadi perhatian “beban restrukturisasi big bath” akan mengurangi
kepercayaan terhadap pelaporan keuangan.
Ketika analis hanya berfokus pada komponen rutin dari laba dan mengabaikan beban tidak
berulang, para manajer termotivasi untuk mengelola laba dengan cara seperti ini. Ilustrasi ini
juga menunjukkan agar kita waspada terhadap beban khusus. Penting untuk menyelidiki
perusahaan yang berulang kali melakukan beban satu kali guna menentukan apakah beban ini
sebenarnya merupakan hasil dari strategi manajemen laba.
Penting bagi seorang analis untuk melakukan penyesuaian dalam menentukan dampak
beban khusus, khususnya untuk laba tetap. Laba tetap hendaknya mencerminkan profitabilitas
perusahaan dalam kondisi normal. Kebanyakan beban khusus terdiri dari beban operasi yang
mencerminkan laba tetap. Pada dasarnya, beban khusus mencerminkan kurang saji beban di
masa lalu dan “investasi” untuk perbaikan profitabilitas masa depan.
Contoh nyata adalah penurunan nilai $31,3 juta atas fasilitas produksi Puerto Riko oleh
Chiron. Fasilitas ini menganggur karena perbaikan proses dan diperkenalkannya produk
saingan, yang selanjutnya menyebabkan diakuinya kerugian penurunan nilai. Hal penting yang
perlu dicatat adalah biaya fasilitas Puerto Riko merupakan beban operasi normal dan biaya-
biaya ini harus dialokasikan ke seluruh periode di mana fasilitas tersebut sudah diberlakukan
periode ini. Sering kali dapat ditentukan dengan melihat laporan-laporan keuangan masa lalu.
jika tidak dapat ditentukan, biaya-biaya ini dapat didistribusikan sepanjang periode yang sudah
lewat, misalnya lima tahun.
Terkadang, beban khusus merupakan “investasi” untuk memperbaiki profitabilitas masa
depan. Sebagai ilustrasi, kita asumsikan suatu perusahaan yang meringkas prosedur
pengadaannya. Usaha ini menghasilkan pengurangan tenaga kerja sebesar 20% di bagian
pengadaan, yang diharapkan dapat memberikan penghematan pada perusahaan sebesar $1,3
juta per tahun di masa depan. Karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)
mendapat kompensasi sebesar $4,2 juta. Perusahaan memutuskan untuk membebankan
keseluruhan jumlah ini sebagai biaya yang dibebankan satu kali. Sepintas, perlakuan akuntansi
seperti ini terlihat wajar. Namun demikian, perhatikan bahwa pemecatan karyawan diharapkan
akan mengurangi beban masa depan sebesar $1,3 juta per tahun. Akibatnya, kompensasi
pesangon sebesar $4,2 juta akan sama dengan investasi pada aset jangka panjang yang
diharapkan menghasilkan pendapatan bersih (atau pengurangan biaya) sebesar $1,3 juta per
tahun di masa depan. Dengan demikian, perlakuan akuntansi yang tepat adalah mengalokasikan
$4,2 juta tadi sepanjang periode berjalan dan masa depan ketika manfaatnya diperkirakan akan
terealisasi. Jika periode ini tidak dapat ditentukan, maka kita dapat menggunakan estimasi,
katakanlah selama lima tahun.
Sebagian besar beban restrukturisasi atau paling tidak sebagian merupakan salah satu
bentuk investasi. Salah satu tujuan program restrukturisasi adalah perampingan operasi
perusahaan sehingga memperbaiki profitabilitas masa depan. Program restrukturisasi yang
terdiri atas arus kas keluar seperti pembayaran pesangon dan penyesuaian akrual seperti
penghapusan aset merupakan satu bentuk investasi untuk memperbaiki profitabilitas masa
depan. Oleh sebab itu, analisis yang kita lakukan hendaknya mengalokasikan bagian beban
restrukturisasi tersebut sepanjang periode masa depan yang diharapkan akan merasakan
manfaat dari program restrukturisasi.
Satu peringatan: karena beban restrukturisasi biasanya berdampak pada beberapa tahun
yang berbeda, seorang analis sering kali perlu melihat laporan tahun sebelumnya untuk dapat
memperkirakan dampak pengalokasian beban restrukturisasi di masa lalu dalam menentukan
laba tetap. Berbeda dari laba tetap, beban restrukturisasi sering kali memasukkan persediaan
sebagai estimasi biaya program restrukturisasi masa depan. Seluruh biaya ini dibebankan pada
tahun program restrukturisasi mulai dilaksanakan, meskipun biaya aktual terjadi pada periode
berikutnya.Pada situasi seperti ini, pendekatan alternatif dalam menghitung laba ekonomi
adalah menyesuaikan jumlah aktual yang terjadi setiap tahun, bukan beban keseluruhan.
Penyesuaian pada Neraca. Salah satu fokus utama standar penurunan nilai aset adalah
neraca. Karena itu, berbeda dengan laba yang terdistorsi oleh biaya yang dibebankan satu kali,
beban ini (khususnya penurunan nilai persediaan dan aset jangka panjang) akan meningkatkan
kemampuan neraca untuk mencerminkan realitas usaha dengan melaporkan aset yang
mendekati nilai realisasi bersihnya.
Namun demikian, ada hal yang perlu diperhatikan. Sebagian beban restrukturisasi sering
kali berbentuk persediaan. Artinya, pengaruh pada aset dan kewajiban akan tercermin secara
bertahap ketika biaya aktual terjadi. Pertanyaan yang timbul adalah haruskah neraca
memasukkan keseluruhan persediaan ini atau sisa saldo cadangan restrukturisasi yang tersisa
(yang mencerminkan biaya yang belum terjadi) disajikan sebagai pengurang ekuitas?
Jawabannya bergantung pada tujuan analisis. Jika analisis mempertimbangkan skenario
kelangsungan usaha, maka neraca lebih baik menyajikan persediaan karena akan
mencerminkan gambaran aset jangka panjang dan kewajiban yang lebih realistic. Akan tetapi,
jika tujuan analisis adalah menentukan nilai likuidasi perusahaan, lebih baik menutup kerugian
dengan menyajikan restrukturisasi persediaan sebagai pengurang ekuitas.

