Вы находитесь на странице: 1из 13

Kehangatan Silaturhami dengan Kiai Wajib Diteladani

Polresta Tangerang - Hari ini, Senin (24/7) Kapolres Kota Tangerang AKBP M. Sabilul
Alif, SH,S.Ik,M.Si bersilaturahmi kepada Kiai Uci Turtuci, pengasuh Pondok
Pesantren Al-Istiqlaliyah, Cilongok, Kecamatan Pasar Kemis.

Silaturahmi ke Kiai Uci dilakukan usai dirinya melaksanakan Pos Cisadane ( Polisi
Cinta Siswa, Mahasiswa, Pemuda dan Edukasi ), dengan menjadi pembina upacara di
SMAN 13 Kabupaten Tangerang, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang.

Kapolres mengungkapkan, silaturahmi berlangsung hangat. Bahkan, Kiai Uci


menyuguhkan sendiri jamuan kepadanya. Hal itu tentunya membuat kapolres amat
tersanjung. “ Seorang ulama besar menunjukkan kerendahan hatinya kepada saya
dan rombongan. Kiai Uci menunjukkan langsung teladan yang perlu kami contoh dan
implementasikan,” ungkap Kapolres.

Meski singkat, namun perbincangan dengan Kiai Uci berlangsung cair. Kapolres
dengan beliau diantaranya membahas soal faham radikalisme. “ Saya meminta beliau
untuk menjadi benteng akidah Islam yang murni, yang tidak terkontaminasi faham
garis keras,” ujar Kapolres.

Lanjut Kapolres, dirinya juga memaparkan programnya sebagai Kapolresta


Tangerang. Kiai Uci menyambut baik program yang dipaparkan. Bahkan Kiai Uci
mendukung penuh setiap program terutama program Pos Khidmat.
Tidak Percaya dan Bangga Dalam
Satu Hembusan Napas

Hari Rabu, 12 Juli 2017, saya mendarat di Bandara Ahmad Yani, Kota Semarang. Kedatangan saya ke
Kota Semarang dalam rangka mengisi orasi ilmiah Wisuda Taruna Akpol Angkatan 48 Detasemen
Hastadharma pada hari Kamis 13 Juli 2017.

Tiba di Semarang, saya disambut dan bertemu dengan kawan-kawan lama saya. Sungguh sebuah
kebahagiaan yang luar biasa bisa kembali bernostalgia bersama sahabat-sahabat tercinta. Saya juga
menyempatkan diri mencicipi makanan khas Semarang yaitu Soto Bangkong.

Sebenarnya, saya merasa tidak percaya diberi kepercayaan untuk menyampaikan orasi ilmiah. Saya
sendiri merasa belum pantas berdiri di podium menyampaikan orasi. Namun di sisi lain, kepercayaan
adalah bentuk ketulusan yang diberikan kepada saya. Rasa haru, bangga, dan sedikitnervous bercampur
aduk. Namun saya pastikan, saya siap melaksanakan amanat kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya.
Saya juga meminta doa dan mohon izin kepada pimpinan dan senior serta sahabat-sahabat agar saya
bisa menunaikan tugas ini dengan paripurna.

Orasi Ilmiah akan disampaikan esok hari. Saya beri judul orasi ilmiah saya dengan judul “Implementasi
Ilmu Kepolisian Untuk Kinerja Polri yang Profesional, Modern, dan Terpercaya”. Secara garis besar,
melalui orasi ilmiah itu, saya mengajak sahabat-sahabat Taruna Akpol dan anggota Polri secara umum
untuk bisa mengejewantahkan ilmu yang didapat selama masa pendidikan. Dengan demikian, tujuan
menciptakan anggota Polisi yang profesional, modern, dan terpercaya mudah-mudahan bisa tercapai.

Esok, di depan Taruna Akpol, saya siap memberikan orasi ilmiah. Semoga apa yang saya sampaikan
bisa bermanfaat dan memotivasi para taruna untuk tulus menjalankan tugas sebagai anggota polisi.
Sebab, para taruna nantinya akan langsung terjun dalam tugas dan akan langsung bersentuhan dengan
masyarakat. Saya sangat berharap, melalui orasi ilmiah ini, para taruna bisa mengimplementasikan ilmu
kepolisian yang mereka dapatkan agar kinerja polri menjadi lebih profesional, modern, dan terpercaya.

