Вы находитесь на странице: 1из 9

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

UMKM KERIPIK SINGKONG CAP ‘‘SEMAR’’

Dosen Pengampu : Fahmi Arifan ST, M.Eng

Disusun Oleh

Aulya Akmala / 40040117640013

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

‘SEMAR’ANG

2018
BAB I

ANALISIS SITUASI

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah selalu menarik untuk dikaji, bukan hanya dari aspek
ketahanan, aspek pembiayaan, perolehan pinjaman atau dari aspek manajerial usaha. Pada era
globalisasi khususnya dengan adanya integrasi ekonomi di Asia Tenggara, yaitu penyatuan
ekonomi (Economic Union) yang menjadikan Asia Tenggara menjadi suatu komunitas
perekonomian dengan basis produksi tunggal membuat UMKM harus mampu mempertahankan
eksistensinya ditengah gempuran ekonomi global.

Salah satu UMKM yang ada di Jawa Tengah yaitu Keipik Singkong Cap ‘Semar’. Keripik
Singkong Cap ‘Semar’ merupakan produk yang diciptakan oleh Tuminah Larasati, yang baru
berdiri pada akhir desember 2016. Ia merupakan seorang ibu rumah tangga kelahiran ‘Semar’ang.
Keripik Singkong Cap ‘Semar’ memiliki kantor pemasaran sekaligus kantor produksi yang berada
di Jalan Tlogosari Raya No.17 Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang ‘Semar’ang Jawa
Tengah. UMKM Keripik Singkong Cap ‘Semar’ sendiri termasuk dari salah satu usaha home
industry yang berada di wilayah Tembalang. Keripik Singkong Cap ‘Semar’ ini berbahan utama
singkong dan pengolahannya seperti pengolahan keripik singkong pada umumnya, namun ada
perbedaan pada ‘Keripik Singkong Cap ‘Semar’’ ini yaitu kerenyahan pada keripik singkong
namun disertai rasa empuk saat dimakan karena penambahan baking soda pada saat perendaman.
Varian rasa dari keripik singkong hanya rasa original tanpa pemberian bumbu yang lainnya dan
tanpa penambahan penyedap buatan dengan sistem penjualan melalui pemesanan dengan telepon,
menjajakan secara keliling, maupun pengambilan untuk dijual di toko – toko kecil. Pengolahan
‘Keripik Singkong Cap ‘Semar’’ menggunakan proses pengolahan secara tradisional tanpa
penggunaan mesin bahkan media penggorengan keripik singkong tersebut masihlah menggunakan
kayu bakar sehingga menghasilkan sedikit aroma seperti kayu terbakar dan proses penirisan pun
masih sangat sederhana. Karena proses pemanasan minyak dengan menggunakan kayu bakar dan
penggorengan keripik singkong yang terus menerus membuat minyak goreng yang digunakan
menjadi mudah berubah warna dan menghasilkan minyak jelantah yang tidak sedikit. Hal tersebut
tentu bisa merugikan produsen karena minyak jelantah yang dihasilkan tidak sedikit, namun tidak
bisa dipakai kembali sebagai media penggorengan keripik singkong karena kandungan
karsinogenik yang dapat memicu kanker.
BAB II