PENGAKUAN PENDAPATAN
Pendapatan(revenue) secara praktis didefinisikan sebagai “arus masuk atau peningkatan
nilai aset suatu perusahaan atau pengurangan kewajiban” yang berasal dari “aktivitas utama
atau inti” yang masih berlangsung. Sebaliknya, keuntungan (gains) adalah peningkatan aset
(ekuitas) bersih yang berasal dari “transaksi sampingan atau insidental” perusahaan.
Membedakan pendapatan dengan keuntungan bergantung pada aktivitas usaha umum suatu
perusahaan. Karena analisis yang kita lakukan memperlakukan kedua hal ini secara berbeda
(misalnya, pendapatan diharapkan akan terus terjadi, sementara keuntungan sebaliknya), maka
perbedaan keduanya menjadi penting.

Panduan Pengakuan Pendapatan


Dari sudut pandang analisis, pengakuan akrual pendapatan (dan keuntungan) yang tidak
sesuai dapat menyebabkan satu dari dua konsekuensi yang tidak diinginkan.
1. Jika perusahaan mencatat pendapatan terlalu dini atau terlambat, maka pendapatan itu akan
diakui pada periode yang salah.
2. Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelum kepastian realisasi yang wajar, maka
pendapatan kemungkinan akan dicatat pada satu periode dan kemudian dibatalkan atau
dibalik di periode berikutnya. ini akan membuat kelebihan pencatatan laba pada periode
pertama dan kekurangan pencatatan pada periode berikutnya.
Kedua akibat ini akan memberikan dampak yang kurang baik pada pengukuran laba.
Untuk mengatasinya, akuntansi menerapkan aturan yang ketat dan konservatif sehubungan
dengan pengakuan pendapatan.Umumnya, pendapatan diakui jika telah direalisasi (atau dapat
direalisasi) dan telah diperoleh. Tampilan 6.8 menyebutkan kriteria yang harus dipenuhi untuk
mengakui pendapatan.

Tampilan 6.8 Kriteria Pengakuan Pendapatan


• Aktivitas laba yang menghasilkan pendapatan telah selesai, dan tidak dibutuhkan usaha
yang signifikan untuk menyelesaikan transaksi.
• Risiko kepemilikan dalam penjualan telah secara efektif berpindah kepada pembeli.
• Pendapatan dan beban terkait diukur atau diestimasikan dengan tingkat ketelitian yang
wajar.
• Pengakuan pendapatan biasanya menghasilkan kenaikan kas, piutang, atau efek. Dalam
kondisi-kondisi tertentu pengakuan akan menghasilkan kenaikan persediaan atau aset lain,
atau penurunan kewajiban.
• Transaksi pendapatan yang wajar dengan pihak-pihak independen (bukan dengan pihak-
pihak pengawas).
• Transaksi pendapatan tidak ada pembatalan (misalnya retur).

Ketidakpastian dalam Penagihan Pendapatan


Perusahaan menyisihkan cadangan piutang ragu-ragu (tidak tertagih) untuk mencerminkan
ketidakpastian kemungkinan penagihan piutang dari penjualan kredit.Suatu perusahaan
membuat penilaian, yang didasarkan pada kondisi yang ada, ketika tidak dapat memastikan
kemungkinan tertagihnya piutang. Penilaian ini dapat konservatif atau dapat pula
menggunakan asumsi liberal atau optimistic. Ketika kemungkinan tertagih tidak dapat
dipastikan, praktiknya akan mengikuti prosedur yang umum untuk menangguhkan pengakuan
pendapatan sampai uang diterima.

Pengakuan Pendapatan jika Terdapat Hak Pengembalian


Jika pembeli berhak mengembalikan, pendapatan diakui pada saat penjualan hanya jika
persyaratan berikut ini terpenuhi.
• Harga secara substantial telah ditetapkan atau ditentukan pada tanggal penjualan.
• Pembeli membayar penjual atau berkewajiban untuk membayar penjual (tidak bergantung
pada apakah barang dapat dijual kembali).
• Kewajiban pembeli terhadap penjual tidak berubah meskipun terjadi pencurian atau
kerusakan produk.
• Pembeli memiliki substansi ekonomi terpisah dari penjual.
• Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang terkait
dengan penjualan.
• Pengembalian dapat diestimasikan secara wajar.

Jika persyaratan di atas terpenuhi, pendapatan penjualan dan harga pokok penjualan akan
diakui tetapi dikurangi untuk mencerminkan pengembalian dan beban terkait; jika tidak
terpenuhi, pengakuan pendapatan akan ditunda.
Pendapatan Waralaba
Standar akuntansi mewajibkan para pemilik waralaba (franchisor) mengakui pendapatan
komisi waralaba dari penjualan waralaba pada saat seluruh jasa atau kondisi material yang
terkait dengan penjualan sebagian besar telah dilaksanakan, atau dipenuhi oleh pemilik
waralaba. Hal ini berlaku pula untuk biaya waralaba berjalan, penjualan produk, penjualan
yang melalui agen, waralaba yang diperoleh kembali, biaya waralaba, pendapatan gabungan,
serta hubungan antara pemilik waralaba dan pembeli waralaba (franchisee). Satu bentuk
kesepakatan umum biaya waralaba adalah seperti berikut ini.
CUPLIKAN ANALISIS

Biaya penggunaan, Lisensi dan Royalti. Seluruh pendapatan dari lisensi akan dicatat
sebagai pendapatan manajemen mempercepat pengakuan pendapatan menjadi biaya yang
digunakan ketika lokasi disetujui atau konstruksi dimulai hingga saat kas diterima.
Manajemen percaya metode ini akan menghubungka pengakuan laba dengan pelaksanaan
jasa yang diberikan secara lebih akurat.... Pendapatan lisensi diakui pada saat took dibuka.
Pendapatan lisensi yang belum diterima dicatat sebagai kewajiban lancar. Pendapatan
royalty dihitung berdasarkan pendapatan lisensi dan diakui pada periode saat pendapatan
yang terkait diterima.
Pendapatan Kontrak (Revenue Under Contract)
—Church's Chicken
Akuntansi untuk kontrak konstruksi jangka panjang untuk barang-barang seperti
bangunan, pesawat terbang, kapal, atau mesin berat memiliki masalah konseptual dalam
penentuan pendapatan dan laba. GAAP mewajibkan perusahaan menggunakan metode
persentase penyelesaian (percentage of completion method) jika taksiran biaya untuk
menyelesaikan suatu kontrak dan perkembangan dalam penyelesaian kontrak dapat diestimasi
secara wajar. Estimasi laba umumnya dilakukan dengan mencatat bagian dari perkiraan laba
total berdasarkan rasio biaya yang terjadi saat ini dibagi dengan perkiraan total biaya. Metode
estimasi lain yang dapat diterima didasarkan atas jumlah unit yang diselesaikan, estimasi
teknik, atau unit yang diserahkan. Berdasarkan metode ini, kerugian berjalan atau antisipasi
kerugian akan sepenuhnya diakui pada periode ketika kerugian itu pertama kali diketahui.
Johnson Controls menguraikan pengakuan pendapatannya sebagai berikut.