Niatkan setiap hembusan napas dan langkahmu hanya untuk ibadah. Polisi adalah profesi mulia dan
jalan menuju surga. Pangkat dan jabatan hanya sesaat, persahabatan selamanya.
Bumikan Asmaul Husna Dekatkan
Kecerdasan Spiritual dan Kesalehan
Sosial
Sebagai manusia biasa, polisi tentu tidak luput dari kekeliruan. Polisi bisa saja melakukan tindakan baik
yang berlawanan dengan hukum maupun dengan kaidah agama. Pendekatan kecerdasan spirtual
menjadi dasar agar polisi yang pada hakikatnya mahluk Tuhan bisa memiliki rambu agar senantiasa
berjalan di jalan yang benar.

Mengingat Tuhan adalah salahsatu cara agar kita semoga selalu diberi petunjuk oleh-Nya. Sebagai
Kapolres, tentu saya akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan saya. Untuk itu, dengan
segala ketulusan, saya mengajak anggota Polresta Tangerang untuk senantiasa mengingat dan
mendawamkan nama-nama Tuhan yang termaktub dalam Asamul Husna.

Membumikan Asmaul Husna di lingkungan Polresta Tangerang mudah-mudahan bisa menyegarkan dan
mengantar anggota menuju kecerdasan spiritual dan kesalehan sosial. Dengan kecerdasan spiritual dan
kesalehan sosial, saya berharap keberadaan polisi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Sebab, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama atau khairunnas anfauhum linnas.

Setiap pagi, saya ajak anggota membumikan Asmaul Husna di lingkungan Polresta Tangerang. Sebab
pagi adalah sosok belia yang wajib kita besarkan dengan doa-doa dan menebar kebaikan untuk sesama.
Membaca Asmaul Husna setiap pagi juga diharapkan bisa menjadi benteng anggota dalam
melaksanakan tugas.

Untuk pertama kali, Asamul Husna berkumandang di Polresta Tangerang. Senandung kalam Illahi
menyejukkan hati sehingga mudah-mudahan polisi bekerja penuh dengan pesan damai.

Membumikan Asamul Husna berkorelasi erat dengan program Kapolri Jendral Tito Karnavian. Program
Profesional, Modern, Terpercaya (Promoter) salahsatunya menekankan aspek kecerdasan spiritual.
Dengan kecerdasan spiritual, akan ada keseimbangan emosional dan meningkatkan kepekaan sosial.

Bekal itu harus dimiliki anggota Polri. Sehingga dalam pelaksanaan tugas, anggota Polri selalu
berpegang pada nilai-nilai suci agama, berpedoman pada hukum yang berlaku di Indonesia, dan
mengedepankan rasa kemanusiaan yang berkeadilan.
Saya Masih Belum Percaya
Hari ini, Rabu, 13 Juli 2017, berkat ridho Allah, saya baru saja memberikan orasi ilmiah di hadapan
Wisuda Taruna Akpol Angkatan 48 Detasemen Hastadharma di Gedung Cendika Akademi Kepolisian,
Kota Semarang. Saya tidak merasa sudah sempurna saat menyampaikan orasi ilmiah. Namun, saya
bersyukur karena diberi kepercayaan berdiri di mimbar mulia memberikan orasi ilmiah.

Ada perasaan yang tidak bisa saya jelaskan saat saya menutup salam tanda orasi ilmiah telah selesai
saya sampaikan. Entah perasaan apa namanya, namun di dalam dada saya ada bangga, tidak percaya,
haru, dan lain sebaganya.

Sejujurnya, saya masih belum percaya diberi amanat memberikan orasi ilmiah. Saya sadar betul,
kompetensi saya belum seberapa. Saya sebenarnya belum pantas berdiri di podium menyampaikan
ceramah ilmiah. Saya yakin, masih banyak anggota Polri yang memiliki kapabilitas melebihi kemampuan
saya. Namun kembali saya sampaikan rasa hormat dan terimakasih karena kepercayaan diberikan
kepada saya.