SOLUSI PERMASALAHAN

Berkaitan dengan masalah yang sudah dijelaskan pada BAB I, yaitu pada penggunaan
minyak goreng dimana minyak yang telah digunakan akan berubah menjadi minyak jelantah dan
tidak bisa digunakan kembali. Minyak jelantah sendiri merupakan minyak limbah yang bisa
berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin
dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga
umumnya, dapat digunakan kembali untuk keperluan kuliner, akan tetapi bila ditinjau dari
komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik,
yang terjadi selama proses penggorengan. Minyak goreng sangat mudah untuk mengalami
oksidasi. Maka, minyak goreng berulang kali atau yang disebut minyak jelantah telah mengalami
penguraian molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun drastis, dan bila disimpan dapat
menyebabkan minyak menjadi berbau tengik. Bau tengik dapat terjadi karena penyimpanan yang
salah dalam jangka waktu tertentu menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida menjadi gliserol dan
FFA (free fatty acid) atau asam lemak jenuh. Selain itu, minyak goreng ini juga sangat disukai
oleh jamur aflatoksin. Jamur ini dapat menghasilkan racun aflatoksin yang dapat menyebabkan
penyakit pada hati. Penggunaan minyak berkali-kali dengan suhu penggorengan yang cukup tinggi
akan mengakibatkan minyak menjadi cepat berasap atau berbusa dan meningkatkan warna coklat
serta flavour yang tidak disukai pada bahan makanan yang digoreng. Kerusakan minyak goreng
yang berlangsung selama penggorengan akan menurunkan nilai gizi dan mutu bahan yang
digoreng. Namun jika minyak goreng bekas tersebut dibuang selain dapat mencemari lingkungan
juga dapat menyebabkan berkurangan nilai ekonomis pada suatu usaha, apalagi jika berbentuk
home industry. Kerusakan minyak akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi bahan pangan yang
digoreng. Minyak yang rusak akibat proses oksidasi dan polimerisasi akan menghasilkan bahan
dengan rupa yang kurang menarik dan cita rasa yang tidak enak, serta kerusakan sebagian vitamin
dan asam lemak esensial yang terdapat dalam minyak. Oksidasi minyak akan menghasilkan
senyawa aldehida, keton, hidrokarbon, alkohol, lakton serta senyawa aromatis yang mempunyai
bau tengik dan rasa getir. Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi, adisi dari asam lemak tidak jenuh. Hal ini terbukti dengan terbentuknya bahan
menyerupai gum (gelembung) yang mengendap di dasar tempat penggoregan.
Metode yang digunakan dalam pembersihan minyak jelantah agar bisa digunakan kembali
yaitu dengan metode penyaringan (filtrasi). Proses filtrasi ini sendiri adalah embersihan partikel
padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di
atasnya padatan akan terendapkan. Rentang filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana
hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang
lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau keduanya.

Dalam proses penyaringan sendiri sebetulnya sudah ada bahan untuk pembersih minyak
jelantah dan juga alatnya. Prinsip kerjanya bermacam – macam, berikut caranya :

a. Ada yang prinsip penggunaanya dengan memasukan mesin oil filter kedalam
penggorengan yang berukuran besar dan mesin akan otomatis menjernihkan minyak yang
tertampung dalam penggorengan. Prisnsip kerjanya yaitu dengan penyaringan
menggunakan filter paper yang berfungsi untuk memisahkan minyak dan kotoran dan
didalam mesin juga terdapat coumpoud yang berfungsi untuk menyerap asam lemak,
peroksida, dan polymer di dalam minyak setelah minyak telah bersih maka otomatis alat
akan memompa keluar menuju penggorengan. Mesin oil filter ini sendiri dijalankan dengan
tenaga listrik dan memiliki berat ± 8 kg dan berbentuk balok panjang. Kelebihan dari alat
tersebut karena praktis dalam penggunaan dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk
pembersihan minyak tersebut. Sedangkan kelemahan dari alat tersebut terletak dari harga
alat yang mahal dan tidak terlalu cocok untuk skala rumahan yang mempunyai modal
sedikit. Lebih cocok untuk skala pabrik karena fungsinya yang cepat dan ditaruh dalam
penggorengan dengan kapasitas besar.
b. Lalu penjernihan minyak jelantah sederhana menggunakan ampas nanas sebanyak 1 – 3 kg
yang sudah dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven ±160oC selama satu jam
hingga terbentuk karbon, setelah itu dihaluskan dengan blender, lalu serbuk ampas nanas
dimasukkan kedalam minyak jelantah yang telah disimpan dalam wadah besar dan
diamkan selama tiga jam. Setelah itu saring minyak menggunakan kain atau microfiber.
Perbandingan dari minyak dan ampas nanas adalah 3 liter ampas nanas berbanding 20 liter
minyak jelantah. Kelebihan dari metode ini karena biaya yang dikeluarkan tidak besar dan
juga ramah lingkungan karena memanfaatkan ampas nanas yang tidak terpakai. Sedangkan
kekurangannya adalah terletak pada waktu pembersihan yang lama jadi tidak seimbang
antara pembersihan minyak dengan penggunaan pada saaat penggorengan, lalu hanya
penggunaan wadah dari satu wadah ke wadah lainnya dengan tenaga manusia cukup
menyita waktu jika jumlah pekerja hanya sedikit. Disini penulis ingin menambahkan
mengembangkan alat yaitu dengan diberi microfiber pada atas wadah berbentuk persegi
agar minyak jelantah bisa disaring dulu sebelum dijernihkan oleh ampas nanas, lalu pada
salah satu sisi wadah diberi keran yang diselubungi oleh kain bersih dan akan dibuka jika
waktu penjernihan sekitar 3 jam telah selesai, dibawahnya sudah ada wadah lagi yang
berguna untuk menampung minyak yang telah disaring. Lalu minyak tersebut bisa
digunakan kembali untuk menggoreng.

