Вы находитесь на странице: 1из 7

Tulisan ini adalah bagian terakhir dari rangkaian tulisan mengenai lingkaran Mohr.

Draft ini uda

mendekam semingguan lebih, karena ternyata penulisannya cukup memakan waktu


Rangkaian lengkap dari tulisan tentang interpretasi grafis dari tegangan menggunakan lingkaran Mohr
adalah sbb:
 Pengantar representasi tegangan dengan diagram Mohr
 Menurunkan persamaan lingkaran Mohr pada problem general
 Kalkulasi tegangan pada sumbu lokal (metode analitik)
 Kalkulasi tegangan pada sumbu lokal (metode grafik)
Sebagai bagian pamungkas dari rangkaian tulisan tentang lingkaran Mohr, saya akan membahas dua
metode grafis untuk menentukan tegangan pada sumbu lokal dari elemen.
Sebelum memulai pembahasan soal kedua metode tersebut, saya akan mengulas kembali soal konvensi
tanda yang saya gunakan dalam pembahasan ini.
Konvensi tanda positif dan negatif
Setiap kali akan memulai membuat lingkaran Mohr atau saat membaca buku-buku mekanika, perhatikan
terlebih dahulu konvensi tanda yang digunakan.
Ini penting karena seringkali buku yang satu dan yang lain memiliki konvensi tanda positif dan negatif
yang saling berkebalikan.
Pada posting ini, saya akan menggunakan tegangan aksial dan geser di elemen dibawah ini sebagai
positif dengan

Karena kita berbicara pada kasus khusus tegangan planar (lihat posting
sebelumnya), maka tegangan pada elemen hanya dibentuk oleh dua pasangan tegangan, dimana 2
pasangan tegangan tersebut adalah:
 Tegangan dan tegangan yang berputar berlawanan arah jarum jam terhadap titik pusat
elemen
 Tegangan dan tegangan yang berputar searah jarum jam terhadap titik pusat elemen
Bila menggunakan arah tegangan dan yang telah saya lakukan sebelumnya, maka tegangan
geser yang berlawanan arah jam adalah positif dan vice versa (cara a). Namun hasilnya adalah putaran
elemen di sumbu lokal dan di lingkaran Mohr yang tidak sinkron (saling berkebalikan).
Cara a

Ada 2 cara untuk mensinkronkan arah putaran elemen dan arah rotasi di lingkaran Mohr, yang pertama
adalah dengan membalik tanda negatif-positif dari tegangan geser di bidang Mohr (cara b)

Cara b

Atau cara kedua adalah dengan mengambil tegangan kearah bawah pada sumbu lokal sebagai positif
(cara c), ini adalah cara yang umumnya dilakukan, akibatnya adalah tegangan gesernya positif pada arah
putaran searah jarum jam

Cara c
Banyak buku, diktat, atau sumber lainnya yang menggunakan nilai positif untuk putaran searah jarum jam
(cara c), misalnya di wikipedia. Hal ini mereka lakukan karena mereka harus mensinkronkan arah dari
putaran sumbu lokal dengan arah putaran di bidang Mohr

Bingung ? Emang agak ngebingungin sih, untuk itu saya beri rangkuman singkat disini :
 Cara a, rotasi ke sumbu lokal, akan menghasilkan rotasi di diagram Mohr.
Disini tegangan geser yang berputar berlawanan arah jarum jam pada elemen adalah positif.
Perhatikan disini bahwa rotasi dari kedua gambar dikiri dan kanan saling berlawanan
 Cara b, agar arah rotasinya selaras maka kita bisa mengubah sumbu positif lingkaran Mohr kearah
bawah. Disini tegangan geser yang berputar berlawanan arah jarum jam pada elemen adalah positif.
Sekarang rotasi di sumbu lokal dan di lingkaran Mohr-nya sudah selaras
 Cara c, agar arah rotasinya selaras, kita bisa juga membalik arah positif di sumbu lokalnya
kearah bawah. Akibatnya disini tegangan geser yang berputar searah jarum jam pada elemen
adalah positif
Gimana ? Semoga rada lebih jelas ya, pada umumnya cara c adalah yang paling umum digunakan.
Sedangkan cara a adalah cara yang saya gunakan di posting sebelumnya.
Untuk selanjutnya saya akan menggunakan cara c untuk menggambarkan lingkaran Mohr di elemen.
Menentukan kondisi inisial tegangan
Hal yang menarik dari kedua pasangan tegangan di suatu elemen adalah keduanya selalu membentuk
sudut 90° satu sama lain.
Dari posting sebelumnya saya telah membuktikan bahwa rotasi sumbu lokal sebesar akan
menghasilkan rotasi sebesar (atau ) pada diagram Mohr-nya
Sehingga hasil penggambaran kedua pasangan tegangannya adalah dua buah garis yang kolinear
Pada posting sebelum ini saya sempat memberi contoh bagaimana caranya menggambar tegangan pada
lingkaran Mohr
Agar lebih clear, kali ini saya akan memberi contoh dengan menggunakan nilai numerik
Anggap kita miliki suatu elemen. Dengan nilai tensor tegangannya sbb :