Orasi ilmiah yang saya bawakan diberi judul “Implementasi Ilmu Kepolisian Untuk Kinerja Polri Yang
Profesional, Modern, dan Terpercaya”. Kehadiran Akademi Kepolisian sebagai lembaga pendidikan
pembentukan bagi perwira kepolisian merupakan bukti bahwa ilmu kepolisian menjadi fondasi dalam
upaya Polri melaksanakan tugas pokok dengan langkah-langkah yang sistematis dan juga dilandasi
dengan kajian akademik.

Dengan demikian, harapan agar lembaga ini menghasilkan polisi yang profesional, cerdas, bermoral, dan
modern harus ditunjukkan dengan kinerja yang dapat memberikan solusi bagi terwujudnya keamanan
dan ketertiban masyarakat di negeri ini. Dengan begitu, implementasi ilmu kepolisian harus ditunjukkan
dengan kinerja Polri yang berkualitas.

Dalam orasi ilmiah itu di antaranya saya menyampaikan mengenai semangat kebangsaan kepada para
Taruna Akpol. Saya katakan, pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan
para pendiri bangsa (founding fathers). Sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan
nuansa kedaerahan yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya
dan karakter yang holistik sebagai bangsa. Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan
pemahaman, pandangan, dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh
rakyat Indonesia.

Terkait dengan sistem pendidikan di Akademi Kepolisian, sebagai lembaga pendidikan Polri Akademi
Kepolisian dituntut untuk melahirkan perwira kepolisian yang mempunyai karakter kebangsaan yang kuat.
Sebagai institusi yang saat ini dinilai sebagai salah satu penyangga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Akpol sebagai lembaga pendidikan pembentukan Polri mempunyai andil yang sangat besar.

Dalam waktu dekat, para wisudawan akan bertugas di seluruh penjuru Nusantara. Mereka akan langsung
terjun bertugas bersinggungan langsung dengan masyarakat. Anggota polisi bisa bersentuhan dengan
masyarakat dari latar belakang apa saja. Untuk itulah, wawasan dan semangat kebangsaan perlu dimiliki
anggota Polri. Agar dalam pelaksanaan tugas senantiasa berpedoman kepada nilai keadilan dan nilai
Bhineka Tunggal Ika.

Dalam kesempatan itu, saya juga menyampaikan pemikiran dan pengalaman saya saat bertugas yang
berkaitan dengan implementasi ilmu kepolisian untuk kinerja Polri yang profesional, modern dan
terpercaya. Menurut saya, dalam rangka mewujudkan kinerja Polri yang memenuhi harapan masyarakat,
harus diawali dulu dengan pendekatan ke masyarakat yang baik(social approach) dengan tiga
pendekatan, yaitu fisik, intelektual, dan emosional.
Fisik yaitu sering bertemu, intelektual yaitu sering diskusi atau sharing pemikiran, dan emosional, yaitu
sering berinteraksi melalui pertemuaan-pertemuan yang sering kita sebut silaturahmi dan anjangsana.

Saya sampaikan, polisi atau kepolisian jangan menjadi “Istana Barbie” atau “menara gading”, yang hanya
indah dipandang saja, namun tidak dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Polisi jangan menjadi
sosok yang ditakuti namun tidak dikagumi apalagi dicintai. Polisi harus senantiasa berinovasi sebab
dicintai masyarakat adalah kata kunci menuju kesuksesan

Saya ceritakan pengalaman saya membangun komunikasi dengan seluruh unsur masyarakat. Saya
sampaikan, polisi harus mampu menemukan chemistry dengan masyarakat agar ada keterikatan dalam
satu kesatuan dengan masyarakat. Setelah kita mampu menyatu dengan masyarakat barulah kita mulai
berpikir untuk meningkatkan pelayanan.

Saya juga membagi cerita mengenai awal mula gagasan pemilihan nama untuk program inovasi. Suatu
hari, ketika sedang menyusuri pelosok kampung, saya bertemu dengan kuliner kebanggaan kota Jember.
Sejauh memperhatian dan merasakan kuliner itu, kreasi di kepala saya perlahan-lahan mulai meracik
untuk menciptakan program inovasi yang mudah dikenal dan dihapal masyarakat Jember.

