Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tugas : Resume buku “Power Electronics” M.D. Singh. Chapter II “Thyristor : principles and
characteristic”
Overview
Thyristor adalah nama umum yang diberikan kepada keluarga perangkat peralihan
semikonduktor daya, yang kesemuanya dicirikan oleh tindakan switching bistable tergantung
pada umpan balik regeneratif PION. Thyristor memiliki empat atau lebih lapisan dan tiga
atau lebih j unctions. SCR adalah anggota keluarga thyristor yang paling banyak digunakan
dan penting. Perangkat ini telah merevolusi seni solid state power control. SCR hampir secara
universal disebut sebagai thyristor.
Dari sudut pandang konstruksi, thyristor (struktur PNPN) dapat divisualisasikan sebaik yang
terdiri dari dua transistor (sebuah PNP dan NPN yang saling terhubung membentuk pasangan
umpan balik regeneratif, seperti yang ditunjukkan pada Bagian 2.4). Nama thyristor
diturunkan dengan kombinasi huruf kapital dari thyratron dan transistor. Dengan demikian,
thyristor adalah perangkat solid state seperti transistor dan memiliki karakteristik yang mirip
dengan tabung thyratron.
1. Prinsip SCR
SCR (Silicon Controlled Rectifier) adalah dioda yang memiliki fungsi sebagai pengendali.
Berbeda dari dioda pada umumnya yang hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR memiliki 3
kaki terminal dimana anoda (A), katoda (K), dan gate (G). Kaki gate berfungsi sebagai
pengendali (control), sedangkan kaki yang lainnya sama seperti dioda pada umumnya yaitu
terminal anoda dan katoda. SCR (Silicon Controlled Rectifier) merupakan salah satu anggota
dari kelompok thyristor.
Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun SCR memerlukan
tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat mengaktifkannya. Pada saat kaki
Gate diberikan tegangan positif sebagai pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan arus
listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka selamanya
akan ON meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut
dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus maju Anoda-Katoda harus
diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding Current) SCR. Besarnya arus Holding atau
Ih sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet SCR itu sendiri. Karena masing-masing jenis SCR
memiliki arus Holding yang berbeda-beda. Namun, pada dasarnya untuk mengembalikan
SCR ke kondisi “OFF”, kita hanya perlu menurunkan tegangan maju Anoda-Katoda ke titik
Nol.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Prinsip kerja SCR akan menghantarkan arus listrik dari anoda
ke katoda dan akan berhenti mengaliri listrik jika gate mengenai ground atau mengenai
tegangan yang lebih negatif daripada kaki katoda.
2. Konstruksi Thyristor
Thyristor adalah komponen aktif elektronika yang dapat digunakan seperti halnya pintu
yanitu menahan arus AC atau melewatkan arus AC menggunakan input yang kecil. Thyristor
merupakan komponen semikonduktor yang dibuat dari jenis silicon.
Konstruksi dasar thyristor adalah konstruksi 4 layer PNPN seperti ditunjukkan pada gambar
2. Jika dipilah dari konstruksi ini dapat dilihat sebagai dua buah konstruksi junction PNP dan
NPN yang tersambung ditengah, ini tidak lain adalah dua buah transistor PNP dan NPN yang
tersambung pada masing-masing kolektor dan base.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya.
Operasi dari SCR bisa juga diperoleh dengan cara sederhana mengingat istilah dari 2
transistor. SCR bisa diperoleh dari NP dan PNP transistor, dimana kumpulan satu transistor
diperlihatkan.
Model ini diperoleh dengan membagi dua layar tengah didalam dua bagian terpisah SCR.
Aplikasi thyristor pada SCR memiliki 4 lapis (PNPN) yang menggunakan 3 kaki anoda,
katoda dan gerbang (gate).
Tabel 1. Perbandingan Transistor dengan Thyristor