CUPLIKAN ANALISIS

Pengakuan Pendapatan. Perusahaan mengakui pendapatan dari kontrak instalasi sistem


jangka panjang Controls Group sepanjang periode kontrak berdasarkan metode akuntansi
persentase penyelesaian (lihat “Kontrak Jangka Panjang”). Untuk kasus lainnya, perusahaan
mengakui pendapatan saat produk dikirimkan dan kepemilikan berpindah kepada
pelanggan atau ketika jasa selesai dikerjakan.

Kontrak langka Panjang. Berdasarkan metode akuntansi persentase penyelesaian yang


digunakan untuk kontrak jangka panjang, penjualan dan laba kotor diakui ketika pekerjaan
sedang dikerjakan berdasarkan hubungan antara biaya aktual pada saat dikerjakan dan
total estimasi biaya pada saat diselesaikan. Penjualan dan laba kotor disesuaikan
berdasarkanyang
Pendapatan revisi Belum
estimasiDiterima
biaya kontrak total dan nilai kontrak. Estimasi kerugian dicatat
pada saat dapat diidentifikasi. Klaim terhadap pelanggan diakui sebagai pendapatan saat
klaim dibayar. Jumlah piutang yang jatuh tempo setelah satu tahun tidaklah signifikan.
Dalam kontrak pekerjaan jangka panjang seperti kontrak jaminan produk dan kontrak
pemeliharaan peranti lunak pendapatan Sering kali ditagih di muka. Dalam kondisi seperti ini,
pendapatan diakui secara proporsional sepanjang keseluruhan periode kontrak. Dasar
pemikiran di balik akuntansi ini adalah meskipun pendapatan dapat direalisasi, pendapatan
tidak dapat diakui sampai periode kontrak berakhir.jumlah pendapatan yang masih belum
diakui muncul di dalam neraca sebagai kewajiban yang disebut pendapatan yang belum
diterima (unearned revenue).

Analisis Dampak Pengakuan Pendapatan


Laporan laba rugi penting bagi analisis dan penilaian perusahaan. Laporan ini juga penting
bagi manajemen untuk alasan yang sama dan alasan lain seperti peranannya dalam perjanjian
kontrak berdasarkan akuntansi, tekanan yang dirasakan manajemen untuk mencapai hasil
berdasarkan Laporan laba rugi, kompensasi manajemen yang dikaitkan dengan laba, dan nilai
opsi saham. Memberikan insentif bagi manajemen bisa diartikan kita mengharapkan
manajemen memilih dan menerapkan prinsip akuntansi yang dapat memenuhi kepentingan
mereka, tetapi tetap merupakan praktik akuntansi yang diterima.Dalam hal ini, tujuan
pelaporan laba tidak selalu sejalan dengan insentif yang diberikan kepada manajemen.Analisis
yang kita lakukan harus mewaspadai kecenderungan manajemen dalam area ini dan
kebijaksanaan akuntansi yang ada.

CUPLIKAN ANALISIS

Datapoint Corporation mencatat jumlah penjualan yang signifikan dari agen penjualannya
yang meminta pelanggan memesan peralatan komputer senilai jutaan dolar beberapa
bulan sebelum pembayaran yang akan dilakukan kemudian. Dalam banyak kasus, Datapoint
mencatat penjualan meskipun perusahaan belum memproduksi peralatan tersebut.
Dilaporkan bahwa agen-agen penjualannya berada di bawah tekanan berat untuk mencapai
sasaran yang tidak masuk akal atau tidak dapat diraih. Kemudian, Datapoint membalik
penjualan ini dan mematuhi perintah SEC yang melarang perusahaan melakukan
pelanggaran seperti ini di masa depan.

Pencatatan pendapatan merupakan peristiwa yang sangat penting dalam penentuan


laba.Analisis kita harus melihat metode akuntansi untuk memastikan apakah mereka telah
secara tepat mencerminkan realitas ekonomi.Misalnya, jika suatu perusahaan manufaktur
mencatat laba atas penjualan ke sebuah diler, analisis kita harus melihat persediaan dan kondisi
pasar diler tersebutkarena aktivitas laba riil adalah menjual ke pelanggan akhir.
Kecenderungan dan insentif manajer untuk mengatur pendapatan menciptakan berbagai
ketentuan tentang subjek pengakuan pendapatan oleh badan pengaturan akuntansi.Walaupun
demikian, analisis yang kita lakukan harus tetap memperhatikan pendekatan-pendekatan
akuntansi yang menyalahi inti, jika bukan isi, dari ketentuan tersebut.Cuplikan berikut ini
memberikan satu contoh.
CUPLIKAN ANALISIS

Prime Motor Inns menghasilkan bagian terbesar dari laba yang diperoleh bukan dari
operasi inti perusahaan, melainkan dari penjualan hotel, jasa konstruksi, dan bunga. Dalam
mencatat pendapatan yang tak berulang ini, Prime Motor Inns melonggarkan kriteria
pengakuan dengan menerima wesel dan piutang yang nilainya diragukan, dan dengan
memberikan jaminan kepada pembeli hotel dan pihak bank, suatu tingkat tertentu dari
laba yang akan datang. Meskipun mereka mencatat pendapatan, mereka tidak mencatat
kewajiban kontinjensi yang terkait dengan pendapatan tersebut.

