Вы находитесь на странице: 1из 4

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2018 Almas Nur Prawoto
REFLEKSI KASUS 2016401061

Riwayat
Seorang wanita usia 31 tahun, menikah, G2P1A0, datang ke poli untuk kontrol
kehamilan minggu ke-37. Anak pertama lahir 7 tahun lalu secara spontan dengan berat lahir
3200 gr.
Riwayat Penyakit Dahulu: HT, jantung, DM, asma, dan alergi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga: HT (+), DM (+) pada ibu pasien
Riwayat menarche pada usia 13 tahun
Riwayat KB (+) IUD

Hasil Pemeriksaan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis, CA
(-/-). Pemeriksaan vital sign: tekanan darah 138/88 mmHg, nadi 91 kali/menit, RR 20
kali/menit, dan suhu 36,7oC. Pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen supel, NT (-). Pada
pemeriksaan USG didapatkan BPD=9,58 cm , AC= 35,4 cm dan TBJ= 3734 gr (sesuai untuk
masa kehamilan). GDS= 148 gr/dL, HbA1c= 6,5% dan protein urin (-). Pasien didiagnosa
kehamilan dengan DM preexisting. Pasien dilakukan persalinan SC dan diberikan terapi
Methyldopa 250 mg/8 jam, Vitamin B Complex 1 tab/12 jam, Ceftriaxon 1gr/12 jam dan
Misoprotsol 3 tab diberikan via rectal.

Pertanyaan
Bagaimanakah pentalaksanaan pada wanita hamil dengan DM preexisting?

Jawaban
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyulit medik yang sering terjadi selama kehamilan.
Diabetes pragestational atau preexisting adalah ibu hamil yang sudah diketahui mengidap
diabetes sebelum kehamilan. Diabetes mellitus tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin dengan
defisiensi insulin yang relatif sampai dengan suatu gangguan pada sekresi insulin yang disertai
resistensi insulin. Kriteria diagnosis untuk diabetes mellitus adalah:
 HbA1c ≥ 6,5% , atau
 Gula darah puasa ≥ 126 mg/dL (puasa seleama 8 jam), atau
 Gula darah 2 jam post prandial ≥200 mg/dL, atau
 Gula darah sewaktu ≥200 mg/dL
Pada pasien ini didapatkan HbA1c senilai 6,5%. HbA1c atau glycated hemoglobin
menggambarkan konsentrasi glukosa darah rata-rata selama 3 bulan terakhit. Jumlah
HbA1c yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi glukosa darah.
Saat terjadi kehamilan, placental hormones seperti human placental lactogen,
progesterone, prolactin, placental growth hormone dan kortisol dapat meningkatkan
resistensi insulin, hipoglisemia puasa dan hiperglisemia post prandial.

1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Almas Nur Prawoto
REFLEKSI KASUS 2016401061

Hiperglisemia pada trimester 3 menyebabkan terhambatnya sintesa surfaktan oleh sel


pneumosit II, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam pematangan paru janin (delayed
lung maturation) yang berakibat terjadinya respiratory distress syndrome pasca lahir.
Makrosomia diakibatkan oleh karena masuknya glukosa yang tinggi ke sirkulasi janin yang
mereangsang hiperplasia sel beta Langerhans janin sehingga terjadi hiperinsulin pada janin.

Risiko maternal dan perinatal akan meningkat dengan adanya


1. Vaskulopati: reitnopati, nefropati dan hipertensi
2. Regulasi glukosa yang jelek
3. Faktor prognostic yang jelek seperti ketoasidosis, pyelonefritis
Perawatan antenatal
a. Regulasi gula darah sangat penting selama perawatan kehamilan.
Kadar glukosa yang diharapkan selama hamil:

2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Almas Nur Prawoto
REFLEKSI KASUS 2016401061

Kadar rata-rata 100 mg/dL


Sebelum makan pagi < 95 mg/dL
Sebelum makan siang, makan malam, < 100 mg/dL
sebelum tidur
1 jam setelah makan < 140 mg/dL
2 jam setelah makan < 120 mg/dL
 Monitoring kadar glukosa darah (kapiler) harian, baik puasa, sebelum makan
dan saat menjelang tidur.
 Monitoring kadar glukosa darah (kapiler) 1 jam atau 2 jam setelah makan
 Pemeriksaan kadar HbA1c setiap semester <6%.
b. Terapi insulin
 Multiple insulin injection
 Continuous subcutaneos insulin infusion: diberikan secara kontinu.
c. Diet
 3 kali makan dan 3 kali makan ringan yang sehat
 Kalori: 30-35 kcal/kg sekitar 2000-2400 kcal/hari
 Memperhatikan komposisi makanan agar memiliki diet yang seimbang yaitu
karbohidrat 40-50%, kompleks dan tinggi serat protein 20%, lemak 30-40% dan
mengurangi makanan berlemak
d. Pemantauan janin: pemantauan janin dapat mencegah kelainan dan kematian pada janin
dengan mengukur profil Biofisik Janin, USG untuk memantau pertumbuhan janin,
amniosentesis bila diperlukan untuk memperkirakan maturasi paru janin.
Rencana Persalinan
Saat persalinan:
Pengelompokan risiko kehamilan dengan DM ini ditujukan ke arah risiko terjadinya
kematian janin dalam rahim.
1. Risiko rendah
a. Regulasi baik
b. Tidak ada vaskulopati
c. Pertumbuhan janin normal
d. Pemantauan kesejahteraan janin antepartum baik
e. Tidak pernah melahirkan mati (stillbirth)
Persalinan diperbolehkan sampai usia hamil 40 minggu.
2. Risiko tinggi

3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Almas Nur Prawoto
REFLEKSI KASUS 2016401061

a. Regulasi jelek
b. Ada komplikasi vaskulopati
c. Pertumbuhan janin abnormal (makrosomia)
d. Polihidramnion
e. Pernah lahir mati (stillbirth)
Pertimbangkan untuk persalinan pada usia hamil sejak 38 minggu (bila test maturasi
paru janin positif)
Cara Persalinan
1. Pada kasus risiko rendah diperbolehkan melahirkan ekspektatif spontan pervaginam
sampai dengan usia hamil aterm
2. Pada kasus risiko tinggi direncanakan terminasi pada usia hamil 38 minggu dengan
pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru janin. Cara persalinan tergantung
indikasi obstetrik.
3. Pada kasus dengan makrosomia dengan perkiraan berat janin lebih dari 4500 gr
dipertimbangkan untuk SC elektif.
Kesimpulan
Pada kasus ini didapatkan kehamilan dengan preexisting DM risiko tinggi yang
membutuhkan monitoring dan penatalaksanaan khusus pada antenatal care dan
persalinan.

REFERENSI
1. ACOG Practice Bulletin. Pregestational Diabetes Mellitus. Clinical Management
Guidelines for Obstetrician-Gynecologists. No. 60, March 2005.
2. Abadi, A. Panduan Penatalaksanaan Kehamilan dengan Diabetes Mellitus. POGI, 2010.
3. American Diabetes Association. Classification and Diagnosis of Diabetes. Diabetes
Care 2017;40 (Suppl. 1):511-524

Yogyakarta, 23 Febuari 2018


Dokter Pembimbing

dr. Supriyatiningsih, Sp.OG, M.Kes

Вам также может понравиться