Dari sini muncul gagasan untuk memilih istilah tertentu sebagai ikon yang mudah dikenal masyarakat.
Hal ini merupakan jalan pemikiran yang sering digunakan oleh kalangan pemasaran, yaitu memilih nama
yang mudah dikenal atau nama yang ikonik. Akhirnya saya pilih nama “Jember Suwar-suwir” untuk
memudahkan masyarakat mengingat nama program inovasi Polres Jember.

Pengalaman itu saya ceritakan untuk menginspirasi dan memotivasi Taruna Akpol agar senantiasa
tanggap dengan keadaan di sekitar. Anggota polisi harus kreatif, inovatif, sekaligus peka terhadap
potensi dan situasi di sekitarnya. Seperti halnya saat saya melihat proses pembuatan suwar-suwir.
Kepala saya langsung berpikir kreatif membuat inovasi yang bisa menyentuh dan familiar di masyarakat.
Maka lahirlah berbagai program inovasi di Polres Jember dengan nama-nama khas makanan daerah,
yang menunjukkan lokalitas dengan harapan akan menjadi nama yang global.

Saya juga sampaikan raihan penghargaan saat saya menjabat sebagai Kapolres Jember. Saat itu saya
diberi penghargaan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman
Abnur. Penghargaan diberikan karena Polres Jember dan beberapa Polres lain di Jatim sebagai
percontohan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; baik melalui sistem IT, maupun
sinergitas antar-stakeholder.

Diceritakannya raihan penghargaan bukan untuk menyombongkan diri atau pencitraan. Namun sebagai
pelecut untuk meningkatkan ghirah para Taruna Akpol dalam menjalankan tugas sebagai anggota Polri.

Pendidikan pembentukan karakter di Akademi Kepolisian menjadi modal dalam pelaksanaan tugas. Di
lapangan, para Taruna Akpol akan memperoleh pelajaran baru, baik dari para senior, dari masyarakat,
maupun pembelajaran ketika melaksanakan tugas. Sama seperti yang saya alami, dan juga dialami oleh
para senior, pengalaman di lapangan yang dipadukan dengan dengan pengkayaan lewat pembelajaran
di kampus selama pendidikan akan menjadi kekuatan dalam memberikan pengabdian sebagai insan
Bhayangkara.

Semoga sedikit pengalaman dan pemikiran yang saya sampaikan dalam orasi ilmiah itu dapat menjadi
tambahan bekal nanti dalam pelaksanaan tugas. Tentu saja yang saya sampaikan masih jauh dari
sempurna, yang nanti akan dilengkapi dari pengalaman ketika berdinas, serta dari bimbingan para senior.

Dalam kesempatan ini dengan tulus dan rendah hati saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Kapolri, Bapak Kepala Lemdiklat Polri, Bapak Gubernur Akademi Kepolisian, para Gubernur Akpol pada
masanya, segenap Sivitas Akademika Akademi Kepolisian, para wisudawan Taruna Akpol Angkatan 48
Detasemen Hastadharana, serta semua pihak yang senantiasa mendukung dan saya dalam pelaksanaan
tugas.
Pelajaran Berharga Tentang Kesantunan
Alhamdulillah, hari ini saya diberi kesempatan bersilaturahmi dengan Kyai Tubagus Ahmad Syadzili.
Beliau adalah Pengasuh Pondok Pesantren As-Salafiyyah al-Qur’aniyyah di Komplek Kesultanan Sultan
Maulana Hasanuddin Banten. Banyak pelajaran berharga yang diberikan beliau kepada saya.
Salahsatunya mengenai nilai-nilai keagamaan yang penuh kesantunan. Sungguh pengalaman yang
berharga dan tak akan terlupakan bisa berbincang, bertukar pikiran, serta berbagi pengalaman bersama
beliau.