Menyadari akan adanya masalah pengakuan pendapatan ini, SEC menyatakan


keyakinannya bahwa ketidakpastian yang signifikan sehubungan dengan kemampuan penjual
untuk merealisasikan penerimaan nontunai yang berasal dari transaksi, Sering kali terjadi
ketika pembeli memiliki sedikit modal, banyak kewajiban, atau jika aset pembeli sebagian
besar berasal dari penjual. Ciri-ciri ini akan menimbulkan kecurigaan tentang apakah
pengakuan pendapatan telah memadai. Berikut kondisi yang menciptakan timbulnya
pertanyaan tentang pengakuan pendapatan.
• Kurangnya kecukupan modal ekuitas pada entitas pembeli selain ekuitas yang berasal dari
penjual.
• Adanya kewajiban kontinjen, seperti jaminan utang atau perjanjian yang mewajibkan
penjual memberikan kas ke entitas pembeli dalam situasi tertentu.
• Penjualan aset atau kegiatan operasi yang secara historic tidak dapat menghasilkan cukup
arus kas operasi untuk mendanai layanan utang mass depan dan ekspektasi dividen.
Meskipun perusahaan menerima pembayaran kas, adanya jaminan atau perjanjian-
perjanjian lain yang mengharuskan perusahaan memberikan kas ke entitas pembeli akan
berdampak pada validitas pengakuan pendapatan. Pendapatan belum boleh diakui sampai (1)
arus kas aktivitas operasi cukup untuk mendanai layanan utang dan persyaratan dividen (atas
dasar akrual), atau (2) investasi perusahaan pada entitas pembeli dapat dengan mudah diubah
menjadi kas dan perusahaan tidak memiliki kewajiban lagi menurut perjanjian utang atau
perjanjian apapun yang mengharuskannya melakukan tambahan investasi pada entitas pembeli.
Jumlah seluruh pendapatan yang ditangguhkan, termasuk penangguhan bunga atau pendapatan
dividen, biasanya diungkapkan di dalam neraca sebagai pengurang akun aset terkait.Catatan
atas laporan keuangan biasanya memberikan penjelasan tentang transaksi-transaksi seperti itu
termasuk komitmen dan kontinjensi yang ads, Berta metode-metode akuntansi yang
diterapkan.
Praktik yang berlaku pada umumnya tidak memperkenankan mengakui pendapatan
sebelum penjualan. Misalnya, kenaikan nilai pasar properti sepertitanah, peralatan, atau
bangunan; peningkatan nilai kayu atau sumber days alam; atau kenaikan nilai persediaan tidak
diakui sebelum terjadi penjualan. Namun, kapan penjualan dilakukan merupakan faktor
penting yang menjadi bagian dari kebijakan manajemen.Ini memberikan sedikit kelonggaran
bagi manajemen untuk melakukan pengakuan pendapatan seperti contoh berikut ini.
CUPLIKAN ANALISIS

Thousand Trails, operator keanggotaan sebuah lokasi perkemahan, mencatat pendapatan


dari biaya keanggotaan ketika anggota barn melakukan pendaftaran meskipun biaya ini
biasanya hampir 90% belum dibayar dan banyak yang dibatalkan beberapa hari setelah
pendaftaran. Ketika praktik pengakuan pendapatannya diketahui umum, harga saham
Thousand Trails turun drastis

BEBAN
Berdasarkan PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan pada paragraf 99
menyatakan bahwa entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat
menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.
Beban disubklasifikasikan untuk memberikan penekanan pada komponen utama dari
kinerja keuangan yang dapat berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan
kemampuan untuk dapat diprediksi. Analisis ini diberikan dalam satu dari dua bentuk, yaitu :
1. Bentuk pertama dalam analisis ini adalah metode “sifat beban”. Entitas
menggabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya dan tidak merealokasikan
menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mungkin mudah diterapkan karena
tidak membutuhkan adanya alokasi beban menurut fungsional.
2. Bentuk kedua analisis ini adalah metode “fungsi beban” atau “biaya penjualan” dan
mengklasifikasikan beban sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan
atau sebagai contoh, biaya aktivitas distribusi atau administratif. Sekurang-kurangnya,
entitas mengungkapkan biaya penjualannya berdasarkan metode ini secara tersendiri
dari beban lain. Metode ini dapat menyediakan informasi yang lebih relevan kepada
pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode klasifikasi beban
berdasarkan sifat, tetapi pengalokasian biaya berdsarkan fungsi mungkin mensyaratkan
pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan matang.

Adapun jenis-jenis beban adalah sebagai berikut :


1. BEBAN YANG DITANGGUHKAN
Beban yang ditangguhkan (deferred charge) merupakan biaya yang telah terjadi dan
ditangguhkan karena diharapkan manfaatnya dapat dirasakan pada periode
mendatang.Makin rumit aktivitas usaha, makin besar jumlah dan bentuk beban yang
ditangguhkan.Contohnya adalah biaya penelitian dan pengembangan serta pengeluaran
peranti lunak komputer.Perbedaan antara beban ditangguhkan dan aset tidak berwujud
terkadang tidak jelas.Pada banyak kasus, biaya yang timbul dari aktivitas operasi
diklasifikasikan sebagai beban yang ditangguhkan, sementara biaya yang timbul dari
aktivitas investasi diklasifikasikan sebagai aset tidak.berwujud.

a. Beban Peranti Lunak Komputer


Pengembangan peranti lunak komputer merupakan aktivitas khusus yang tidak
sesuai dengan pengeluaran aktivitas litbang normal. Pengembangan peranti lunak untuk
tujuan pemasaran merupakan aktivitas berjalan yang langsung mengarah pada
pendapatan berjalan atau masa depan. Pada satu titik dalam siklus pengembangan
peranti lunak, biaya perlu ditangguhkan dan dikaitkan dengan pendapatan masa depan.
Praktik akuntansi yang berlaku saat ini untuk pengeluaran peranti lunak komputer yang
akan dijual, disewakan, atau dipasarkan dengan cars lain mengidentifikasi satu titik
yang disebut kelayakan teknologi (technological feasibility) di mana biaya
dikapitalisasi dan dikaitkan dengan pendapatan di masa mendatang. Sampai tercapainya
titik kelayakan teknologi ini, seluruh pengeluaran dibebankan saat terjadi (sama dengan
litbang). Pengeluaran yang terjadi setelah kelayakan teknologi, hingga produk tersebut
siap dipasarkan kepada pelanggan, dikapitalisasi sebagai aset tidak berwujud. Biaya
tambahan untuk menggandakan peranti lunak dari master dan mengemasnya untuk
distribusi merupakan persediaan dan dibebankan terhadap pendapatan sebagai harga
pokok penjualan.