https://www.mesinraya.co.id/img/big/1fdBe3/alat-penyaring-minyak-kecil-(oil-filter)-f-45_n1big.jpeg

Alat oil filter yang sudah ada


BAB III

METODE PELAKSANAAN

Sebelum saya melakukan penelitian pada home industry saya mencari informasi mengenai
UMKM pada bidang pangan melalui media internet dan diperoleh hasil Keripik Singkong Cap
‘Semar’ yang bertempat di Jalan Tlogosari Raya No.17 Kelurahan Tembalang Kecamatan
Tembalang ‘Semar’ang Jawa Tengah. Adapun proses pelaksanaanya adalah sebagai berikut.

3.1. Metode Penelitian

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang ada di home industry Keripik Singkong Cap
‘Semar’. Saya menggunakan alat tulis seperti ballpoint, kertas, smartphone, dan alas tulis untuk
metode ini.

3.2. Metode Interview

Metode interview atau yang kita kenal sebagai metode wawancara, yaitu suatu metode
pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan narasumber.
Interview merupakan alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara
lisan, untuk dijawab secara lisan juga, ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan
tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi. Dalam wawancara secara
mendalam ini dilakukan oleh peneliti terhadap informan yang menjadi objek dari penelitian ini
yaitu pemilik Keripik Singkong Cap ‘Semar’. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh
informasi yang ada relevansinya dengan pokok persoalan penelitian yaitu solusi dari permasalahan
yang ada di sebuah UMKM yang berhubungan dengan teknik kimia.

3.3. Metode Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif terdapat sumber data yang berasal dari bukan manusia seperti
dokumen berupa foto dan data statistik. Metode dokumentasi ini merupakan salah satu bentuk
pengumpulan data yang paling mudah, karena peneliti hanya mengamati benda mati dan apabila
mengalami kekeliruan mudah untuk merevisinya karena sumber datanya tetap dan tidak berubah.
Saya menggunakan media kamera pada smartphone dalam metode dokumentasi.
LAMPIRAN

Lampiran 1 - Denah Lokasi home industry ‘Keripik Singkong Cap ‘Semar’’

Lampiran 2 – Foto

Tampak depan home industry Keripik Singkong Cap ‘Semar’ yang berada di Jalan Tlogosari Raya
No.17 Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang ‘Semar’ang Jawa Tengah
Produk Keripik Singkong Cap ‘Semar’

Alat – alat dan proses pembungkusan keripik singkong yang masih sederhana

Proses penggorengan yang masih sederhana dan minyak jelantah yang terbuang
Mahasiswi (kiri) dengan Ibu Tuminah Larasati, pemilik (kanan) produk Keripik Singkong Cap
‘Semar’

Вам также может понравиться