Nilai-nilai keagamaan yang mengedepankan aspek moral (ahlak) harus ditransformasikan dengan
perangai yang penuh pekerti. Kesahajaan itu nampak jelas ada pada diri beliau. Pesan beliau jelas,
persaudaraan umat Islam (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan antar anak bangsa (ukhuwah wathaniyah),
dan persaudaraan antar manusia (ukhuwahbasyariyah) harus tetap dipelihara.

Dalam silaturahmi itu, saya sempatkan berkeliling komplek mesjid dan areal kesultanan. Tidak lupa, saya
juga melaksanakan ziarah kepada Sultan Maulana Hasanudin. Semoga silaturahmi dan doa ini
membawa berkah sehingga saya senantiasa diberi perlindungan dan petunjuk-Nya dalam setiap langkah
saya saat melaksanakan tugas. Salam.
Pemimpin Harus Mendesain
Kedisiplinan
Alhamdulillah, sudah dua minggu saya menjabat sebagai Kapolresta
Tangerang. Di dua minggu itu, banyak pelajaran dan pengalaman berharga
yang saya dapat. Dua minggu itu dapat saya lalui termasuk ketika saya
dipercaya menyampaikan orasi ilmiah di hadapan Taruna Akpol di Semarang.

Hari ini, saya kembali fokus melaksanakan tugas sebagai Kapolresta


Tangerang. Memimpin anggota agar senantiasa melaksanakan tupoksi dan
program yang telah ditetapkan. Saya pun mengajak anggota agar meniatkan
setiap nafas dan langkah untuk ibadah termauk sebelum apel pagi membaca
Asmaul Husna.

Saya selalu ingatkan anggota agar tidak melupakan jati diri sebagai insan
Bhayangkara yang selalu siap melayani. Intinya, disiplin adalah segalanya.
Disiplin adalah modal menggelorakan program Tangerang Jawara (tangerang
jadikan wilayah aman,ramah,nyaman dan kreatif) untuk dipahami semua
anggota dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Lindungi Publik Dari Informasi Palsu
Hari ini, Rabu,tanggal 19 Juli 2017 Pukul 09.00 sd 11.00 WIB, Saya diberi
kepercayaan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten
Tangerang untuk menjadi pemateri dalam kegiatan Karya Latih Wartawan
(KLW). Tema yang disuguhkan pelaksana kegiatan seputar fenomena berita
bohong atau hoax. sebagai penegak hukum, polisi tentu memiliki kewajiban
melindungi publik dari paparan informasi palsu.

Kemajuan teknologi tidak bisa dihindari. Kita harus merespons gelombang


teknologi informasi dengan meningkatkan sumber daya manusia dan
kepekaan kita dalam mengindentifikasi informasi. Kemajuan teknologi juga
membuka celah penyalahgunaan. Salahsatunya sebaran berita hoax yang
lebih sering berdampak negatif buat masyarakat.

Saya tegaskan, akan menindak siapa saja yang menyebarkan berita palsu.
Sebab, berita palsu bisa meresahkan masyarakat dan bisa berujung
terjadinya konflik yang merenggangkan kehidupan bermasyarakat.

Di sisi lain, saya juga mengajak angggota Polresta Tangerang untuk aktif
bermedia sosial. Tentu bukan untuk narsis atau gagah-gagahan. Tapi semata
untuk berinteraksi positif dengan masyarakat agar polisi senantiasa ada di
tengah masyarakat. Di samping itu, keaktifan polisi di media sosial juga
sebagai bentuk cyber patrol. Agar sebaran hoax, ujaran kebencian, dan
potensi konflik atau keluhan masyarakat bisa langsung diketahui.

Terakhir saya tegaskan, polisi siap memerangi berita hoax!


Calon Pemimpin Bangsa dari
Pesantren
Santri dan santriwati adalah calon pemimpin bangsa. Banyak pemimpin besar
yang lahir dari kalangan pesantren salahsatunya KH Abdurahman Wahid atau
Gus Dur. Santri dan santriwati adalah generasi intelektual Islam yang tidak
hanya memiliki fungsi sebagai penyebar ajaran Islam. Namun juga sebagai
penyeimbang kehidupan berbangsa dan bernegara.