b. Biaya Eksplorasi dan Pengembangan pada Industri Pertambangan


Pencarian cadangan sumber daya alam barn merupakan hal yang penting bagi
perusahaan pada bidang industri pertambangan. Industri ini meliputi minyak, gas bumi,
logam, batu bara, dan mineral non-logam. Pentingnya industri ini dan khususnya
masalah akuntansinya layak mendapat perhatian khusus.Sama halnya seperti aktivitas
litbang, pencarian dan pengembangan sumber daya alam memiliki sifat yang berisiko
tinggi.Risiko yang terkait dengan ketidakpastian; dan dalam penentuan laba,
ketidakpastian menimbulkan masalah pengukurandan pengakuan. Untuk industri
pertambangan, masalahnya adalah apakah biayaeksplorasi dan pengembangan yang
secara wajar diharapkan akan diperoleh kembalidari penjualan sumber daya alam
dibebankan ketika terjadi atau dikapitalisasi dandiamortisasi sepanjang perkiraan
periode manfaat di masa mendatang. Meskipun banyak perusahaan membebankan
biaya eksplorasi dan pengembangan pada saat terjadi, beberapa perusahaan lain
membebankan sebagian dan mengapitalisasisisanya. Hanya sedikit perusahaan yang
mengkapitalisasi seluruh biaya eksplorasi dan pengembangan.
c. Akuntansi Industri Pertambangan
Badan pembuat standar akuntansi telah melakukan beberapa usaha untuk
membatasi keberagaman praktik ini. FASB mengeluarkan akuntansi successful effort
untuk perusahaan minyak dan gas bumi. Standar ini meminta biaya eksplorasi, kecuali
biaya pengeboran sumur eksplorasi, dikapitalisasi saat terjadi. Biaya-biaya ini
dibebankan kemudian jika sumur tersebut tidak berhasil, atau direklasifikasi sebagai
aset yang dapat diamortisasi jika terbukti ditemukan cadangan minyak dan gas. SEC
tidak menyetujui pendekatan ini, dan sebagai gantinya memilih akuntansi pengakuan
cadangan (reserve recognition accounting) atau metode nilai sekarang. Hal ini
menyebabkan FASB melakukan pertimbangan ulang, dan akhirnya memperkenankana
lternatif yang sama. Kemudian, SEC meminta FASB membuat pengungkapan
tambahan, termasuk pengungkapan berdasarkan nilai. FASB merespons dengan
mewajibkan pengungkapan tambahan yang diminta untuk perusahaan publik yang
memproduksi minyak dan gas sebagai berikut:
 Jumlah cadangan minyak dan gas bumi terbukti,
 Biaya dikapitalisasi terkait dengan aktivitas produksi minyak dan gas bumi.
 Biaya yang berasal dari aktivitas akuisisi, eksplorasi, dan pengembangan,
 Hasil operasi aktivitas produksi minyak dan gas bumi,
 Ukuran diskonto arus kas bersih masa depan untuk cadangan-cadangan terbukti.

Baik perusahaan terbuka maupun perusahaan lain diwajibkan mengungkapkan


metode akuntansi untuk biaya yang terjadi dalam aktivitas produksi minyak dan gas
bumi dan cara penghapusan biaya-biaya kapitalisasi yang terkait.
Pengungkapan dan pengukuran akuntansi adalah dua hal yang berbeda. Metode
akuntansi successful effort belum menerima dukungan penuh. Namun demikian, dalam
memperkenankan penggunaan akuntansi full cost, SEC menyatakan bahwa biaya yang
dicatat berdasarkan metode ini dikapitalisasi sampai jumlah maksimum tertentu.
Jumlah ini ditentukan oleh nilai sekarang persediaan perusahaan. Biaya kapitalisasi
yang melebihi jumlah maksimum ini akan dibebankan. Saat harga minyak turun
melebihi jumlah maksimum, perusahaan telah dan kemungkinan akan terus menekan
SEC untuk menunda atau mengubah aturan tersebut.

Implikasi Analisis Industri Pertambangan


Beragamnya metode perlakuan biaya eksplorasi dan pengembangan yang
berlaku untuk industri pertambangan menghalangi kita untuk membandingkan hasil
antarperusahaan. Akuntansi pada industri ini akan terus memiliki keberagaman. Dua
metode umum yang digunakan dan variasi metode tersebut dapat memberikan hasil
yang sangat jauh berbeda.Analisis kita harus mewaspadai hal ini.Banyak analis lebih
memilih akuntansi successful effort daripada akuntansi full cost karena lebih baik
dalam mengaitkan biaya dengan pendapatan dan lebih konsisten dengan praktik
akuntansi yang berlaku saat ini.Akuntansi successful effort mewajibkan hubungan
langsung antara biaya yang terjadi dengan cadangan spesifik yang ditemukan sebelum
biaya eksplorasi dan pengembangan dikapitalisasi. Sebaliknya, akuntansi full cost
memperkenankan perusahaan mengklasifikasikan aktivitas eksplorasi dan
pengembangan yang tidak berhasil sebagai aset.

2. KOMPENSASI TAMBAHAN UNTUK KARYAWAN


Bagian ini akan membahas akuntansi, analisis, dan interpretasi kompensasi tambahan
untuk karyawan dengan penekanan pada opsi saham karyawan.