Maka berdasarkan kesepakatan konvensi tanda yang saya jelaskan sebelumnya, maka bentuk
elemennya adalah sbb :

Hasil penggambaran lingkaran Mohr-nya adalah sebagai berikut :


Ini merupakan kondisi initial tegangan yang kita miliki pada bidang Mohr
Gambar diatas menunjukkan dengan jelas bahwa kedua pasangan tegangan yang berbeda 90° akan
memiliki perbedaan 180° di lingkaran Mohr-nya
Sebagai menu utama dari posting kali ini, saya akan coba cari besarnya nilai tegangan pada orientasi
lokal menggunakan 2 metode grafik Mohr, yaitu
 Metode sudut ganda (double angle approach)
 Metode titik penjuru (pole point approach)
Pendekatan sudut ganda (double angle approach)
Menggunakan metode ini kita dapat langsung mencari besarnya tegangan pada sumbu lokal karena kita
telah ketahui bahwa rotasi sebesar pada diagram Mohr berkorelasi dengan rotasi dari sumbu global
ke lokal
Sehingga hasil penggambarannya untuk adalah sbb
Tegangan di sumbu lokal pada dapat kita lihat dengan mudah dengan memutar lingkaran Mohr
sebesar
Besarnya tegangan di orientasi lokal dapat langsung dibaca di lingkaran Mohr-nya, saya tidak
tampilkan disini karena saya tidak membuat lingkaran Mohr-nya dengan skala yang presisi. Saya hanya
menekankan prinsip cara membuatnya yang saya kira cukup jelas dengan melihat gambar diatas
Hanya saja perhatikan kedua titik hasil akhirnya di orientasi lokal , kedua titik ini akan kita
bandingkan, apakah sama dengan hasil metode kedua
Pendekatan titik penjuru (pole point approach)
Pendekatan kedua dinamai dengan pole point approach, dinamai demikian karena secara grafis, ada
sebuah titik dimana seluruh tegangan pada orientasi lokal manapun akan berpotongan di titik ini
Cara membuatnya, titik penjuru ini dibuat berdasarkan dari 2 buah pasangan orientasi tegangan, dari
gambar sebelumnya, kedua orientasi tegangan yang kita miliki, yaitu sbb :
 Tegangan dan yang searah jarum jam. Tegangan ini bekerja pada bidang vertikal
 Tegangan dan yang berlawanan arah jarum jam. Tegangan ini bekerja pada bidang
horizontal
Kita cukup gambarkan bidang horizontal dan vertikal ini dari kedua pasangan tegangan diatas, sehingga
diperoleh pole point berikut
Kemanapun arah orientasi lokal tegangan, kedua pasangan tegangan tersebut akan selalu berpotongan
di titik tersebut. Itu alasannya titik tersebut disebut sebagai titik penjuru
Kemudian tegangan pada orientasi lokal dapat diketahui dengan membuat garis yang sejajar
orientasi lokalnya seperti dibawah ini
Gambar diatas menunjukkan dua titik yang merupakan kondisi tegangan pada orientasi lokal
menggunakan metode titik penjuru. Perhatikan pula bahwa kondisi tegangan di orientasi lokal ditentukan
dengan membuat garis yang sejajar dengan orientasi lokal pasangan tegangan yang bersangkutan
Bila kita tarik garis dari dua titik yang dibentuk lingkaran hijau diatas dan membandingkannya dengan
hasil yang diperoleh dengan metode pertama, dapat kita lihat bahwa garis tersebut sama persis dengan
garis di orientasi lokal pada lingkaran Mohr di metode pertama
Saya pribadi lebih menyukai metode pole point approach karena kepraktisannya, setelah
mengetahui pole point-nya, maka tegangan di orientasi lokalnya teramat mudah dihitung

Cukup dengan menarik garis yang sejajar orientasi lokal yang ingin dihitung dari pole point-nya
Saya akhiri dolo disini, cape juga ternyata buat posting yang harus banyak pake grafik, hehehe

Cheers

Вам также может понравиться