Saya berharap, akan kembali lahir pemimpin bangsa dari rahim pondok
pesantren. Saat lulus, santri tidak harus selalu menjadi ustadz atau
ustadazah. Namun, santri juga bisa memilih langkah mengembangkan minat
dan bakat agar turut berkiprah di bidang lain. Lulusan pesantren bisa saja
menjadi politikus, pebisnis, atau bahkan saya berharap ada santri dan
santriwati yang menjadi polisi. Dengan demikian, diharapkan, akan lahir
generasi yang mumpuni dalam profesi sekaligus memiliki budi pekerti.

Pesan di atas saya sampaikan saat saya memberikan materi kepada santri
dan santriwati di Pondok Pesantren Modern, Pekayon, Kecamatan Sukadiri,
Kabupaten Tangerang. Saya dorong kalangan santri agar berani bermimpi
dan belajar dengan penuh kesungguhan. Semoga apa yang saya sampaikan
bisa memotivasi santri agar tercipta generasi bangsa yang memiliki ketajaman
intelektual dan ketawadhuan spiritual. Salam.
Mengembalikan 8 Polsek dan Konsep
Gedung Pintar
Hari ini, saya didampingi unsurForkopimda Kabupaten Tangerang,Wakapolresta Tangerang, Pejabat
Utama Polresta Tangerang, dan Kapolsek jajaranmenerima kedatangan Tim Supervisi Mabes Polri yang
dipimpin Karo Lemtala Srena Polri Brigjen Pol Drs. Syamsul Sidik. Kedatangan beliau ke Mapolresta
Tangerang dalam rangka pemantapanmasuknya 8 Polsek ke wilayah hukum Polres Kota Tangerang,
Polda Banten.

Dalam kesempatan itu, saya memaparkanseputar wilayah hukum Mapolresta Tangerang. Saya
sampaikan, ada 8 polsek yang tadinya berada di bawah Polresta Tangerang beralih ke Polres Metro
Tangerang dan Polres Tangerang Selatan saat Polresta Tangerang beralih ke wilayah hukum Polda
Banten.

Kedelapan Polsek itu adalah Polsek Sepatan, Polsek Pakuhaji, dan Polsek Teluknaga yang saat ini
berada di wilayah hukum Polres Metro Tangerang. Sedangkan Polsek Cisauk, Polsek Pagedangan,
Polsek Curug, Polsek Legok, dan Polsek Kelapa Dua masuk ke wilayah hukum Polres Tangerang
Selatan.

Rencana kembali masuknya 8 polsek itu ke Polresta Tangerang tidak lepas dari aspirasi warga dan
Pemerintah Kabupaten Tangerang. Bupati Tangerang Bapak Ahmed Zaki Iskandar berujar, terbaginya
wilayah hukum membuat pemda mengalami kendala dan kesulitan dan membangun koordinasi. Bupati
bahkan meminta agar rencana itu segera direalisasikan.

Saya juga menjelaskan mengenai rencana pembangunan gedung Polresta Tangerang. Saya sampaikan,
konsep yang diusung untuk gedung adalah Intellegent Buildingatau gedung pintar. Konsep Intellegent
Building adalah konsep bangunan pertama di Indonesia. Dengan konsep itu, saya berharap, kantor
kepolisian tidak lagi terkesan mencekam hingga membuat kantor polisi ditakuti bukan dicintai.

Di samping itu, juga turut diagendakan pembangunan 3 polsek baru di wilayah hukum Polresta
Tangerang yakni Polsek Jayanti, Polsek Sukamulya, dan Polsek Sindang Jaya. Pembangunan gedung
yang dibiayai dana hibah Pemda Kabupaten Tangerang semoga bisa seiring sejalan dengan rencana
kembali masuknya 8 polsek serta agenda penambahan 3 polsek baru.