Tinjauan atas Kompensasi Tambahan untuk Karyawan


Tekanan sosial, persaingan, dan kelangkaan karyawan yang berbakat telah
menimbulkan kenaikan kompensasi tambahan untuk karyawan selain gaji.Beberapa
tunjangan seperti uang cuti, bonus, pembagian keuntungan, dan asuransi kesehatan atau
jiwa yang dibayar perusahaan dapat diidentifikasi dengan periode saat kompensasi
diterima atau diberikan.Beban yang dapat diidentifikasi ini tidak memiliki masalah
pengakuan dan akrual akuntansi. Kompensasi tambahan lain, karena sifatnya sementara
dan tidak terduga, tidak sesuai dengan pengakuan akuntansi penuh atau tepat waktu.
Beberapa kompensasi tersebut beserta akuntansinya diuraikan sebagai berikut.
• Kontrak kompensasi yang ditangguhkan(deferred compensation contract)
merupakan janji untuk membayar karyawan di masa mendatang, beberapa dengan
syarat tertentu. Perusahaan sering memberikan kompensasi ini kepada petinggi-
petinggi perusahaan yang ingin dipertahankan atau karyawan yang ingin
menangguhkan penghasilan hingga pensiun atau tahun di mana tariff pajak lebih
rendah.Kontrak seperti ini sering kali mencantumkan ketentuan non-kompetisi atau
menyebutkan kesediaan karyawan untuk memberikan jasa konsultasi. Akuntansi
umumnya mewajibkan paling sedikit dilakukan akrual atas nilai sekarang kompensasi
yang ditangguhkan ini dengan cara yang sistematis dan rasional sepanjang periode
karyawan mulai bekerja sejak kontrak ditandatangani.
• Hak apresiasi saham (Stock Appreciation Rights - SAR) merupakan hak atas
sejumlah tertentu saham yang diberikan kepada karyawan. Pemberian SAR
didasarkan atas kenaikan nilai pasar saham perusahaan sejak tanggal pemberian dan
dapat diberikan dalam bentuk tunai, saham, atau kombinasi keduanya.Berdasarkan
rencana, ini, perusahaan mencatat beban kompensasi pada akhir setiap periode.Behan
dihitung sebagai selisih antara harga pasar saham yang diberikan dengan harga opsi
pada tanggal pemberian. Akuntansi memberikan satu metode untuk mengalokasikan
beban sepanjang periode pemberian jasaperubahan harga pasar dari periode ke periode
akan tercermin sebagai penyesuaian terhadap beban kompensasi.

Opsi Saham Karyawan


Opsi saham karyawan (Employee Stock Options - ESO) atau disebut juga kompensasi
berbasis saham bisa dikatakan merupakan bentuk kompensasi insentif yang paling
populer.Ada banyak alasan di balik popularitas ini. Pertama, perusahaan berpendapat ESO
akan meningkatkan kinerja dengan memberikan karyawan kepemilikan pada perusahaan
sehingga menyatukan insentif karyawan dan perusahaan. Kedua, ESO dipandang
karyawan sebagai sarana untuk meraih kekayaan.Kebanyakan manajer, ilmuwan, akuntan,
insinyur, programmer, dan sekretaris telah menjadi jutawan dengan ESO. Oleh sebab itu,
ESO telah muncul sebagai sarana untuk menarik karyawan yang berbakat dan giat
berusaha. Ketiga, meskipun ESO merupakan satu bentuk kompensasi karyawan, ia tidak
memiliki dampak arus kas langsung. Keempat, menurut GAAP sebelumnya, ESO
memberikan tunjangan karyawan tanpa perlu mencatat biaya. Penolakan perusahaan atas
usulan FASB pada tahun 1990-an yang mengurangkan biaya ESO dari laba merupakan
bukti dari pentingnya faktor ini. Bagian ini menjelaskan karekteristik ESO dan
menjelaskan istilah pentingnya.Pembahasan kita meliputi akuntansi dan pencatatan ESO,
selanjutnya diakhiri dengan pembahasan dalam menganalisis ESO.

Karekteristik Opsi Saham Karyawan


Opsi saham karyawan merupakan kesempatan kontraktual yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan di mana karyawan dapat membeli saham perusahaan dalam
jumlah tertentu pada, harga yang telah ditentukan pada atau setelah satu tanggal tertentu
di mass mendatang. Harga penyerahan atau harga eksekusi (exercise price) merupakan
harga di mana karyawan berhak membeli saham. Harga eksekusi sering kali ditentukan
sama dengan harga saham pada tanggal pemberian (grant date).
Biaya Ekonomi dan Manfaat ESO
Terdapat manfaat dan biaya ekonomi untuk ESO.Manfaat utama ESO adalah potensi
kenaikan nilai perusahaan yang berasal dari dampak insentif terhadap perilaku
karyawan.ESO bertujuan menyamakan insentif karyawan dan perusahaan dengan
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk ikut berpartisipasi dalam penciptaan
kekayaan pemegang saham. Karena insentif memiliki penyatuan lebih baik, pendapat ESO
akan merangsang karyawan agar bekerja lebih gist dan sesuai dengan kepentingan
perusahaan. inovasi dan sedangberkembang untuk mendorong lebih banyak pengambilan
risiko.
Biaya opsi saham karyawan terletak pada potensi dampak pencairannya. Ketika
eksekusi, ESO memindahkan kekayaan dari pemegang saham kepada karyawandengan
mencairkan kepemilikan pemegang saham sekarang dalam perusahaan. Menurut
pendekatan nilai intrinsik (intrinsic value approach), tidak ada biaya bagi perusahaan.
Pendekatan nilai intrinsik ini mengabaikan dua jenis biaya yang timbul, bahkan ketika
harga eksekusi sama dengan harga saham sekarang. Pertama adalah biaya bunga yang
timbul karena ESO dapat dieksekusi pada suatu tanggal di mass depan dengan harga saham
saat ini. Kedua adalah biaya opsi (option cost), yaitu biaya pemberian opsi pada karyawan
untuk membeli (atau tidak membeli) saham perusahaan.Biaya ini diperhitungkan dalam
model penilai opsi yang menunjukkan bahwa opsi memiliki nilai, bahkan ketika diberikan
pada harga pasar yang berlaku.
Manfaat opsi saham karyawan melalui kenaikan motivasi karyawan akan tercermin
melalui pos yang secara tradisional, termasuk dalam laba seperti kenaikan pendapatan
atau penurunan biaya. Oleh sebab itu, mengaitkan biaya ekonomi pemberian ESO dengan
potensi manfaat yang telah tercermin dalam laba merupakan hal yang wajar.

Penilaian dan Informasi Beban Menurut SFAS 123(R)


Pada tanggal 31 Juli 2005, perusahaan menerapkan SFAS 123(R) yang mewajibkan
pengukuran dan pengakuan beban kompensasi atas seluruh pembayaran imbalan berbasis
saham yang diberikan kepada karyawan dan direksi perusahaan termasuk opsi saham
karyawan dan hak pembelian saham karyawan.
Setelah penerapan SFAS 123(R), perusahaan mulai menaksir nilai opsi saham
karyawan dan hak pembelian saham karyawan pada tanggal pemberian menggunakan
model lattice binomial. Sebelum SFAS 123(R) diterapkan, nilai flap-flap opsi saham
karyawan dan hak pembelian saham karyawan ditaksir pada tanggal pemberian
menggunakan model Black-Scholes untuk tujuan informasi keuangan proforma yang
diwajibkan oleh SFAS 123.
Opsi saham karyawan perusahaan memiliki beberapa pembatasan, termasuk di
antaranya ketentuan pengakuan hak dan pembatasan atas perpindahan dan lindung nilai,
dan sering kali dieksekusi sebelum kontrak jatuh tempo. Model binomial lattice lebih dapat
memperhitungkan fitur-fitur opsi saham karyawan perusahaan dibandingkan model bentuk
tertutup seperti model Black-Scholes. Penggunaan model binomial lattice membutuhkan
sangat banyak data tentang perilaku eksekusi karyawan aktual dan beberapa asumsi rumit
termasuk taksiran volatilitas, tingkat bunga bebas risiko, taksiran dividen, kurtosis, dan
skewness.

3. BIAYA BUNGA
Bunga (interest) merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merupakan
kelebihan kas yang dibayar atau ditagih atas Jumlah uang (pokok) yang dipinjam atau
dipinjamkan. Bunga ditentukan oleh beberapa faktor, dan faktor terpenting adalah risiko
kredit (utang tidak dapat dibayar) dari peminjam. Beban bunga ditentukan oleh tingkat
bunga, pokok pinjaman, dan jangka waktu.

Penghitungan Bunga
Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk
pendanaan melalui utang, termasuk pada kasus obligasi, amortisasi diskon, atau premium.
Kesulitan akan timbul saat perusahaan mengeluarkan utang konversi atau utang dengan
waran. Situasi ini menimbulkan tingkat nominal yang lebih rendah dari biaya utang sejenis
yang tidak memberikan fitur tambahan ini. Pada kasus utang konversi, praktik akuntansi
menganggap utang tidak terpisah dari fitur ekuitas. Karena itu, tidak ada bagian
penerimaan dari penerbitan obligasi yang diakui sebagai fitur konversi. Pada kasus utang
yang dikeluarkan bersamaan dengan waran, kas yang diterima terkait dengan nilai waran
diakui sebagai modal tambahan. Beban yang terkait dengan akun diskon utang yang
diamortisasi sepanjang mass pengeluaran utang akan menambah biaya bunga efektif

Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aset yang sedang dibangun
atau diproduksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan (termasuk aset yang dibangun
atau diproduksi untuk perusahaan oleh pihak lain dengan pembayaran di muka atau
berkala). Tujuan kapitalisasi bunga adalah (1) mengukur biaya akuisisi aset secara lebih
akurat dan (2) mengamortisasi biaya akuisisi terhadap pendapatan yang diperoleh dari
aktivitas tersebut.

Menganalisis Bunga
Analisis kita harus menyadari bahwa akuntansi bunga utang konversi saat ini masih
kontroversial. Beberapa berpendapat bahwa mengabaikan nilai hak konversi dan
menggunakan tingkat bunga obligasi sebagai ukuran bunga akan mengabaikan biaya
bunga sesungguhnya. Sedikit berlawanan dengan pendapat ini adalah penghitungan laba
per lembar saham dilusian menggunakan jumlah saham yang dapat diterbitkan pada
kondisi terjadi konversi atas utang yang dapat dikonversi. Efek ini memberikan beban
tambahan pada tingkat bunga melalui dilusi laba per lembar saham.
Akuntansi kapitalisasi bunga juga masih diperdebatkan. Beberapa analis berpendapat
bahwa bunga mencerminkan biaya periode dan tidak perlu dikapitalisasi. Apa pun
pandangan orang, analisis kita harus menyadari bahwa akuntansi kapitalisasi bunga masih
tidak jelas sehingga mengarah pada keragaman dalam praktik. Harus diingat bahwa
kapitalisasi bunga tercakup, dalam biaya aset dan menjadi beban melalui penyusutan dan
amortisasi. Untuk menilai dampak kapitalisasi bunga terhadap laba bersih, analisis kita
harus mengetahui jumlah kapitalisasi bunga saat ini yang dibebankan pada laba melalui
penyusutan dan amortisasi. Kita juga memerlukan jumlah ini untuk menghitung fixed
charge coverage ratio secara lebih akurat (lihat Bab 10). Sayang, dalam praktiknya,
pengungkapan jumlah ini tidak diwajibkan sehingga analisis kita menjadi tidak sempurna.
Salah satu potensi sumber informasi ini adalah pengungkapan Form 10-K.

4. PAJAK PENGHASILAN
Beban pajak penghasilan merupakan biaya penting dalam usaha. Memahami akuntansi
pajak penghasilan penting untuk keberhasilan analisis laporan keuangan.