Semua rencana itu, semata-mata dalam rangka mengimplementasikan tugas dan memantapkan
pengabdian polisi kepada masyarakat. Sesuai pesan Karo Lemtala Srena Polri Bapak Brigjen Pol Drs.
Syamsul Sidik yang menekankan niat baik untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Semoga
niat tulus kami mengabdikan diri diberi kemudahan, doa, serta mendapat dukungan dari masyarakat.
Sebab, tanpa itu semua, kami bukanlah apa-apa.
Pos Khidmat Tingkatkan Peran
Masyarakat
Hari Jumat ini, saya kembali berkesempatan menunaikan solat Jumat
bersama masyarakat. Melalui program Polisi Ceramah Kamtibmas Setelah
Solat Jumat (Pos Khidmat), saya melaksanakan solat Jumat di Masjid Al-
Falahiyah, Desa Rajeg, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.

Sesuai dengan misinya, Pos Khidmat mengajak dan mengingatkan


masyarakat agar turut serta menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat.
Dalam kesempatan itu, saya sampaikan bahwa kegiatan Pos Khidmat akan
rutin dilaksanakan bukan hanya oleh Kapolres tapi juga oleh Kapolsek hingga
jajaran Binmas.

Prinsipinya, kegiatan Pos Khidmat adalah untuk meningkatkan peran serta


masyarakat. Keberadaan polisi sebagai penjaga kemanan perlu mendapat
dukungan seluruh elemen warga termasuk kalangan santri, ulama, dan tokoh
masyarakat. Sebab, memelihara keamanan pada dasarnya merupakan
tanggungjawab bersama.

Saya juga menyampaikan capaian polisi dalam mengungkap kasus kejahatan


setidaknya selama satu bulan terakhir. saya katakana, polisi berhasil
mengungkap kasus peredaran narkoba jenis sabu dan menyita ribuan botol
minuman keras.

Tidak lupa, saya ingatkan warga agar mewaspadai gerakan radikalisme.


Tegas saya katakan, tinggalkan apabila ada oknum ulama yang berfaham
radikal. Jauhi oknum ulama yang mengajarkan konsep jihad bunuh diri dan
membunuh sesama. Saya minta, warga melaporkan apabila mengetahui ada
oknum ulama atau siapa saja yang menyebarkan faham radikal terorisme
yang merongrong Pancasila dan coba mengganggu stabilitas NKRI.

Terakhir, saya menyampaikan agar seluruh warga senantiasa membantu


tugas-tugas kepolisian. Polisi tidak mungkin bekerja sendiri. Saya bangga bila
ada warga, santri, ulama atau siapa saja yang memiliki kesadaran menjaga
kemanan dan menjunjung tinggi ideologi Negara. Saya pastikan, akan tegas
terhadap oknum yang berniat merusak tatanan bangsa Indonesia.
Semai Kebaikan, Tuai Kekeluargaan

Usai melaksanakan Pos Khidmat di Masjid Al-Falahiyah, Kecamatan Rajeg,


saya diundang Haji Enju, salahsatu tokoh masyarakat setempat, untuk makan
siang. Undangan itu bukan sekadar jamuan makan siang. Namun merupakan
sebuah kehormatan.

Saya tersentuh dengan sikap ramah tuan rumah. Saya merasakan ketulusan
dan semangat kekeluargaan dari beliau. Semoga kesantuan Haji Enju
berbalas pahala Allah. Saya pun berharap, kegiatan Pos Khidmat senantiasa
menyemai benih kekerabatan demi peningkatan pelayanan.
Bangun Kebersamaan, Berikan Rasa
Aman
Tiap malam khususnya malam libur, kepolisian bersama TNI melaksanakan
patroli gabungan. Patroli dilaksanakan guna memastikan masyarakat
memperoleh rasa aman. Kegiatan patroli sendiri akan senantiasa dilakukan
setiap malam terutama pada malam libur.

Anggota polisi bersama sahabat TNI berpadu mengabdikan diri kepada


masyarakat. Patroli gabungan menunjukkan kolaborasi yang mudah-mudahan
bisa mengamankan kondisi. Sinergi TNI dan Polri juga semoga bisa
memotivasi masyarakat untuk turut terlibat menjaga kamtibmas.

Duet TNI dan Polri itu merupakan pernyataan tegas bahwa TNI dan Polri siap
membangun kebersamaan demi memberikan rasa aman dan nyaman kepada
masyarakat Kabupaten Tangerang. Salam.

Вам также может понравиться