Akuntansi Pajak Penghasilan


Perbedaan Temporer dan Tetap
Kompleksitas akuntansi pajak-penghasilan timbul karena aturan untuk menghitung laba
kena pajak (untuk tujuan menghitung utang pajak) didasarkan pada peraturan pajak yang
berlaku. Aturan ini berbeda dari aturan untuk menghitung laba yang dilaporkan menurut
GAAP yang menjadi dasar laporan keuangan. Umumnya, peraturan perpajakan lebih
mendekati akuntansi “basis kas”, yang memperkenankan lebih sedikit jumlah akrual
daripada yang diperkenankan dalam GAAP. Aturan untuk menghitung akrual tertentu,
seperti penyusutan, dalam peraturan pajak juga berbeda dari GAAP. Tambahan lagi,
peraturan pajak memperkenankan dikecualikan atau dikurangkannya pos-pos tertentu
yang tidak memiliki dasar ekonomi riil (misalnya pendapatan bunga dari beberapa jenis
obligasi yang dikeluarkan untuk kepentingan pajak). Terakhir, kantor pajak tidak
memberikan pengembalian untuk rugi operasi bersih, sebaliknya rugi ini akan dibawa ke
periode berikutnya dan dikurangi dengan laba yang terjadi di periode masa depan. Karena
alasan tersebut, laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan sangat jauh berbeda dari
laba kena pajak (taxable income), yang merupakan laba yang digunakan untuk menghitung
kewajiban pajak menurut peraturan pajak- Oleh karena itu, perusahaan membuat dua
pembukuan akuntansi, satu untuk pelaporan keuangan (“buku GAAP”) dan satu untuk
akuntansi pajak (“buku pajak”).
Perbedaan antara laba pajak dan GAAP pada intinya terbagi dua, temporer dan tetap.
Perbedaan temporer (temporary differences), seperti namanya, merupakan perbedaan
yang bersifat sementara (temporer) dan diharapkan akan dibalik di masa depan. Perbedaan
ini terutama merupakan perbedaan waktu antara akuntansi pajak dan GAAP. Misalnya,
GAAP memperkenankan perusahaan membukukan beban restrukturisasi untuk taksiran
biaya restrukturisasi yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun, sementara peraturan
perpajakan memperkenankan pengurangan hanya ketika biaya restrukturisasi benar-benar
terjadi. Perbedaan temporer akan diperhitungkan menggunakan penyesuaian pajak
tangguhan.
Perbedaan tetap (permanent differences), seperti namanya, merupakan perbedaan
yang bersifat tetap. Perbedaan ini terjadi karena peraturan pajak dan GAAP memiliki
perbedaan yang fundamental dalam memperlakukan pos-pos tertentu. Misalnya,
pendapatan bunga dari beberapa obligasi daerah tertentu tidak dikenakan pajak dan
karenanya tidak dimasukkan dalam perhitungan laba kena pajak, sementara pendapatan ini
dimasukkan ketika menghitung laba GAAP. Perbedaan tetap tidak diperhitungkan untuk
laporan keuangan; sebagai gantinya, perbedaan ini diperhitungkan sebagai faktor tarif
pajak efektif (effective tax rate), yaitu tarif pajak aktual yang dibayar oleh usaha
sepanjang periode. Tarif pajak efektif dapat berbeda dari tarif pajak wajib (statutory tax
rate), yang besarnya scat ini 35% untuk perseroan di AS karena perbedaan tetap. Tampilan
6.12 memberikan contoh umum perbedaan temporer dan tetap.

Tampilan 6.12
Perbedaan Temporer dan Tetap antara Laba GAAP dan Laba kena pajak
PERBEDAAN TEMPORER
Diakui Pajak Lebih Dulu daripada Diakui GAAP Lebih Dulu daripada
GAAP Pajak
Pendapatan Pendapatan
1. Penerimaan penghasilan pencatatan di 1. Penjualan cicilan metode akrual dalam
muka GAAP.
2. Pendapatan sewa diterima di muka 2. Metode ekuitas dari akuntansi
3. Kontrak jasa dibayar di muka investasi
4. Royalti yang diterima di muka
Pengeluaran
Pengeluaran 1. Beban/kewajiban garansi produk
1. Penyusutan yang dipercepat untuk 2. Tunjangan pensiun
pajak 3. Penyisihan piutang tidak tertagih
2. Kapitalisasi biaya tertentu 4. Penurunan nilai aset persediaan,
properti, pabrik, dan peralatan
5. Beban restrukturisasi
6. Beban sewa modal
7. Rugi pajak dibawa ke depan

PERBEDAAN TETAP
1. Pendapatan bunga dari obligasi bebas pajak yang tidak diakui oleh peraturan pajak.
2. Kredit pajak.
3. Pajak atas laba yang belum diterima dari anak perusahaan di luar negeri.
4. Pengurangan divider ESOP
5. Laba War negeri yang dikenakan pajak dengan tarif pajak yang berbeda dari tarif
pajak wajib AS.
6. Tunjangan kesehatan yang diberikan oleh pihak medis.
RATIO PROFITABILITY (RASIO KEUNTUNGAN)
Rasio profitabilitas atau rasio keuntungan mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva, maupun laba dan modal sendiri.
Rasio profitabilitas atau disebut juga dengan istilah Rentabilitas, terdiri dari :
A. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan
laba bruto per rupiah penjualan, dihitung dengan rumus berikut :
Gross Profit Margin = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan
Penjualan Bersih

= 29.768.000 – 20.000.000
29.768.000
= 32,81%
Artinya ratio sebesar 32,81% berarti jumlah laba kotor adalah sebesar 32,81% dari volume
penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena
hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah di bandingkan dengan
penjualan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang
baik operasi perusahaan.

B. Operating Income Ratio atau Operating Profit Margin


Dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi
sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumusnya adalah
sebagai berikut :

OIR = (Penjualan Bersih – HPP – Biaya-biaya) / Penjualan bersih

C. Operating Ratio
Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan. Semakin
kecil angka rasio menunjukkan kinerja yang semakin baik. Rumusnya adalah sebagai
berikut :

Operating Ratio = (HPP + Biaya Administrasi Penjualan dan Umum) / Penjualan


Bersih

D. Net Profit Margin


Net Profit Margin atau Sales Margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau
laba bersih per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukkan
kinerja yang semakin baik. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak


Penjualan Bersih
= 1. 584.000
29.768.000
= 5, 32%
Artinya ratio sebesar 5,32 % berarti bahwa laba bersih sesudah pajak yang di capai adalah
sebesar 5,32% dari volume penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi
perusahaan.

E. BOPO
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio
efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin
efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.

Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban
operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga
dan total pendapatan operasional lainnya.

Tingkat Beban Pajak (Effective Tax Rate/ ETR) digunakan untuk mengukur biaya pajak
perusahaan dibanding dengan laba sebelum pajak. Hal tersebut akan memberikan gambaran
seberapa besar biaya pajak yang dihadapi perusahaan sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi, misalnya sektor industri, ketentuan hukum, akuntansi, dan sebagainya.
Rumusnya adalah:

ETR = Beban Pajak Penghasilan


. Laba Sebelum Pajak

NIM (Net Interest Margin)


Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih
diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka
meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut :

NIM = Pendapatan Bunga Bersih/Aktiva Produktif


DAFTAR PUSTAKA

Palepu, Healy, Bernard. 2013. Business Analysis and Valuation. 6th Edition. South-Western
College Publishing
Subramanyam, K.R dan Wild, J.J. 2010. Financial Statement Analysis. Edisi 12. Jakarta:
Salemba Empat

Вам также может понравиться